Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGEMBANGAN INTRUMEN PENILAIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Muslihati, Muslihati; Wardan, Khusnul
Al-Rabwah Vol. 18 No. 2 (2024): November
Publisher : STAI Sangatta Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55799/jalr.v18i2.433

Abstract

Effective assessment in learning is a key element in determining the success of educational goals. This study aims to explore more deeply the development of Islamic Religious Education assessment instruments. This study uses a library research approach, meaning that researchers only deal directly with sources available in the library such as articles, books and others, from these data sources researchers present a deep understanding of the development of Islamic Religious Education assessment instruments. The significance and novelty of the development of Islamic Religious Education assessment instruments emphasizes 1) the integration of socio-spiritual attitudes, knowledge, and skills that were previously more focused on the spiritual dimension alone, now shifting the paradigm of Islamic Religious Education learning from a doctrinal approach to an integrative approach that is relevant to the needs of students in the modern era. 2) Emphasis on the implementation of Islamic values ​​in practice, the application of Islamic teaching values is not just a theoretical understanding but also links Islamic Religious Education learning with critical and applicable thinking skills based on the teachings of the Qur'an and Hadith. 3) There is a relationship between character education and Islamic civilization, this strengthens the relevance of learning Islamic Religious Education in the global context and its contribution to building a civilized society.
PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH RADIKALISME DI KALANGAN REMAJA Nafsiyah, Faizatun; Wardan, Khusnul
Al-Rabwah Vol. 18 No. 2 (2024): November
Publisher : STAI Sangatta Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55799/jalr.v18i2.530

Abstract

Radicalism among teenagers is one of the major challenges in maintaining social stability and security in Indonesia. Islamic Religious Education (PAI) has an important role in shaping the character and morality of adolescents, which can be a bulwark in preventing the entry of radicalism. This article discusses the role of Islamic Education in preventing radicalism among teenagers, influencing factors, challenges and strategies of Religious Education in combating radicalism among teenagers through the cultivation of moderate Islamic values, such as tolerance, compassion, and peace. With a contextual and relevant teaching approach, as well as the role of teachers as role models, PAI can help adolescents understand the essence of religion that is far from violence and extremism. However, challenges in the implementation of religious education, such as the lack of understanding of moderate Islam and the influence of social media, are factors that need to be addressed. This article also offers practical solutions to strengthen the effectiveness of religious education in preventing radicalism among adolescents, by synergistically involving the roles of families, schools and communities. In the end, religious education must continue to be developed in order to be able to give birth to a young generation that is tolerant, peace-loving, and committed to national unity.
Strategi Pembelajaran Karakter dalam Keluarga: Membangun Landasan Moral Anak Anas, Moh.; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1132

Abstract

Pembelajaran karakter dalam keluarga memegang peran penting dalam membentuk moralitas dan kepribadian anak. Artikel ini membahas berbagai strategi yang dapat diterapkan oleh orang tua untuk menanamkan nilai-nilai moral sejak dini, termasuk pentingnya keteladanan, komunikasi terbuka, penguatan positif, dan konsistensi dalam mendidik anak. Penelitian ini didasarkan pada kajian literatur dan observasi terhadap pola asuh di lingkungan keluarga, yang menunjukkan bahwa keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak. Pembelajaran karakter yang efektif dalam keluarga dapat memberikan landasan moral yang kuat, yang akan menjadi bekal bagi anak dalam menghadapi tantangan sosial di masa depan. Artikel ini juga menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan di rumah dan pendidikan formal dalam proses pembentukan karakter anak. A family's character education plays an important role in shaping a child's morality and personality. This article discusses several ways parents can instill moral values to their children from an early age, including the importance of setting an example, open communication, positive reinforcement, and consistency in their education. Based on research on parenting patterns in the family environment, this study shows that the family is the first and main place in forming a child's character. Effective family character education can give children strong moral foundation, which they can use to face social challenges in the future. This article also emphasizes the importance of synergy between home education and formal education in the pr
Mengkritisi Faktor-Faktor Kegagalan Akademik Siswa dalam Belajar Khairudin; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1144

