Jonathans, Kornelius Rulli
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HUBUNGAN KEBERADAAN KOMUNITAS SEL DAN POLA KEPEMIMPINAN KRISTEN DENGAN PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK MUDA BERDASARKAN 1 TIMOTIUS 4:12 DI GEREJA BETEL INDONESIA TANJUNG DUREN JAKARTA Ricky, Djaja; Jonathans, Kornelius Rulli; Romika
The Way: Jurnal Teologi dan Kependidikan Vol. 10 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel The Way Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54793/teologi-dan-kependidikan.v10i1.139

Abstract

Karakter penting dalam setiap aspek kehidupan, demikian pula dengan anak muda. Karakter seorang anak muda dapat dilihat dari perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian mereka. Seharusnya anak muda sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, memiliki karakter yang mulia. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Anak muda yang masih dalam tahapan mencari jati diri, perkembangan karakternya dipengaruhi oleh lingkungannya. Gereja memiliki komunitas sel, yang seharusnya menjadi wadah untuk perkembangan karakter anak muda. Selain itu adanya pemimpin yang memiliki pola kepemimpinan yang berbeda-beda turut mempengaruhi perkembangan karakter anak muda. Melalui metode kuantitatif, peneliti berusaha meneliti hubungan keberadaan komunitas sel, dan pola kepemimpinan Kristen dengan perkembangan karakter anak muda di GBI Tanjung Duren. Didapati bahwa hubungan keberadaan komunitas sel memiliki nilai positif, kuat dan searah, dengan perkembangan karakter anak muda. Pola kepemimpinan Kristen juga memiliki nilai positif, kuat dan searah, dengan perkembangan karakter anak muda. Ketika kedua variabel tersebut digabungkan, ternyata memiliki nilai positif yang lebih kuat dengan perkembangan karakter anak muda. Hal ini berarti bahwa selama komunitas sel terjaga kualitasnya, dan pola kepemimpinan Kristen diterapkan dengan benar, maka perkembangan karakter anak muda di GBI Tanjung Duren akan meningkat.
Pola Asuh dan Kepemimpinan Spritual: Mendalami Makna Kegagalan Pola Asuh Samuel sebagai Pembelajaran bagi Rohaniawan Caroles, Jennery Delaila; Djiauw, Kuntjara; Sasongko, Yakob Arfin Tyas; Jonathans, Kornelius Rulli
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 5, No 2 (2024): NOVEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v5i2.168

Abstract

This study aims to identify critical aspects of parenting relevant to this context. The research focuses on parenting practices as spiritual leaders in the ministerial setting. It emphasizes the need for ministers to address discrepancies between their teachings and parenting practices while fostering an environment that supports mental and emotional well-being within the family. The research employs a qualitative descriptive approach and literature review to analyze parenting patterns within spiritual leadership. The findings highlight five key aspects derived from the analysis of the prophet Samuel's experiences: balancing ministry duties with emotional involvement, aligning teachings with actions, reflecting on and adjusting parenting strategies, creating an environment conducive to mental health, and fostering open communication within the family. In contemporary practice, these aspects can be implemented through balanced ministry schedules, demonstrating spiritual values through real-life examples, developing flexible parenting plans, cultivating a home atmosphere that promotes psychological well-being, and establishing warm and transparent dialogue with children.Abstrak:Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aspek penting pengasuhan yang relevan dalam konteks tersebut. Masalah penelitian berfokus pada praktik pengasuhan sebagai pemimpin spiritual dalam konteks pelayan Tuhan. Dalam kajian ini, pelayan Tuhan perlu mengatasi ketidaksesuaian antara ajaran dan praktik pengasuhan serta menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan emosional dalam keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kajian literatur untuk menganalisis pola asuh dalam kepemimpinan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui analisis pengalaman Nabi Samuel, terdapat lima aspek penting yang relevan dalam pengasuhan anak bagi pelayan Tuhan, yakni keseimbangan antara tugas pelayanan dan keterlibatan emosional, konsistensi antara ajaran dan tindakan, refleksi dan penyesuaian dalam pengasuhan, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental, serta komunikasi terbuka dalam keluarga. Implementasi kelima aspek ini meliputi penerapan jadwal pelayanan yang seimbang, memberikan teladan nyata dalam nilai-nilai spiritual, menyusun rencana pengasuhan yang fleksibel, menciptakan suasana rumah yang mendukung kesejahteraan psikologis, serta membangun dialog rutin yang hangat dan transparan dengan anak-anak. Kata Kunci: Pola Asuh, pemimpinan Spiritual, Samuel.
Kajian Teologis Tentang Mujizat dan Ketaatan Berdasarkan 2 Raja-Raja 7:1-2 Pinem, Sony; Rumeksa, Edhy; Yanthie, Eva; Jonathans, Kornelius Rulli
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 5, No 2 (2024): NOVEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v5i2.166

