Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisi Potensi Sumberdaya Laut dan Kualitas Perairan Berdasarkan Parameter Fisika dan Kimia di Pantai Timur Kabupaten Bangka Tengah Affan, Junaidi M.
Jurnal Spektra Vol 9, No 2 (2010): Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya
Publisher : Jurnal Spektra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisa potensi sumberdaya laut dan kualitas perairan merupakan salah satu pendukung untuk pemilihan lokasi budidaya laut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi sumber daya laut dan pesisir, tingkat kesuburan perairan dan kesesuaian bagi kehidupan dan perkembangan biota laut dengan menggunakan parameter kualitas yang meliputi parameter fisika dan kimia perairan (kedalaman, kecerahan, arus, suhu, salinitas, keasaman, oksigen terlarut, fosfat, nitrat, nitrit, amoniak dan silikat) serta parameter biologi (kerapatan dan persentase tutupan mangrove dan terumbu karang) dengan metode transek, rapid reef resource assesment dan koleksi bebas. Pengukuran langsung dilapangan terhadap parameter fisika dan kimia menggunakan Conductivity Temperature Depth, CTD, Current Meter CM-2 dan Nansen water sampler. Pengamatan dilakukan pada 7 stasiun penelitian yang ditentukan secara acak dan sistematik masing-masing pada lapisan permukaan dan dekat dasar perairan. Analisis sampel air dilakukan dengan spektrofotometer shimadzu dan metode titrasi iodometri. Hasil analisa parameter kualitas perairan menunjukkan bahwa kondisi perairan timur Kabupaten Bangka Tengah secara umum masih baik bagi kehidupan dan perkembangan biota laut. Kata kunci: Sumber daya laut, kualitas perairan, Bangka tengah.
Ocean-atmosphere analysis of Super Typhoon Songda 2011 over Western North Pacific Ocean Yopi Ilhamsyah; Ahmad Bey; Edvin Aldrian; Junaidi M. Affan
Proceedings of The Annual International Conference, Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Vol 3, No 3 (2013): Addendum
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9971.62 KB)

Abstract

The purpose of the research is to understand the influences of ocean and atmosphere to the formation of Super Typhoon Songda 2011. Daily SST from NOAA AVHRR with spatial resolution of 0.5° in latitude and longitude was used to study upper oceanic response to the formation of Typhoon Songda. Meanwhile, 3-hourly meteorological data from ARP model with spatial coverage of 0.5° Latitude x 0.5° Longitude cover 201 x 101 points from 25° N - 20° S and 70.0° E – 170.0° E as well as 13 levels of atmospheric columns was also used in the study. The study was also supported by  MT-SAT satellite images. The result showed that from early disturbances until reaching mature stage of Typhoon Songda, SST over WNP reached averages temperature of 30˚C. Warm ocean waters continuously produce heat and moisture to the air that are necessary to fuel the genesis, development, formation and intensification of Typhoon Songda. The study also proved that light vertical wind shear (850 – 200 hPa) at about 0 – 5 knot was observed in the early development of Songda at 1800 UTC on May 19th. For the time being, weak vertical wind shear extended to the northwestern of Pacific Ocean. Thus, it made the system to moved toward northwest and reached category Super Typhoon few days later on May 26th. The study also showed the present of Monsoon trough. Monsoon trough occurred where easterly wind met the reversal southerly wind. The region was stretched from southeast to northwest part of WNP Ocean and designated by an extended low pressure area at the surface as well as extended bands of thunderstorms as observed by satellite imagery. On the other hand, potential vorticity shown in the present paper is useful to obtain an understanding of atmospheric motions and development of the upper-level disturbance. Potential vorticity maximum characterize strong vorticity and upward motion. Conversely, weak vorticity with downward motion is demonstrated by mininum potential vorticity.
Analisis Faktor Produksi Alat Tangkap Payang di Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat Zirvathul Murni; Junaidi M. Affan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.027 KB)

