Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Overview of Family Functions in Bola Hamlet, Bola Village Mane, Gabriel; Kuwa, Maria Kornelia Ringgi; Wega, Marianus Oktavianus; Reong, Antonia Rensiana; Ita, Agutina
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS6.5193

Abstract

The family serves as the foundational unit of society, playing a critical role in maintaining the physical, mental, and social well-being of its members. This includes responsibilities for caregiving, particularly for children, parents, and members requiring special attention. Families are tasked with meeting physical, emotional, and social needs while ensuring access to appropriate health services. Additionally, they provide a safe and nurturing environment, fostering the holistic development of children. Families act as the first line of defense against harm, violence, and abuse and are especially vital in protecting vulnerable groups such as children, pregnant women, and the elderly. According to data from the Sikka Regency Health Office, there are 106,627 families in the region, including 118 families in Bola Hamlet. Objective to examine the functions of families in Bola Hamlet. This quantitative research employs a descriptive design aimed at understanding and outlining current conditions within a community. The study involved a population of 168 families and utilized an incidental sampling technique for data collection, with questionnaires as the primary instrument. Data yang di kumpulkan di klarifikasi dan di tabulasi, kemudian di olah serta disajikan dalam bentuk table frekuensi atau variabel penelitian di interpretasikan dengan menggunakan skala ordinal yaitu. Baik > 75 – 100%, cukup 50 – 74 %, kurang < 49 % The findings reveal that the most prominent family function is the socialization function, with 60 respondents (50%) categorized as sufficient. This is followed by the affective function, with 50 respondents (42%) in the sufficient category; the religious function, with 48 respondents (41%); the economic function, with 58 respondents (49%); and, lastly, the family care function, which showed the lowest performance, with only 33 respondents (27%) categorized as sufficient. This study provides an overview of family functions, including affective, socialization, economic, religious, and family care functions, concerning demographic factors such as age, gender, education, and occupation.
Pembinaan Rohani Bagi Orang Muda Katolik Di Akper St Elisabeth Lela Kabupaten Sikka Kota Maumere Marianus Oktavianus Wega; Gabriel Mane; Emirensiana Watu; Retno Susanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang Muda Katolik adalah harapan dan masa depan Gereja dan masyarakat. Dengan kemampuan untuk meneropong jauh ke depan, orang muda diakui telah memberi pengaruh yang sangat besar terhadap dunia sekarang. Orang Muda Katolik merupakan sebuah kelompok dalam tahap perkembangan yang membutuhkan pendampingan. Orang muda Katolik berada di bawah naungan Komisi Kepemudaan yang merupakan perangkat Gereja dengan tugas khusus memberi perhatian pada pembinaan dan pendampingan orang muda. Salah satu cara yang tepat untuk membentuk karakter iman yang baik dan positif adalah melalui Pembinaan Rohani. Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat yang dilakukan adalah memberikan Pembinaan Rohani di AKPER St Elisabeth Lela, Kabupaten Sikka, Kota Maumere. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Pembinaan Rohani adalah memberikan pendalaman iman dan membentuk karakter iman katolik yang baik, positif, pantas dan layak menurut ajaran iman Katolik. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Pembinaan Rohani ini adalah 115 orang. Hasil dari kegiatan Pembinaan Rohani ini adalah pembentukan karakter iman orang muda katolik yang hidup menurut cara hidup Kristus sesuai ajaran iman Katolik.
Penyuluhan Kesehatan Mengenal Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Di Dusun Woloone Desa Detusoko Barat Kecamatan Detusoko Antonia Rensiana Reong; Gabriel Mane; Mediatrix Santi Gaharpung; Laurentina Nona Eda; Siti Zuraida Muhsinin; Siti Aisyah; Lale Syifaun Nufus
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius dan harus segera ditanggulangi. Masih adanya sikap masyarakat yang negatif serta memiliki pengetahuan yang rendah tentang gangguan jiwa perlu mendapatkan perhatian. Salah satu cara yang tepat untuk merubah sikap dan meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah melalui penyuluhan kesehatan Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat yang dilakukan adalah Penyuluhan kesehatan di Dusun Woloone Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Penyuluhan kesehatan adalah tindakan preventif primer untuk mengetahui kondisi kesehatan Mental Masyarakat Dusun Woloone. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Penyuluhan kesehatanini adalah 32 orang. Hasil dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah data-data status kesehatan mental peserta antara lain adanya persepsi masyarakat tentang Gangguan jiwa yang masih keliru, stigma masyarakat yang masih tinggi pada orang dengan gangguan jiwa, serta data salah satu pasien ODGJ yang masih dipasung.. Oleh sebab itu, melalui kegiatan Penyuluhan kesehatan ini, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri serta melakukan general check up untuk mendeteksi adanya penyakit baik fisik dan mental secara dini.