Abstract

This study aims to demonstrate that miracles do not contradict natural laws but instead operate in harmony with them through divine intervention prompted by obedience to God’s Word. The study begins with a conceptual analysis of miracles from various academic sources to establish an objective theoretical foundation. Subsequently, the interaction between miracles and natural laws is analyzed using C.S. Lewis’s approach, focusing on the argument that miracles function within the framework of natural laws through the role of obedience. A hermeneutical approach is applied to 2 Kings 7:1–2 using lexicographical and syntactical methods to uncover the meaning of the text within its historical and grammatical contexts. The findings reveal that miracles, while seemingly impossible by natural laws, can occur through divine intervention, with obedience serving as the primary catalyst. Additionally, insights from Stanley Milgram’s social psychology research are incorporated to analyze factors influencing obedience, offering practical perspectives on developing patterns of compliance in daily life. This study concludes that obedience to God’s Word is a critical factor in enabling miracles and contributes to a deeper theological and practical understanding of the relationship between obedience, natural laws, and miracles through divine intervention. Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa mukjizat tidak bertentangan dengan hukum alam, melainkan berjalan selaras melalui intervensi Allah yang dipicu oleh ketaatan kepada Firman-Nya. Kajian ini diawali dengan analisis konseptual mukjizat dari berbagai literatur akademis untuk memperoleh landasan teoritis yang objektif. Selanjutnya, hubungan antara mukjizat dan hukum alam dianalisis menggunakan pendekatan C.S. Lewis, dengan fokus pada argumen bahwa mukjizat bekerja dalam kerangka hukum alam melalui peran ketaatan. Pendekatan hermeneutik diterapkan pada 2 Raja-raja 7:1-2 dengan menggunakan metode leksikografis dan sintaksis untuk menggali makna teks secara historis dan gramatikal. Hasil analisis menunjukkan bahwa mukjizat, yang secara alami tampak mustahil, tetap dapat terjadi melalui intervensi Allah, dengan ketaatan sebagai faktor penggerak utama. Perspektif psikologi sosial dari penelitian Stanley Milgram juga diintegrasikan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ketaatan, memberikan wawasan tambahan terkait pembentukan pola ketaatan dalam kehidupan praktis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ketaatan terhadap Firman Tuhan merupakan elemen krusial dalam membuka ruang bagi mukjizat sekaligus memperkaya pemahaman teologis dan praktis tentang hubungan antara ketaatan, hukum alam, dan mukjizat melalui intervensi ilahi.Kata Kunci: 2 Raja-raja 7:1-2. Mukjizat, Hukum Alam, Ketaatan.
MOTIF KEBUTUHAN DAN PERTUMBUHAN ROHANI PELAYAN JEMAAT Jonathans, Kornelius Rulli
The Way: Jurnal Teologi dan Kependidikan Vol. 10 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel The Way Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54793/teologi-dan-kependidikan.v10i2.154

