Claim Missing Document
Check
Articles

PENGEMBANGAN BUKU PENUNJANG PRAKTIKUM SERANGGA KELAS X SMA Hariati, Ratri Bakti; HARYONO, TJIPTO; AMBARWATI, RENI
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan buku penunjang praktikum (berjudul “Insekta di Sekitar Kita”), serta untuk mendeskripsikan kelayakan buku penunjang praktikum serangga (insekta) secara teoretis dan empiris. Buku penunjang praktikum serangga dikembangkan dengan menggunakan model 4-D (tanpa tahap disseminate). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa buku penunjang praktikum dinyatakan layak dengan rata-rata persentase nilai 81,25%. Hasil uji coba terbatas diperoleh bahwa sebagian besar siswa memberikan respons positif terhadap buku penunjang praktikum serangga, yaitu sebesar 97,96%. Kata kunci: buku penunjang praktikum, serangga (insekta), Kelas X SMA The objective of this research were to develop guidance book of insects (entitled “Insekta di Sekitar Kita”), as well as describe theoretical and empirical feasibility of this book. This guidance book was developed by using 4-D models (without disseminate stage). The results indicated that guidance book of insects was feasible  (percentage 81.25%). The trial of implementation in the school indicated that the majority of students gave positive response to guidance book of insects, and the percentage was 97.96%. Key words: guidance book, insects, first grade of senior high school
PEMBUATAN MEDIA INSEKTARIUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI OLEH GURU-GURU MTs SWASTA DI LAMONGAN FAIZAH, ULFI; AMBARWATI, RENI; Hidayat, M. Thamrin
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru seringkali mengalami kesulitan untuk meyediakan serangga yang diperlukan sebagai media pembelajaran biologi karena saat ini beberapa jenis serangga mulai sulit didapatkan di lingkungan sekitar sekolah. Media insektarium dapat membantu para guru untuk memenuhi kebutuhan media pembelajaran biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan dan respon para guru-guru MTS swasta di Lamongan dalam pembuatan insektarium sebagai media pembelajaran biologi. Penelitian ini dilakukan pada September 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis hasil observasi kegiatan dan respon dari 29 guru yang menjadi obyek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para guru-guru MTS swasta di Lamongan mampu membuat insektarium sebagai media pembelajaran biologi dan mereka memberikan respon positif. Kata kunci: Insektarium, media pembelajaran biologi, guru Lamongan Teachers often have difficulty to provide the necessary insect as a learning media because at this time some insects difficult to found in the environment around the school. Insectarium media can help teachers to meet the learning of biology media. The purpose of this study was to describe the ability of the teachers in the private MTS Lamongan in making insectarium as a biology media. The study was conducted in September 2012. This study is using  descriptive method by analysing the results of activities observation and response that given to 29 teachers who become the object of research. The results of this study indicate that the teachers in the private MTS Lamongan capable in making insectarium as a media of learning biology and they give a positive response. Key words: Insectarium, as a media of learning biology, Lamongan’s teachers
TWO NEW RECORDS OF MACTRID BIVALVES (BIVALVIA: MACTRIDAE) FROM INDONESIA Ambarwati, Reni
TREUBIA Vol 42 (2015): Vol. 42, December 2015
Publisher : Research Center for Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/treubia.v42i0.554

Abstract

The occurrence of two mactrid bivalves, Mactra (Mactra) queenslandica E.A. Smith and Heterocardia gibbosula Stoliczka, in coastal water of Sidoarjo, East Java, Indonesia is reported here. They are described and illustrated based on the local specimens collected. Previously, the distribution of M. queenslandica was reported only from northern-north-east Australia. This finding revealed that the distribution of this bivalve reaches Indonesia waters. Meanwhile, H. gibbosula is common in south-east Asian waters, however this is the first record for Indonesian waters. This result indicated that more mactrid bivalves could be discovered in Indonesian waters.
Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda di Pantai Selatan Kabupaten Pamekasan, Madura Rahmasari, Titis; Purnomo, Tarzan; Ambarwati, Reni
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 7, No 1 (2015): March 2015
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v7i1.3535

Abstract

Pesisir selatan Kabupaten Pamekasan memiliki beberapa pantai dengan profil yang berbeda-beda. Perbedaan profil pantai tersebut tampak pada substrat dasar perairan masing-masing, sehingga komunitas biota dasar perairan, misalnya Gastropoda yang terdapat di pantai-pantai tersebut juga berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis, keanekaragaman, dan kelimpahan Gastropoda di pantai selatan Kabupaten Pamekasan Madura. Pengambilan sampel menggunakan metode transek dilakukan di pantai selatan Pamekasan pada tiga stasiun penelitian, yaitu Pantai Bengkal, Pantai Talang Siring, dan Pantai Jumiang. Pada setiap pantai ditentukan tiga garis transek ke arah laut dan pada masing-masing garis transek dibagi menjadi tiga bagian, yaitu intertidal atas, intertidal tengah, dan intertidal bawah. Keanekaragaman Gastropoda dianalisis berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman dan kelimpahan relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di pantai selatan Kabupaten Pamekasan Madura ditemukan 29 jenis Gastropoda yang terbagi ke dalam 14 famili. Indeks keanekaragaman Gastropoda di Pantai Bengkal memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi, yaitu sebesar 2,4398 diikuti Pantai Talang Siring (2,0988) dan Pantai Jumiang (1,6200) Indeks keanekaragaman jenis Gastropoda sebesar 3,0075, termasuk kategori keanekaragaman yang tinggi. Gastropoda yang paling melimpah adalah Nassarius distortus diikuti Littoraria scabra dan Nassarius leptospirus dengan kelimpahan relatif berturut-turut 11,21%; 9,09%; dan 8,03%. Informasi ini menegaskan bahwa indeks keragaman Gastropoda rendah ditemukan di pantai yang menjadi tujuan wisata dan dekat pemukiman penduduk (pantai Jumiang), sehingga diperlukan pengendalian terhadap pencemaran pantai akibat aktivitas manusia.Southern shores of Pamekasan consists of beaches with different profiles. The difference can be found in the type of substrate which causes variation of invertebrate community living in this shores, i.e.gastropods. The study aimed to identify the species of gastropods as well as to describe the diversity and abundance of gastropods in the southern shores of Pamekasan Madura. Sampling was carried out on three research stations located at the southern shores of Pamekasan (Bengkal Beach, Talang Siring Beach, and Jumiang Beach). Three transect lines were placed at each research station and each transect line was divided into three sampling sites, namely upper intertidal, middle intertidal, and lower intertidal. The diversity of gastropods was analyzed using the diversity index and relative abundance. The results showed that 29 species of gastropods which belong to 14 families were found in the southern shores of Pamekasan. The diversity of gastropods in southern shores of Pamekasan was high (the diversity index was 3.0075). The most abundant species was Nassarius distortus, followed by Littoraria scabra and Nassarius leptospirus with relative abundance 11.21%; 9.09%; and 8.03%, respectively found in tourist destinations and near settlements (Jumiang beach), so that the necessary control of coastal pollution due to human activity. This information confirms that the diversity index of gastropods were low, especially found in coastal tourist destinations and near settlements (Jumiang beach), so that the necessary control of coastal pollution due to human activity. Found on the beach that become tourist destinations and near settlements (Jumiang beach), so that the necessary control of coastal pollution due to human activity.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kerang Pisau (Solen sp.) dan Kerang Simping (Placuna placenta) Rochmawati, Ika; Ibrahim, Muslimin; Ambarwati, Reni
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 7, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v7i2.3956

