Claim Missing Document
Check
Articles

PURA AGUNG DALEM DIMADE DI DESA GULIANG, BANGLI, BALI (POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA) Ni Luh Sulandari .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .; Drs. I Made Pageh,M.Hum. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.11405

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Pakraman Guliang Kangin, Bangli, Bali yang bertujuan untuk mengetahui : (1) Guliang dijadikan sebagai Pengasingan dan Sejarah berdirinya Pura Agung Dalem Dimade di Desa Pakraman Guliang Kangin; (2) Pura Agung Dalem Dimade sebagai Pemujaan Dinasti Kepakisan; dan (3) Potensi sebagai sumber pembelajaran sejarah Lokal. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah yang dilakukan adalah (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) Heuristik (pengumpulan data) dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumen, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Pencarian informan ditentukan dengan cara Snowball sampling. Penentuan informan diawali dengan menentukan informan kunci, kemudian dikembangkan sampai data lengkap. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa : (1) Pura Agung Dalem Dimade berdiri pada tahun 1665 (pada abad ke-17), sejarah berdirinya Pura ini dilatarbelakangi pada saat Ida Dalem kesah ke Desa Guliang, karena terjadinya pemberontakan di Gelgel, sehingga beliau diasingkan ke Desa Guliang, disana beliau membangun Puri serta Merajan untuk memuja para leluhurnya di pengasingan, setelah beliau wafat Puri dan Merajannya dijadikan Pura oleh masyarakat Desa Guliang. (2) Pura Agung Dalem Dimade kini dijadikan sebagai Pemujaan Dinasti Kepakisan di Bali yang piodalannya diperingati 210 hari atau pada hari Anggar Kasih Prangbakat. (3) Potensi yang ada di Pura Agung Dalem Dimade yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar sejarah adalah dari aspek sejarah, aspek politik, aspek gotong-royong dan kebersamaan.Kata Kunci : Sejarah, Pura Agung Dalem Dimade dan Sumber Belajar Sejarah. This research was conducted in Pakraman Guliang Kangin village, Bangli, Bali which aims to know : (1) Guliang serve as exile and history of the establishment Agung Dalem Dimade temple in the Pakraman Guliang Kangin village; (2) Agung Dalem Dimade temple as worship dynasty of Kepakisan; and (3) Potential as a source of local history learning. This research is a historical research, so the steps that must be done is (1) the technique of determining the location of research, (2) technique for determining informants, (3) Heuristics (data collection) by using observation, interview, study documents, source criticism, interpretation, and historiography. Informant search is determined by snowball sampling. The determination of informant begins with determining key informants, then developed until the complete data. Based on the results of the study found that : (1) the Agung Dalem Dimade temple stood in 1665 (in the 17th century), the history of the founding of this temple was motivated when Ida Dalem moved to the Guliang village, because of the rebellion in the Gelgel, so he was exiled to the Guliang village, there he built “Puri” and “Merajan” to worship his ancestors in exile, after he died the “Puri” and the “Merajannya” was made a temple by the villagers Guliang. (2) the Agung Dalem Dimade temple is used as worship of dynasty Kepakisan in Bali which ceremony commemorated 210 days or on Anggar Kasih Prangbakat day. (3) the potential that exists in the Agung Dalem Dimade temple that can be used as a source of learning history is from aspects of history, political aspects, aspects of mutual cooperation and mutuality. keyword : History, Agung Dalem Dimade temple,and source of learning history.