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of Need Motives on the Spiritual Growth of congregational servants. The need motives studied include high-level needs such as being loved and loving, being appreciated and appreciating, and self-actualization, which are compared with low-level needs, namely physiological and security. Using the Slovin formula and α = 5%, the researcher determined a sample of 80 respondents from a population of 100 congregational servants. This study uses a quantitative method with regression analysis to measure the effect of the Need Motive variable (X) on Spiritual Growth (Y). The results of the analysis show a regression equation Ŷ = 91.960 + 1.357X, with a correlation coefficient of 0.567 and a determination coefficient of 0.321 at a significance level of 5%. The regression coefficient of 1.357 indicates that there is a positive influence between Need Motives and Spiritual Growth. The interpretation of these results shows that congregational servants who have met high-level needs are better able to achieve better spiritual growth. In conclusion, the need motive plays a significant role in supporting the spiritual growth of congregational servants.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan Kontribusinya Bagi Pertumbuhan Gereja Pentakosta di Cililitan Simamora, Parasian; Nugroho, Andreas Eko; Jonathans, Kornelius Rulli
Jurnal Teologi dan Pelayanan Kerusso Vol 10 No 1: Jurnal Teologi & Pelayanan Kerusso - Maret 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33856/kerusso.v10i1.444

Abstract

This study aims to analyze the implementation of the ISO 9001 quality management system at the Pentecostal Church of Cililitan, which has faced a decline in congregation numbers in recent years. Effective and systematic management of church services is crucial to meet the spiritual needs of the congregation and to have a positive impact on society. Specifically, the decline in the number of congregants is caused by issues of ineffective leadership and poor internal communication. The research employs a qualitative approach with a case study method. Data was collected through in-depth interviews with church leaders, service staff, and congregation members, as well as document analysis related to the implementation of ISO 9001. A literature review was also conducted to understand how the quality management system can be applied in the context of religious organizations. The results of the study show that the implementation of ISO 9001 has made a positive contribution to the church’s organizational structure, including improvements in work procedures, enhanced internal communication, and strengthened leadership. The implementation of this system has helped create a more organized service environment, increased congregational satisfaction, and restored trust in the church leadership. However, the success of implementing this quality management system depends heavily on the commitment of the church leadership and the active involvement of all members of the organization. The conclusion of this study emphasizes that the implementation of ISO 9001 can significantly contribute to the growth of the church. With consistent implementation, the church can improve service quality and experience sustainable growth in the congregation. This study recommends that the church continue to strengthen leadership and communication aspects as part of the strategy to enhance service quality.
SINERGI ORANG TUA DAN GURU SEKOLAH MINGGU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ROHANI ANAK USIA DINI: TINJAUAN BIBLIS AMSAL 29:17 Caroles, Jennery Delaila; Nugroho, Andreas Eko; Jonathans, Kornelius Rulli
Metanoia Vol 7 No 2 (2025): Metanoia Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Duta Panisal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55962/metanoia.v7i2.190

Abstract

Keluarga merupakan organisasi terkecil diantara organisasi yang lainnya, keluarga yang sehat dan harmonis berdampak pada kerohaniannya juga sehat, Keluarga terdiri dari 2 katergori pribadi yaitu orang tua dan anak, memiliki saling ketergantungan satu sama lain. Anak-anak terlahir dari adanya orang tua dimana keberadaaan anak merupakan anugerah serta tanggung jawab dari setiap orang tua, dalam masa tumbuh kembang anak adalah kewajiban orang tua selain memenuhi kebutuhan dasar anak berupa sandang, pangan dan papan, penting juga adalah memberikan pendidikan yang layak bagi anak, baik Pendidikan formal maupun informal, terlebih pendidikan kerohaniaan. Tujuan Penelitian ini untuk mengedukasi orang tua & Guru Sekolah terhadap pentingnya panggilan, tugas dan tanggungjawab terhadap tumbuh kembangnya kerohaniaan anak, Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Dalam Pendidikan Dasar anak memang anak mendapatkan Pendidikan Agama namun hanya berupa teori saja perlu lagi edukasi yang mendalam terkait kerohanian. sebagai tambahan di setiap hari minggu ketika orang tua beribadah anak pun diikut sertakan dalam ajakan beribadah, hanya saja kebutuhan ibadah anak berbeda dengan kebutuhan ibadah orang tua, itu sebabnya anak sering di arahkan atau dibawa ke ruang sekolah minggu. Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan kerohanian anak merupakan hal yang penting untuk membentuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku pribadi anak. Dalam hal ini, peran orangtua dan guru sekolah minggu sangat penting bagi pertumbuhan kerohanian anak.
PENGARUH KEPEMIMPINAN GEMBALA DAN KETERLIBATAN ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI GEREJA LOKAL Rumeksa, Edhy; Jonathans, Kornelius Rulli; Sarjono, Haryadi
The Way: Jurnal Teologi dan Kependidikan Vol. 11 No. 2 (2025): Oktober 2025 (On Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel The Way Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54793/teologi-dan-kependidikan.v11i2.216