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri ekstrak kerang pisau dan kerang simping dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji berdasarkan zona jernih yang terbentuk dan menentukan jenis ekstrak kerang yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Kerang pisau yang diperoleh dari Pantai Talang Siring Madura dan kerang simping yang diperoleh dari Lamongan diekstrak dengan menggunakan metode ekstraksi bertingkat dengan tiga pelarut,. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan, yaitu pemberian kontrol negatif (akuades), kontrol positif (kloramfenikol), ekstrak heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol kerang pisau serta ekstrak heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol kerang simping. Data yang diperoleh berupa diameter zona jernih, dianalisis dengan analisis varian satu arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa ekstrak etil asetat dan metanol kerang pisau serta ekstrak heksana, etil asetat, dan metanol kerang simping menunjukkan aktivitas antibakteri dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus aureus FNCC 0047 dan Escherichia coli FNCC 0091. Ekstrak etil asetat kerang pisau terbukti menunjukkan aktivitas antibakteri paling baik, yaitu menunjukkan diameter zona jernih paling besar dibanding dengan ekstrak-ekstrak yang lain. Ekstrak etil asetat kerang pisau mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan membentuk zona jernih sebesar 32,10 0,17 mm, sedangkan pada bakteri Escherichia coli ekstrak etil asetat kerang pisau mampu menghambat pertumbuhannya dengan zona jernih yang terbentuk sebesar 32,06 1,07 mm.This research aimed to test the antibacterial activities of the extracts of razor clams and window-pane oyster and determine the extract that can inhibit the growth of tested bacteria optimally based on clear zones formed. Razor clams collected from Talang Siring Beach, Madura and window-pane oyster collected from Lamongan. They were extracted using multilevel extraction method using three organic solvents. Antibacterial activities assay were carried out using completely randomized design with eight treatments. All assays were conducted in triplicate. The treatments were negative control (aquades), positive control (100% of chloramphenicol in aquades), hexane extract, ethyl acetate extract, and methanol extract of each razor clams and window-pane oyster. Diameters of inhibiton zone (clear zone) were analyzed using one way analysis of variance and followed by Duncans test. The results revealed that ethyl acetate and methanol extracts of razor clams as well as hexane, ethyl acetate, and methanol extracts of window-pane oyster showed antibacterial activities. These mean they can inhibit the growth of Staphylococcus aureus FNCC 0047 dan Escherichia coli FNCC 0091. Ethyl acetate extract of razor clams showed the highest antibacterial activity, the maximum zone of inhibition (32.10 0.17 mm) was observed against Staphylococcus aureus and the maximum zone of inhibition (32.06 1.07 mm) was observed against Escherichia coli.
Colour and Morphometric Variation of Donacid Bivalves from Nepa Beach, Madura Island, Indonesia Ambarwati, Reni; Faizah, Ulfi
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 9, No 3 (2017): December 2017
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v9i3.11267

Abstract

Donacid bivalves vary in colour, pattern, and the shape of the shells. A population of donacid bivalves had been found in the northern shore of Madura Island, Indonesia. This study aimed to identify the donacids found in northern shore of Madura Island as well as to describe their variation on morphometric and morphological characters. Colour and pattern of 215 shells were observed and carefully photographed. Morphometric of the shells including the shell height, shell length, shell width, dorsal length, and umbo-margin length were measured and then their patterns were analyzed using regression analysis. The results revealed that there were two species of donacid bivalves in Nepa Beach, namely Donax cuneata and Donax faba with different morphological characteristics, including twelve different patterns and colours of the shells. These variations were described completely in this paper. This study contributes to the research on bivalve taxonomy, and is useful for the identification of donacid bivalves based on morphological characteristics.
