Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        Marine Ecotourism Architecture 
                    
                    Ahmad Wahidiyat Haedar; 
Taufiq Natsir; 
Raeny Tenriola Idrus; 
Muhammad Reza Hasrul                    
                     PINISI Discretion Review Volume 5, Issue 1, September 2021 
                    
                    Publisher : Universitas Negeri Makassar 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.26858/pdr.v5i1.24244                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Tourism is the largest industry and the leading sector of multidimensional development that attracts attention to be developed by many archipelagic countries and regions. Marine ecotourism architecture is the right choice to be developed in an integrated manner based on its components in the form of attractions, accessibility, accommodation, amenities, and tourism, which is abbreviated as 5A tourism. This research article describes an architectural model prototype for marine ecotourism development based on Google SketchUp and Lumion Island Larea-rea as a marine tourism destination in the East Coast Region of South Sulawesi Province, Indonesia. This type of Research and Development applies the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) approach. Observation and interview techniques were used in field research to collect data and information which were analyzed descriptively. The results of the research in the form of a prototype architectural model design for developing Larea-rea Island tourism destinations based on 5A show natural and well-maintained ecological attractions because the white sand beaches have not been polluted with clear seawater and natural coral reefs. The architectural concept of marine ecotourism is a miniature island tourism destination that has an attraction in the form of a miniature mangrove forest to prevent beach abrasion and the local cultural theme amenity is reflected in the architecture of "Rumah Sembilan" where on the roof side adapts the design of the traditional Karampuang house. In other words, this marine ecotourism design applies the architectural theme of a recreational environment based on the micro-ecological concept as a building design, the marine adaptive micro-concept as the background, and the pragmatic micro-concept as a regional spatial layout.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pengelolaan Mata Air Untuk Penyediaan Air Rumah Tangga Dusun Kaballokang Desa Moncongloe Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa 
                    
                    Raeny Tenriola Idrus; 
Mohammad Junaedy R.; 
Armiwaty Armiwaty                    
                     Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 9: SEMNAS 2020 
                    
                    Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (686.526 KB)
                            
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Abstrak. Air tanah yang muncul di atas permukaan tanah terjadi karena adanya  proses geologi di dalam tanah. Air yang muncul kemudian dikenal sebagai mata air. Dusun Kaballokang yang merupakan bagian wilayah Desa Moncongloe terletak di perbukitan di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa. Topografi Dusun Kaballokang yang berbukit-bukit serta jauh dari mata air menjadi kelemahan Dusun tersebut untuk mendapatkan air bersih. Warga Kaballokang mengandalkan air hujan, sumur gali, pemandian umum dan mata air untuk kebutuhan pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutama pada musim kemarau. Salah satu sumber mata air artesis adalah mata air. Jarak terdekat rumah warga ke sumber mata air kurang lebih 150 meter. Mata air di lereng perbukitan tidak pernah kering walaupun debit berkurang pada musim kemarau.Kegiatan pegabdian bertujuan untuk mengelola mata air yang berada pada daerah lereng perbukitan Dusun Kaballokang untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga dengan mengalirkan air dari sumber mata air. Kegiatan ini melibatkan pemerintah daerah dan warga masyarakat khususnya masyarakat Dusun Kaballokang Desa Moncongloe Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa. Tujuan dari pengabdian untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang memadai dan berkesinambungan bagi masyarakat dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas.Metode yang digunakan dalam program kemitraan masyarakat ini, yaitu metode pendampingan (mentoring) dan metode Partisipatory Rural Approach (PRA). Metode pendampingan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pengetahuan cara pengelolaan mata air untuk sumber air rumahtangga. Selain itu bersama-sama dengan mitra dalam pembuatan bangunan: penangkap air, penampungan  air sampai dengan pendistribusian air. Metode PRA dilakukan untuk membangkitkan rasa memiliki mitra terhadap produk yang akan dikembangkan dan rasa tanggung jawab mitra terhadap produk dan lingkungan yang ada disekitarnya. Pengelolaan mata air  diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air rumah tangga serta jumlah rumah tangga yang memanfaatkan air dari mata air juga bertambah.Kata kunci: pengelolaan, mata air, distribusi air
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Peningkatan Pengetahuan Pembuatan Bakpao Tempe Ibu-Ibu Rumah Tangga di Desa Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa 
                    
                    Raeny Tenriola Idrus; 
Slamet Widodo; 
Besse Qur’ani; 
Nur Rahmadani                    
                     Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 4 
                    