Abstract

   Payang is one of fishing gear commonly used by the fisherman after lift net at Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Carocok Tarusan of Pesisir Selatan District. This research aims to describe the catch unit of payang and analyze what factors affect production that produced by Payang. This research used a census method by taking data of all Payang fishing gear at PPP Carocok Tarusan. The analyze used as multiple linear regressions and data processing entirely used statistical application SPSS version 22.0 with Enter method.  Payang fishing gear at PPP Carocok Tarusan is operated by boat 5 GT and payang construction on left wing (left and right) is 20-25 meters, the net body is 10-20 meters, cod end as the spot for collecting fish catch has 5-8 meters, head rope and ground rope is 100 meters, and selambar strap for drawing fishing gear has 200 meters in length. Based on results processed with SPSS were obtained equation of multiple linear regression function on Payang fishing gear at PPP Carocok Tarusan as follow: Y = -58.747 + 11.625X1 + 4.707X2 - 13.244X3 - 1.644X4 + 5.915X5 + 23.693X6. Analysis of t-test showed that production factor of Payang fishing gear which has the positive effect on the catch result is the length of trip on fishing (X1), the amount of fuel (X2), and setting (X6).       Payang merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan setelah bagan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Carocok Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unit penangkapan alat tangkap payang dan menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi yang dihasilkan oleh alat tangkap payang tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus yaitu semua alat tangkap payang yang ada di PPP Carocok Tarusan diambil datanya. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan pengolahan data secara keseluruhan menggunakan aplikasi statistika yaitu SPSS Versi 22.0 dengan metode Enter. Alat tangkap payang di PPP Carocok Tarusan dioperasikan dengan kapal berukuran 5 GT dan kontruksi payang bagian sayap (kiri dan kanan) mempunyai panjang 20-25 meter, badan jaring sepanjang 10-20 meter, bagian kantong sebagai tempat pengumpul hasil tangkapan mempunyai panjang 5-8 meter, tali ris atas dan tali ris bawah sepanjang 100 meter, dan tali selambar yang berfungsi untuk menarik alat tangkap mempunyai panjang 200 meter. Berdasarkan hasil output yang diolah dengan SPSS diperoleh bentuk persamaan fungsi regresi linier berganda pada alat tangkap payang di PPP Carocok Tarusan sebagai berikut: Y= -58.747 + 11.625 X1 + 4.707 X2– 13.244 X3 – 1.644 X4 + 5.915 X5 + 23.693 X6. Dari pengujian yang dilakukan dengan uji, dapat diketahui bahwa faktor produksi alat tangkap payang yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil tangkapan adalah lama trip penangkapan (X1), jumlah BBM (X2), dan setting (X6).
Studi kelimpahan fingerling ikan terhadap ketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar Abdullah A. Muhammadar; Junaidi M. Affan; Amiruddin A. Bakar
Depik Vol 7, No 3 (2018): December 2018
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.446 KB) | DOI: 10.24815/jn.v%vi%i.12603

