Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

HUBUNGAN SANITASI RUMAH MAKAN DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI PASAR LAMBARO KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Rahayu, Rauza Lestari; Aditama, Wiwit; Fahdhienie, Farrah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48803

Abstract

Rumah makan merupakan setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi rumah makan dengan tingkat kepadatan lalat di pasar Lambaro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2024. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rumah makan di pasar Lambaro Kabupaten Aceh Besar berjumlah 35 rumah makan. Sampel dari penelitian ini seluruh dari populasi yang diambil menggunakan teknik total population. Penelitian ini dilaksanakan pada 11 Agustus - 03 September tahun 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan fly grill, selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan SPSS. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa tingkat kepadatan lalat padat (65,7%), tempat pencucian peralatan tidak memenuhi syarat (60,0%), tempat penyimpanan makanan saji tidak memenuhi syarat (57,1%), sarana pencegahan lalat tidak tersedia (57,1%), kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (62,9%), waktu pembuangan sampah tidak memenuhi syarat (62,9%). Hasil uji bivariat diketahui bahwa ada hubungan antara tempat pencucian peralatan (p-value 0,000), sarana pencegahan lalat (p-value 0,040), kondisi tempat sampah (p-value 0,000), waktu pembuangan sampah (p-value 0,009), tidak ada hubungan antara tempat penyimpanan makanan saji (0,411) dengan kepadatan lalat di rumah makan Pasar Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2024. Untuk menjaga sanitasi, pemilik rumah makan/warung nasi di Pasar Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, diharapkan menyediakan tempat cuci makanan yang higienis, memperbanyak pencegah lalat, memperbarui tempat sampah, dan rutin membuang sampah setiap hari. Kata kunci: kepadatan lalat, sanitasi dasar, rumah makan
Evaluasi Program Penanggulangan Tuberkulosis Paru di Kabupaten Boyolali Aditama, Wiwit; Zulfikar, Zulfikar; R., Baning
Kesmas Vol. 7, No. 6
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanggulangan tuberkulosis di Indonesia mengalami banyak kemajuan, bahkan hampir mendekati target Millenium Development Goals (MDGs), yakni 222 per 100.000 penduduk. Namun, angka penemuan kasus tuberkulosis (TB) di Jawa Tengah hingga 2008 mencapai 48%, kurang 22% dari standar yang ditetapkan WHO (70%). Angka penemuan kasus terendah adalah di Kabupaten Boyolali yang pada periode 2004 – 2008 mengalami penurunan dari 24,60% menjadi 20,0%. Angka kesembuhan TB paru 66,67% belum mencapai target (85%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program penanggulangan TB paru dari aspek input, proses, dan output di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Penelitian observasional ini dilakukan di semua kelompok pelaksana program, yaitu mencakup 29 puskesmas, dinas kesehatan, dan rumah sakit. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan hasil dengan target yang ditetapkan departemen kesehatan. Secara kuantitas dan kualitas, pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) di Kabupaten Boyolali serta pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi telah berjalan baik. Tuberculosis control in Indonesia has a lot of progress. Indonesia is even closer to the Millennium Development Goals (MDGs), which is 222 per 100,000 population for TB patient ratios but the TB case detection rate in Central Java until 2008 reach 48% is still 22% less than WHO standard set is 70%, the lowest case detection ratein Boyolali (20%). In the last 5 years which decreased 24.60% (in 2004) to 20.0% (in 2008) and a new pulmonary TB cure rate 66.67% (target 85%). This study aims to determine the implementation of the TB control program of the aspects of lung input, process, and output in Boyolali district in Central Java province in 2009. Types of observational studies in all groups: 29 health centers program implementers, department of health, and hospitals. Descriptive analysis by comparing the results with the Ministry of Health target. Implementation of the program in Kabupaten Boyolali Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) in quantity and quality as well as technical guidance and supervision of the implementation of the already well underway.
Efektivitas Ovitrap Bambu terhadap Jumlah Jentik Aedes sp yang Terperangkap Aditama, Wiwit; Zulfikar, Zulfikar
Kesmas Vol. 9, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Banda Aceh. Banda Aceh merupakan daerah endemik DBD dengan meningkatnya angka kejadian dan case fatality rate setiap tahun. Insiden tertinggi DBD berada di Kecamatan Baiturrahman dengan angka kejadian 120 per 100.000 penduduk dan tertinggi kedua adalah Kecamatan Jaya Baru dengan angka kejadian 84 per 100.000 penduduk. Keberadaan larva Aedes sp di masyarakat merupakan salah satu indikator populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jentik nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada masing-masing wadah ovitrap (tempurung kelapa, gelas plastik, dan potongan bambu) serta tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes sp sebelum dan setelah pemasangan wadah ovitrap. Jenis penelitian adalah explanatory study dengan desain eksperimental quasi. Teknik pengambilan sampel adalah proportional sampling. Populasi unit penelitian adalah 30 rumah. Ovitrap diletakkan merata pada 30 titik lokasi dari 10 kelurahan secara acak. Data jumlah jentik nyamuk Aedes yang terperangkap diambil empat kali secara berulang dengan selang waktu satu minggu. Analisis dengan rerata jumlah jentik di dalam ovitrap dan indeks ovitrap. Hasil jumlah jentik Aedes aegypti yang terperangkap sebanyak 1.265. Ovitrap yang paling efektif, yaitu potongan bambu rerata = 123, nilai p = 0,006, HI = 10,01% (16,66 – 26,67%), CI = 36,8% (336,06 – 39,74%), BI = 29,97% (73,33 103,3%). Otoritas kesehatan harus mempromosikan ovitrap bambu kepada masyarakat sebagai upaya pengendalian Aedes sp. Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem in Banda Aceh. Banda Aceh is a DHF endemic city by increasing incidence rate (IR) and case fatality rate every year. The highest DHF incidence was in Baiturrahman District (IR = 120 per 100,000 people) and Jaya Baru District (IR = 84 per 100,000 people). Aedes sp larvae existence among people is one of Aedes aegypti population indicators in such region. This study aimed to find out numbers of Aedes sp trapped in each ovitrap (coconut shell, plastic cup, and piece of bamboo) and Aedes sp density level before and after ovitrap installation. This study was explanatory study using quasi-experimental design. The sampling technique was proportional sampling. Population of study was 30 houses. Ovitraps were randomly located in 30 places of 10 subdistricts. Data of trapped Aedes sp larvae numbers was collected four times repeatedly within one week time-lapse. Analysis was conducted using the mean number of larvae in ovitraps and ovitrap index. The number of Aedes sp larvae trapped was 1,265. The most effective ovitrap is piece of bamboo, mean = 123, p value = 0.006, HI = 10.01% (16.66 26.67%), CI = 36.8% (336.06 - 39.74%), BI = 29.97% (73.33 - 103.3%). Health authorities should promote bamboo ovitrap, especially to public as an effort to control Aedes sp.
The impact of the environment and community habits on malaria knowlesi post-elimination of malaria in UPTD Puskesmas Jaboi's work area in Sabang City Aditama, Wiwit; Zulfikar; Maulidin, Ichsan
BKM Public Health and Community Medicine Vol 39 No 12 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.v39i12.4565

