Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH PERBANDINGAN KONSENTRASI BAHAN BAKU PEKTIN BUAH PISANG DAN KONSENTRASI TEPUNG TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK EDIBLE FILM Ismi, Aulia; Nurlaila, Rizka; Fibarzi, Wiza Ulfa; Masrullita, Masrullita; Suryati, Suryati; Retnowulan, Sri Rahayu
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 6 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-December 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i6.16640

Abstract

Edible film ialah lapisan tipis yang dapat dikonsumsi yang terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk manusia. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi karakteristik dan kualitas edible film terhadap variasi bahan baku yaitu pektin buah pisang dan tepung tapioka. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan yaitu nenggunakan tahap pembuatan edible film dilakukan dengan cara mencampurkan dan memanaskan pektin buah pisang dan tepung tapioka terhadap masing-masing berat 4 gram dan 100 ml aquades kemudian masing-masing larutan dicampurkan dengan variasi perbandingan yang telah ditentukan kemudian dicampurkan dan diaduk hingga tercampur selama 30 menit disuhu 75°C kemudian tuang kedalam cetakan kaca dengan ukuran 19×9 cm kemudian dioven selama satu hari dengan suhu 65°C. Penelitian ini menggunakan variasi perbandingan konsentrasi pektin dan tepung tapioka pada 1:4 (v/v), 2:3 (v/v), 3:2 (v/v), 4:1 (v/v). Pada penelitian ini didapatkan nilai kuat tarik dan elongasi yaitu 12,36 Mpa dan 4,5%, pada perbandingan pektin dan tepung tapioka sebanyak 4:1 (v/v) didapatkan nilai kadar air, ketebalan dan derajat swelling berturut-turut yaitu 5,613%, 0,16 mm dan 32,328%. Berdasarkan hasil uji Fourier Transform Infra Red (FTIR) edible film dengan pektin buah pisang dan tepung tapioka memiliki kandungan dengan panjang gelombang pada 3284,21 cm-1 merupakan gugus fungsi hidroksil (-OH) dan kemudian panjang panjang gelombang 996,59 cm-1 merupakan gugus fungsi karbonil (-C=O). Hasil uji FTIR menunjukan bahwa edible film yang telah disintesis memiliki panjang gelombang yang serupa dengan bahan baku penyusunnya.
Pektin dari Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana): Studi Pengaruh Variabel Ekstraksi pada Hasil dan Karakteristiknya Nurlaila, Rizka
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v7i1.12404

Abstract

Peningkatan  produksi pisang telah mengakibatkan bertambahnya limbah dari tanaman pisang. Pemanfaatan kembali limbah pertanian merupakan terobosan dalam bidang Teknologi pertanian dengan meminilmalkan pemborosan dan kerugian dalam produksi pertanian, melalui pemanfaatan hasil tanaman yang tidak dapat dijual atau dimakan yaitu kulit pisang yang bisa dijadikan sebagai bahan mentah dalam proses pembuatan pektin. Kulit pisang dapat diaplikasikan sebagai bahan dasar untuk memproduksi pektin yang dapat dimanfaatkan dalam Industri pangan khususnya. Pektin merupakan senyawa heteropolisakarida bersifat asam yang terdapat dibagian dinding sel primer tumbuh-tumbuhan yang larut dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi sumber pectin. Variabel yang digunakan untuk mencapai hasil dalam riset ini adalah temperatur (70, 80, dan 90°C) dan waktu ekstraksi (70, 80, dan 90 min), pelarut asam Klorida (HCl)0,1N danmenggunakan metode ekstraksi refluks. Berdasarkan hasil riset titik optimum didapat dengan penggunaan variabel waktu ektraksi adalah 90 min dan temperatur ektraksi adalah 90o dengan hasil uji analisa kadar pektin 26,0290%, berat ekivalen 800 mg, kadar metoksil 9,30%, kadar asam galakturonat 71,19%, kadar air 1,5839 dan derajat esterifikasi 73,44%.
SINTESIS BIODIESEL DARI BIJI BUAH KETAPANG (Terminalia catappa Linn) MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI IN SITU MENGGUNAKAN KATALIS HOMOGEN (NaOH) Sofiyani, Nurwardina; Zulmiardi, Zulmiardi; Meriatna, Meriatna; Hakim, Lukman; Nurlaila, Rizka; Muarif, Agam
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 3 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-June 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i3.14119