Penyuluhan Kesehatan Tentang Pernikahan Dini Di Dusun Wolobudu, Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko Gabriel Mane; Antonia Rensiana Reong; Marianus Oktavianus Wega; Mediatrix Santi Gaharpung; Irni Dwi Astiti Irianto; Musniati; Herni Sulastien
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan dini diartikan pernikahan yang pasangan masih muda dan belum memenuhi persyaratan untuk melakukan pernikahan. Usia Remaja yang melakukan pernikahan dini beresiko tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dan situasi barunya sehingga beresiko menimbulkan stres. Salah satu cara yang tepat untuk merubah sikap dan meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah melalui penyuluhan kesehatan. Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat yang dilakukan adalah Penyuluhan kesehatan di Dusun Wolobudu Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Penyuluhan kesehatan adalah tindakan preventif primer untuk mengetahui kondisi kesehatan dan tingkat pemahaman tentang pernikahan dini pada Masyarakat Dusun Wolobudu. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Penyuluhan kesehatan ini adalah 45 orang. Hasil dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah Hasil dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah data-data terkait status pernikahan dini yang terjadi, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang dampak negatif yang terjadi akibat Pernikahan Dini. Oleh sebab itu, melalui kegiatan Penyuluhan kesehatan ini, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran untuk menjaga kesehatan diri sendiri, khususnya bagi para remaja agar dapat lebih aktif terlibat dalam mengikuti kegiatan positif di masyarakat sehingga dapat terhindar atau mencegah terjadinya pernikahan dini.
Penyuluhan Dan Pemberian Makanan Tambahan Bagi Anak Yang Menderita Stunting Di Dusun Lambalena Desa Rengggarasi Kecamatan Tanawawo Kabupaten Sikka Maria Sofia Anita Aga; Gabriel Mane; Marianus Oktavianus Wega; Maria Silvana Titu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 6 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga periode awal kehidupan anak (1000 hari setelah lahir) Stunting patut mendapat perhatian lebih karena dapat berdampak bagi kehidupan anak sampai tumbuh besar. Beberapa faktor yang mengakibatkan kekurangan gizi kronis, Stunting dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik dalam bentuk jangka pendek maupun jangka panjang Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.Sedangkan, dampak jangka panjang stunting yang tidak segera ditangani adalah penurunan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh melemah sehingga mudah sakit, dan memiliki risiko tinggi terkena penyakit metabolik, seperti kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah. Tujuan : memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa memberikan makanan tambahan bagi anak-anak stunting mempunyai manfaat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Dusun Lambalena, Desa Renggarasi. Metode : metode yang digunakan melalui survey mawas diri dan observasi langsung serta proses persiapan planning of action. Hasil : penyuluhan tentang stunting dan pemberian makan tambahan sebanyak 2 kali pada tanggal, 01 diposyandu lambalena dan tanggal 04 mey 2024 di posyandu detuoja , makanan yang diberikan berupa bubur kacang hijo, dan bolu kukus. Bayi balita stunting yang hadir di posyandu lambalena sebanyak 2 orang anak yang mendapatkan makanan tambahan, dan posyandu detuoja sebanyak 4 orang anak stunting yang mendapatkan makan tambahan. Kesimpulan : Berdasarkan hasil kegiatan KKN/PKM 25 April -15 Mei tepatnya di Dusun Lambalena terdapat 6 anak yang stunting, berdasarkan hasil survei mawas diri yang dilakukan Faktor penyebabnya adalah yaitu pola asuh orang tua (80%), jarak fasilitas kesehatan yang jauh (80%) , kebiasaan jajan sembarang. (60%). Saran : Diharapkan keluarga mampu memahami stunting dan lebih memperhatikan pola makan anak, dan pola asuh,
Edukasi Pengetahuan Masyarakat Dan Senam Hipertensi Di RT 009/RW 005 Dusun Lambalena Marianus Oktavianus Wega; Maria K. Ringgi Kuwa; Gabriel Mane; Karolina Wea