Abstract

Purpose: Malaria has spread to over 100 countries with tropical and subtropical climates globally. Around 35% of the population in Indonesia lives in areas at risk of malaria infection, and 38 thousand people die each year from severe malaria caused by Plasmodium falciparum. Malaria outbreaks occur almost annually in Indonesia's various endemic areas. The purpose of this study was to ascertain Malaria Knowledge following Malaria Elimination in the Jaboi Health Center's UPTD Work Area in Sabang City. Methods: This research is descriptive by design Case-Control. The number of samples in this study was 7 people and 23 people as controls with chi-square test analysis. Results: According to the study's findings, there was a relationship between four broods and malaria (P = 0.014), no relationship between the habit of going out at night (P = 0.190), and a relationship between the use of repellents (0.009) and malaria following malaria elimination in the work area of UPTD Puskesmas. Jaboi, post-elimination cases of malaria knowlesi continue to occur due to an environment that is still conducive to mosquito breeding sites and as a result of the population's geographical location in an area with a high concentration of wild animals. Conclusion: There is a correlation between breeding sites and repellent use and malaria in the work area of the Jaboi Health Center UPTD Sabang City, but there is no correlation between the habit of going out at night and malaria in the work area of the Jaboi Health Center UPTD Sabang City.
Cd, Pb pada Scylla Serrata dan Portunus Pelagicus Tempat Pembuangan Akhir Sampah Arianto, Budi; Aditama, Wiwit; Khairunnisa, Khairunnisa; Nurfitri, Jasrama
Buletin Keslingmas Vol. 43 No. 1 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 1 TAHUN 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v43i1.11289