Abstract

The decline in congregation commitment to remain rooted in the local church, as reported by the Bilangan Research Centre and Pew Research Centre, represents a significant challenge for churches in maintaining member engagement. Spiritual dissatisfaction is a key factor driving members to other churches. Church leaders play a crucial role in creating an environment that fosters commitment. Leadership marked by care and compassion strengthens the relationship between leaders and congregants, encouraging commitment through the example of Jesus as described in John 10:4. This study aims to examine the influence of shepherd leadership based on John 10:4 and organizational involvement on fostering organizational commitment in the local church, specifically at Gereja Bethel Indonesia (GBI) Light of The City. The research method involves a survey using a Likert scale, measuring organizational commitment with Allen and Meyer’s instrument, and organizational engagement using the Utrecht Work Engagement Scale (UWES). The results show that shepherd leadership based on the principles in John 10:4 and the level of congregational engagement play a role in building organizational commitment within the local church. Shepherd leadership, when applied contextually and relationally, can strengthen the congregation’s commitment to the church. However, the influence of shepherd leadership on organizational commitment is not direct, but is mediated by the level of organizational engagement among the congregants.
Mengokohkan Nasionalisme di Kalangan Dewasa Muda Etnis Tionghoa melalui Penggembalaan Gereja Kuntjara, Kuntjara; Jonathans, Kornelius Rulli; Mesakh, Jacob
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 10, No 1 (2025): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2025
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52104/harvester.v10i1.299

Abstract

This study aims to examine the role of church shepherding in enhancing nationalism among young adult Chinese Indonesians. The background of this research stems from the persistent sense of apathy and alienation from national identity experienced by some in the younger Chinese Indonesian generation, largely due to a historical legacy of marginalization. The method employed is a Systematic Literature Review (SLR) by analyzing various scholarly sources relevant to the themes of pastoral care, ethnic identity, and nationalism within the context of the church and Indonesian society. The findings indicate that contextual, narrative, and restorative shepherding practices are effective in fostering national awareness through faith-based teaching integrated with Pancasila values, cross-cultural engagement, and the healing of collective memory. The discussion reveals that pastoral strategies addressing both social and spiritual identity holistically can cultivate a sense of national belonging without erasing ethnic heritage. The church holds great potential as a transformative social agent, empowering young adult Chinese Indonesians to become nationalistic, faithful, and actively engaged citizens. Thus, church shepherding plays a significant role in addressing the challenges of ethnic integration and in shaping nationalism in Indonesia. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran penggembalaan gereja dalam meningkatkan nasionalisme di kalangan dewasa muda etnis Tionghoa di Indonesia. Latar belakang penelitian ini didasari oleh adanya kecenderungan sikap apatis dan keterasingan identitas nasional yang masih dirasakan sebagian generasi muda Tionghoa akibat warisan sejarah marginalisasi. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan menganalisis berbagai sumber literatur ilmiah yang relevan dengan tema penggembalaan, identitas etnis, dan nasionalisme dalam konteks gereja dan masyarakat Indonesia. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggembalaan yang bersifat kontekstual, naratif, dan restoratif mampu membentuk kesadaran kebangsaan melalui pengajaran iman yang terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila, kegiatan lintas budaya, serta pemulihan memori kolektif. Diskusi menunjukkan bahwa strategi penggembalaan yang menyentuh identitas sosial dan spiritual secara holistik dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap bangsa tanpa menghilangkan jati diri etnis. Gereja memiliki potensi besar menjadi agen transformasi sosial yang menolong dewasa muda etnis Tionghoa menjadi pribadi yang nasionalis, beriman, dan siap berkontribusi dalam kehidupan berbangsa. Dengan demikian, penggembalaan gereja berperan signifikan dalam menjawab tantangan integrasi etnis dan pembentukan nasionalisme di Indonesia.
Pola Hidup Sehat Berdasarkan 1 Korintus 6:19-20 untuk Pencegahan Human Metapneumovirus Sirait, Endy Amos Todo Hasudungan; Halomoan, Yan Kristian; Manurung, Chrismas Eben E; Jonathans, Kornelius Rulli
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 6, No 1 (2025): MEI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v6i1.252