Abstract

Abstract. This research was conducted onJuly 2018 in Lake Laut Tawar, Aceh Tengah District.This study aims to determine the abundance of fingerling fish and the availability of natural feed found in Lake Laut Tawar. The gillnet was used to sample the fingerling fish at three stations, including station 1 (One-one), station 2 (Toweren) and station 3 (Rawe) forweek. The parameters of measured water quality are at temperature, pH, DO (dissovlet oxygen), depth, and brightness. Sampling of natural feed (plankton extraction) was carried out at the place of fish collection, then prepared a standard plankton, and identified using microscopy. The results showed the highest abundance of fingerling fish obtained was thekeperas fish (Cyclocheilichthys apogon), with an abundance of 75%. While the lowest abundance value is kawan fish species (Poropontius bargensis), with 4% abundance value, and the highest plankton abundance in Lake Laut Tawar waters is at station 2 with an abundance value of 69.2485 ind / mL and the lowest abundance value is at 1 with an abundance value of 38.0637 ind / mL. Based on the results of the research conducted, it can be concluded that the abundance of fingerling fish is related to the availability of natural food in the waters of Lake Laut Tawar.Keywords: Abundance;Fingerling fish;Natural food;Lake laut tawar. Abstrak. Telah dilakukan penelitianpada Juli 2018tentang studi kelimpahan fingerling ikan terhadap ketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan fingerling fishdan ketersediaan pakan alami yang terdapat di perairan Danau Laut Tawar. Tahapan penelitian ini dimulai dari persiapan alat tangkap, penangkapan fingerlingikan pengukuran kualitas perairan,dan pengambilansampel pakan alami (pengambilan plankton). Alat tangkap yang digunakan ialah jaring joran (Gill net)dengan ukuran 1 inchi. Penangkapan  fingerling fishdilakukan pada tigastasiun, diantaranya stasiun 1(One-one),stasiun 2(Toweren)dan stasiun 3 (Rawe) dan pengambilan sampel dilakukan satu kali dalam satu minggu.Parameter kualitas perairanyang diukur ialah pada suhu, pH, oksigen terlarut, kedalaman, dan kecerahan.Pengambilansampel pakan alami (pengambilan plankton)dilakukan ditempat pengambilan ikan, kemudian menyiapkan plankton standard, dan diidentifikasi dengan mengunnakanmikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan tertinggi fingerling ikan yang didapatkan ialah jenis ikan Keperas (Cyclocheilichthys apogon),dengan nilai kelimpahan 75 %. Sedangkan nilai kelimpahan yang terendah ialah jenis ikan Kawan (Poropontius tawarensis),dengan nilai kelimpahan 4  %, dan kelimpahan plankton tertinggi pada perairan Danau Laut Tawar terdapat pada stasiun 2 dengan nilai kelimpahan 69,2485 ind/mL dan nilai kelimpahan yang terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai kelimpahan 38,0637 ind/mL. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelimpahan fingerling fishberkaitan denganketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar.Kata kunci:Kelimpahan;fingerling fish;Pakan alami;Danau laut tawar.
Efektivitas penggunaan rumpon sebagai daerah penangkapan ikan di Perairan Pusong Kota Lhokseumawe Makwiyah A. Chaliluddin; Ratna M. Aprilla; Junaidi M. Affan; Abdullah A. Muhammadar; Heri Rahmadani; Edy Miswar; Firdus Firdus
Depik Vol 7, No 2 (2018): August 2018
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.342 KB) | DOI: 10.13170/depik.7.2.11322

