Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Gambaran Dimensi Pola Asuh Orang Tua atau Wali Anak Penderita Stunting Wega, Marianus Oktavianus; Kuwa, Maria K. Ringgi; Mane, Gabriel; Noni, Maria Indriyati; Aisyah, Siti
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.597-610

Abstract

Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak lain pada umumnya dilihat dari nilai Z-skor <-2SD yang dipengaruhi Faktor - faktor seperti orangtua khususnya pola asuh pada anak stunting. Stunting dapat berakibat meningkat resiko terjadi penyakit, imun yang lemah, kurangnya kecerdasaan produktifitas yang rendah dan perkembangan otak subobtimal sehingga perkembangan motorik terhambat dan terlambatnya pertumbuhan mental. Intervensi yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting yaitu dimulai dari 1000 hari pertama kelahiran (HPK). Jumlah balita stunting di kabupaten sikka pada tahun 2022 sebanyak 3174 anak (13,8%), dan prevalensi stunting di puskesmas lekebai pada tahun 2022 sebanyak 40  Balita. Mengetahui gambaran dimensi pola asuh orang tua penderita stunting di puskemas lekebai. Desain penelitian ini deskriptif dengan populasi adalah seluruh orang tua penderita stunting di puskesmas lekebai dengan jumlah sampel 40 orang. Dalam penelitian ini menggunakaan total sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan  dimensi pola asuh orangtua pada anak penderita stunting terbanyak kategori baik pada dimensi kehangatan  dengan jumlah sebanyak 37 responden 92,5%. Gambaran dimensi pola asuh orng tua atau wali anak penderita stunting yang terdiri  dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Melatih Stimulasi Sensori Menyanyi dan Menari Bersama Warga Disabilitas Mental Di Dusun Ru Wolong Desa Lela Kabupaten Sikka Reong, Antonia Rensiana; Kuwa, Maria Kornelia Ringgi; Mane, Gabriel; Gaharpung, Mediatrix Santi; Carvallo, Yustina Thomasine; Dewi, Agnes Yuliana Asri; Lipi, Philipus
Journal of Health Innovation and Community Service Vol. 1 No. 2 (2022): Journal of Health Innovation and Community Services
Publisher : PPPM Stikes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/jhics.v1i2.49

Abstract

Background: Efforts to improve services to improve the soul have been carried out by personnel, by conducting Group Activity Therapy (TAK) activities. The problems of 1000 souls that can be overcome through TAK are clients with social isolation, hallucinations, withdrawal and low selfesteem. The implementation of this activity aims to increase internal and external stimulation. As well as increasing a sense of caring, solidarity, and togetherness with people with mental disabilities. Method: Community Service Activities using mentoring intervention methods for students together with Nanga Community Health Center nurse partners provide Group Activity Therapy; sensory stimulation of singing and dancing with people with mental disabilities. Result: From the results of the evaluation of the implementation of TAK after being given Activity Therapy, it is known that from 7 participants who are able to socialize and follow the Directional leader as many as 6 people (85.7%) and who are not able to cooperate in participating in activities according to the Referral leader as many as 1 person (14.3%). Conclution: There are differences in social behavior responses before and after being given Group Activity Therapy.
Independent Foot Care Implementation for Patients with Type II Diabetes Mellitus Maria Kornelia Ringgi Kuwa; Gabriel Mane; Mediatrix Santi Gaharpung; Maria Agustina Soy; Siti Aisyah
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS6.5190

Abstract

Food care is a practice for individuals with normal or high blood sugar levels, performed regularly to maintain personal hygiene, especially to kill or inhibit the growth of germs/ bacteria on the skin and other body tissues. Proper food care aims to educate diabetes Mellitus patients about the risk factors for diabetic wounds and reduce the incidence of complications among high-risk patients. Objective to examine and implement independent foot care for patients with type II diabetes mellitus. This study employed a case study design with a single respondent. Data were collected using interview sheets to evaluate the outcomes. The findings indicate that implementing independent foot care is highly effective. According to the researcher’s observations, this intervention helps prevent complications such as gangrene. Post-treatment results showed significant improvements: the respondent’s feet appeared clean and moisturized, nails were neatly trimmed, calluses were reduced, and overall foot health was enhanced.
Overview of Family Functions in Bola Hamlet, Bola Village Gabriel Mane; Maria Kornelia Ringgi Kuwa; Marianus Oktavianus Wega; Antonia Rensiana Reong; Agutina Ita
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS6.5193