Pura Tampurhyang Sebagai Pusat Kawitan Catur Sanak Di Desa Songan. ( Sumber Belajar Sejarah Di SMA) Jro Kadek Mudiartha .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .; Drs. I Made Pageh,M.Hum. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.11406

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak di Desa Songan, Kintamani, Bangli, Bali (2) Aspek-aspek yang bisa di implementasikan dari hasil penelitian ini sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian, (2) penentuan informan, (3) pengumpulan data, (4) teknik penjaminan keaslian data (tringulasi data, tringulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak dikarenakan kedatangan Mpu Semeru datang ke Tampurhyang dan membuat seorang putra yang dikenal Mpu Kamareka. Dari Mpu Kamareka menurunkan dua orang Putra buncing (Mpu Gnijaya Mahireng dan Ni Ayu Cemeng), kemudian menikah dengan saudara, dari pernikahan tersebut menurunkan lima orang putra, empat laki-laki dan seorang putri yaitu: Mpu Kayu Ireng, Mpu Made Celagi, Mpu Nyoman Tarunyan, Mpu Kayuan, dan Ni Ayu Kayu Selem. Kemudian tempat bersemayamnya Mpu Kamareka dijadikan sebuah pura yang dikenal dengan Pura Tampurhyang yang merupakan pusat Kawitan Sang Catur Sanak (Kayu Selem, Celagi, Tarunyan, Kayuan) lan Bali Mula. (2) Aspek-aspek yang dimiliki oleh pura Tampurhyang yang bisa diimplementasikan sebagai sumber belajar sejarah lokal di SMA yaitu: (a) aspek historis, (b) aspek arsitektur dari Pura Tampurhyang. Kata Kunci : Pura Tampurhyang, Sumber Belajar Sejarah This research aims to solve problems related to research objectives: (1) The history of Pura Tampurhyang become the center of Kawitan Catur Sanak in Songan Village, Kintamani, Bangli, Bali (2) Aspects that can be implemented from the results of this study as a source of learning history in high school. This research is a type of qualitative research, with steps: (1) determination of research location; (2) determination of informants; (3) data collection; (4) Data authentication assurance techniques (Triangulation of data, Tringulation method); (5) data analysis technique. The results showed that: (1) The history of Pura Tampurhyang became the center of Kawitan Catur Sanak due to the arrival of Mpu Semeru came to Tampurhyang and made a son known Mpu Kamareka. From Mpu Kamareka bring down two son buncing (Mpu Gnijaya Mahireng dan Ni Ayu Cemeng), Then married to a sister, the marriage was down to five sons, four men and a daughter namely: Mpu Kayu Ireng, Mpu Made Celagi, Mpu Nyoman Tarunyan, Mpu Kayuan, and Ni Ayu Kayu Selem. Then place bersemayamnya Mpu Kamareka made a temple known as Pura Tampurhyang which is the center of Kawitan Sang Chatur Sanak (Kayu Selem, Celagi, Tarunyan, Kayuan) and Bali Mula; (2) Aspects of Tampurhyang temple that can be implemented as a source of learning local history in high school that is: (a) Historical aspect (b) Architectural aspects of Pura Tampurhyang keyword : Tampurhyang tample, Learning Resources History
PURA NATAR JEMENG DI DESA BARU, MARGA, TABANAN (SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SMA) I Made Ardi Sanjaya .; Drs. I Wayan Mudana,M.Si. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.11407

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui sejarah berdirinya Pura Natar Jemeng di Desa Baru, Marga, Tabanan, Bali, (2) mengetahui struktur dan fungsi Pura Natar Jemeng di Desa Baru, Marga, Tabanan, Bali, (3) mengetahui potensi yang terdapat di Pura Natar Jemeng Desa Baru, Marga, Tabanan yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal di SMA. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penetuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; metode pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen); teknik validasi data (triangulasi metode, triangulasi sumber); teknik pengolahan data; penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sejarah Pura Natar Jemeng merupakan kelanjutan dari kepercayaan megalitikum. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan peninggalan berupa menhir. Pada perkembangan selanjutnya Pura Natar Jemeng mengalami penyempurnaan dari ajaran yang disebarkan oleh Resi Madura. Struktur Pura Natar Jemeng terdiri dari dua halaman yaitu jabaan atau nista mandala dan jeroan atau utama mandala. Fungsi Pura Natar Jemeng dapat dibagi menjadi empat, (1) fungsi religious; (2) fungsi sosial; (3) fungsi pendidikan; (4) fungsi budaya. Adapun potensi yang terdapat di Pura Natar Jemeng yang dapat dijadikan sumber belajar yaitu peninggalan-peninggalan berupa arca. Peninggalan-peninggalan yang ada di Pura Natar Jemeng berupa arca dwaraphala, fragmen lingga, arca nandi, fragmen miniatur bangunan, lingga, fragmen arca, fragmen arca perwujudan, fragmen bangunan, menhir, arca durga mahisasurammardini, fragmen arca ganesha, palungan, arca binatang macan dan batu datar.Kata Kunci : Kata Kunci: Pura Natar Jemeng, sumber belajar The study aimed at: (1) to know how Pura Natar Jemeng was existing at Baru village, Marga, Tabanan, Bali. (2) to know the structures and the functional of Pura Natar Jemeng at Baru village, Marga, Tabanan, Bali. (3) to know the potential that show in Pura Natar Jemeng as a source of learning the history of the local at senior high school. This present study used qualitative method as: (1) determining the location of the research. (2) determining the informed’ technique. The method of collected the data (observation, interview guide, documentary studies); The techniques validated the data (triangulation method, triangulation’s source); The technique analyzing the data was written the result of the data. The result of the research show that the history of Pura Natar Jemeng was the Continuance of believing by megalithic. It is showed by the relics of Menhir. Pura Natar Jemeng in subsequent of development has been revising by the Resi Madura’s doctrine. There are two part the structure of Pura Natar jemeng the first was called Nista Mandala and the second was called Utama. Additionally, there are four functions of Pura Natar Jemeng: (1) religious; (2) social function; (3) education; (4) culture. Pura natar Jemeng has potential for used as a source of learning like archaeoogicals. The relicenses which in Natar Jemeng temple as Dwarapha fragmen lingga, Nandi Arca, building of miniature fragmen, lingga, fragmen Arca, realization of fragmen arca, building of fragmen, Menhir, Arca Durga Mahasasurammardinin, Fragmen Arca ganesha, Palungan, Lion’s Arca and Batu Datar keyword : Natar Jemeng Temple, source of study
BARONG KET SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN DI DESA BATUBULAN, SUKAWATI, GIANYAR, BALI (LATAR BELAKANG DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER SEJARAH DI SMA) Made Pradnyana Putra .; Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i1.12562

Abstract

Penelitian ini bertujuan unutuk (1)Bagaimana latar belakang munculnya Seni Barong Ket sebagai seni pertunjukan, (2)Bagaimana sistem pementasan Barong Ket sebagai seni pertunjukan di Desa Batubulan, Sukawati, Gianyar, Bali, (3) Nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam Barong Ket sebagai seni pertunjukan di Desa Batubulan, Sukawati, Gianyar, Bali yang dapat dipergunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Dalam penelitian ini,menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahap- tahap (1)Heuristik (Teknik Penentuan Informan, Teknik Observasi, Teknik Wawancara, Teknik Studi Dokumen) (2)Kritik Sumber,( Kritik Internal, Kritik Eksternal), (3)Interpretasi, (4)Historiografi. Penelitian ini menghasilkan temuan, yakni: (1)latar belakang munculnya Seni Barong Ket sebagai seni pertunjukan adalah perubahan tari Barong Ket yang awalnya disakralkan berubah menjadi tari profan yang khusus disuguhkan untuk wisatawan, (2)sistem pementasan Barong Ket sebagai seni pertunjukan di Desa Batubulan diawali dengan menghaturkan sesajen/canang di areal Stage, penari dan penabuh berias sebelum pementasan dimulai, pementasan Barong Ket terdiri dari lima babak, (3)Nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam Barong Ket sebagai seni pertunjukan di Desa Batubulan, Sukawati, Gianyar, Bali yang dapat dipergunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah adalah Nilai Hiburan, Nilai Religius, Nilai Mempertebal Rasa Solidaritas Sosial, Nilai Komunikasi, Nilai Estetika, Nilai Ekonomi.Kata Kunci : Barong Ket, seni pertujukan, potensi, sumber belajar This study aims to (1) How the background of the emergence of Barong Ket Art as the performing arts, (2)What about Barong Ket performance system as performing arts in Batubulan Village, Sukawati, Gianyar, Bali, (3)What values are contained in Barong Ket as performing arts in Batubulan Village, Sukawati, Gianyar, Bali that can be used as a source of historical learning. In this study, using historical research methods with stages (1)Heuristics (Determination Techniques Informants, Observation Techniques, Interview Techniques, Engineering Document Studies)(2) Source Criticism, (Internal Criticism, External Criticism), (3) Interpretation, (4) Historiography. This research produces the findings, namely: (1) the background of the emergence