Abstract

The existence of fish aggregating devices (FADs) in a waters is able to establish a new fishing ground that potential waters. FADs are able to attract the attention of the gathering of fishes and other aquayic organisms around it, increasing the density of fish around FADs can increase the chances of successful catching operation, and therefore the FADs has benefited significantly to increase the capture fishery production significantly. The purposes of the research were to evaluate the catching composition of purse seine production  using FADs and non FADs, and to examine the fectiveness of FADs. This research was conducted on February 1 - 28, 2018 located at Pusong Waters, Lhokseumawe City. The survey  method was used in this study. The direct sampling by following the fisherman in fishing activities was performed both the purse seine with FADs and no FADs. Total purse seine catches during the research were 4,320 kg consisting of Long Jawed Mackerel (Rastrelliger sp.) 1,280 kg (29.63%), Decapterus Fish ( Decapterus sp.) 350 kg (8,107%), skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) 845 kg (19.56 %), tuna fish (Euthynnus affinis) 720 kg (16.67%), Torpedo scad (Megalaspis cordyla) 300 kg (6.94%), Queenfish 140 kg (3.24%), and starry triggerfish (Abalistes stellaris) 685 kg (15.86%). It was concluded that the purse seine used FADs is more effective  compared to the a purse seine that does not use FADs.Keberadaan rumpon di suatu perairan mampu menarik perhatian berkumpulnya ikan dan organisme lain disekitarnya, sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi hasil tangkapan purse seine yang menggunakan rumpon dan purse seine yang tidak menggunakan rumpon, dan menilai efektivitas rumpon dalam mengumpulkan ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada 01 - 28 Februari 2018 bertempat di Perairan Pusong, Kota Lhokseumawe. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu dengan mengikuti nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan, baik nelayan purse seine yang menggunakan rumpon dan nelayan purse seine yang tidak menggunakan rumpon. Data ikan hasil tangkapan yang diperoleh dihitung jumlah ikan hasil tangkapan dan diidentifikasi spesies ikan dan selanjutnya dibandingkan dengan hasil tangkapan nelayan yang menggunakan rumpon dan ikan hasil tangkapan nelayan yang tidak menggunakan rumpon. Total hasil tangkapan purse seine selama penelitian sebanyak 4.320 kg terdiri dari kembung (Rastrelliger sp.) 1.280 kg (29,63%), layang (Decapterus sp.) 350 kg (8,107%), cakalang (Katsuwonus pelamis) 845 kg (19,56%), tongkol (Euthynnus affinis) 720 kg (16,67 %), tegang ekor/tetengkek (Megalaspis cordyla) 300 kg (6,94 %), talang/daun bamboo (Scomberoides lysan) 140 kg (3,24%), dan ayam-ayam (Abalistes stellaris) 685 kg (15,86 %).  Dari kedua jenis kegiatan penangkapan ikan tersebut, maka purse seine menggunakan rumpon lebih efektif dibandingkan purse seine yang tidak menggunakan rumpon sebagai daerah penangkapan ikan.
Studi kelimpahan fingerling ikan terhadap ketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar Abdullah A. Muhammadar; Junaidi M. Affan; Amiruddin A. Bakar
Depik Vol 7, No 3 (2018): December 2018
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.7.3.12603

Abstract

Abstract. This research was conducted onJuly 2018 in Lake Laut Tawar, Aceh Tengah District.This study aims to determine the abundance of fingerling fish and the availability of natural feed found in Lake Laut Tawar. The gillnet was used to sample the fingerling fish at three stations, including station 1 (One-one), station 2 (Toweren) and station 3 (Rawe) forweek. The parameters of measured water quality are at temperature, pH, DO (dissovlet oxygen), depth, and brightness. Sampling of natural feed (plankton extraction) was carried out at the place of fish collection, then prepared a standard plankton, and identified using microscopy. The results showed the highest abundance of fingerling fish obtained was thekeperas fish (Cyclocheilichthys apogon), with an abundance of 75%. While the lowest abundance value is kawan fish species (Poropontius bargensis), with 4% abundance value, and the highest plankton abundance in Lake Laut Tawar waters is at station 2 with an abundance value of 69.2485 ind / mL and the lowest abundance value is at 1 with an abundance value of 38.0637 ind / mL. Based on the results of the research conducted, it can be concluded that the abundance of fingerling fish is related to the availability of natural food in the waters of Lake Laut Tawar.Keywords: Abundance;Fingerling fish;Natural food;Lake laut tawar. Abstrak. Telah dilakukan penelitianpada Juli 2018tentang studi kelimpahan fingerling ikan terhadap ketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan fingerling fishdan ketersediaan pakan alami yang terdapat di perairan Danau Laut Tawar. Tahapan penelitian ini dimulai dari persiapan alat tangkap, penangkapan fingerlingikan pengukuran kualitas perairan,dan pengambilansampel pakan alami (pengambilan plankton). Alat tangkap yang digunakan ialah jaring joran (Gill net)dengan ukuran 1 inchi. Penangkapan  fingerling fishdilakukan pada tigastasiun, diantaranya stasiun 1(One-one),stasiun 2(Toweren)dan stasiun 3 (Rawe) dan pengambilan sampel dilakukan satu kali dalam satu minggu.Parameter kualitas perairanyang diukur ialah pada suhu, pH, oksigen terlarut, kedalaman, dan kecerahan.Pengambilansampel pakan alami (pengambilan plankton)dilakukan ditempat pengambilan ikan, kemudian menyiapkan plankton standard, dan diidentifikasi dengan mengunnakanmikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan tertinggi fingerling ikan yang didapatkan ialah jenis ikan Keperas (Cyclocheilichthys apogon),dengan nilai kelimpahan 75 %. Sedangkan nilai kelimpahan yang terendah ialah jenis ikan Kawan (Poropontius tawarensis),dengan nilai kelimpahan 4  %, dan kelimpahan plankton tertinggi pada perairan Danau Laut Tawar terdapat pada stasiun 2 dengan nilai kelimpahan 69,2485 ind/mL dan nilai kelimpahan yang terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai kelimpahan 38,0637 ind/mL. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelimpahan fingerling fishberkaitan denganketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar.Kata kunci:Kelimpahan;fingerling fish;Pakan alami;Danau laut tawar.
Studi kelimpahan fingerling ikan terhadap ketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar Abdullah A. Muhammadar; Junaidi M. Affan; Amiruddin A. Bakar
Depik Vol 7, No 3 (2018): December 2018
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.7.3.12603