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 7 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi secara umum di defenisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020, diperkirakan penduduk dunia mengalami riwayat hipertensi sebanyak 1,31 miliar. Pravelensi penderita hipertensi di Indonesia tahun 2021 berusia 18-24 tahun sebanyak (13.22%), usia 25-34 tahun penderita hipertensi sebanyak (20,13%),usia 35-44 tahun penderita hipertensi sebanyak (31,61%),usia 45-54 tahun penderita hipertensi sebanyak (45.32%), usia 55-64 tahun penderita hipertensi sebanyak (55,22%),usia 65-74 tahun penderita hipertensi sebanyak (63,33%)dan mengalami peningkatan pada umur ≥75 tahun yaitu sebanyak (69,53% ) (Riskesdas 2021). Tujuan : Untuk Meningkatkan Pengetahuan tentang Hipertensi, Pencegahan, dan Pengobatan. Metode : Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan observasi langsung ke responden. Hasil : Sebanyak 11 lansia di wilayah Posyandu Lambalena yang mengikuti kegiatan penyuluhan hipertensi, pemeriksaan tekanan darah dan senam lansia, Sebanyak 30 lansia diwilayah Posyandu Detuoja yang mengikuti kegiatan penyuluhan hipertensi, pengukuran tekanan darah da senam lansia,Sebanyak 28 lansia di wilayah KBG Lambalena yang mengikuti kegiatan penyuluhan hipertensi yang tidak terkontrol dan pemeriksaan tekanan darah, Kesimpualan : Berdasarkan hasil kegiatan KKN/PKM oleh mahasiswa Akper Lela 25 April-15 Mei tepatnya di dusun Lambalena terdapat 7 dengan penyakit hipertensi yang tidak terkontrol,Saran: Diharapkan penderita hipertensi mampu memahami penyakit yang di derita, mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta upaya-upaya pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi,keluarga mampu memahami penyakit yang di derita anggota keluarga, lebih memperhatikan anggota keluarga yang sakit, menjaga pola makan/diet, dan membawah anggota keluarga yang sakit ke fasilitas Kesehatan terdekat.
Senam Lansia Dengan Hipertensi Di Dusun Wolofeo Desa Renggarasi Gabriel Mane; Antonia R. Reong; Mediatrix Santy Gaharpung; Carolin Putri Anggraini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 7 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Senam lansia merupakan serangkaian mobilitas nada yang teratur dan terarah serta terpola yang diikuti orang lanjut usia yang dilakukan menggunakan maksud menaikkan kemampuan fungsional raga buat mencapai tujuan tersebut. Selain aktivitas senam lansia, latihan nafas dalam juga bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan lansia. Tujuan primer pengaturan pernafasan merupakan buat menyuplai kebutuhan oksigen yang relatif buat memenuhi kebutuhan tubuh, contohnya waktu latihan fisik, infeksi, atau masa kehamilan. Pengaturan pernafasan menaikkan pengeluaran karbon dioksida, output proses metabolisme tubuh Pernafasan yang pelan, dalam serta teratur bisa menaikkan kegiatan parasimpatis. Peningkatan kegiatan parasimpatis bisa menurunkan curah jantung dan resistensi perifer total, yang nantinya juga mampu menurunkan tekanan darah . Tujuan : untuk meningkatan kualitas hidup lansia ditandai dengan lansia yang terlihat gembira dan aktif dalam senam, selain itu adanya peningkatan informasi tentang manfaat senam pada lansia, Metode : metode yang digunakan melalui survey pendahuluan dan observasi langsung serta proses persiapan planning of action. Hasil : Kegiatan senam lansia di Lingkungan Wolofeo dihadiri 17 orang; Lingkungan Detumage dihadiri oleh 39 orang dan Lingkungan Watuteke dihadiri oleh 33 orang. Kesimpulan : sebagian besar lansia Dusun Wolofeo tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pentingnya senam lansia. Selain untuk mengembalikan fungsi kekuatan otot, lansia juga mulai mengerti pentingnya menjaga kesehatan dan didorong untuk melakukan pencegahan dini agar tidak terjadi komplikasi lanjutan. Jumlah lansia yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini sebanyak 90 orang.. Saran : Lansia diharapkan rutin melakukan gerakan senam secara mandiri agar dapat membantu meningkatkan kekuatan otot serta melancarkan peredaran darah dan tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan edukasi terkait menjaga fungsi kekuatan otot kepada lansia.