of Art Barong Ket as the performing arts is a change of Barong Ket dance that was originally sacred turned into a profane dance that is specially served for tourists, (2)Barong Ket staging system as performance art in Batubulan Village begins with the offering of the offerings in the Stage area, dancers and singers berias before the staging begins, Barong Ket staging consists of five rounds, (3)(3) What values are contained in Barong Ket as performing arts in Batubulan Village, Sukawati, Gianyar, Bali that can be used as a source of history learning is Value of Entertainment, Religious Value, Value of Social Solidarity, Communication Value, Aesthetic Value , Economic Value.keyword : Barong Ket, performing arts, potential, learning resources
GUA JEPANG DI DESA BANJARANGKAN KLUNGKUNG, BALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA NI MADE ERMAWATI .; Dr. I Wayan Mudana,M.Si. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.14666

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) bentuk/struktur fisik gua Jepang di Desa Banjarangkan Klungkung; 2) fungsi gua J epang sebagai sumber belajar Sejarah di Desa Banjarangkan Klungkung; 3) pemanfaatan gua jepang di Desa Banjarangkan Klungkung Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian adalah 1) rancangan penelitian, 2) teknik penentuan lokasi penelitian, 3) teknik penentuan informan, 4) teknik pengumpulan data, 5) teknik validasi, dan 6) teknik analisis data. Berdasarkan wawancara, observasi, studi pustaka atau dokumen di lapangan diketahui bahwa, 1) Gua buatan manusia yang berbentuk setengah lingkaran dengan lorong yang memanjang di dalamnya dari utara ke selatan dengan panjang 165 meter. Gua ini terdiri dari 16 lubang yang didalamnya saling terhubung; 2) Saat ini Gua Jepang ini juga difungsikan sebagai gua perlindungan dan penghadangan pada zaman Jepang gerilya saat revolusi fisik sebagai tempat wisata karena Gua Jepang memiliki bentuk yang unik dan khas; 3) Gua Jepang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, dengan menggunakan metode pembelajaran di luar kelas yaitu dengan berkunjung secara langsung ke tempat-tempat peninggalan sejarah seperti Gua Jepang maupun dengan pembelajaran di dalam kelas dengan metode ceramah dan sosio-drama. Kata Kunci : Kata kunci: Gua Jepang, Sumber Belajar This study aims to determine; 1) the physical structure / structure of the Japanese cave in Banjarangkan Klungkung Village; 2) the function of the cave J epang as a source of learning History in the Village Banjarangkan Klungkung; 3) utilization of Japanese cave in Banjarangkan Klungkung village as a source of history in high school. This research is a qualitative research with stages in the research are 1) research design, 2) research location determination technique, 3) informative determination technique, 4) data collection technique, 5) validation technique, and 6) data analysis technique. Based on interviews, observations, literature studies or documents in the field it is known that, 1) man-made cave in the form of a semicircle with a tunnel extending in it from north to south with a length of 165 meters. This cave consists of 16 holes in which are connected; 2) Currently Japanese Cave is also functioned as a cave of protection and reserve in the guerrilla Japanese era during the physical revolution as a tourist destination because the Japanese Cave has a unique and distinctive shape; 3) Japanese cave can be used as a source of learning history, using the method of learning outside the classroom by visiting directly to places of historical relics such as the Japanese Cave as well as with learning in the classroom with lecture and socio-drama methods.keyword : Goa Jepang, Learning Resources
MAKAM BUNG KARNO DI BENDOGERIT SANANWETAN BLITAR JAWA TIMUR (SEJARAH, SOSIAL EKONOMI dan POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH di MAN KOTA BLITAR) Febri Dwi Cahyo .; Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i2.14668

