Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pemodelan Mesin Pengering Biji-Bijian Tipe Batch Menggunakan Hybrid Petri Net Deny Murdianto; Dwi Santoso
Perbal : Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.139 KB) | DOI: 10.30605/perbal.v7i2.1375

Abstract

Pengeringan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pengolahan hasil pertanian, penggunaan mesin pengering menjadi hal yang disarankan guna meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas dari bahan yang dikeringkan. Untuk menunjang efektifitas kerja dari mesin pengering perlu dilakukan pemodelan agar diketahui baik atau tidaknya desain dan kinerja mesin tersebut. Metodologi yang diusulkan untuk membangun hybrid petri net adalah dengan menurunkan himpunan persamaan massa dan persamaan energi yang menentukan perilaku distribusi aliran udara panas. Alat pengering tipe batch terdiri dari beberapa bagian utama yaitu ruang plenum, ruang pengeringan dan tungku. Pada tungku terdiri dari ruang bakar, blower dan plat pembatas. Petri net terdiri dari 6 place dan 5 transisi. Yaitu blower, energi udara (dari blower), gas LPG, ruang bakar (energi panas), heat exchanger, ruang pengering, transisi udara dari blower, transisi gas dari LPG ke ruang bakar melalui aktuator 1, transisi gas dari LPG ke ruang bakar melalui aktuator 2, transisi panas dan udara ke heat exchanger, transisi udara panas dari heat exchanger ke ruang pengering. Mesin pengering biji-bijian tipe batch dapat dimodelkan secara matematis menggunakan Hybrid Petri Net. Petri Net yang diperoleh terdiri dari 6 place dan 5 transisi. Bagian diskrit dari Petri Net digunakan untuk menggambarkan blower, sedangkan bagian lain dari mesin pengering menggunakan bagian kontinu dari Petri Net. Kata kunci : Pemodelan, Hybrid Petrinet, Mesin Pengering
DESAIN DAN UJI KINERJA MATA PISAU MODIFIKASI PADA MESIN PENCACAH LIMBAH PERTANIAN Dwi Santoso; Abdul Waris; Apriliansyah Apriliansyah; Sudirman Sirait; Aditya Murtilaksono
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.25.2.205-214.2021

Abstract

Mesin pencacah memiliki berbagai macam komponen, salah satu komponen utama yang mempengaruhi kinerja mesin pencacah adalah mata pisau. Adapun yang mendasari dilakukannya modifikasi mata pisau mesin pencacah limbah pertanianyaitu, mata pisau yang digunakan pada sebelumnya memiliki kinerja yang kurang optimal sehingga dapat menyebabkan kualitas pemotongan bahan belum optimal dan seragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja mesin pencacah limbah pertanian setelah digunakan mata pisau yang dimodifikasi. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan November hingga Maret 2021. Bertempat di Laboratorium Mekanisasi, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan. Penelitian ini terdiri beberapa tahapan yaitu identifikasi masalah, modifikasi mata pisau, uji kinerja dan analisis data. Parameter penelitian yang digunakan adalah menghitung kapasitas efektif alat (kg/jam), kecepatan linear (m/s), rendemen (%), suhu mesin penggerak (t), dan kecepatan electromotor (RPM). Dari hasil analisis data berdasarkan parameter yang digunakan diperoleh nilai kapasitas efektif alat 9,14 kg/jam, kecepatan linear 5,28 m/s, rendemen 91,4%, rata – rata suhu 68,3 °C dan rata – rata kecepatan electromotor 234,9 rpm pada mata pisau standar. Kinerja tebaik mesin pencacah limbah pertanian yaitu pada saat menggunakan mata pisau hasil modifikasi dengan  sudut kemiringan mata pisau 10° dengan nilai kapasitas efektif alat 16,35 kg/jam, kecepatan linear 6,20 m/s, rendemen 96,5%, rata – rata suhu 55,5 °C dan rata – rata kecepatan electromotor 275,4 rpm.
MODEL MATEMATIS PENGERINGAN LAPISAN TIPIS BIJI KOPI ARABIKA (Coffeae arabica) DAN BIJI KOPI ROBUSTA (Coffeae cannephora) Dwi Santoso; Djunaedi Muhidong; Mursalim Mursalim
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.392 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.1.86-95.2018