Abstract

Sebagai logam berat non-esensial beracun, kadmium serta timbal di lingkungan, berisiko bagi kesehatan manusia. Permasalahan limbah logam berat sangat berdampak terhadap kesehatan manusia juga kehidupan lainnya. Logam berat ini masuk ke kehidupan laut baik  langsung dari air atau melalui rantai makanan. Kemudian meningkatkan konsentrasinya dalam sel kerang, krustasea, ikan yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Tujuan penelitian untuk Menganalisa konsentrasi logam Timbal, Kadmium pada Rajungan (Portunus Pelagicus) dan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) yang habitatnya berada di sekitar Pembuangan Akhir Sampah Gampong Jawa Kota Banda Aceh. Metode  Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menganalisa kadungan logam berat Kadmium dan Timbal pada Kepiting Bakau dan Rajungan, pemeriksaan dilakukan dengan cara Atomic Absobtion Spectrophotometer, dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi dan Penelitian Universitas Syah Kuala bulan Agustus tahun 2023. Objek adalah Kepiting Bakau dan Rajungan sebanyak 10 ekor yang masing-masing terdiri dari 5 ekor, sampel diambil disekitaran Tempat Pembuangan Sampah akhir radius 500 meter. Rata-rata konsentrasi timbal di kepiting Rajungan 0,039 mg/L dan Cd sebanyak 0,005 mg/L, timbal pada Kepiting Bakau yaitu 0,03 mg/L dan Cd sebanyak 0,02 mg/L. Kandungan Pb , Cd  masih dibawah batas konsentrasi Standar Nasional Indonesia yaitu 1 mg/L untuk kadmium  dan 05 mg/L untuk timbal. Konsentrasi logam berat yang ditemukan pada daging Kepiting Bakau dan Kepiting Rajungan belum melebihi batas yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonsia.
Efektivitas Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii) Sebagai Larvasida Alami Terhadap Kematian Larva Nyamuk Culex Sp zulfikar, zulfikar; Shafira, Mega; Aditama, Wiwit; Arianto, budi; Khairunnisa; sari, arnida
Aceh Sanitation Journal Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.119 KB) | DOI: 10.30867/asjo.v1i2.197

Abstract

The Culex genus of mosquitoes makes up the majority of the mosquitoes in our area. The West Nile virus, filariasis, Japanese encephalitis, and St. Louis encephalitis are only a few of the illnesses spread by this mosquito. Culex quinquefasciatus, a mosquito in the genus Culex that is known to transmit the diseases chikungunya and filariasis, is a significant mosquito species. The study's objective was to ascertain whether Culex Sp mosquito larvae died after receiving doses of curry leaf extract (Murraya koenigii) of 2 ml/200 ml, 4 ml/200 ml, and 8 ml/200 ml. Three hundred Culex species larvae served as the study's subjects. The One Way ANOVA test was employed for data analysis. The outcomes shown that Culex sp. larval mortality in the treatment Curry leaf extract (Murraya koenigii) doses of 2 ml/200 ml of water were 16.7%, 4 ml/200 ml of water were 21.7%, and 8 ml/200 ml of water were 25%. One way ANOVA analysis yielded a p value of 0.003 (0.005), indicating that curry leaf extract (Murraya koenigii) is effective as a natural larvi The dose that is most successful, with a p value of 0.001, is 4 ml/200 ml of water. It is envisaged that the community will be able to employ and make use of curry leaf extract (Murraya koenigii) as a substitute for killing Culex sp. larvae.
Toxicity Arianto, Budi; Khairunnisa, Khairunnisa; Aditama, Wiwit
Aceh Sanitation Journal Vol 3 No 1 (2024): Desember
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/asjo.v3i1.755

Abstract

The dengue virus that causes dengue fever, which is very deadly, has not been resolved. The prevalence is very high. So far, the way to break the chain of transmission is to eradicate the vector. The chemical control applied causes many disadvantages, so the active ingredients of aloe vera extract can be used as a safer alternative to natural insecticides. This study aims to determine the difference in the concentration of Aloe vera extract as a larvicide. Experimental design with post test only control group design, sample of 600 instar III larvae, in 4 groups, 6 replications (negative control, 10% extract, 20% extract, 30% extract). Sample technique by purposive sampling method. The larvae were put in a test extract mixture of 100 ml. Observations were made 60 minutes after the treatment and the number of larval deaths was calculated. The percentage of larval mortality 60 minutes after treatment was 0% in control, 69.2% in 10% extract, 76% in 20% extract, 86.6% in 30% extract. Results were obtained with significant differences in the treatment groups. Aloe vera extract solution is a larvicide against Aedes aegyti.  
Breeding Place, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) at Peureulak Barat Public Health Center, East Aceh Regency, 2025 Arianto, Budi; Aditama, Wiwit; Khairunnisa, Khairunnisa; Syima Alhumaira, Sitty Nahdatul
Aceh Sanitation Journal Vol 3 No 2 (2025): Desember
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/asjo.v3i2.1100

Abstract

The existence of breeding sites plays a significant role in increasing the population of Aedes aegypti mosquitoes, the primary vector of Dengue Fever (DHF). To determine the relationship between the type of breeding site and the incidence of DHF in the Peureulak Barat Community Health Center, East Aceh Regency, in 2025. Method: This quantitative study used a case-control design. The sample consisted of 16 cases (with DHF) and 16 controls (without DHF). Data were collected through observation and interviews and analyzed using the Chi-Square test. Results: There was no association between water reservoirs and DHF incidence (p=0.066), there was a significant association between non-water reservoirs and DHF incidence (p=0.029), and there was no association between natural water reservoirs and DHF incidence (p=0.394). Conclusion: The type of breeding site most associated with DHF incidence is non-water reservoirs. The community needs to increase their 3M Plus (National Disposal and Sanitation) activities, especially for used containers that have the potential to hold water.