Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Optimization Study Of Time And Mass Of Ketapang Fruit Shell Biosorbent in the Methylene Blue Batch Adsorption Process Meriatna, Meriatna; Zulmiardi, Zulmiardi; Nurlaila, Rizka; Suryati, Suryati; Hasfita, Fikri; Faisal, Faisal
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 5, No 3 (2025)
Publisher : Malikussaleh University, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v5i3.1000

Abstract

Ketapang fruit shell (Terminalia catappa) has shown potential as a low-cost, eco-friendly biosorbent for removing synthetic dyes from aqueous solutions. This study aimed to determine the optimum conditions for contact time and adsorbent mass of ketapang fruit shell in the adsorption of methylene blue dye. The research involved several stages: preparation and chemical activation of the fruit shells, batch adsorption experiments, analysis of adsorption capacity and efficiency, and optimization using the Response Surface Methodology (RSM). Characterization of the adsorbent was conducted using UV-Visible spectroscopy, Fourier Transform Infrared (FTIR) spectrosco-py, and Scanning Electron Microscopy (SEM) to analyze functional groups and surface morphology. The RSM approach was employed to evaluate the interaction effects of contact time and adsorbent mass, as well as to predict the optimal conditions for maximum dye re-moval. The optimum adsorption conditions were achieved at a contact time of 39.15 minutes and adsorbent mass of 0.416 g, resulting in an adsorption capacity of 1.935 mg/g and 100% removal efficiency. The regression model obtained from RSM was: Y= 35.13437  + 334.35597A – 1.67299B + 0.088354AB – 402.98656A² + 0.018207B², with  a coefficient of determination R² = 0.7857 (78.57%), indi-cating a good model fit. Furthermore, the adsorption behavior followed the Freundlich isotherm model, supported by an R² value of 0.787 (78.7%), suggesting multilayer adsorption on a heterogeneous surface. These findings confirm the effectiveness of ketapang fruit shell as a promising adsorbent for methylene blue removal in wastewater treatment applications.
Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu dengan Perekat Tepung Tapioka sebagai Bahan Bakar Alternatif Mei Yuni, Rafika; Faisal; Nurlaila, Rizka; ulfa, raudhatul; fibarzi, wiza ulfa
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 05 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-October 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i05.23949

Abstract

Tempurung kelapa dan serbuk gergaji dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan briket yang berpotensi menjadi bahan bakar pengganti. Briket merupakan arang yang dibuat dengan cara ditekan bersama perekat tertentu sehingga berbentuk padat. Pemakaian briket sebagai bahan bakar mampu memberikan energi panas dengan jumlah asap yang rendah. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang menjadi pembeda dari penelitian sebelumnya adalah Jenis Perekat yang digunakan yaitu Getah Pinus dan Perbandingan Bahan Baku. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh perbandingan arang tempurung kelapa dan arang serbuk gergaji pada karakteristik briket. Variabel yang dianalisis yaitu perbandingan arang tempurung kelapa terhadap arang serbuk gergaji. (30:70, 40:60, 50:50, 60:40 dan 70:30) Dalam penelitian ini, perekat yang digunakan adalah tepung tapioka. Proses pembuatan briket meliputi tahap persiapan bahan, proses karbonisasi, pencetakan briket, serta pengujian akhir. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa briket dengan kualitas terbaik terdapat pada perbandingan (50:50) dengan perekat 20%. Briket yang dihasilkan menunjukkan nilai kadar air sebesar 4,37%, kadar abu 6,43%, zat menguap 29,40%, karbon terikat 59,78% dan nilai kalor tertinggi 6039,91 kal/gr. Dan hasil nilai kalor paling rendah ditemukan diperbandingan (30:70) dengan perekat 20%, yaitu sebesar 5755,97 kal/gr.
EDUKASI PEMBUATAN VARIAN NUGGET MANIS, GURIH, DAN VEGETARIAN SEBAGAI SOLUSI SUMBER GIZI TERJANGKAU DI DUSUN GLEE MADAT DESA PALOH LADA DEWANTARA ACEH UTARA Rizki, Muhammad Nuzan; Masrullita, Masrullita; Safriwardy, Ferri; Fatimah, Fatimah; Habibi, Muhammad; Nurlaila, Rizka
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v3i1.13287