Abstract

Pengeringan merupakan hal yang sangat penting pada pengolahan kopi, tanpa pengeringan yang baik, kualitas biji kopi tidak akan maksimal. Pengeringan lapisan tipis merupakan langkah fundamental dalam memahami perilaku pengeringan produk pertanian, termasuk kopi. Penelitian ini menggunakan biji Kopi yang sudah difermentasi, dibersikan, dicuci dan disortasi. Buah kopi Robusta diperoleh dari kecamatan Ulu Ere kabupaten Bantaeng. Dengan alat pengering tray dryer biji kopi dikeringkan dengan menggunakan tingkatan suhu (400C, 500C, 600C) dan kecepatan udara 1 m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin cepat mendekati kadar air kesetimbangan. Sampel dengan suhu 600C membutuhkan waktu pengeringan yang lebih cepat (sekitar 16 jam) untuk mencapai kadar air kesetimbangan. Ada tiga jenis model pengeringan yang digunakan untuk mendeteksi perilaku MR yaitu model Newton, model Henderson & Pabis, dan model Page. Persamaan model Page untuk tiga tingkatan suhu dan dengan dua sampel yang berbeda menunjukkan nilai R2 yang lebih besar atau mendekati 1 dibandingkan dengan kedua model lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa model Page adalah model pengeringan terbaik karena memilki kesesuaian terhadap karakteristik pengeringan lapisan tipis biji kopi Robusta.
Identifikasi Kebutuhan Alsintan Tanaman Pangan (Padi dan Jagung) di Kota Tarakan Dwi Santoso; Galih Yogi Rahajeng; Rizza Wijaya
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 20 No 3 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v20i3.2277

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan dan kebutuhan alat dan mesin pertanian dalam usahatani tanaman padi dan jagung untuk mendukung keberlanjutan pangan di Kota Tarakan. Penelitian menggunakan metode survey, data primer diperoleh langsung dari responden dan informan. Data sekunder diperoleh melalui data tertulis yang ada di lapangan dan instansi terkait. Responden dalam penelitian ini adalah petani dengan jumlah 80 responden. Hasil penelitian menujukkan bahwa bahwa penggunaan alsintan sangat mutlak dibutuhkan oleh para petani tanaman pangan di kota Tarakan. Jumlah petani padi dan jagung di kota Tarakan yang tidak memiliki alsintan lebih banyak (61%) daripada yang memiliki alsintan (39 Jenis alsintan yang paling banyak digunakan oleh para petani padi dan jagung di kota Tarakan yaitu cultivator (32%), traktor roda dua (10%), pompa irigasi (29%) dan hand sprayer (29%). Alsintan yang dibutuhkan oleh para petani padi dan jagung di kota Tarakan yaitu traktor roda dua, kultivator, pompa irigasi, alat penanam jagung dan mesin pemanen padi.
PENGARUH RADIASI ELEKTROMAGNETIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Hilman Aditya Pratama; Amarullah Amarullah; Dwi Santoso
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i1.1497

Abstract

ABSTRACT There are several things that cause an increase in the yield of tomato plants, one of which is the application of electromagnetic radiation to plants, thus encouraging some researchers in agriculture to review whether electromagnetic radiation has a positive influence on the growth and production of tomato plants. Electromagnetic field treatment and frequency of exposure using 56 μT electromagnetic fields to determine the effect on tomato plant growth in the vegetative phase. This research was conducted in January 2017 until completion. In this study the tools used included: a series of electromagnetic inductors, batteries, pipes, aluminum foil, tomato plant media, while the ingredients used were servo varieties of tomato seeds that were first sown. The treatments in this study were P0 = control, P1 = application for 20 minutes, control, P2 = application for 40 minutes, control, P3 = application for 60 minutes, control, P4 = application for 80 minutes. The results showed that the observation parameters that showed statistically significantly different results were parameters of plant height, number of leaves and stem diameter, the best treatment for each observation parameter was P2 treatment (exposure to electromagnetic radiation for 40 minutes).Keywords : Electromagnetic Radiation, Tomato Plant, VegetatifABSTRAK Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya peningkatkan hasil produksi tanaman tomat salah satunya adalah dengan pengaplikasian radiasi elektromagnetik terhadap tanaman, sehingga mendorong beberapa peneliti dibidang pertanian untuk meninjau apakah radiasi elektromagnetik memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Perlakuan besar medan elektromagnetik serta frekuensi pemaparan dengan menggunakan 56 µT medan elektromagnetik untuk mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada fase vegetatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan selesai. Dalam penelitian ini alat yang digunakan meliputi: rangkaian induktor elektromagnetik, aki, pipa, alimunium foil, media tanaman tomat, sedangkan bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas servo yang terlebih dahulu disemai. Perlakuan pada penelitian ini P0= kontrol, P1= pengaplikasian selama 20 menit, kontrol, P2= pengaplikasian selama 40 menit, kontrol, P3= pengaplikasian selama 60 menit, kontrol, P4= pengaplikasian selama 80 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter pengamatan yang menunjukan hasil berbeda nyata secara statistik adalah parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang, perlakuan terbaik untuk setiap parameter pengamatan adalah perlakuan P2 (pemaparan radiasi elektromagnetik selama 40 menit).Kata kunci : Radiasi elektromagnetik, Tanaman tomat , vegetatif
PENGAPLIKASIAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annum L.) Bagus Santoso; Amarullah Amarullah; Dwi Santoso
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i2.1509

