Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

MENGENAL 12 MURID YESUS DALAM KEPRIBADIAN DAN PELAYANANNYA Sinambela, Juita Lusiana; Sinaga, Janes; Purba, Beni
LOGOS Vol. 20 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v20i1.2548

Abstract

Tidak mudah untuk memilih murid yang akan dijadikan Yesus sebagai penerus dan pembawa pesan Injil untuk keselamatan Manusia, namun dalam pilihan ini Yesus memiliki cara dan kriteria sendiri. Dalam misi-Nya di bumi, Yesus memulai dengan memuridkan 12 orang dan kemudian berkembang hingga saat ini. Kedua belas murid itu adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Yesus tidak hanya memanggil para murid untuk menjadi pendengar, mereka juga dipanggil untuk menjadi murid. Setiap murid dipanggil untuk mengikuti dan hidup bersama-Nya. Yesus memilih para murid yang tidak berpendidikan karena mereka tidak dididik dalam tradisi dan kebiasaan palsu pada zaman mereka. Mereka adalah orang-orang yang memiliki karakter yang cakap, dan mereka adalah orang-orang yang rendah hati dan mudah diajar yang dapat dia latih untuk pekerjaan-Nya. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif melalui Analisa data dan mengolahnya sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan maksud penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menyatakan bahwa panggilan dan kehidupan ke 12 murid Yesus menjadi pelajaran zaman ini, dimana ketika Yesus memanggil siapa saja menjadi murid-Nya kiranya mereka bersedia seperti ke 12 murid tanpa ragu-ragu, karena Yesus dapat menggunakan siapa saja walaupun pandangan dunia dia bukanlah orang yang cakap ataupun tidak terpandang.
BUKTI PENYERTAAN TUHAN MELALUI PERJALANAN BANGSA ISRAEL MENYEBERANGI LAUT TEBERAU BERDASARKAN KELUARAN 13:17 – 14:1-31 Sinaga, Janes; Kurniawan, Raden Deddy; Sinambela, Juita Lusiana
LOGOS Vol. 19 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v19i2.1985

Abstract

Bukti penyertaan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel sungguh nyata. Tuhan bukan saja memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan, Allah pembebas, namun juga Tuhan, Allah yang menyertai kehidupan mereka. Sementara itu bagi Firaun, seharusnya peristiwa ini adalah pelajaran penting dalam sejarah kehidupannya dan bangsanya. Bahwa berperkara dengan Tuhan, Allah Israel adalah sebuah kesia-siaan. Baik bangsa Israel dan Firaun sama-sama diajarkan akan sifat dan karakter Tuhan, Allah yang adil dan penuh kasih. Ini pula yang seharusnya menjadi pelajaran bagi umat-umat Tuhan sepanjang zaman. Bahwa penting percaya dengan segenap hati kepada tuntunan dan pemeliharaan Tuhan di dalam setiap jalan-jalan kehidupan. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber Pustaka, sehingga setiap orang percaya akan penyertaan Tuhan melalui pengalaman bangsa Israel keluar dari Mesir dan menyeberangi Laut Teberau.
MENGENAL 12 MURID YESUS DALAM KEPRIBADIAN DAN PELAYANANNYA Sinambela, Juita Lusiana; Sinaga, Janes; Purba, Beni
LOGOS Vol. 20 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v20i1.2548

Abstract

Tidak mudah untuk memilih murid yang akan dijadikan Yesus sebagai penerus dan pembawa pesan Injil untuk keselamatan Manusia, namun dalam pilihan ini Yesus memiliki cara dan kriteria sendiri. Dalam misi-Nya di bumi, Yesus memulai dengan memuridkan 12 orang dan kemudian berkembang hingga saat ini. Kedua belas murid itu adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Yesus tidak hanya memanggil para murid untuk menjadi pendengar, mereka juga dipanggil untuk menjadi murid. Setiap murid dipanggil untuk mengikuti dan hidup bersama-Nya. Yesus memilih para murid yang tidak berpendidikan karena mereka tidak dididik dalam tradisi dan kebiasaan palsu pada zaman mereka. Mereka adalah orang-orang yang memiliki karakter yang cakap, dan mereka adalah orang-orang yang rendah hati dan mudah diajar yang dapat dia latih untuk pekerjaan-Nya. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif melalui Analisa data dan mengolahnya sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan maksud penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menyatakan bahwa panggilan dan kehidupan ke 12 murid Yesus menjadi pelajaran zaman ini, dimana ketika Yesus memanggil siapa saja menjadi murid-Nya kiranya mereka bersedia seperti ke 12 murid tanpa ragu-ragu, karena Yesus dapat menggunakan siapa saja walaupun pandangan dunia dia bukanlah orang yang cakap ataupun tidak terpandang.
Strategi Kristen: Sebuah Kajian Ekspositori 2 Raja-raja 6:8-9 dalam Konteks Mengandalkan Hikmat Ilahi di Tengah Konflik Bernard Maruli Hutabarat; Sinaga, Janes; Juita Lusiana Sinambela
JUITAK: Jurnal Ilmiah Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 3 (2024): JUITAK - SEPTEMBER
Publisher : PT. Penerbit Tiga Mutiara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61404/juitak.v2i3.384