KOMUNITAS BIVALVIA YANG BERASOSIASI DENGAN KERANG LENTERA (BRACHIOPODA: LINGULATA) DI ZONA INTERTIDAL SELAT MADURA Rakmawati, Rakmawati; Ambarwati, Reni
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerang lentera merupakan salah satu makrobentos penyusun ekosistem intertidal berlumpur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunitas bivalvia yang yang berasosiasi dengan kerang lentera di zona intertidal Selat Madura. Sampling dengan menggunakan metode simple random sampling pada lima lokasi yang telah ditentukan, yakni di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bangkalan, Kecamatan Kwanyar-Bangkalan, dan Kabupaten Pamekasan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggali substrat pada area plot sedalam 5-10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dijumpai 15 spesies anggota kelas Bivalvia yang memiliki ko-eksistensi dan berasosiasi dengan kerang lentera (Brachiopoda) yang berasal dari famili Arcidae, Veneridae, Solenidae, Cardiidae, Lucinidae, Lasaeidae, Laternulidae, Mactridae, dan Tellinidae. Koreamya sp. merupakan spesies yang berasosiasi komensalisme dengan kerang lentera (Brachiopoda: Lingulata).
KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAWASAN HUTAN MANGROVE BANYUURIP KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK Mubarrok, Muhammad Musthofa; Ambarwati, Reni
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan hutan Mangrove Banyuurip Ujungpangkah Gresik memiliki potensi dalam mendukung keanekaragaman burung, namun terjadi penurunan dan alih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis burung, menganalisis keanekaragaman dan kemelimpahan burung serta mendeskripsikan daya dukung lingkungan terhadap keanekaragaman burung di kawasan hutan mangrove Banyuurip. Sampling menggunakan pendekatan birdwatching dengan metode jelajah dengan berjalan sesuai jalur transek yang telah ditentukan sepanjang ± 150 meter yang terbagi menjadi tiga titik pengamatan. Keanekaragaman dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, kemelimpahan dianalisis berdasarkan kemelimpahan relatif, dan daya dukung lingkungan dianalisis berdasarkan vegetasi dan faktor fisik lingkungan yang meliputi suhu dan kelembapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan Hutan Mangrove Banyuurip terdapat 35 jenis burung yang termasuk 20 famili dan delapan ordo, yaitu Anseriformes, Apodiformes, Charadriiformes, Ciconiiformes, Columbiformes, Coraciiformes, Passeriformes, dan Piciformes dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 2,3 yang termasuk dalam kategori sedang. Jenis burung yang paling melimpah adalah kuntul kecil (Egretta garzetta) sebesar 39,25%, blekok sawah (Ardeola speciosa) sebesar 14%, dan walet linci (Collocalia linchi) sebesar 7,8%. Selain itu, diketahui tujuh jenis vegetasi yang dominan dimanfaatkan dan mendukung keberadaan burung, yaitu Avicennia marina, Azadirachata indica, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Calotropis gigantea, Morinda citrifolia, dan Pluchea indica. Kawasan hutan mangrove Banyuurip dapat mendukung kehidupan burung, bahkan di kawasan ini ditemukan enam jenis burung dalam status dilindungi.
