Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pola makan tinggi kolesterol menyebabkan kadar kolesterol dalam darah dan jaringan melebihi kadar normal sehingga meningkatkan produksi radikal bebas dalam tubuh terutama lipid peroksida yang merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria. Telah banyak penelitian yang membuktikan hubungan peningkatan radikal bebas dengan gangguan fungsi reproduksi pria khususnya penurunan sekeresi testosteron. Testosteron merupakan hormon reproduksi utama pada pria atau hewan jantan yang dihasilkan melalui proses steroidogenesis pada sel Leydig testis. Dampak tingginya kadar kolesterol dalam darah menurunkan sekresi testosteron antara lain melalui peningkatan produksi radikal bebas sehingga menghambat sekresi Luteinizing Hormone (LH), menghambat enzim-enzim atau protein yang berperan dalam steroidogenesis seperti StAR, enzim sitokrom p450scc, 3β-hydroxysteroid dehydrogenase, 17β- hydroxysteroid dehydrogenase, dan secara seluler merusak morfologi serta fungsi sel Leydig.