Abstract

Bahan bakar pengganti diesel yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui, umumnya diperoleh dari minyak tumbuhan dan lemak hewan. Tumbuhan Ketapang memiliki kadar minyak sekitar 60%, yang mengandung trigliserida dan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk biodiesel. Transesterifikasi in situ adalah penyederhanaan dari metode konvensional yang menghapus langkah-langkah ekstraksi minyak, degumming, dan esterifikasi yang bertujuan untuk mempersingkat proses produksi biodiesel. Penelitian produksi biodiesel dari biji buah ketapang sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun pada penelitian ini pengolahan biodiesel dari biji buah ketapang dilakukan melalui proses transesterifikasi in situ. Pada penelitian ini sintesis biodiesel dari minyak biji ketapang (Terminalia catappa L.) melalui proses transesterifikasi in situ menggunakan katalis NaOH. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh perbandingan berat biji ketapang terhadap solven (metanol) dan variasi waktu reaksi terhadap karakteristik biodiesel yang dihasilkan serta mengkaji biodiesel yang dihasilkan dengan menggunakan alat Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dan menganalisa gugus fungsi metil ester menggunakan alat Fourier Transform Infra Red (FT-IR). Variabel bebas yang dipelajari adalah variasi perbandingan metanol:biji ketapang (1:20, 1:30 dan 1:40 %mol) dan waktu reaksi transesterifikasi in situ (120, 150, 180 dan 210 menit) dan diamati pengaruhnya terhadap kadar air, yield, densitas, viskositas, FFA, GC-MS, dan FT-IR. Yield tertinggi didapatkan pada variasi perbandingan 1:20 dengan waktu reaksi 210 menit sebesar 22,358 %mol dan hasil GC-MS pada variasi perbandingan 1:40 waktu reaksi 210 menit diperoleh asam oleat sebagai metil ester tertinggi adalah 50,08%.
KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN PEKTIN PISANG DAN PLASTICIZER GLISERIN Nurlaila, Rizka; Ramadhana, Maqfirah; Ulfa, Raudhatul; Hakim, Lukman; Zulnazri, Zulnazri; Retnowulan, Sri Rahayu
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 2 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Mei 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i2.16864

Abstract

Saat ini, banyak kemasan yang dapat dimakan, yang dikenal sebagai edible film, telah dibuat bersamaan dengan makanan yang ditutupinya. Zat tipis yang disebut Edible Film digunakan untuk menutupi atau membungkus makanan dan obat-obatan sehingga memiliki masa simpan yang lebih lama dan dapat dimakan bersama atau dipisahkan sebelum dikonsumsi. Untuk memastikan kualitas Edible Film sesuai dengan Standar Industri Jepang (JIS), penelitian ini akan menyelidiki dampak penambahan gliserin (2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml) pada bahan baku Edible Film, yaitu pektin pisang (1 gr, 2 gr, 3 gr, dan 4 gr). Pengujian kadar FTIR dan metoksil dalam pektin pisang merupakan langkah pertama dalam proses tersebut. Setelah itu, Edible Film dibuat dan variabel dependen kadar air, ketebalan, swelling, kekuatan tarik, dan perpanjangan diperiksa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kadar air, ketebalan, swelling, kekuatan tarik, dan perpanjangan Edible Film yang terbuat dari pektin pisang dan Plasticizer gliserin bervariasi berdasarkan standar. Namun pada pengujian swelling terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi standar JIS yaitu sampel 1;2, 2;2, 3;2, 4;2, dan 4;4. Sedangkan pada pektin pisang sebanyak 2 gr dan gliserin sebanyak 8 ml, dimana kadar air sebesar 0,2386%, swelling sebesar 4,09593%, tebal sebesar 0,04 mm, kuat tarik sebesar 0,07 MPa, dan perpanjangan sebesar 138% diperoleh hasil penelitian terbaik.
ADSORBEN KARBON AKTIF DARI KULIT TANDUK KOPI (ENDOCARP) DIAPLIKASIKAN PADA ZAT WARNA METHYLENE BLUE Purna Irawan, Faisal Dwi; Muhammad, Muhammad; Mulyawan, Rizka; Nurlaila, Rizka; Bahri, Syamsul
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 3 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-June 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i3.17297