                    Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (409.162 KB)
                            
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Abstrak. Mitra Program Kemitraan Komunitas (PKM) ini adalah Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Masalahnya adalah: mitra belum memiliki pengetahuan mengenai cara pengolahan bakpao yang menggunakan tambahan tempe untuk meningkatkan nilai jual, mengemasnya, dan belum mengetahui cara merencanakan menjual hasil olah bakpao penambahan tempe.Metode yang digunakan adalah: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, dan mitra pendamping. Hasil yang dicapai adalah peningkatan pengetahuan mitra memiliki dalam pengolahan bakpao dengan penambahan tempe baik dari pengetahuan bahan, pengetahuan alat dan pengetahuan pembuatan. Kata Kunci: Bakpao, Pengetahuan, Tempe
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Keterampilan santri Pesantren Nur Fadillah dalam pembuatan patok beton abu sekam padi 
                    
                    Nur Anny S. Taufieq; 
Muh. Idhil Maming; 
Raeny Tenriola                    
                     Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2018, No 1: Prosiding 1 
                    
                    Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (155.6 KB)
                            
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Nur Fadhilah Pesantren is one of the educational institutions in Somba Opu district. Nur Fadhilah boarding school is educating students from primary to a secondary level which the students who are part of a poor family. In the boarding area is great but there is still a lot of unused land between the landboarding school. With extensive land boarding school, partners were asked to find a solution that could be categorized as extracurricular activities and can help the economic needs of the students. The problems encountered in this community partnership program is 1) boarding school students life skills that are still in the form of farming and fishing which is just enough to meet the daily needs of students, 2) land owned by ample boarding school and not to have been used by managers and students. in the vicinity, even though it was so potentially be utilized, 3) costs is limited to the life of students in Nur Fadhilah Pesantren 4) the students who don't get an understanding of the application of appropriate technology to make concrete stakes. Methods used in this community partnership program is a method of mentoring and methods of participatory rural approach (PRA). Method of mentoring is done to change the paradigm of society thinking in utilizing the husk of rice husk and dry the ashes as supplementary material in making reinforced concrete stakes, increase understanding in utilizing waste husk rice, the community and encourage the entrepreneurial spirit of the community. Method PRA done to excite the partner has products to be developed and partners a sense of responsibility to the product and the environment that surrounds them. The result of this partnership program is that rice husk ash which is only used for the manufacture of salt and egg cooking equipment can now be used as a raw material that has high economic value. Concrete use cement as a binder between the sandstone and broken can be replaced by reducing the amount of cement to be used as concrete stakes. The replacement of the cement material with rice husk ash could reach 25%. So the cost of production using rice husk ash pot fillers can be reduced in the amount of 22%.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PKM Produksi Batu Bata Ekonomis dengan Abu Sekam Padi di Panyangkalang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan 
                    
                    Irma Aswani Ahmad; 
Nur Anny S. Taufieq; 
Amal Amal; 
Raeny Tenriola Idrus; 
Armiwaty Armiwaty                    
                     DEDIKASI Vol 24, No 2 (2022): Jurnal Dedikasi 
                    
                    Publisher : Universitas Negeri Makassar 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.26858/dedikasi.v24i2.39481                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Abstrak.  Mitra Program Kemitraan Masyarakat (PKM)  ini adalah kelompok industri kecil pembuatan batu bata di desa Panyangkalang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Mitra menggunakan kayu sebagai bahan bakar dalam proses pembakaran batu bata merah. Hal ini menimbulkan masalah akibat kelangkaan kesedian kayu di pasaran. Selain itu walaupun didapatkan di pasaran, harganya sangatlah mahal. Oleh karena itu pada kegiatan pengabdian masyarakat ini akan diberikan informasi dan penyukuhan mengenai bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti kayu. Metode pendekatan yang digunakan berupa penyuluhan dan pelatihan mengenai dua hal yaitu pertama adalah penggunaan sekam padi limbah yang diambil dari limbah pabrik beras sebagai bahan bakar. Kedua adalah penggunaan abu sekam padi hasil dari pembakaran menjadi bahan pengganti sebagian tanah liat dalam pembuatan batu bata. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta mampu melakukan setiap tahapan proses pembuatan batu bata sesuai dengan penyuluhan dan pelatihan yang diberikan. Peserta telah berhasil membuat produksinya berupa batu bata merah yang murah dengan penghematan pada bahan bakar yang digunakan. 
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Panen Air Hujan sebagai Alternatif Sumber Air Bersih pada Lahan Perkebunan di Desa Bilalang Kecamatan Manuju 
                    