Abstract

This study aims to explore the role of healthy lifestyle and spiritual approach in preventing human metapneumovirus (HMPV) infection, a respiratory virus that attacks at-risk groups such as children, the elderly, and individuals with weak immune systems. Using a literature study method and a descriptive qualitative approach, this study examines medical literature and spiritual principles from 1 Corinthians 6:19–20. The results of the study indicate that the implementation of a healthy lifestyle, including personal hygiene, balanced nutrition, adequate rest, and physical activity, plays an important role in strengthening the immune system and reducing the risk of HMPV infection. The integration of medical and spiritual approaches has been proven to provide a more holistic prevention strategy, not only reducing the risk of infection but also increasing collective awareness in society. This study recommends that health education be integrated with religious values to form a comprehensive and sustainable healthy lifestyle culture. Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran pola hidup sehat dan pendekatan spiritual dalam pencegahan infeksi Human Metapneumovirus (HMPV), sebuah virus pernapasan yang menyerang kelompok yang beresiko seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan sistem imun yang lemah. Menggunakan metode studi pustaka dan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menelaah literatur medis dan prinsip-prinsip spiritual dari 1 Korintus 6:19–20. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan pola hidup sehat meliputi kebersihan pribadi, gizi seimbang, istirahat cukup, dan aktivitas fisik berperan penting dalam memperkuat sistem imun dan menurunkan risiko infeksi HMPV. Integrasi antara pendekatan medis dan spiritual teruji memberikan strategi pencegahan yang lebih holistik, tidak hanya mengurangi risiko infeksi tetapi juga meningkatkan kesadaran kolektif dalam masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan agar edukasi kesehatan diintegrasikan dengan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk budaya hidup sehat yang komprehensif dan berkelanjutan.Kata Kunci: HMPV, hidup sehat,penyakit , spiritualitas Kristen.
Pemikiran Teologis Galatia 5:16 Dalam Perspektif Spiritual Leadership sebagai Solusi Pencegahan Kejatuhan Moral Pemimpin Rohani Vivian, Elvan; Nugroho, Andreas Eko; Jonathans, Kornelius Rulli
Jurnal Teologi Cultivation Vol 8, No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v8i2.2628

Abstract

In recent decades, Christianity has been shaken by reports of moral failures among spiritual leaders. News of corruption, fraud, power struggles, and other scandals have flooded the media. However, the most shocking are the cases involving sexual misconduct by spiritual leaders. Churches and congregations have become victims of these leaders’ moral failures, resulting in shame, stress, depression, and even suicide among church members. Arising from this critical issue, the purpose of this study is to explore the theological insights of Galatians 5:16 and identify the solutions it offers. This research employs a library-based method, supported by interviews with two spiritual leaders and a hermeneutical analysis of Galatians 5:16. The findings reveal that walking by the Holy Spirit forms the foundation for ethical behavior among believers, especially spiritual leaders. Such ethical conduct can be actualized through consistent spiritual disciplines, which lead to four practical solutions for preventing moral failure.