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji secara ekspositori perikop 2 Raja-raja 6:8-9 untuk memahami strategi Kristen dalam menghadapi konflik. Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana umat Kristen dapat menyusun strategi yang berlandaskan pewahyuan dan hikmat ilahi, bukan hanya pada pertimbangan rasional manusia. Teks ini menampilkan dua pendekatan yang kontras: strategi Raja Aram yang mengandalkan perencanaan manusiawi dan strategi Raja Israel yang bertumpu pada pewahyuan Tuhan melalui nabi Elisa. Penelitian ini menggunakan metode ekspositori dengan analisis teologis-kontekstual, memperhatikan struktur teks, latar belakang historis, dan pesan teologis yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Kristen lahir dari relasi intim dengan Tuhan, kepekaan terhadap suara-Nya, serta ketaatan dalam melaksanakan kehendak-Nya. Strategi ini bukan sekadar respons taktis, melainkan tindakan yang dipimpin oleh hikmat ilahi untuk menghadapi tantangan rohani maupun praktis. Penelitian ini menegaskan relevansi teks 2 Raja-raja 6:8-9 bagi kepemimpinan dan pelayanan Kristen kontemporer, khususnya dalam merespons konflik internal, membangun visi pelayanan, serta mengintegrasikan pewahyuan ilahi dalam pengambilan keputusan strategis. Kebaruan kajian ini terletak pada pendekatan ekspositori yang memadukan dimensi biblika, teologis, dan praktis dalam merumuskan paradigma strategis Kristen yang transformatif.
Naaman dalam Dua Perjanjian: Studi Intertekstual antara 2 Raja-Raja 5 dan Lukas 4:27 tentang Universalitas Anugerah Allah Sinambela, Juita; Sinaga, Janes
JUITAK: Jurnal Ilmiah Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 3 (2024): JUITAK - SEPTEMBER
Publisher : PT. Penerbit Tiga Mutiara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61404/juitak.v2i3.393

Abstract

Kisah Naaman, seorang perwira Aram yang disembuhkan dari penyakit kusta dalam 2 Raja-Raja 5, memperoleh makna teologis yang lebih mendalam ketika Yesus menyebutnya dalam Lukas 4:27 sebagai satu-satunya yang disembuhkan pada zaman nabi Elisa. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah hubungan intertekstual antara kedua perikop tersebut melalui pendekatan teologi naratif dan intertekstualitas biblika. Fokus utama diarahkan pada eksplorasi makna teologis dari penyebutan tokoh non-Israel oleh Yesus, sekaligus implikasinya terhadap konsep universalitas anugerah Allah yang melampaui batas etnis, nasional, dan religius. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penyembuhan Naaman bukan sekadar mukjizat fisik, melainkan simbol keterbukaan keselamatan Allah bagi semua bangsa yang bersedia percaya dan taat kepada-Nya. Dengan mengutip kisah Naaman, Yesus menantang eksklusivisme religius yang sering kali membatasi karya Allah hanya pada kelompok tertentu, serta menyatakan inklusivitas misi Kerajaan Allah yang bersifat lintas batas dan transformatif. Narasi ini juga memperlihatkan bahwa karya keselamatan Allah sejak Perjanjian Lama sudah diarahkan pada pemulihan universal, yang mencapai puncaknya dalam pelayanan Yesus Kristus. Dengan demikian, kisah Naaman menegaskan pentingnya gereja masa kini untuk mewujudkan misi yang terbuka, kontekstual, dan inklusif, sebagai respons terhadap kasih karunia Allah yang tidak terbatas oleh kebangsaan, budaya, maupun tradisi keagamaan tertentu.
Analisis Ulangan 19 : 1-13 “Kota-kota Perlindungan” Sinaga, Janes; Siswanto, Daniel; Pelawi, Stepanus; Tinenti, Max Lucky; Sinambela, Juita Lusiana
Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.854 KB) | DOI: 10.55649/skenoo.v2i1.24

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis dan menguraikan mengenai “kota-kota perlindungan” berdasarkan Ulangan 19:1-13.  Teks-teks Perjanjian Lama masih relevan dengan keadaan gereja saat ini. Perlunya melihat dan menemukan makna teologis dari teks-teks tersebut apakah masih berlaku bagi kehidupan saat ini. Pemahaman makna kata dari “kota-kota perlindungan” sebenarnya memiliki kesamaan dengan hukum pidana di Indonesia, khususnya dalam KUHAP mengenai tahanan kota. Perbedaannya terletak pada motivasi dalam melakukan tindakan kriminal dan penggagas dari aturan tersebut. Dalam teks Ulangan 19:1-13, pelaku pembunuhan mendapat perlindungan dalam “kota-kota perlindungan” karena motivasi pembunuhan yang dilakukannya secara tidak sengaja. Jika peraturan mengenai “Rutan” digagas oleh peraturan pemerintah, “kota-kota perlindungan” diprakarsai langsung oleh TUHAN Allah yang menunjukkan bahwa Ia sangat memerhatikan umat-Nya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data serta menganalisisnya menjadi data yang komprehensif dari berbagai daftar Pustaka buku-buku, Alkitab dan media online. Melalui penelitian ini diharapkan mamahami makna kota perlindungan dalam penerapan masa kini.