Abstract

ABSTRACT  Chili Plants (Capsicum annum L.) originating from the tropics and subtropicsAmericas, especially Colombia, South America, and continue to spread to Latin America. Evidence of chili cultivation was first discovered in Peru's historical siteand leftover seeds that are more than 5000 years old BC in a cave in Tehuacan, Mexico. The spread of chili to the whole world including countries in Asia, like Indonesia carried out by Spanish and Portuguese traders. The purpose of this study was to determine the effect of electromagnetic radiation on the growth and yield of red chilies in the city of Tarakan.This research was conducted from September 2018 to January 2019, at the screen house of the Faculty of Agriculture, Borneo Tarakan University. This study was prepared using factorial Randomized Block Design (RBD) with 5 treatments repeated 5 times. The factors studied were large electromagnetic radiation 56 microtesla with exposure time (P0) 0 minutes, (P1) 20 minutes, (P2) 40 minutes, (P3) 60 minutes, (P4) 80 minutes. Observation parameters; plant height, number of leaves, leaf length, leaf width, stem diameter and number of branches. Analysis of variance using variance ANOVA with a confidence level of 95% and if it is significantly different it will be continued with DMRT further testing.The results of the study show that: 1) Observation parameters that showed statistically significant differences were parameters of plant height, number of branches and number of leaves while parameters that did not show different results were parameters of leaf length, leaf width and stem diameter., 2) The best treatment for each observation parameter is P2 treatment (exposure to electromagnetic radiation for 40 minutes), and the lowest treatment is treatment P0 (without exposure to electromagnetic radiation). Suggestions from this study should be carried out further research on the use of electromagnetic radiation in the vegetative phase until the results of red chili plants (Capsicum annum L.)Keywords: chili, electromagnetics radiation, Randomized Block Design  ABSTRAK Tanaman cabai (Capsicum annum L.) berasal dari dunia tropika dan subtropika Benua Amerika, khususnya  Colombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun SM di dalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh radiasi elektromagnetik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah di kota Tarakan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2018, di screen house Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 5 perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Faktor yang diteliti yaitu besar radiasi elektromagnetik 56 mikrotesla dengan lama pemaparan (P0) 0 menit, (P1) 20 menit, (P2) 40 menit, (P3) 60 menit, (P4) 80 menit. Parameter pengamatan; tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, diameter batang dan jumlah cabang. Analisis ragam menggunakan sidik ragam Anova dengan tingkat kepercayaan 95% dan apabila berbeda nyata maka akan dilanjut dengan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Parameter pengamatan yang menunjukkan hasil berbeda nyata secara statistik adalah parameter tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun sedangkan parameter yang tidak menunjukkan hasil yang berbeda nayata adalah parameter panjang daun, lebar daun dan diameter batang, 2) Perlakuan terbaik untuk setiap parameter pengamatan adalah perlakuan P2 (pemaparan radiasi elektromagnetik selama 40 menit), dan perlakuan terendah adalah perlakuan P0 (tanpa pemaparan radiasi elektromagnetik). Saran dari penelitian ini sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggunaan radiasi elektromagnetik pada fase vegetatif sampai hasil tanaman cabai merah (Capsicum annum L.)Kata kunci : cabai merah, radiasi elektromagnetik, Rancangan Acak Kelompok
TEKNOLOGI IRIGASI OTOMATIS BERTENAGA SURYA DI KELOMPOK TANI CAHAYA TANI KECAMATAN TARAKAN UTARA KOTA TARAKAN Sudirman Sirait; Dwi Santoso; Saat Egra
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1530