Abstract

Dusun Glee Madat, desa Paloh Lada, terletak di kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, provinsi Aceh, Indonesia. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh tani, buruh cuci, buruh kasar, dan PNS. Perekonomian dusun ini masih rendah, dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya terbagi menjadi keluarga berkecukupan/kaya, keluarga sedang, dan keluarga miskin. Meskipun demikian, masyarakat dusun Madat tetap berupaya mendapatkan makanan sehat dan bergizi. Salah satu solusi yang ditawarkan pada PKM ini adalah dengan membuat olahan nugget rumah tangga dengan varian manis, gurih, dan vegetarian yang terjangkau dan bergizi. Dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti daging ayam, ikan, sayur-sayuran, dan pisang masyarakat dapat menentukan bahan-bahan yang akan digunakan dengan memperhatikan aspek kesehatan. Olahan nugget secara rumahan juga memberikan kesempatan untuk bereksperimen dengan rasa dan bentuk yang berbeda sesuai dengan selera masing-masing. Masyarakat dusun Glee Madat diedukasi untuk fleksibel menambahkan sayuran, rempah-rempah, atau bahan lainnya dalam nugget rumah tangga, sehingga menghasilkan makanan yang lebih sehat dengan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan. Selain itu, nugget rumahan memungkinkan mereka mengontrol nutrisi yang dikonsumsi dengan memilih bahan-bahan segar dan mengurangi penggunaan bahan pengawet atau tambahan lainnya. Dengan menggunakan olahan nugget rumahan, masyarakat dusun Glee Madat dapat memenuhi kebutuhan makanan sehat dan bergizi secara terjangkau, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan asupan gizi yang baik kepada keluarga mereka. Melalui transfer ilmu ini, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dialami masyarakat dusun Glee Madat. Solusi tersebut meliputi edukasi tentang proses pembuatan nugget dengan varian manis dan gurih untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang terutama untuk anak-anak. Varian vegetarian juga diperkenalkan sebagai alternatif makanan rendah kolesterol dan asam urat. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi mengenai peluang pembentukan unit usaha penjualan nugget olahan rumah tangga dalam bentuk beku (frozen).
Penyuluhan Pemanfaatan Ekstrak Nikotin dari Limbah Puntung Rokok sebagai Bahan Pembuatan Insektisida di Desa Kenine, Bener Meriah Muarif, Agam; Fikri, Ahmad; Yulisda, Desvina; Razi, Ar; Mulyawan, Rizka; Zulnazri, Zulnazri; Nurlaila, Rizka; Amalia, Nabila; Ashari, Muhammad Rayhan
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v3i1.15648

Abstract

Puntung rokok mengandung beberapa senyawa kimia seperti hidrokarbon aromatik polisiklik, nikotin, logam berat dan arsenik yang dapat menjadi penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Nikotin yang terkandung dalam puntung rokok tergolong senyawa alkaloid utama yang aktif dan dapat mengendalikan beberapa jenis serangga, ulat perusak daun, maupun jamur karena berperan sebagai racun kontak. Limbah puntung rokok di Desa Kenine Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Bener Meriah biasanya dibuang dan dibiarkan berserakan tanpa dimanfaatkan menjadi produk yang lebih berguna. Penyuluhan pemanfaatan ekstrak nikotin dari limbah puntung rokok sebagai bahan pembuatan insektisida bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara pembuatan insektisida dari limbah puntung rokok. Pembuatan insektisida dimulai dengan melakukan ekstraksi terhadap limbah puntung rokok untuk mengambil ekstrak nikotin, kemudian dimanfaatkan sebagai sumber insektisida, serta menentukan dosis yang efektif dalam mengatasi hama penyerang tanaman. Kegiatan penyuluhan ini dapat menjadi salah satu solusi alternatif dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengatasi dan memanfaatkan limbah puntung rokok sebagai produk yang bernilai.
PENGARUH KEMATANGAN KULIT BUAH SUKUN TERHADAP PEKTIN YANG DIHASILKAN DENGAN PELARUT ASAM SITRAT Nurlaila, Rizka; Muarif, Agam; Nurfikasari, Dara; Fibarzi, Wiza Ulfa; Putri, Emilya Nirwana
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2023
Publisher : Chemical Engineering Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v12i2.13059