Abstract

Seringkali, prestasi siswa yang buruk disebabkan oleh faktor yang saling berkaitan. Faktor utamanya adalah motivasi intrinsik yang relatif rendah untuk belajar. Motivasi yang kuat untuk belajar adalah faktor utama yang dapat mempengaruhi pembelajaran peserta didik. Motivasi dalam konteks ini sering kali dirusak oleh jaringan sosial, tekanan teman sebaya, dan sikap siswa terhadap materi pelajaran. Ketika siswa menyadari bahwa pelajaran tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, mungkin mereka tidak lagi bersemangat untuk belajar. Faktor lain yang tak kalah penting yaitu metode pengajaran yang kurang efektif. Banyak guru masih memakai metode tradisional yang kurang interaktif, ini bisa membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Berbagai faktor yang menjadi penghambat motivasi belajar siswa sehingga kegagalan siswa di dunia akademik kerap menjadi suatu tantangan bagi siswa itu sendiri, tanpa disadari faktor tersebut dianggap biasa-biasa saja padahal faktor tersebut mempunyai dampak yang luar biasa terhadap motivasi belajar dan kegagalan akademik siswa, faktor tersebut meliputi faktor ekonomi, broken home, kurang perhatian orang tua, lingkungan, pola asuh yang salah, menyalah gunakan tehnologi dan masih banyak lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi kegagalan akademik siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar kadangkala siswa bisa dikatakan tidak siap dalam belajar karena belum menyatunya niat untuk belajar, disinilah siswa menghadapi tantangan yang luar biasa antara tugas yang harus dikerjakan dari guru dan kesiapan mereka dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara kritis faktor-faktor yang menyebabakan kegagalan akademik siswa. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, dengan menggunakan buku-buku, artikel, jurnal akademis, dan studi kasus. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja akademik. Often, poor student performance is caused by interrelated factors. The main factor is relatively low intrinsic motivation to learn. Strong motivation to learn is a major factor that can influence learners' learning. Motivation in this context is often undermined by social networks, peer pressure and students' attitudes towards the subject matter. When students realize that the lesson is irrelevant to their daily lives, they may no longer be eager to learn. Another important factor is ineffective teaching methods. Many teachers still traditional methods that are less interactive, this can make students feel difficult in understanding the subject matter. Various factors that inhibit student learning motivation so that student failure in the academic world often becomes a challenge for the students themselves, without realizing these factors are considered mediocre even though these factors have a tremendous impact on student learning motivation and academic failure, these factors include economic factors, broken homes, lack of parental attention, environment, wrong parenting, misuse of technology and many other factors that can affect student academic failure, so that in the teaching and learning process sometimes students can be said to be unprepared in learning because they have not united their intention to learn, this is where students face extraordinary challenges between the tasks that must be done from the teacher and their readiness to learn. The purpose of this study is to critically examine the factors that lead to students' academic failure. The research methodology used in this study is a literature study, using books, articles, academic journals, and case studies. Analysis was conducted to identify internal and external factors that affect academic performance.
Urgensi Kecerdasan Interpersonal Bagi Guru Dalam Konteks Pendidikan Modern Sutanti, Dini; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1160

Abstract

Artikel ini membahas urgensi kecerdasan interpersonal bagi guru dalam konteks pendidikan modern. Kecerdasan interpersonal, yang didefinisikan oleh Howard Gardner, merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks, guru dituntut untuk tidak hanya menguasai materi ajar, tetapi juga memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur, dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber yang relevan untuk memahami peran kecerdasan interpersonal dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa. Selain itu, guru yang memiliki kemampuan ini dapat lebih efektif dalam mengelola kelas dan menyelesaikan konflik yang mungkin muncul. Pembahasan lebih lanjut mengungkapkan bahwa pengembangan kecerdasan interpersonal harus menjadi bagian integral dari pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru, agar mereka dapat beradaptasi dengan kebutuhan siswa yang beragam. Sebagai penutup, artikel ini menekankan pentingnya mengintegrasikan kecerdasan interpersonal dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan guru. Dengan demikian, diharapkan para pendidik dapat lebih siap menghadapi tantangan di era pendidikan modern dan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Upaya ini tidak hanya akan menguntungkan guru, tetapi juga siswa dan masyarakat luas. This article discusses the urgency of interpersonal intelligence for teachers in the context of modern education. Interpersonal intelligence, defined by Howard Gardner, is the ability to understand and interact effectively with others. In an increasingly complex world of education, teachers are required to not only master teaching materials, but also have the ability to build good relationships with students, colleagues, and parents. This study uses a literature study approach, by collecting and analyzing various relevant sources to understand the role of interpersonal intelligence in improving the quality of education. The results of the study indicate that teachers with high interpersonal intelligence are able to create an inclusive and supportive learning environment, which in turn increases student motivation and engagement. In addition, teachers who have this ability can be more effective in managing classes and resolving conflicts that may arise. Further discussion reveals that the development of interpersonal intelligence should be an integral part of teacher training and professional development, so that they can adapt to the diverse needs of students. In closing, this article emphasizes the importance of integrating interpersonal intelligence into the curriculum of education and teacher training. Thus, it is hoped that educators can be better prepared to face challenges in the era of modern education and contribute to improving the quality of education as a whole. This effort will not only benefit teachers, but also students and the wider community.
Pendidikan Cinta Damai dalam Surah Al-Hujurat Ayat 9 dan 10 Zukarnaen; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1197