Abstract

Abstract. This research was conducted onJuly 2018 in Lake Laut Tawar, Aceh Tengah District.This study aims to determine the abundance of fingerling fish and the availability of natural feed found in Lake Laut Tawar. The gillnet was used to sample the fingerling fish at three stations, including station 1 (One-one), station 2 (Toweren) and station 3 (Rawe) forweek. The parameters of measured water quality are at temperature, pH, DO (dissovlet oxygen), depth, and brightness. Sampling of natural feed (plankton extraction) was carried out at the place of fish collection, then prepared a standard plankton, and identified using microscopy. The results showed the highest abundance of fingerling fish obtained was thekeperas fish (Cyclocheilichthys apogon), with an abundance of 75%. While the lowest abundance value is kawan fish species (Poropontius bargensis), with 4% abundance value, and the highest plankton abundance in Lake Laut Tawar waters is at station 2 with an abundance value of 69.2485 ind / mL and the lowest abundance value is at 1 with an abundance value of 38.0637 ind / mL. Based on the results of the research conducted, it can be concluded that the abundance of fingerling fish is related to the availability of natural food in the waters of Lake Laut Tawar.Keywords: Abundance;Fingerling fish;Natural food;Lake laut tawar. Abstrak. Telah dilakukan penelitianpada Juli 2018tentang studi kelimpahan fingerling ikan terhadap ketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan fingerling fishdan ketersediaan pakan alami yang terdapat di perairan Danau Laut Tawar. Tahapan penelitian ini dimulai dari persiapan alat tangkap, penangkapan fingerlingikan pengukuran kualitas perairan,dan pengambilansampel pakan alami (pengambilan plankton). Alat tangkap yang digunakan ialah jaring joran (Gill net)dengan ukuran 1 inchi. Penangkapan  fingerling fishdilakukan pada tigastasiun, diantaranya stasiun 1(One-one),stasiun 2(Toweren)dan stasiun 3 (Rawe) dan pengambilan sampel dilakukan satu kali dalam satu minggu.Parameter kualitas perairanyang diukur ialah pada suhu, pH, oksigen terlarut, kedalaman, dan kecerahan.Pengambilansampel pakan alami (pengambilan plankton)dilakukan ditempat pengambilan ikan, kemudian menyiapkan plankton standard, dan diidentifikasi dengan mengunnakanmikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan tertinggi fingerling ikan yang didapatkan ialah jenis ikan Keperas (Cyclocheilichthys apogon),dengan nilai kelimpahan 75 %. Sedangkan nilai kelimpahan yang terendah ialah jenis ikan Kawan (Poropontius tawarensis),dengan nilai kelimpahan 4  %, dan kelimpahan plankton tertinggi pada perairan Danau Laut Tawar terdapat pada stasiun 2 dengan nilai kelimpahan 69,2485 ind/mL dan nilai kelimpahan yang terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai kelimpahan 38,0637 ind/mL. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelimpahan fingerling fishberkaitan denganketersediaan pakan alami di perairan Danau Laut Tawar.Kata kunci:Kelimpahan;fingerling fish;Pakan alami;Danau laut tawar.
PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TUNA SIRIP KUNING DI TPI IE MEULEE KOTA SABANG Putri Marni; Junaidi M. Affan; Ichsan Setiawan; Syarifah Meurah Yuni; Sayyid Afdhal El Rahimi; Thaib Rizwan; Faliqul Isbah
Jurnal Kelautan dan Perikanan Indonesia Vol 4, No 1: Jurnal Kelautan dan Perikanan Indonesia
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jkpi.v4i1.36718