Abstract

Pektin merupakan biopolimer yang diperoleh melalui proses ekstraksi dari limbah buah-buahan. Pektin dipisahkan dari jaringan tanaman melalui proses ekstraksi, yaitu berupa proses pemisahan dari bahan padat atau cair dengan menggunakan pelarut asam. Kulit buah sukun diketahui memiliki kandungan pektin yang cukup tinggi sehingga memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan pektin. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit buah sukun menjadi produk pangan berupa pektin. Dalam penelitian ini akan membandingkan karakteristik pektin yang dihasilkan dari kulit sukun matang dan kulit sukun mentah menggunakan metode ekstraksi refluk dengan pelarut asam sitrat dengan konsentrasi 7 % sebanyak 500 mL pada suhu 95°C. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 170, 175,180, 185, dan 190 menit. Hasil penelitian menunjukkan rendemen tertinggi dihasilkan oleh kulit sukun mentah sebesar 41,068 % dengan waktu ektraksi selama 170 menit. Sedangkan kadar air terendah dihasilkan oleh kulit sukun matang dengan waktu ekstraksi selama 190 menit yaitu sebesar 1,78 %. Dalam hal kadar metoksil memiliki hasil yang sama menggunakan kulit sukun mentah dan matang. kadar galakturonat tertinggi diperoleh dari kulit sukun mentah dengan waktu ekstraksi 190 menit dengan perolehan kadar sebesar 81,06 %.
PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT TRASNPARAN DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda Citrifolia) SEBAGAI BAHAN ANTIOKSIDAN Meliyani Harahap, Nazwa; Suryati, Suryati; Sulhatun, Sulhatun; Masrullita, Masrullita; Nurlaila, Rizka
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 1 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i1.11142

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisa potensi kandungan buah mengkudu sebagai bahan antisoksidan pembuatan sabun mandi transparan, menganalisa kualitas sabun mandi transparan sesuai standar mutu yang dihasilkan dan mengkaji pengaruh waktu fermentasi pengolahan ekstrak buah mengkudu terhadap karakteristik sabun mandi padat transparan. Penelitian dilakukan dengan metode panas (fullboiled) proses saponifikasi yaitu memanaskan minyak kelapa dengan suhu 70„ƒ, selanjutnya direaksikan dengan larutan NaOH diaduk dengan magnetic stirrer. Ditambahkan asam stearat, etanol, gliserol, glukosa, dan DEA lalu dihomogenkan. Kemudian ditambahkan ekstrak buah mengkudu dengan variasi volume yaitu 10%, 20%, 30%, dan 40%. Dengan variasi waktu fermentasi ekstrak buah mengkudu 21 hari, 28 hari, 35 hari, 42 hari, dan 49 hari. Penelitian pembuatan sabun mandi ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang membedakan dengan yang sebelumnya adalah penambahan ekstrak buah mengkudu sebagai bahan baku dalam penelitian sabun antioksidan. Pada penelitian ini hasil yang didapatkan pH sabun transparan yang paling baik diperoleh pada sediaan waktu fermentasi 28 hari dengan volume ekstrak 40% sebesar 9,33, kadar air terendah ditujukan pada sediaan waktu fermentasi ekstrak 49 hari dengan variasi volume esktrak 10% sebesar 1,16%. Stabilitas busa tertinggi pada perlakuan persentase volume ekstrak buah mengkudu 40% dengan lama waktu fermentasi 49 hari, dan antioksidan kuat terdapat pada perlakuan variasi waktu fermentasi 49 hari sebesar 29,2%. Hasil penelitian ini adalah semakin tinggi persentase volume ekstrak buah mengkudu yang digunakan, maka pH yang dihasilkan semakin rendah begitu pula dengan stabilitas busa dan kadar air semakin tinggi persentase volume ekstrak buah mengkudu yang digunakan maka akan semakin tinggi.Kata Kunci :Antioksidan, Ekstrak, Mengkudu, Minyak, Sabun, Transparan, Persentase
KARAKTERISASI METIL ESTER DARI MINYAK KEPAYANG (PANGIUM EDULE REINW) MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KULIT JENGKOL (ARCHIDENDRON PAUCIFLORUM) Sitorus, Ika Pratiwi Berliana; Meriatna, Meriatna; Masrullita, Masrullita; Jalaluddin, Jalaluddin; Nurlaila, Rizka
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 3 No. 6 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Desember 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i6.11968