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sejarah dari makam Bung Karno di Bendogerit, Sananwetan, Blitar, Jawa Timur (2) Pengaruh sosial-ekonomi dari Makam Bung Karno bagi masyarakat Bendogerit, Sananwetan, Blitar, Jawa Timur (3) Potensi Makam Bung Karno di Bendogerit, Sananwetan, Blitar sebagai sumber belajar sejarah di MAN Kota Blitar. Dalam penelitian ini,data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik heuristik (observasi, wawancara, studi dokumen), (2) teknik verifikasi (kritik ekstern dan intern), (3) teknik interpretasi (4) teknik historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Sejarah Makam Soekarno pada awalnya adalah sebuah taman makam pahlawan Kota Blitar yang lama, sekitar tahun 1950-an yang merupakan bagian dari sebuah pemakaman umum milik Yayasan Mardi Mulyo. (2) Makam Soekarno membawa perubahan terhadap mata pencaharian masyarakat sekitar makam, peran pemerintah, pendapatan masyarakat sekitar makam, pola konsumsi masyarakat, serta interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat. (3) Makam Soekarno memiliki nilai historis sangat penting dalam konteks sejarah seperti rasa cinta tanah air dan semangat kemerdekaan.Kata Kunci : Sejarah Makam Soekarno, perubahan sosial-ekonomi, pemanfaatan makam This study aims to (1) analyze the history of Bung Karno's tomb in Bendogerit, Sananwetan, Blitar, East Java (2) Socio-economic influence of Bung Karno Tomb for the people of Bendogerit, Sananwetan, Blitar, East Java (3) Potential Tomb of Bung Karno in Bendogerit, Sananwetan, Blitar as a source of learning history at MAN Kota Blitar. In this study, data were collected using qualitative methods with stages; (1) heuristic techniques (observation, interview, document study), (2) verification techniques (external and internal criticism), (3) interpretation techniques (4) historiography techniques. The results show that, (1) The history of the Tomb of Sukarno was originally a garden of the old Blitar city hero's tomb, circa 1950s which is part of a public cemetery belonging to the Mardi Mulyo Foundation. (2) Soekarno's grave brought changes to the community's livelihood around the grave, the role of the government, the incomes of the community around the tomb, the pattern of public consumption, and the social interactions that took place in the community. (3) The grave of Sukarno has historical value is very important in the context of history such as the love of the homeland and the spirit of independence.keyword : Soekarno's history grave, socio-economic change, grave utilization
Diaspora Etnik Mandar di Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep Sebagai Sumber Lokal Belajar Sejarah di SMA NUR AZIZAH .; Drs. I Gusti Made Aryana, M.Hum. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i2.14669

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) diaspora Etnik Mandar melakukan pelayaran sampai di Pulau Pagerungan Besar; (2) upaya Etnik Mandar mempertahankan identitas budayanya di Pulau Pagerungan Besar; dan (3) nilai-nilai kehidupan Etnik Mandar yang dapat diintegrasikan dalam sumber lokal belajar sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, menggunakan metode sejarah dengan tahap-tahap: (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) Interpretasi, dan (4) Histriografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) keberadaan Etnik Mandar di Pulau Pagerungan Besar dilatar belakangi terjadinya peperangan antara kerajaan-kerajaan Sulawesi Selatan pada abad ke-16, peperangan melawan Belanda pada abad ke-19, mengganasnya pendudukan tentara NICA di Sulawesi Selatan, pemborantakan Kahar Muzakkar tahun 1953. Selain faktor politik yang mengakibatkan migrasi Etnik Bugis-Makassar terdapat juga faktor sosial ekonomi yakni tradisi mengarungi lautan Etnik Bugis-Makassar, mengembangkan perdaggangan, adat dan perantauan. Hal ini juga sebagai penentu penyebaran Etnik Bugis-Makassar di seluruh wilayah Nusantara; (2) upaya Etnik Mandar mempertahankan identitas budayanya adalah karena sistem keyakinan itu sendiri berada dalam pemikiran dan gagasan manusia yang menyangkut keyakinan konsepsi yang berada dalam gaib atau di luar nalar manusia, kelompok keagamaan, keluarga, masyarakat, dan sekolah; dan (3) hasil penelitian ini dapat dapat diintegrasikan kedalam sumber lokal belajar sejarah di SMA karena mengandung nilai-nilai yang bersifat praktis dan efektif dalam bentuk sikap dan tindakan manusia seperti nilai budaya, nilai toleransi, nilai gotong royong, nilai moral, nilai religius,dan nilai sosial. Kata Kunci : diaspora, Etnik Mandar, sumber sejarah lokal, Desa Pagerungan Besar This study aims to find out (1) Ethnic Mandar diaspora to make a voyage to Pulau Pagerungan Besar; (2) Ethnic Mandar efforts to maintain its cultural identity in Pagerungan Besar Island; (3) Mandar ethnic values of life that can be integrated in local sources of history in high school. In this study, using historical methods with stages: (1) heuristics, (2) source criticism, (3) Interpretation, and (4) Histriography. The results of this study indicate that (1) the existence of Ethnic Mandar in Pagerungan Besar Island in the background of the war between the