                    Raeny Tenriola Idrus; 
Armiwaty Armiwaty; 
Nur Anny S. Taufieq; 
Irma Aswani Ahmad; 
Gufran D. Dirawan                    
                     IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat 
                    
                    Publisher : IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (453.023 KB)
                            
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Abstrak. Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih dari air tanah sangatlah terbatas dan kurang memenuhi dalam persyaratan air minum. Kondisi ini menjadikan sumber air seperti pemanfaatan dan pengolahan air hujan sebagai alternatif yang perlu dipertimbangkan, sehingga dapat mengurangi pengambilan air tanah terutama pada saat musim hujan. Pemanfaatan kembali sumber daya air menjadi hal yang sangat penting. Berdasarkan berbagai hasil pengamatan dan kondisi masyarakat petani di Desa Bilalang,  maka penerapan metode pemanenen air hujan pada lokasi perkebunan petani dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di lahan perkebunan secara komunal sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara bersama-sama,. Metode pelaksanaan yang akan dilakukan berupa metode pendampingan (mentoring) dan metode Partisipatory Rural Approach (PRA). Metode pendampingan dilakukan unruk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pengetahuan cara pengelolaan air hujan untuk sumber air bersih rumahtangga. Selain itu  merubah paradigma berpikir masyarakat dalam memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan air pada lokasi perkebunan. Metode PRA dilakukan untuk membangkitkan rasa memiliki (sense of belonging) mitra terhadap produk yang akan dikembangkan, dan rasa tanggungjawab (sense of responsibility) mitra terhadap produk dan lingkungan yang ada disekitarnya. Hasil kegiatan program kemitraan masyarakat yaitu tersedianya bak penampungan air pada lahan perkebunan yang dapat dimanfaatkan oleh petani kebun untuk kebutuhan masak, mencuci piring, dan buang air. Masyarakat mitra memahami manfaat pemanenan air hujan untuk kebutuhan air bersih di lahan perkebunan. Selain itu panen air hujan meningkatkan keragaman sumber air bersih, meningkatkan nilai tambah dan mengatasi kekurangan akan air bersih lahan perkebunan pada musim kemarau.Kata kunci: panen air hujan, lahan perkebunan, air bersih
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Workshop Peningkatan Literasi Digital Mahasiswa Melalui Aplikasi Desain Grafis Canva 
                    
                    Noor Fadilah Romadhani; 
Muhammad Haristo Rahman; 
Nurlita Pertiwi; 
Raeny Tenriola Idrus; 
Armiwaty Armiwaty                    
                     INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 1 (2023): INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat (Article in Press) 
                    
                    Publisher : Universitas Negeri Makassar 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.35580/inovasi.v3i1.46426                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Abstrak. Literasi digital bagi mahasiswa sangat penting untuk ditingkatkan, utamanya pada era teknologi digital 4.0 dan era society 5.0 sekarang ini. Kelancaran dalam proses pembelajaran yang menggunakan teknologi menuntut skill dan keterampilan mahasiswa. Sasaran dalam PKM ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah meningkatkan keterampilan digital mahasiswa dalam menggunakan aplikasi desain grafis Canva dalam menunjang proses perkuliahan. Metode pelaksanaan kegiatan PKM ini dilakukan secara luring dengan tahap 1) ceramah dan diskusi, 2) partisipatory rural approach (PRA), dan 3) monitoring dan evaluasi. Diharapkan dari kegiatan PKM ini mampu menstimulasi kreativitas mahasiswa dalam membuat desain yang akan berdampak pada peningkatan literasi digital. Adapun luaran dari hasil PKM ini yaitu karya desain grafis peserta menggunakan aplikasi Canva berupa desain presentasi, brosur kegiatan, poster, banner dan label produk wirausaha. Kesimpulan dari kegiatan ini 1). para peserta memiliki motivasi yang cukup tinggi, dilihat dari ketertarikan mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai, 2) materi mudah dipahami oleh mitra karena disajikan secara menarik dan melalui tahap pendampingan, monitoring dan evaluasi dalam membuat rancangan desain grafisnya, dan 3) hasil karya desain menunjukkan bahwa mahasiswa yang tadinya tidak memiliki bakat desain dapat menghasilkan karya desain yang menarik sehingga berpengaruh pada meningkatnya literasi digital peserta. Kata Kunci: workshop, literasi digital, canva, desain grafis
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Kajian Pemanfaatan Ruang Kawasan Permukiman Tepian Kanal Jongaya Kelurahan Pabaeng-Baeng Kota Makassar 
                    