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi konsep pendidikan perdamaian yang tercermin dalam Surat Al-Hujurat ayat 9 dan 10. Ayat-ayat ini menyoroti pentingnya menyelesaikan konflik di antara orang-orang yang beriman dengan keadilan dan kejujuran, menekankan perlunya persaudaraan yang kuat dan kesadaran akan Tuhan dalam menjaga perdamaian. Penelitian ini menggali penafsiran tematik dari ayat-ayat tersebut, dengan mengambil dari kesarjanaan Islam klasik untuk memahami prinsip-prinsip pendidikan perdamaian dalam Islam. Penelitian ini juga membahas bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan kontemporer untuk menumbuhkan budaya perdamaian di kalangan siswa. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keadilan, persaudaraan, dan kesalehan, pendidikan perdamaian berdasarkan Surat Al-Hujurat dapat secara signifikan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang harmonis. Artikel ini menyimpulkan bahwa penerapan ajaran-ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk mengembangkan individu yang berkomitmen untuk menegakkan perdamaian dan keadilan di masyarakat. Temuan penelitian ini memiliki implikasi bagi para pendidik, pembuat kebijakan, dan pemimpin agama dalam mempromosikan masyarakat yang lebih damai dan adil. This article explores the concept of peace education as reflected in Surah Al-Hujurat, verses 9 and 10. These verses highlight the importance of resolving conflicts among believers with justice and fairness, emphasizing the need for strong brotherhood and God-consciousness in maintaining peace. The research delves into the thematic interpretation of these verses, drawing from classical Islamic scholarship to understand the principles of peace education in Islam. The study also discusses how these principles can be applied in contemporary educational settings to foster a culture of peace among students. By integrating the values of justice, brotherhood, and piety, peace education based on Surah Al-Hujurat can significantly contribute to building harmonious communities. The article concludes that the application of these teachings in daily life is crucial for developing individuals who are committed to upholding peace and justice in society. The findings of this study have implications for educators, policymakers, and religious leaders in promoting a more peaceful and just society.
Model Pengembangan Pembelajaran PAI Berbasis Living Values Education (LVE) Nur Safira, Mega; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berbasis Living Values Education (LVE) untuk meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai moral serta spiritual dalam kehidupan sehari-hari. LVE adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pembelajaran berbasis nilai-nilai seperti rasa hormat, tanggung jawab, dan kejujuran. Dalam konteks pembelajaran PAI, penerapan LVE diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya menguasai pengetahuan agama, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam interaksi sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran PAI berbasis LVE efektif dalam meningkatkan keterlibatan emosional dan spiritual siswa, serta membangun suasana kelas yang lebih positif dan kondusif untuk pembelajaran. This study aims to develop a learning model for Islamic Religious Education (PAI) based on Living Values Education (LVE) to enhance the understanding and internalization of moral and spiritual values in daily life. LVE is an educational approach that emphasizes value-based learning, such as respect, responsibility, and honesty. In the context of PAI learning, the application of LVE is expected to shape students' character, enabling them not only to master religious knowledge but also to apply these values in social interactions. This research uses the Research and Development (R&D) method with the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). The results show that the PAI learning model based on LVE is effective in increasing students' emotional and spiritual engagement, as well as creating a more positive and conducive classroom environment for learning.
Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset Untuk Meningkatkan Keterampilan Meneliti Mahasiswa Haryanti, Yuyun; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pembelajaran berbasis riset dalam meningkatkan keterampilan meneliti mahasiswa. Pembelajaran berbasis riset memposisikan mahasiswa sebagai pembelajar aktif, mendorong mereka untuk terlibat langsung dalam proses penemuan pengetahuan baru melalui kegiatan penelitian. Sebuah tinjauan literatur mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis penelitian menawarkan banyak manfaat, seperti meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah, serta meningkatkan motivasi siswa. Selain itu, pembelajaran berbasis penelitian dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan mahasiswa. Tantangan dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis riset antara lain kurangnya dukungan fakultas, fasilitas penelitian yang terbatas, dan motivasi mahasiswa yang kurang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis riset merupakan pendekatan pedagogis yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Implementasi yang konsisten dan berkelanjutan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di era global This study aims to analyze the implementation of research-based learning in enhancing students' research skills. Research-based learning positions students as active learners, encouraging them to be directly involved in the process of discovering new knowledge through research activities. A literature review reveals that research-based learning offers numerous benefits, such as improving critical thinking, analytical, and problem-solving skills, as well as boosting students' motivation. Additionally, research-based learning can foster creativity and innovation among students. Challenges in implementing research-based learning include a lack of faculty support, limited research facilities, and insufficient student motivation. This study concludes that research-based learning is an effective pedagogical approach for enhancing higher education quality. Consistent and sustainable implementation is expected to produce graduates who are well-qualified and capable of competing in the global era.
Strategi Guru Dalam Menanamkan Sikap Toleransi Pada Siswa Dalam Menanggapi Perbedaan Keyakinan Khairin Nisa, Ummu; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1233