Abstract

The family serves as the foundational unit of society, playing a critical role in maintaining the physical, mental, and social well-being of its members. This includes responsibilities for caregiving, particularly for children, parents, and members requiring special attention. Families are tasked with meeting physical, emotional, and social needs while ensuring access to appropriate health services. Additionally, they provide a safe and nurturing environment, fostering the holistic development of children. Families act as the first line of defense against harm, violence, and abuse and are especially vital in protecting vulnerable groups such as children, pregnant women, and the elderly. According to data from the Sikka Regency Health Office, there are 106,627 families in the region, including 118 families in Bola Hamlet. Objective to examine the functions of families in Bola Hamlet. This quantitative research employs a descriptive design aimed at understanding and outlining current conditions within a community. The study involved a population of 168 families and utilized an incidental sampling technique for data collection, with questionnaires as the primary instrument. Data yang di kumpulkan di klarifikasi dan di tabulasi, kemudian di olah serta disajikan dalam bentuk table frekuensi atau variabel penelitian di interpretasikan dengan menggunakan skala ordinal yaitu. Baik > 75 – 100%, cukup 50 – 74 %, kurang < 49 % The findings reveal that the most prominent family function is the socialization function, with 60 respondents (50%) categorized as sufficient. This is followed by the affective function, with 50 respondents (42%) in the sufficient category; the religious function, with 48 respondents (41%); the economic function, with 58 respondents (49%); and, lastly, the family care function, which showed the lowest performance, with only 33 respondents (27%) categorized as sufficient. This study provides an overview of family functions, including affective, socialization, economic, religious, and family care functions, concerning demographic factors such as age, gender, education, and occupation.
Gambaran Jenis Perilaku Bullying pada Anak Sekolah Dasar Reong, Antonia Rensiana; Wega, Marianus Oktavianus; Mane, Gabriel; Mbola, Maria
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6977

Abstract

Bullying adalah bentuk penganiayaan beraneka ragam, yang ditandai dengan kegiatan yang dilakukan berulang kali pada seseorang terhadap agresi fisik atau emosional termasuk menggoda, menyebut nama, mengejek, mengancam, melecehkan, mengejek, mengaburkan, pengucilan sosial atau rumor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran jenis perilaku Bullying pada anak usia sekolah dasar di SDK 078 paipenga Desa Tuwa, Kecamatan tanawawo, kabupaten Sikka. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif menggunakan data primer, yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada responden dengan variabel yang diteliti yaitu jenis perilaku Bullying pada anak usia sekolah dasar di SDK 078 Paipenga. Populasi penelitian ini 40 responden dengan sampel 40 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.Analisa data menggunakan univariat.Berdasarkan kelompok jenis perilaku bullying, dari 40 responden hanya 1 orang(3%) yang tidak mengalami perilaku bullying; baik jenis bullying fisik,verbal maupun relasional. Yang mana mengalami jenis bullying fisik berjumlah 6 orang(15%), yang mengalami jenis bullying verbal berjumlah 8 orang(20%), yang mengalami jenis bullying fisik relasional berjumlah 11 orang(28%), yang mengalami jenis bullying fisik verbal berjumlah 1 orang(3%), yang mengalami jenis bullying verbal relasional berjumlah 1 orang(3%), dan responden yang mengalami ketiga jenis bullying sekaligus, bullying fisik, verbal dan relasional berjumlah 8 orang(20%). Dan kelompok jenis kelamin yang mengalami perilaku bullying yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang(70%), dan kelompok usia yang mengalami kasus bullying berada pada rentang usia 9-10 tahun sebanyak 31 orang(78%).
Gambaran Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi Usia Produktif (15-59 Tahun) Mane, Gabriel; Labot, Helena Kidi; Reong, Antonia Rensiana; Neang, Devilda Odilia Dua
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6983

Abstract

Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang semua tingkatan usia baik orang muda, kaum dewasa, maupun lansia. Menurut World Health Organization (2013) di seluruh dunia sebanyak 1 milyar orang menderita tekanan darah tinggi dan diperkirakan pada tahun 2025 mencapai 1,5 milyar orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 25,8% adalah yang berusia produktif. Kecenderungan peningkatan prevalensi hipertensi pada kelompok usia produktif disebabkan oleh kesibukan dan gaya hidup yang tidak teratur. Hipertensi seringkali menimbulkan kecemasan pada penderitannya dan mengakibatkan komplikasi seperti stroke, gagal jantung, dan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan penderita hipertensi pada usia produktif(15-59 tahun) di Desa Wuliwutik, kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Rancangan Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi usia produktif (15-59 Tahun) yang berjumlah 35 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner yang terdiri dari 14 pertanyaan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Dari 35 responden yang diteliti, yang tidak ada kecemasan 0 (0%), kecemasan ringan 9 (26%), kecemasan sedang 14 orang (40%), kecemasan berat 12 orang (34%) dan kecemasan panik 0 (0%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 9 responden (26%) mengalami kecemasan ringan; 14 responden (40%) mengalami kecemasan sedang; 12 kecemasan berat(34%). Dari hasil penelitian tersebut diharapkan penderita hipertensi harus lebih memperhatikan pola makan, olah raga secara teratur, selalu berpikiran positif agar tidak terjadi kecemasan.