Abstract

ABSTRACT One effort to increase irrigation efficiency is the use of solar power-based automatic control systems. This technological innovation was designed by utilizing digital technology, microcontroller and sensor network. This automatic control system operates based on the value of soil moisture as the lower set point value and the upper set point value to set the pump on/off. The aims of this research are to develop a solar-powered automatic control system with reference to the control of soil moisture for set on/off the pump and can keep the soil moisture from the water capacity. The stages of the research are hardware design of solar-powered control systems, design of automatic control system software, design of sprinkler irrigation networks, testing and data analysis. The results showed that the total power to operate an automatic sprinkler irrigation system of 67.0 Watt and can reduce battery consumption of 234.7 Watt. The use of a 30 Wp solar panel unit is able to meet the power needed for the automatic control system during the experiment. Keywords: automatic control system, microcontroller, solar power, sprinkler irrigation ABSTRAK Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi irigasi adalah penggunaan sistem kontrol otomatis berbasis tenaga surya. Inovasi teknologi ini dirancang dengan memanfaatkan teknologi digital, mikrokontroller dan jaringan sensor. Sistem kontrol otomatis ini beroperasi berdasarkan nilai kelengasan tanah sebagai nilai set point bawah dan set point atas untuk mengatur on/off pompa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem kontrol otomatis bertenaga surya dengan acuan kendali kelengasan tanah untuk pengaturan on/off pompa dan menjaga kondisi tanah dari kapasitas lapang. Tahapan penelitian yaitu perancangan hardware sistem kontrol otomatis bertenaga surya, perancangan software sistem kendali, perancangan jaringan irigasi sprinkler, pengujian dan analisis data. Hasil percobaan menunjukkan total daya untuk mengoperasikan sistem irigasi sprinkler otomatis 67,0 Watt dan menghemat penggunaan daya baterai sebesar 234,7 Watt. Penggunaan 1 unit panel surya 30 Wp mampu mencukupi daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem kontrol otomatis selama percobaan. Kata kunci: irigasi sprinkler, mikrokontroller, sistem kontrol otomatis, tenaga surya
Penerapan Pertanian Terpadu Budidaya Tanaman Hidroponik Dan Ikan Lele Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Kawasan Perbatasan Kalimantan Utara Dwi Santoso; Siti Fatima; Nurhaya Kusmiah; Ince Siti Wardatullatifah; Anugerah Fitri Amalia; Muh. Kusmali; Muh. Adiwena; Nurul Chairiyah; Aditya Murtilaksono; Nurlela Machmuddin; Saat Egra; Deny Murdianto; Khaerunnisa Khaerunnisa; Rayhana Jafar; Banyuriatiga Banyuriatiga; Nove Kurniati Sari; Nurmaisah Nurmaisah; Erwan kusnadi; Berly Yasmon; Ovistevi Munthe; Nurjannah Nurjannah; Hendris Hendris; Zulhafandi Zulhafandi; Moh. Wahyu Agang; Muhammad Arbain; Kartina Kartina
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.481 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.108