Abstract

Methylene blue adalah zat pewarna yang sering digunakan pada industri tekstil. Karena sangat stabil, pewarna sulit rusak secara alami dan berbahaya bagi lingkungan jika digunakan dalam konsentrasi tinggi. Metode yang terbaik cara untuk mengatasi masalah pencemaran zat warna methylene blue adalah dengan menggunakan karbon aktif untuk adsorbsi. Salah satu jenis biomassa dapat digunakan membuat adsorben karbon aktif ialah limbah kulit (endocarp) tanduk kopi. Penelitian ini sebelumnya sudah pernah dilakukan dengan menggunakan kulit singkong dengan activator HPO3. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh lama waktu kontak dan bahan pengaktifan terhadap terhadap penyisihan zat warna Methylene blue. Proses pembuatan karbon aktif menggunakan pada suhu karbonisasi 500oC selama 1 jam. Kemudian diaktivasi  menggunakan NaOH 2, 3, 4 M selama 24 jam. Kemudian diuji kadar air, kadar abu, dan Volatile matter, fixed carbon dan uji adsorbsi karbon aktif terhadap Methylene blue, karakterisasi karbon aktif menggunakan Scanning Electron Microscope - Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS). Hasil penelitian menunjukkan kadar air 2.539%, kadar abu 5.510%, Volatile matter 22.404%, Fixed carbon 69.546%, kapasitas penyerapan dan efesiensi penyerapan pada konsentrasi Methylene blue 15 ppm adalah 2,9090 mg/g dan  98,9063% serta kapasitas penyerapan 5,856 mg/g dan efesiensi penyerapan pada konsentrasi Methylene blue 30 ppm adalah 5,8968 mg/g dan 99,2630%.
PEMBUATAN BRIKET DARI CAMPURAN CANGKANG BIJI KARET DAN LIMBAH PADAT KELAPA MUDA DENGAN VARIASI PEREKAT TAPIOKA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF SARAGIH, SINTA DEWI; Zulnazri, Zulnazri; ZA, Nasrul; Faisal, Faisal; Nurlaila, Rizka
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 3 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-June 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i3.18987

Abstract

Biomassa merupakan salah satu dari sekian banyak sumber energi alternatif yang ada di Indonesia. Briket dibuat dengan cara mengolah arang tempurung kelapa menjadi arang dan dipres atau dibentuk menggunakan mesin. Penelitian sebelumnya telah menggunakan briket arang dari cangkang biji karet sebagai energi terbarukan. Penelitian ini menggunakan variasi cangkang karet dan limbah padat kelapa muda yang divariasikan dengan beberapa konsentrasi perekat tepung tapioka untuk memenuhi standar SNI. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana pengaruh rasio campuran antara cangkang biji karet dan arang limbah padat kelapa muda mempengaruhi kualitas briket, mengkaji bagaimana pengaruh % bahan perekat mempengaruhi kualitas briket, mengetahui standar pembuatan briket guna mengetahui kualitas terbaik dari briket yang dihasilkan dengan melakukan beberapa uji. Metode pirolisis digunakan untuk membuat briket arang untuk mengubah bahan baku dari zat organik menjadi karbon. Studi ini melakukan uji proximate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan bahan cangkang biji karet dengan limbah padat kelapa muda 75:25 dengan konsentrasi 10% perekat memberikan kualitas briket arang terbaik yang memiliki karakteristik: kadar air 3,728%, kadar abu 6,861%, volatile matter 13,807%, fixed carbon 75,604% dan nilai kalor sebesar 7.152 cal/g. Melihat dari hasil penelitian ini memiliki karakteristik yang bagus dan tidak mudah hancur serta tidak bejamur bila disimpan. Pemilihan limbah padat kelapa muda kurang tepat jika dijadikan bahan dalam pembuatan briket dan tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan perekat pada pembuatan briket, karena penggunaan tepung tapioka sebagai perekat tebukti dapat meningkatkan kualitas briket yang dihasilkan.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Pegagan (Centella Asiatica (L). Urb) dan Decyl Glucoside terhadap Karakteristik dan Aktivitas Bakteri Staphylococcus Aureus pada Sabun Pembersih Wajah Allawiyah, Annisa Zaen; Suryati, Suryati; Nurlaila, Rizka; Masrullita, Masrullita; Sulhatun, Sulhatun; Julinawati, Julinawati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 1 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i1.19568