Abstract

Perairan Kota Sabang merupakan perairan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar dengan berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomis penting salah satunya adalah ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Ikan tuna sirip kuning merupakan salah satu jenis ikan yang banyak didaratkan oleh nelayan-nelayan TPI Lhok Ie Meulee terutama pada musim barat. Penyebaran dan kelimpahan perikanan tuna, dipengaruhi oleh beberapa faktor oseanografi. Salah satunya adalah suhu permukaan laut dan faktor lingkungan perairan lainnya. Hal ini karena perubahan suhu permukaan laut dapat mengubah distribusi ikan tuna yang akan mempengaruhi penangkapan ikan. Untuk mengetahui parameter oseanografi suhu permukaan laut di perairan Indonesia secara luas, metode konvensional sangat sulit dilakukan karena membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. Hal ini mendorong penggunaan teknologi satelit untuk mengamati fenomena oseanografi, khususnya suhu permukaan laut. Produktivitas tangkapan di Perairan Pulau Sabang Sampai saat ini belum ada informasi yang jelas mengenai dampak kondisi oseanografi atau parameter perairan laut Sabang terhadap produktivitas tangkapan ikan madidihang yang didaratkan di lokasi penangkapan ikan Ie Meulee. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu permukaan laut terhadap jumlah hasil tangkapan Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) yang didaratkan pada bulan November di TPI Lhok Ie Meulee Kota Sabang. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 November – 20 November 2022 yang bertempat di Tempat Pendaratan Ikan Ie Meulee Kota Sabang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yang mana menggunakan data hasil tangkapan ikan tuna sirip kuning dan data citra satelit Aqua Modis yang kemudian dianalisis menggunakaan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat korelasi hubungan yang signifikan suhu terhadap ikan tuna sirip kuning dimana sebesar 32,7% faktor tertangkapnya ikan tuna sirip kuning dipengaruhi oleh suhu. Didapatkan juga bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel yang mengindikasikan bahwa variabel suhu berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan tuna sirip kuning dengan nilai sig sebesar 0,008 dengan memperhitungkan a = 0,05 dan suhu permukaan laut tertangkapnya ikan tuna di perairan Sabang ialah di rentang rata-rata suhu 28°°C -29°C dengan rata-rata hasil tangkapan perhari adalah 251 kg.
Strategi Meningkatkan Kesadaran Hukum Nelayan Terhadap Penggunaan Kompresor Sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan di Ujung Pancu Junaidi M. Affan; M. Syahrul Ramadhan Siregar; Rahmat Rizqi; Eko Prasetyo Ritanto
Jurnal Kelautan dan Perikanan Indonesia Vol 2, No 2: Agustus (2022)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jkpi.v2i2.28217