Abstract

Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia perlu didukung untuk dapat berkembang sehingga masyarakatnya tidak tergantung dengan produk-produk pertanian dari daerah Negara lain. Salah satu hal yang bisa dilakukan guna mendukung hal tersebut adalah dengan menerapkan program pertanian terpadu. Desa batu kajang merupakan salah satu desa terluar di wilayah Kalimantan Utara dan sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani tanaman hortikultura, permasalahan yang ada di desa Batu Kajang yaitu masyarakatnya belum banyak yang memiliki usaha sampingan lain untuk menunjang ekonomi keluarga sehingga masyarakat disana hanya bergantung pada pendapatan hasil panen yang dijual kepasar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Batu Kajang Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara. Mekanisme kegiatan dibagi kedalam beberapa tahapan yaitu survei, sosialisasi, pelatihan dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pelatihan merupakan kegiatan puncak dari PKM yaitu bimbingan teknis kepada masyarakat mengenai pembuatan instalasi hidroponik dan pembuatan kolam terpal untuk ikan lele. Tahapan pelatihan terdiri dari beberapa tahapan diantaranya pembuatan instalasi hidroponik, Kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan baik ditunjukkan dengan antuasisme masyarakat desa batu kajang yang sangat besar dalam mengikuti pelatihan tersebut. Budidaya tanaman secara hidroponik dan ternak lele merupakan salah satu solusi terbaik sebagai usaha sampingan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
PENERAPAN TEKNOLOGI FORMULASI NUTRISI ESENSIAL HIDROPONIK DI KELOMPOK PETANI HIDROPONIK SMART HIDROPONIK UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KOTA TARAKAN Aditya Murtilaksono; Dwi Santoso; Rasni Rasni; Annisa B.; Rayhana Jafar
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12426

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang dihadapi oleh kelompok Petani Smart Hidroponik yaitu mahalnya biaya produksi, analisis usaha tani dan pemasaran hasil panen. Biaya produksi yang mahal disebabkan oleh mahalnya harga nutrisi yang tersedia Kota Tarakan dan membutuhkan waktu yang lama hingga panen sehingga penggunaan listrik cukup tinggi. Pengabdian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi formulasi nutrisi esensial hidroponik untuk mengurangi biaya produksi hidroponik dan membantu dalam perhitungan keuntungan serta mempercepat penjualan hasil panen. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Kelompok Petani Smart Hidroponik Kelurahan Kampung 1. Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Kegiatan PKM terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu survey, sosialisasi, pelatihan pembuatan nutrisi esensial hidroponik, pelatihan analisis usaha tani, pendampingan pemasaran hasil panen, serta evaluasi pelaksanaan dan keberlanjutan program oleh kelompok tani. Hasil kegiatan PKM yaitu kelompok tani mampu membuat nutrisi esensial hidroponik sendiri, meningkatnya proses pemasaran dan meningkatnya keuntungan hasil panen sayuran hidroponik. Kata kunci: hidroponik; hortikultura; nutrisi ABSTRACTThe problems faced by the Smart Hydroponic Farmer group are the high cost of production, analysis of farming, and marketing of crops. The high cost of production is caused by the nutrients available in Tarakan City, which are expensive and take a long time to harvest, so the use of electricity is quite high. This service aims to apply hydroponic essential nutrient formulation technology to reduce hydroponic production costs and assist in calculating profit, and accelerating crop sales. This PKM activity was carried out in the Smart Hydroponic Farmers Group, Kampung 1 Village, Central Tarakan District, Tarakan City, North Kalimantan. PKM activities are divided into several stages, namely surveys, socialization, training on making hydroponic essential nutrients, training on farming analysis, marketing assistance for crops, and evaluating the program's implementation and sustainability by farmer groups. The result of PKM activities is that this farmer group is able to make their own hydroponic essential nutrients, improve the marketing process and increase profits from hydroponic vegetable plants. Keywords: hydroponic; horticulture; nutrition
Design and Simulation of Chassis for Electric Cultivator Dwi Santoso; Abdul Waris; Saat Egra
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 12, No 1 (2023): March 2023
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v12i1.174-185

Abstract

Building or designing an electric cultivator requires a comprehensive study by paying attention to each main component, namely the chassis. The chassis serves as a place to attach the constituent components and holds the weight of the overall components contained in the tool. A good machine frame will increase the workability of the machine because the components that make up the cultivator are in the right layout. A good chassis design is needed to improve the performance of the electric cultivator. This study aims to design and simulate the strength analysis of the electric cultivator frame. This research consists of several stages, namely literature review, frame design, chassis strength simulation and chassis cultivator capability analysis. From the results of the analysis concluded that technically this tool is classified as safe with a loading condition of 18 kg and a support on its axis. However, it is still recommended that before production, the tool design must be re-optimized. Especially at the joints of the upper and lower frames near the pillow block. This is because this cross section is a critical area because it has a large equivalent stress value, has a small life cycle, and has a low safety factor. Keywords:   Design, Electric cultivator, Simulation