Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Prototype Sistem Informasi Penelusan Lulusan (Tracer Study) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh Nindia, Yuni; Darmiati, Darmiati; Aditama, Wiwit
NASUWAKES: Jurnal Kesehatan Ilmiah Vol. 17 No. 1 (2024): April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/nasuwakes.v17i1.556

Abstract

Pengaruh Alumni sangat penting bagi institusi karena hubungan yang dibina secara profesional dan personal dapat membuka berbagai kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Pemerintah Daerah, perusahaan, yayasan dan juga prospek-prospek besar lainnya. Secara tidak langsung anggota perkumpulan alumni dari suatu institusi pendidikan dapat memberikan pengalaman dan keahlian mereka untuk meningkatkan dan mengarahkan strategi (Renstra) institusinya. Jurusan Kesehatan Lingkungan perlu melakukan penelusuran lulusan (Tracer Study), ini salah satu hal strategis yang harus dilakukan oleh setiap institusi pendidikan. Tujuan penelitian untuk menghasilkan prototype Sistem Informasi Penelusan Lulusan (Tracer Study) Pada Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan judul Prototype Sistem Informasi Penelusuran Lulusan (Tracer Study) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh. Lokasi penelitian dilakukan Jurusan Kesehatan Lingkungan pada prodi D-IV dan D-III. ada tampilan ini berisi tampilan awal dari user desain interface. nama website, Home, Input Data Alumni, Data Alumni yang di dalamnya, Gallery, Search,Register dan login yang menjadi awal tampilan dari website tracer study alumni Jurusan Kesehatan Lingkungan juga ada tampilan untuk lowongan pekerjaan,sekilas tentang tracer study.
Efektifitas Batok Kelapa Muda (Cocos Nucifera L ) Sebagai Bahan Bakar Briket Bioarang Marwanto, Andriana; Adeko, Riang; Mulyati, Sri; Rahmawati, Ullya; Aditama, Wiwit
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 6 (2025): Volume 5 Nomor 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i6.18338

Abstract

ABSTRACT Waste from young coconut shells from young coconut sellers will usually be thrown away and become waste that disturbs the environment. One of the efforts to process young coconut shells is by making briquettes. briquettes have potential as a substitute for coal, and more environmentally friendly. This study aimed to determine the effect of adhesive type on the quality of young coconut shell briquettes. This research is a laboratory experiment, using a Quasi Experimental Design with Post-test Only Design. The raw materials used in this research are young coconut shells, tapioca flour, sago flour. Coconut shells that have become charcoal powder are mixed with sago and tapioca starch adhesives, with adhesive mass composition of 5%, 10% and 15%. The results showed that the average value of moisture content of young coconut shell briquettes was 3.37% to 4.50%; ash content was 6.40% to 7.82%; bound carbon content was 78.15% to 80.57% and volatile matter content was 12.43% to 15.44%. Young coconut shell briquettes with tapioca and sago starch adhesives produce briquettes that meet the required SNI. Keywords: Young Coconut Shell, Briquettes, Tapioca, Sago  ABSTRAK Limbah dari batok kelapa muda hasil dari penjual kelapa muda biasanya akan dibuang begitu saja dan menjadi limbah yang mengganggu lingkungan. Upaya untuk melakukan pengolahan batok kelapa muda salah satunya dengan membuat briket. Briket bioarang berpotensi sebagai pengganti batu bara, dan lebih ramah lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh jenis perekat terhadap kualitas briket batok kelapa muda. Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris, dengan menggunakan rancangan Quasi Experimental Design dengan rancangan Post-test Only Design. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah batok kelapa muda, tepung tapioka, tepung sagu. Batok kelapa yang telah menjadi serbuk arang dicampur dengan perekat tepung sagu dan tapioka, dengan komposisi massa perekat 5 %, 10 % dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata kadar air briket batok kelapa muda 3,37 % hingga 4,50 %; kadar abu nilai rerata 6,40 % hingga 7,82 %; kadar karbon terikat nilai rerata 78,15 % hingga 80,57 % dan kadar zat menguap nilai rerata 12,43 % hingga 15,44 %. Briket batok kelapa muda dengan. perekat tepung tapioka dan sagu menghasilkan briket yang sudah memenuhi SNI yang di persyaratkan. Kata Kunci: Batok Kelapa Muda, Briket, Tapioka, Sagu
HUBUNGAN SANITASI RUMAH MAKAN DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI PASAR LAMBARO KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Rahayu, Rauza Lestari; Aditama, Wiwit; Fahdhienie, Farrah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48803