kingdoms of South Sulawesi in the 16th century, the war against the Dutch in the 19th century, the rampant occupation of NICA troops in South Sulawesi, Kahar Muzakkar in 1953. In addition to the political factors that resulted in the migration of Bugis-Makassar ethnic there are also socio-economic factors namely the tradition of sailing the ethnic sea Bugis-Makassar, developing trade, customs and overseas. It is also a determinant of the spread of Bugis-Makassar ethnic throughout the archipelago; (2) Ethnic Mandar attempts to preserve its cultural identity is because the belief system itself is in the thoughts and ideas of man concerning the beliefs of conception which are in the unseen or out of human reason, denominations, family, society and school; (3) the results of this study can be integrated into local sources of history in high school because they contain practical and effective values in the form of human attitudes and actions such as cultural values, tolerance values, mutual values, moral values, religious values, and social value.keyword : diaspora, Mandar Ethnic, local source, Pagerungan Besar Village
Pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel pada Etnis Bajau di Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (sumbangannya bagi sumber belajar Sejatah di SMA) ENI ILYANI .; Drs. I Gusti Made Aryana, M.Hum. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 6 No. 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i3.14670

Abstract

Penelitian ini tergolong penelitian deskritif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui : (1) latar belakang pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel (2) strategi pemertahanan tradisi lomba layar gapel (3) potensi apa yang dapat dimanfaatkan dari tradisi sumber belajar sejarah di SMA. Data dikumpulkan dengan Acuan Wawancara,observasi, dan studi dokumen. Sedangkan analisis datanya digunakan deskriptik dan kualitatif temuan penelitian lain: (1) latar belakang pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel adalah karena beberapa alasan yaitu alasan historis dipertahankannya Tradisi Lomba Layar Gapel karena tradisi tersebut adalah warisan dari nenek moyang Etnis Bajau yang dianggap sebagai tradisi besar Etnis Bajau. Tradisi Lomba Layar Gapel juga memiliki nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Masyarakat yang dulunya belum akrab, mejadi akrab ketika ikut dalam Tradisi Lomba Layar Gapel, (2) strategi pemertahanan tradisi lomba layar gapel dilakukan melalui sosialisasi diantaranya sosialisasi keluarga dilakukan oleh orang tua kepada anaknya dengan memberikan ajaran-ajaran yang berlaku menurut adat, teman sebaya, Sekolah, sosialisasi di masyarakat, dan sosialisasi di media massa. (3) Potensi apa yang dapat dimanfaatkan dari tradisi sumber belajar sejarah di SMA adanya Nilai-nilai Tradisi Layar Gapel yang bisa Diimplementasikan kedalam Pelajaran Sejarah diantaranya: (a) Religius pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan atau ajaran agamanya, (b) Bertanggung jawab (c) Disiplin. (d) Kerja keras (e) Kreatif (f) kerja sama.Kata Kunci : Kata Kunci : Etnis Bajo, Desa Pagerungan Kecil, Pemertahanan Tradisi Lomba Layar Gapel This research is categorized as qualitative descriptive research which aims to know: (1) background of Gapel Screening Preservation Tradition (2) strategy of preservation of gapel display race tradition (3) what potency can be utilized from tradition of history learning resource in SMA. Data were collected by Interviews, observations, and document studies. While the data analysis is used descriptive and qualitative findings of other researches: (1) the background of preservation Gapel Screening Contest Tradition is for several reasons that is the historical reason to preserve the Tradition of Gapel Screening Contest because the tradition is the inheritance of the ancestors of Ethnic Bajau which is considered a great tradition of Ethnic Bajau . Tradition Screening Contest Gapel also has the values of togetherness and kinship. Communities that were not familiar yet, became familiar when participated in the Gapel Screening Contest, (2) the strategy of preserving the gapel sailing tradition was done through socialization such as family socialization conducted by parents to their children by giving the teachings according to custom, Schools, socialization in the community, and socialization in the mass media. (3) What potentials can be utilized from the tradition of learning resources of history in SMA the values of Tradition Screen Gapel that can be Implemented into the Lesson of History include: (a) Religious thoughts, words, and actions of one pursued always based on the values of God and / or his religious teachings, (b) Responsible (c) Discipline. (d) Hard work (e) Creative (f) cooperation.keyword : Bajo Ethnic, Pagerungan Kecil Village, Traditional Gathering Contest Race