Abstract

Metil ester adalah salah satu jenis ester yang dapat digunakan sebagi bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terdiri dari ester monoalkil dari minyak nabati atau minyak hewani. Minyak nabati yang gunakan adalah Minyak kepayang (Pangium Edule Reinw). Penelitian tentang metil ester sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah pembuatan metil ester dari minyak kepayang (pangium edule reinw) dengan menggunakan katalis kulit jengkol dengan suhu kalsinasi 500oC dan waktu 4 jam. Penelitian ini bertujuan untuk memakai katalis heterogen yang didapat dari kulit jengkol yang di furnace pada suhu 500°C selama 4 jam untuk menghasilkan metil ester dari minyak kepayang. Metil ester dan gliserol diproduksi dari minyak dan metanol dengan proses transesterifikasi. Setelah itu, gliserol dan metil ester dipisahkan dan dimurnikan. Pengaruh dari variabel waktuk respons dan  dosis katalis di amati dalam penelitian ini. Yield maksimum pada 100 menit dan jumlah dosis katalis 5%, densitas hasil terbaik 0,878 mg/ml selama waktu reaksi 80 menit jumlah dosis katalis 4%,  dan viskositas yang terbaik adalah 2,52 cSt yang  merupakan karakteristik dari metil ester. Kadar air yang diproleh sebeser 0,02% selama waktu reaksi 60 menit Dengan berbagai jenis permainan yang lengkap, mulai dari poker, blackjack, hingga slot bertema menarik, indohoki77 memanjakan para pemain dengan beragam pilihan dengan jumlah dosis katalis 5% selama waktu reaksi 100 menit. Penelitian ini menunjukan bahwa katalis berbasis kulit jengkol dapat dimanfaatkan untuk produksi metil ester.
ADSORPSI ASAM LEMAK BEBAS CPO DENGAN ADSORBEN DARI LIMBAH CANGKANG KULIT TELUR AYAM Almahibi, Saif; Nurlaila, Rizka; suryati, Suryati; Muhammad, Muhammad; Bahri, Syamsul; Hafli, Teuku Mudi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 1 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i1.14784

Abstract

AbstrakPenggunaan limbah cangkang telur ayam sangat efisien dan ekonomis karena banyaknya konsumsi telur sehingga dapat dimanfaatkan menjadi salah satu sumber adsorben, kandungan CaCO3 yang tinggi memiliki potensi pada penjernihan minyak Crude Palm Oil. Minyak CPO adalah minyak yang masih mentah, dan juga masih mengandung zat pengotor dan asam lemak bebas yang tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh massa adsorben dan waktu kontak terhadap kualitas asam lemak bebas, bilangan peroksida, dan kadar air pada CPO. Untuk penelitian ini cangkang telur ayam dihaluskan terlebih dulu, lalu difurnace pada suhu 800oC selama 2 jam dan tidak diaktivasi kimia menggunakan HCl. Minyak CPO disiapkan kemudian dimasukkan adsorben yang telah diaktivasi dengan variasi massa adsorben 10 gram; 20 gram; 30 gram; dan 40 gram, kemudian aduk menggunakan stirrer dengan kecepatam 750 rpm dengan variasi waktu kontak 30 menit; 60 menit; 90 menit; dan 120 menit. Hasil terbaik penelitian ini pada massa adsorben 40 gram dengan waktu kontak 120 menit diperoleh penurunan kadar FFA 13,23% menjadi 5,09%, penurunan kadar air 1,2468% menjadi 0,15%, bilangan peroksida 11,66 mek O2/kg menjadi 5,00 mek O2/kg.
PEMODELAN PROSES PRODUKSI BIODIESEL MENGGUNAKAN APLIKASI HYSYS Ulfa, Tasya; ZA, Nasrul; Fibarzi, Wiza Ulfa; Nurlaila, Rizka; Ulfa, Raudhatul; Maulinda, Leni
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 2 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i2.14892