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk analisa karakteristik sabun pembersih wajah anti bakteri Staphyloccocus Aureus dari ekstrak pegagan dan decyl glucoside. Metode ekstraksi pegagan akan menggunakan teknik ekstraksi maserasi. Ekstrak pegagan divariasikan 10%, 15%, 20%, 25%, dan decyl glucoside 10%, 15%, 20% dan 25%. Karakteristik produk akan dievaluasi densitas, viskositas, stabilitas busa dan aktivitas bakteri Staphyloccocus Aureus pada sabun.. Hasil penelitian ini memiliki 16 sampel yang telah diuji dan menghasilkan sabun cair wajah yang memenuhi standart SNI menurut densitas, viskositas dan stabilitas busa. Sabun wajah diuji aktivitas hambat bakterinya terhadap 4 sampel terbaik terhadap bakteri Staphyloccocus aureus yaitu  pada konsentrasi 10% menghasilkan nilai hambat sebesar 12,5 mm, pada 15% yaitu 14 mm, pada konsentrasi 20% yaitu 15mm dan pada konsentrasi 25% yaitu 24 mm. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap industri perawatan kulit yang semakin mendukung tren penggunaan produk alami dan berkelanjutan.
PENGARUH KONSENTRASI MINYAK SEREI WANGI DAN PROPORSI BAHAN DASAR TERHADAP KUALITAS FISIK SERTA EFEKTIVITAS LILIN AROMATERAPI Wusnah, Wusnah; Sari, Utya; Faisal, Faisal; Fibarzi, Wiza Ulfa; Nurlaila, Rizka; Maulinda, Leni
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 2 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Mei 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i2.20509

Abstract

Lilin aromaterapi merupakan salah satu alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan) yang menghasilkan aroma terapi ketika dibakar. Selain sebagai pengharum ruangan, lilin ini juga berfungsi sebagai dekorasi, alat relaksasi, dan penolak nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan lilin aromaterapi berdasarkan minyak atsiri serai wangi dan menguji kualitas fisiknya, termasuk uji organoleptik (warna, aroma, bentuk), uji titik leleh, dan uji waktu bakar. Lilin dibuat dengan variasi proporsi bahan dasar asam stearat dan parafin (35:65%, 50:50%, 65:35%) serta konsentrasi minyak serai wangi (2%, 4%, 6%, 8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik adalah proporsi 65:35% dengan konsentrasi minyak 2% dan 4%, yang memiliki titik leleh 55°C sesuai standar SNI, waktu bakar paling lama yaitu 70-72 menit dan aroma yang lebih tahan lama. Formulasi ini tidak hanya menghasilkan lilin dengan kualitas fisik yang baik, tetapi juga efektif dalam menghalau nyamuk berkat kandungan sitronelal dan geraniol dari minyak serai wangi.
ANALISIS KINERJA INHIBITOR KOROSI DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI PADA PLAT BAJA SS400 DALAM AIR LAUT DENGAN VARIASI KONSENTRASI DAN WAKTU PERENDAMAN Lirinzha, Rizkha; Maulinda, Leni; Nurlaila, Rizka; Ibrahim, Ishak; ZA, Nasrul; Sulhatun, Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 1 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i1.20551