Dusun Islam Wanasari di Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar, Bali (Latar Belakang Sejarah, Dinamika, serta Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA) ASVIANI .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.14733

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Latar belakang sejarah berdirinya Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar. (2) Dinamika yang terjadi di Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar. (3) Aspek-aspek apa saja dari sejarah Dusun Wanasari yang dapat digunakan sebagai sumber sejarah lokal di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah melalui beberapa langkah yakni: (1) Heuristik: tehnik observasi, tehnik wawancara, dan studi dokumen, (2) Kritik Sumber: Kritik eksternal dan kritik internal, (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) Dusun Wanasari pada awalnya bernama Kampung Jawa kemudian menjadi Kampung Wanasari dan hingga saat ni menjadi Dusun Wanasari. (2) Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan begitupula di Dusun Wanasari yang berdinamika dalam berbagai aspek diantaranya aspek politik pemerintahan, aspek sosial ekonomi, aspek budaya, aspek dinamika kehidupan keagamaan, dan hubungan antar etnis di Dusun Wanasari dan antar umat beragama. (3) Dusun Wanasari memiliki beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai sumber sejarah lokal di SMA diantaranya aspek sejarah, aspek toleransi, aspek kerjasama, aspek, budaya, dan aspek kedamaian.Kata Kunci : Dinamika, Dusun Wanasari, Sejarah, Sumber Balajar This study aims to determine: (1) Background history of the foundation of Dusun Wanasari, Dauh Puri Kaja Village, Denpasar. (2) The dynamics that occurred in Dusun Wanasari, Dauh Puri Kaja Village, Denpasar. (3) What aspects of Dusun Wanasari hamlet history can be used as a source of local history in high school. This study uses historical research methods through several steps: (1) Heuristics: observation techniques, interview techniques, and document studies, (2) Source Criticism: External criticism and internal criticism, (3) Interpretation, (4) Historiography. The results of this study show that, (1) Dusun Wanasari was originally name is “Kampung Jawa” after that is “Kampung Wanasari” and until this then be became Dusun Wanasari. (2) Each social group must undergo a change similarly in Dusun Wanasari which is dynamic in various aspects such as political aspects of government, socio-economic aspects, cultural aspects, aspects of dynamics of religious life, and inter-ethnic relations in Dusun Wanasari and inter-religious communities. (3) Dusun Wanasari has several aspects that can be used as a source of local history in high school such as historical aspect, tolerance aspect, cooperation aspect, aspect, culture, and peace aspect.keyword : Dynamics, Dusun Wanasari, History, Learning Reasearch
Kampung Kecicang Islam di Desa Bungaya Kangin, Bebandem, Karangasem, Bali (Latar Belakang Sejarah, Dinamika, dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA) RAHAYU ARINI .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.14734

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan Latar Belakang Sejarah masuknya Islam di Kampung Kecicang Islam di Bebandem, Karangasem, Bali.(2) Dinamika Sosial yang terjadi di Kampung Kecicang Islam. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu dengan tahap-tahap (1) Heuristik ( teknik observasi, teknik wawancara , dan studi dokumen), (2) Kritik Sumber ( Kritik Eksternal dan Internal ), (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masuknya Islam di Kampung Kecicang Islam berkaitan erat dengan masa Ekspansi Kerajaan Karangasem-Lombok. Kampung Kecicang Islam ini adalah salah satu Kampung Muslim yang didirikan oleh utusan raja yang berasal dari Lombok yaitu Balok Sakti. Kampung Muslim Kecicang Islam adalah Kampung Muslim yang memilki jumlah penduduk terbesar.Kampung Kecicang ini adalah salah satu Kelompok sosial yang terus berdinamika baik dinamilka dari segi pemerintahan, sosial budaya dan ekonomi.Kampung Kecicang Islam dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai Sumber belajar yaitu : aspek sejarah, aspek sosial budaya, aspek toleransi, aspek gotong royong dan aspek kedamaian. Kata Kunci : Sejarah, Dinamika