                    Raeny Tenriola Idrus; 
Armiwaty Armiwaty; 
Andi Yusdi Dwiasta R                    
                     Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 11 
                    
                    Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Abstrak. Bertambahnya penduduk berdampak pada meningkatnya kebutuhan penduduk akan tempat tinggal. Pembangunan yang terus meningkat berdampak pada berubahnya ruang terbuka yang seharusnya berfungsi sebagai ruang terbuka tanpa bangunan berubah menjadi ruang terbuka dengan bangunan baik permanen maupun sementara. Pembangunan yang semakin meningkat mengubah wajah ruang terbuka menjadi kompleks hunian. Akibatnya, tidak tersedia tempat bermain anak dan ruang sosialisasi masyarakat di luar rumah sehingga prasarana jalan dan area sempadan kanal dipilih sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan ruang pada kawasan permukiman tepian kanal Jongaya kelurahan Pabaeng-baeng berdasarkan  aktivitas sosial masyarakat, termasuk mengkaji aktifitas sepanjang jalan inspeksi kanal Jongaya antara jalan Andi Tonro dan jalan Sultan Alauddin. Penelitian deskriptif ini menggunakan teknik analisa cognitive mapping yaitu metode analisa kegiatan  sosial berdasarkan pola penggunaan ruang melalui media pemetaan ruang dan aktivitas masyarakat. Hasil penelitian adalah  pemetaan  aktivitas masyarakat berdasarkan jenis kegiatan, waktu dan interval penggunaan ruang sosialnya. Aktifitas masyarakat umumnya menggunakan jalan untuk beraktifitas. Kata Kunci: Pemanfaatan, Ruang, Aktifitas Masyarakat, Tepian Kanal
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Revolusi Ruang Hidup dengan Teknologi Smart Home 
                    
                    Armiwaty M; 
Raeny Tenriola Idrus; 
Noor Fadilah Romadhani                    
                     SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS 62 Vol. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional UNM ke-62 2023 
                    
                    Publisher : Universitas Negeri Makassar 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
In recent years, there has been a significant increase in the adoption of smart home technology. From voice assistants like Amazon’s Alexa and Google Home to smart thermostats and security systems. Smart home technology is becoming more and more commonly used by modern society. The aim of this research is a review of smart home technology that can revolutionize our living space. The results of the review conclude that smart home is a technology that is increasingly being used. This smart home has many advantages, but also has some disadvantages that need to be considered. The development of this smart home is an interesting and potentially revolutionary way of living and how we interact with living space.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Tipologi Fasade (Dego-Dego) Rumah Tradisional Makassar 
                    
                    Armiwaty Armiwaty; 
Raeny Tenriola Idrus; 
Noor Fadilah Romadhani                    
                     Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 1 (2023): Volume 1 Issue 1 Februari 2023 
                    
                    Publisher : Universitas Negeri Makassar 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Suku Konjo digolongkan sebagai salah satu sub etnis dalam Suku Makassar, sehingga budaya Suku Konjo seringkali disamakan dengan budaya Suku Makassar, termasuk entitas budaya yang dimilikinya, satu diantaranya yaitu rumah tradisional. Rumah tradisional Suku Konjo umumnya tidak memiliki serambi terbuka, dengan posisi tangga depan biasanya di pinggir serta berada di bawah atap. Serambi tersebut berada di bagian depan rumah sehingga tergolong sebagai fasade. Berdasarkan keunikan bentuk fasade inilah sehingga tujuan penelitian ini yaitu menjabarkan tipologi bentuk dego-dego rumah tradisional Suku Konjo. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipologi fasade (dego-dego) pada rumah tradisional ini berbentuk lebih kecil dan diletakkan di samping tangga yang terletak tepat di depan pintu masuk. Letak dego-dego ini tidak hanya di rumah bagian atas, namun juga di sisi tangga bagian bawah. Posisi dego-dego yang terletak di kedua sisi tangga tersebut sangat memudahkan bagi pengguna saling berkomunikasi, karena posisi duduk akan saling berhadapan.