Abstract

Korosi terjadi dari proses degradasi material dengan lingkungannya yang disebabkan oleh reaksi kimia. Air laut mengandung mikrobakteri yang hidup di laut dan ion klorida (Cl-) yang cukup banyak sehingga dapat menjadi penyebab terjadinya korosi. Karena hal tersebut, air laut disebut juga sebagai media korosif. Dalam mencegah korosi, cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan inhibitor korosi karena proses yang mudah dan hemat biaya. Salah satu zat yang berfungsi sebagai anti korosi yaitu tanin yang diperoleh dari proses ekstraksi daun jambu biji. Tanin dapat bereaksi menjadi senyawa kompleks kelat besi logam dari hasil reaksi antara gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada cincin aromatisnya. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisa efesiensi ekstraksi dari jaun jambu biji sebagai sumber zat pemghambat laju korosi pada plat baja ss400 serta pengaruh variasi waktu perendaman media korosif dan variasi konsentrasi ekstrak daun jambu biji pada media korosif berupa air laut terhadap kecepatan korosi. Penelitian ini memvariasikan waktu perendaman dalam media korosif yaitu 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 hari serta memvariasikan konsentrasi inhibitor yaitu 0, 200, 250, dan 300 ppm. Kemudian dianalisa uji fitokimia tanin, menghitung nilai laju korosi dan inhibisi korosi. Hasil penelitian menunjukkan perolehan nilai efesiensi yang paling tinggi terjadi pada konsentrasi inhibitor 300 ppm selama 12 hari senilai 0.5421%.
Pengolahan Pala di Dusun Alue Ie Mudek Gampong Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Masrullita, Masrullita; Meriatna, Meriatna; wusnah, Wusnah; Safriwardy, Ferri Safriwardy; Hasfita, Fikri; Zulmiardi, Zulmiardi; Nurlaila, Rizka
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v4i1.22210

Abstract

Kegiatan Penerapan Ipteks bagi masyarakat (IbM) ini bertujuan untuk memberikan keterampilan tentang pengolahan daging buah pala menjadi beberapa jenis olahan pangan sebagai makanan tambahan atau jajanan Berbasis Teknologi Tepat Guna. Pengabdian akan dilaksanakan di Dusun Alue Ie Mudek Gampong Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara dengan sasaran mitra: Petani pala (Mitra 1) dan Kelompok PKK Dusun Alue Ie Mudek Gampong Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara (Mitra2). Kedua mitra ini akan diperkenalkan teknologi pengolahan sirup pala dan wajik pala. Perlakuan yang akan diterapkan dalam IbM ini terdiri dari sosialisasi dan pengenalan teknologi pembuatan sirup pala dimana daging buah pala yang ada di dusun Alue Ie Mudek sangat melimpah dan danging buah pala tersebut tidak dimanfaatkan dibuang begitu saja. Realisasi penerapan kegiatan ini akan dilakukan melalui sosialisasi manfaat sirup pala sebagai makanan tambahan dan untuk dijadikan usaha sampingan, serta pengenalan teknologi olahan daging buah pala menjadi sirup pala dan wajik pala. Program olahan buah pala berbasis teknologi tepat guna akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: pembekalan teori, pengenalan teknologi, pelatihan, dan pengujian. Daging buah pala dari mitra 1 akan dimanfaatkan oleh mitra 2, dan saling bekerja sama dalam memproduksi sirup pala dan wajik pala. Sosialisasi menjelaskan tentang: pengolahan produk daging buah pala menjadi sirup dan wajik, peluang bisnis dan manfaat ekonomis produk. Selain itu perlu juga dikaji lebih lanjut tentang pegembangan produk sirup pala dan wajik pala sebagai salah satu produk usaha baru istri-istri kelompok petani pala dan kelompok PKK.