Abstract

Kebutuhan bahan bakar minyak bumi terus meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi energi dunia. Namun peningkatan tersebut tidak diimbangi dengan pasokan minyak bumi yang memadai. Hal ini dikarenakan minyak bumi merupakan bahan bakar yang tidak terbarukan karena proses pembentukannya memerlukan waktu yang cukup lama. Dibutuhkan sumber energi alternatif seperti biodiesel. Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi proses dalam produksi biodiesel adalah software HYSYS. Penelitian ini  sudah pernah dilakukan sebelumnya menggunakan reactive distillation, yang belum dipernah dilakukan adalah menggunakan reaktor CSTR dan Separator. Pemisahan yang terjadi pada Separator menghasilkan biodiesel dengan tingkat kemurnian sebesar 99,74%.Tingkat kemurnian biodiesel tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan metode reactive distillation yang hanya menghasilkan kemurnian biodiesel sebesar 98%. Dengan memanfaatkan CSTR dan Separator meningkatkan efesien dalam menghasilkan tingkat kemurnian biodiesel yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan perbandingan hasil yang menujukkan bahwa penggunaan CSTR dan Separator lebih baik dibandingkan reactive distillation. CSTR memiliki kelebihan yaitu operasi secara kontinyu, pengontrolan temperatur yang mudah dan biaya operasi relatif murah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa simulasi pada proses produksi biodiesel menggunakan CSTR dan Separator pengganti reactive distillation. Penggunaan CSTR dan Separator dalam produksi biodiesel dapat memberikan manfaat yaitu penghematan energi dimana energi yang keluar dari CSTR sebesar 307,6oC dapat digunakan kembali pada heat exchanger sebesar 192oC sehingga tidak  ada energi yang terbuang sia-sia sehingga biaya produksi akan menjadi lebih efesien. Pemisahan yang terjadi pada Separator menghasilkan biodiesel dengan tingkat kemurnian sebesar 99,74% lebih tinggi dibandingkan dengan metode reactive distillation yang hanya menghasilkan kemurnian biodiesel sebesar 98%.
PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN OBAT NYAMUK BAKAR DENGAN PENAMBAHAN BATANG SERAI WANGI (Cymbopogon Nardus L.) Adli, Muhammad Fathur; Sylvia, Novy; Masrullita, Masrullita; Nurlaila, Rizka; Zulnazri, Zulnazri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 2 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i2.14898

Abstract

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan kembali sisa kertas yang tidak terpakai lagi menjadi sebuah produk yaitu obat nyamuk bakar dan untuk mengkaji pengaruh perbandingan volume bubur limbah kertas HVS dengan volume batang serai terhadap pembuatan obat nyamuk bakar. Penelitian ini menggunakan metode sederhana dengan variabel bebas  limbah bubur kertas HVS 65 gr, 70 gr, 75 gr, 80 gr dan batang serai wangi 20 gr, 25 gr, 30gr, 35 gr dengan jumlah perekat tepung tapioka 20 gr. Penelitian pembuatan obat nyamuk bakar ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang membedakan dengan sebelumnya adalah kandungan bahan baku yang digunakan yaitu bahan baku limbah HVS dan batang serai wangi dengan penambahan perekat tepung tapioka sebagai bahan baku dalam pembuatan dalam penelitian obat nyamuk bakar. Hasil yang didapatkan yaitu dari uji Resistance Index (SRI) menghasilkan produk obat nyamuk bakar yang memiliki ketahanan atau tidak mudah patah saat dijatuhkan dari ketinggian 1 meter. Berat satuan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan memiliki berat persatuan berkisar 12,2-14,7 gr. Sedangkan perlakuan 60 gr (20 gr, 25 gr, 30 gr, 35 gr) belum memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan masing-masing sebesar 10-11,3 gr. Kadar air produk telah memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan memiliki kadar air sebesar 1 % sampai 3,5 %. Lama bakar produk telah memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan memiliki waktu terbakar selama 7 jam 5 menit - 7 jam 41 menit. Keutuhan produk dengan telah memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang utuh atau tidak mudah patah. Kesimpulan yang di dapat pengaruh perbandingan antara volume bubur limbah kertas, serai wangi dan perekat sangat mempengaruhi terhadap produk yang dihasilkan yang memenuhi standar industri indonesia (SII).