Abstract

Rumah makan merupakan setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi rumah makan dengan tingkat kepadatan lalat di pasar Lambaro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2024. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rumah makan di pasar Lambaro Kabupaten Aceh Besar berjumlah 35 rumah makan. Sampel dari penelitian ini seluruh dari populasi yang diambil menggunakan teknik total population. Penelitian ini dilaksanakan pada 11 Agustus - 03 September tahun 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan fly grill, selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan SPSS. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa tingkat kepadatan lalat padat (65,7%), tempat pencucian peralatan tidak memenuhi syarat (60,0%), tempat penyimpanan makanan saji tidak memenuhi syarat (57,1%), sarana pencegahan lalat tidak tersedia (57,1%), kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (62,9%), waktu pembuangan sampah tidak memenuhi syarat (62,9%). Hasil uji bivariat diketahui bahwa ada hubungan antara tempat pencucian peralatan (p-value 0,000), sarana pencegahan lalat (p-value 0,040), kondisi tempat sampah (p-value 0,000), waktu pembuangan sampah (p-value 0,009), tidak ada hubungan antara tempat penyimpanan makanan saji (0,411) dengan kepadatan lalat di rumah makan Pasar Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2024. Untuk menjaga sanitasi, pemilik rumah makan/warung nasi di Pasar Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, diharapkan menyediakan tempat cuci makanan yang higienis, memperbanyak pencegah lalat, memperbarui tempat sampah, dan rutin membuang sampah setiap hari. Kata kunci: kepadatan lalat, sanitasi dasar, rumah makan
Evaluasi Program Penanggulangan Tuberkulosis Paru di Kabupaten Boyolali Aditama, Wiwit; Zulfikar, Zulfikar; R., Baning
Kesmas Vol. 7, No. 6
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanggulangan tuberkulosis di Indonesia mengalami banyak kemajuan, bahkan hampir mendekati target Millenium Development Goals (MDGs), yakni 222 per 100.000 penduduk. Namun, angka penemuan kasus tuberkulosis (TB) di Jawa Tengah hingga 2008 mencapai 48%, kurang 22% dari standar yang ditetapkan WHO (70%). Angka penemuan kasus terendah adalah di Kabupaten Boyolali yang pada periode 2004 – 2008 mengalami penurunan dari 24,60% menjadi 20,0%. Angka kesembuhan TB paru 66,67% belum mencapai target (85%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program penanggulangan TB paru dari aspek input, proses, dan output di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Penelitian observasional ini dilakukan di semua kelompok pelaksana program, yaitu mencakup 29 puskesmas, dinas kesehatan, dan rumah sakit. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan hasil dengan target yang ditetapkan departemen kesehatan. Secara kuantitas dan kualitas, pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) di Kabupaten Boyolali serta pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi telah berjalan baik. Tuberculosis control in Indonesia has a lot of progress. Indonesia is even closer to the Millennium Development Goals (MDGs), which is 222 per 100,000 population for TB patient ratios but the TB case detection rate in Central Java until 2008 reach 48% is still 22% less than WHO standard set is 70%, the lowest case detection ratein Boyolali (20%). In the last 5 years which decreased 24.60% (in 2004) to 20.0% (in 2008) and a new pulmonary TB cure rate 66.67% (target 85%). This study aims to determine the implementation of the TB control program of the aspects of lung input, process, and output in Boyolali district in Central Java province in 2009. Types of observational studies in all groups: 29 health centers program implementers, department of health, and hospitals. Descriptive analysis by comparing the results with the Ministry of Health target. Implementation of the program in Kabupaten Boyolali Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) in quantity and quality as well as technical guidance and supervision of the implementation of the already well underway.
Efektivitas Ovitrap Bambu terhadap Jumlah Jentik Aedes sp yang Terperangkap Aditama, Wiwit; Zulfikar, Zulfikar
Kesmas Vol. 9, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Banda Aceh. Banda Aceh merupakan daerah endemik DBD dengan meningkatnya angka kejadian dan case fatality rate setiap tahun. Insiden tertinggi DBD berada di Kecamatan Baiturrahman dengan angka kejadian 120 per 100.000 penduduk dan tertinggi kedua adalah Kecamatan Jaya Baru dengan angka kejadian 84 per 100.000 penduduk. Keberadaan larva Aedes sp di masyarakat merupakan salah satu indikator populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jentik nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada masing-masing wadah ovitrap (tempurung kelapa, gelas plastik, dan potongan bambu) serta tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes sp sebelum dan setelah pemasangan wadah ovitrap. Jenis penelitian adalah explanatory study dengan desain eksperimental quasi. Teknik pengambilan sampel adalah proportional sampling. Populasi unit penelitian adalah 30 rumah. Ovitrap diletakkan merata pada 30 titik lokasi dari 10 kelurahan secara acak. Data jumlah jentik nyamuk Aedes yang terperangkap diambil empat kali secara berulang dengan selang waktu satu minggu. Analisis dengan rerata jumlah jentik di dalam ovitrap dan indeks ovitrap. Hasil jumlah jentik Aedes aegypti yang terperangkap sebanyak 1.265. Ovitrap yang paling efektif, yaitu potongan bambu rerata = 123, nilai p = 0,006, HI = 10,01% (16,66 – 26,67%), CI = 36,8% (336,06 – 39,74%), BI = 29,97% (73,33 103,3%). Otoritas kesehatan harus mempromosikan ovitrap bambu kepada masyarakat sebagai upaya pengendalian Aedes sp. Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem in Banda Aceh. Banda Aceh is a DHF endemic city by increasing incidence rate (IR) and case fatality rate every year. The highest DHF incidence was in Baiturrahman District (IR = 120 per 100,000 people) and Jaya Baru District (IR = 84 per 100,000 people). Aedes sp larvae existence among people is one of Aedes aegypti population indicators in such region. This study aimed to find out numbers of Aedes sp trapped in each ovitrap (coconut shell, plastic cup, and piece of bamboo) and Aedes sp density level before and after ovitrap installation. This study was explanatory study using quasi-experimental design. The sampling technique was proportional sampling. Population of study was 30 houses. Ovitraps were randomly located in 30 places of 10 subdistricts. Data of trapped Aedes sp larvae numbers was collected four times repeatedly within one week time-lapse. Analysis was conducted using the mean number of larvae in ovitraps and ovitrap index. The number of Aedes sp larvae trapped was 1,265. The most effective ovitrap is piece of bamboo, mean = 123, p value = 0.006, HI = 10.01% (16.66 26.67%), CI = 36.8% (336.06 - 39.74%), BI = 29.97% (73.33 - 103.3%). Health authorities should promote bamboo ovitrap, especially to public as an effort to control Aedes sp.