Sosial, Sumber Belajar The purpose of this research is (1) to describe Background History of Islam entry in Kampung Kecicang Islam in Bebandem, Karangasem, Bali. (2) Social Dynamics that happened in Kampong Kecicang sIslam. This research use qualitative method that is with stages (1 ) Heuristics (observation techniques, interview techniques, and document studies), (2) Source Criticism (External and Internal Criticism), (3) Interpretation, (4) Historiography. In the results of this study shows that the entry of Islam in Kampung Kecicang Islam closely related to the expansion of the Kingdom of Karangasem-Lombok. Kampung Kecicang Islam This is one of the Muslim Village founded by messenger king who came from Lombok is Balok Sakti. The Muslim village of Kecicang Islam is the Muslim village that has the largest population. Kecicang Village is one of the social groups that continue dynamics of dinamilka in terms of government, socio-cultural and economy. Kampung Kecicang Islam can be used as a source of learning. Aspects that can be used as a source of learning are: aspects of history, socio-cultural aspects, aspects of tolerance, aspects gotongroyong and aspects of peace.keyword : History, Social Dynamics, Learning Resources
Co-Authors ., AHMAD ROMLI ., ASVIANI ., DAFID RAHMAN ., ENI ILYANI ., FAJAR MAGHDA ., Febri Dwi Cahyo ., FIRDAUS RAMADANI ., FITRIYANAH ., Harisuddin ., I Made Ardi Sanjaya ., I Made Reynaldi Ambara Gita ., I Putu Yudi Permana Saputra ., I Wayan Roy Adnyana Putra ., INDRA SAPUTRA ., Jro Kadek Mudiartha ., Made Pradnyana Putra ., NAJI SHOLEH ., Ni Luh Sulandari ., NI MADE ERMAWATI ., Ni Putu Budiartini ., Nur Azizah ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. ., Putu Agustina Setiawan ., Qori Bayyinaturrosyi ., RAHAYU ARINI ., Rini Anggraini ., RISTI OKDIYANI MISRAN ., SITI ROSIDAH ., USI HARIYADI ., USWATUN HASANAH A.A. Istri Pradnyana Asrama P. . Abd. Rasyid Syamsuri Abdullah . AHMAD ROMLI . Alista Lusia Viana Anjali, Alina Ratna ASVIANI . Both, Lusitiana Cala, Maria Ulda DAFID RAHMAN . Dedi . Desak Made Suprayanti . Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Duwi Maulida Agistin DWI SURYANTO ENI ILYANI . Fahrizal Yunus FAJAR MAGHDA . Febri Dwi Cahyo . FIRDAUS RAMADANI . FITRIYANAH . Gusti Ayu Padmawati . Harisuddin . Hasan Herlina I Gede Oka Parwata . I Gede Putra . I Gede Raka Hariwarmajaya . I Gusti Made Aryana I Kadek Meiana Adi Putra I Kadek Parmadi . I Ketut Arya Sentana Mahartha I Ketut Suartana . I Made Ardi Sanjaya . I Made Pageh I Made Reynaldi Ambara Gita . I Putu Eka Arimbawa I Putu Gede Anom . I Putu Hendra Mas Martayana I Putu Yudi Permana Saputra . I Wayan Eka Juliartha . I Wayan Pardi I Wayan Putra Yasa I Wayan Roy Adnyana Putra . I Wayan Suastra I Wayan Widiarta . Ida Bagus Putu Arnyana Ifandy, M. Rizal Ikhsan Maulana Putra Prasetyo . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo ., Ikhsan Maulana Putra Prasetyo Indah Ayu Novita Sari INDRA SAPUTRA . Jro Kadek Mudiartha . Kadek Virgotama Krissanta . Ketut Sedana Arta Luh Ayu Martasari Luttfy Chateriyan, Ivan M Al Qautsar Pratama . M Al Qautsar Pratama ., M Al Qautsar Pratama M.Si Drs. I Ketut Margi . Made Angga Setiawan . Made Arya Jini Setiawan . Made Pradnyana Putra . Mathias Maranata Surbakti Muhammad Rivai NAJI SHOLEH . Nama, Ida Bagus Putu Adi Ni Kadek Ari . Ni Kadek Ari Indrayani . Ni Kadek Ari Indrayani ., Ni Kadek Ari Indrayani Ni Komang Sukasih . Ni Komang Sukasih ., Ni Komang Sukasih Ni Luh Gede Lisiana . Ni Luh Made Ari Darmini . Ni Luh Sulandari . Ni Made Ary Wahyuni . Ni Made Cristia Dewi . NI MADE ERMAWATI . Ni Made Wibhu Satyayu Ni Nyoman Murdani . Ni Nyoman Tri Cahyani . Ni Putu Budiartini . Ni Putu Satya Oka Dewi Ni Putu Tika Indrayanti . Ni Putu Tika Indrayanti ., Ni Putu Tika Indrayanti Ni Wayan Astini . Ni Wayan Dewi Lasmi ., Ni Wayan Dewi Lasmi Ni Wayan Fany Juniasih Ni Wayan Ratih Paramita NUR AZIZAH . Pande Nyoman Suastawan . Paramita, Ni Wayan Ratih Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. . Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA . Purnawibawa, R. Ahmad Ginanjar Putu Agustina Setiawan . Putu Eka Audria Maharani Putu Sulistyawati Qori Bayyinaturrosyi . Raden Ahmad Ginajar Purnawibawa RAHAYU ARINI . Rahayuni, Luh Sulistia Rini Anggraini . RISTI OKDIYANI MISRAN . Satyayu, Ni Made Wibhu Seruni, Yuri Sekar SITI ROSIDAH . Suadnyana, Kadek Nova Sulistyawati, Putu Susanti . Sutiarsana, Putu Rian USI HARIYADI . USWATUN HASANAH . Viana, Alista Lusia Widiani, Ni Kadek Yiena Wirawan, I Gusti Made Arya Suta Yunia Wulandari Yunus, Fahrizal Yuri Sekar Seruni