Abstract

Toleransi merupakan sikap menghargai segala perbedaan yang ada demi terciptanya lingkungan yang rukun dan harmonis. Sekolah menjadi tempat berkumpulnya siswa dengan banyaknya perbedaan antara siswa satu dengan yang lainnya. Sehingga sikap toleransi menjadi penting ditanamkan pada diri peserta didik, hal ini tentu tidak lepas dari strategi guru dalam menanamkan sikap toleransi tersebut dilingkungan sekolah ataupun kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait strategi guru dalam menanamkan sikap toleransi kepada siswa dalam menanggapi perbedaan keyakinan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode library research. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu, mencari dari berbagai sumber ilmiah di perpustakaan online maupun offline mulai dari buku, jurnal, catatan, majalah, dan laporan hasil penelitian terdahulu. Kemudian data yang terkumpul dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang guru lakukan dalam menanamkan sikap toleransi kepada siswa yang berbeda keyakinan ialah, mengenalkan perbedaan dan sikap toleransi, memberi motivasi, mengatur posisi duduk, membagi tempat ibadah siswa yang berbeda keyakinan, dan melakukan pendekatan kontribusi pembelajaran, guru menjadi role model, membagi kelompok belajar dengan siswa yang berbeda, serta memanfaatkan media pembelajaran yang edukatif bagi siswa. Tolerance is an attitude of respecting all existing differences in order to create a peaceful and harmonious environment. Schools become a gathering place for students with many differences between one student and another. Thus, the attitude of tolerance becomes important to instill in students, which is certainly not separate from the teacher's strategy in instilling that attitude of tolerance within the school or classroom environment. The purpose of this research is to answer the research question regarding the teacher's strategies in instilling a sense of tolerance in students when responding to differences in beliefs. The research method used is the library research method. The data collection technique employs documentation techniques, which involve searching various scientific sources in both online and offline libraries, including books, journals, notes, magazines, and reports of previous research. Then the collected data is analyzed. The research results show that the strategies employed by teachers to instill a sense of tolerance in students of different beliefs include introducing differences and attitudes of tolerance, providing motivation, arranging seating positions, dividing worship places for students of different beliefs, and implementing a contribution-based learning approach, where teachers become role models, dividing study groups with students of different beliefs, and utilizing educational learning media for students.
Pemanfaatan Media Youtube dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ahadi, Abdi; Wardan, khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1242

Abstract

Pemanfaatan media YouTube dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) telah menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa. YouTube menawarkan berbagai konten edukatif yang dapat diakses dengan mudah dan fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penggunaan YouTube dalam proses pembelajaran PAI, terutama dalam aspek penguatan materi dan peningkatan motivasi siswa. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pengumpulan data dari berbagai sumber yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video pembelajaran di YouTube mampu menghadirkan materi PAI secara menarik melalui visualisasi yang interaktif. Siswa dapat belajar secara mandiri, mengeksplorasi berbagai sudut pandang, dan mendiskusikan materi dengan lebih aktif. Selain itu, penggunaan YouTube juga membantu guru dalam menyampaikan materi yang kompleks dengan cara yang lebih sederhana dan menarik. Namun, tantangan dalam penggunaan YouTube, seperti pemilihan konten yang sesuai dan kontrol terhadap informasi yang diterima siswa, perlu diperhatikan. Secara keseluruhan, YouTube berpotensi menjadi media pembelajaran yang efektif dalam PAI, mendukung pembelajaran yang lebih dinamis dan menarik bagi generasi digital saat ini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran PAI. The use of YouTube media in Islamic Religious Education (PAI) learning has become an effective alternative to improve student understanding. YouTube offers a variety of educational content that can be accessed easily and flexibly. This study aims to analyze the impact of using YouTube in the PAI learning process, especially in terms of material reinforcement and increasing student motivation. The method used is a literature study with data collection from various relevant sources. The results of the study indicate that learning videos on YouTube are able to present PAI material in an interesting way through interactive visualization. Students can learn independently, explore various points of view, and discuss the material more actively. In addition, the use of YouTube also helps teachers in delivering complex material in a simpler and more interesting way. However, challenges in using YouTube, such as selecting appropriate content and controlling the information received by students, need to be considered. Overall, YouTube has the potential to be an effective learning medium in PAI, supporting more dynamic and interesting learning for today's digital generation. This study is expected to provide insight for educators in integrating technology in PAI learning