Abstract

Penggunaan kompresor sebagai alat bantu penangkapan sangat populer digunakan oleh para nelayan di seluruh Indonesia karena kompresor sebagai indikator penggunaan alat tangkap yang merusak lingkungan dengan hasil tangkapan yang melimpah. Keterkaitan keberlangsungan hidup masyarakat yang menggantungkan hidup dari menangkap ikan dilaut rupanya menjadikan para nelayan nekat untuk menggunakan kompresor demi mendapatkan hasil tangkapan yang banyak tanpa memperdulikan keselamatan diri dan lingkungan alam disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran hukum nelayan serta untuk mengetahui strategi peningkatan kesadaran hukum nelayan terhadap penggunaan kompresor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis strength, weaknes, Opportunity, threats (SWOT). Berdasarkan analisis diketahui faktor faktor yang mempengarahui kesadaran hukum nelayan meliputi: tingkat pendidikan nelayan, lama menjadi nelayan, tingkat pemahaman nelayan terhadap aturan penggunaan kompresor, tingkat pemahaman nelayan terhadap efek penggunaan kompresor. Strategi peningkattan kesadaran hukum nelayan kompresor adalah dengan menggunakan strategi W-O (Weakness – Opportunity) yaitu dengan memberikan bantuan alat tangkap pengganti sesuai kebutuhan nelayan, memberikan pelatihan terhadap penggunaan alat tangkap yang baru, sosialisasi kepada nelayan efek penggunaan kompresor.
Analisis Hasil Tangkapan Alat Tangkap Pancing Rawai di TPI Gunung Cut Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Muhammad Muhammad; Thaharah Ramadhani; Indah Lainatul Siffah; Junaidi M. Affan
Jurnal Kelautan dan Perikanan Indonesia Vol 4, No 1: Jurnal Kelautan dan Perikanan Indonesia
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jkpi.v4i1.38491

Abstract

Wilayah perairan Aceh Selatan yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia, memiliki potensi sumberdaya kelautan perikanan yang besar dan dapat menjadi sumber pendapatan utama dalam perekonomian. TPI Gunung Cut merupakan salah satu desa yang memiliki Pelabuhan berskala kecil atau kolam tambat labuh. Pengoperasian alat tangkap pancing rawai di TPI Gunung Cut menggunakan kapal yang berukuran 1 Gross Tonnage (GT). Alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan di TPI Gunung Cut yaitu pancing rawai atau dikenal dengan sebutan rawai aset. Masalah pokoknya yaitu masih terbatasnya informasi yang diperoleh saat ini terkait jumlah hasil tangkapan, jenis ikan dan ukuran layak tangkap yang terdapat pada alat tangkap pancing rawai di TPI Gunung Cut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan, mengetahui keanekaragaman dan dominansi hasil tangkapan serta mengetahui ukuran layak tangkap pada alat tangkap pancing rawai di TPI Gunung Cut. Penelitian ini dilakukan satu bulan selama bulan Agustus 2023. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengamatan langsung di lapangan. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Accidental sampling sebanyak 28 kapal. Data yang dianalisis berupa analisis hasil tangkapan meliputi komposisi hasil tangkapan, ukuran morfometrik, keanekaragaman dan dominansi kemudian dianalisis menggunakan Microsoft excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 21 jenis ikan yang didapatkan menggunakan alat tangkap pancing rawai dengan total hasil tangkapan 1.714 ekor dan berat 234,02 kg. Nilai Indeks keanekaragaman diperoleh 2,24 dimana 1 H’ 3 termasuk kedalam kriteria sedang sedangkan Indeks dominansi diperoleh 0,15 dimana D 0,4, maka kriteria tersebut termasuk kedalam kategori rendah. Terdapat 474 ekor (28%) hasil tangkapan yang layak tangkap dan 1.240 ekor (72%) ikan yang tidak layak tangkap. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap menggunakan alat tangkap pancing rawai di TPI Gunung Cut dominan tidak layak tangkap.