PENYERAPAN PB DALAM DAGING KUPANG PUTIH (POTAMOCORBULA FABA) DENGAN PEMBERIAN KITOSAN DARI CANGKANG KUPANG PUTIH Sikana, Arina Mana; Kuntjoro, Sunu; Ambarwati, Reni
Sains & Matematika Vol 5, No 1 (2016): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Sains & Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kupang putih (Potamocorbula faba) dikenal sebagai produk perikanan yang potensial, tetapi juga berbahaya karena terkontaminasi oleh Pb. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perlakuan konsentrasi dan waktu perendaman kitosan untuk menurunkan kadar Pb dalam daging kupang putih serta untuk menentukan kombinasi perlakuan terbaik dalam menurunkan kandungan Pb dalam daging kupang putih. Kitosan yang digunakan dalam penelitian ini adalah optimalisasi kitin hasil transformasi cangkang kupang dengan derajat deasetilasi 70,21%. Sampel kupang diambil dari muara sungai Kepetingan, Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor, yaitu konsentrasi (0%, 1,5%, 2,0%, dan 2,5%) dan waktu perendaman (30, 60, dan 90 menit). Kadar Pb dianalisis dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Pengaruh konsentrasi dan waktu perendaman terhadap kandungan Pb dalam daging kupang putih dianalisis dengan ANOVA dua arah dan dilanjutkan dengan uji LSD untuk menentukan pengobatan kombinasi terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan waktu perendaman berpengaruh signifikan terhadap kandungan Pb di kupang putih. Kombinasi perlakuan kitosan yang dioptimalkan pada konsentrasi 2,0% dengan waktu perendaman 60 menit memberikan pengurangan Pb yang optimal, sebesar 94,53%. White Kupang (Potamocorbula faba) is known as potential fishery products, but on the other hand It is also dangerous because It's contaminated by Pb. This research aimed to describe the treatment effect of concentration and immersion time of chitosan to decrease the content of Pb in the white kupang's flesh as well as to define the best treatment combination in decreasing the content of Pb in the white kupang's flesh. The chitosan used in this research was optimized chitin resulted from the transformation of kupang shell with the degree of deacetylation 70.21%. The samples of kupang were taken from the estuary of the river Kepetingan, Sidoarjo. This research used completely randomized design with two factors treatment items, namely concentration (0%, 1.5%, 2.0%, and 2.5%) and immersion time (30, 60, and 90 minutes). The content of Pb was analyzed by using AAS (Atomic Absorption Spectrometry) method. The influence of concentration and immersion time to the content of Pb in the white kupang?s flesh was Analyzed by two-way ANOVA and Followed by LSD test to determine the best combination treatment. The results showed that the concentration and immersion time significantly affected on the content of Pb in white kupang. The combined treatment of optimized-chitosan at concentration of 2.0% with immersion time of 60 minutes gave the optimal reduction of Pb, amounting to 94.53%.
KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DI PANTAI MODUNG, KABUPATEN BANGKALAN MADURA Ambarwati, Reni; Faizah, Ulfi; Trimulyono, Guntur
Sains & Matematika Vol 5, No 1 (2016): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Sains & Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Modung merupakan salah satu pantai landai yang berada di pesisir selatan Pulau Madura. Pantai ini memiliki tipe substrat yang kompleks, yaitu sebagian bersubstrat pasir berlumpur, berbatu karang, dan juga beberapa bagian berhutan mangrove sehingga memiliki substrat yang cenderung berpasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman, distribusi, dan pemanfaatan bivalvia di Pantai Modung Madura. Penelitian dilakukan di zona intertidal Pantai Modung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan Madura. Sampel diambil dengan menggunakan metode transek dan koleksi bebas. Di setiap daerah intertidal atas, tengah, dan bawah diambil dua kuadran sampling berukuran 1 m x 1 m. Setelah preservasi, sampel diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi. Wawancara dengan penduduk setempat dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis bivalvia yang dimanfaatkan oleh penduduk. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Modung memiliki keanekaragaman bivalvia yang tinggi, yaitu terdapat 38 spesies bivalvia yang tergolong dalam 15 famili. Bivalvia di Pantai Modung tersebar di daerah intertidal atas, bawah dan tengah. Bivalvia yang terdapat di intertidal atas merupakan bivalvia epifauna, yaitu sebanyak sepuluh spesies. Bivalvia infauna memiliki kemampuan meliang yang berbeda dan ciri taksonomi yang penting untuk mengetahui distribusi vertikal ini adalah kondisi lekuk palial. Sebagian besar bivalvia (82%) yang terdapat di Pantai Modung dikonsumsi oleh masyarakat dan semua bivalvia tersebut tergolong dalam pemakan suspensi. Modung Beach is located at the sourthen shore of Madura. It has complex bottoms, namely mud, muddy sand, and rocky substratum. These kinds of substratum support variety of bivalves. The purpose of this research was to know the diversity, distribution, and economic significance of bivalves in the intertidal zone of this beach. Both of death shells and living specimens were collected and preserved for further identification.  The results revealed that different substratum was occupied by different families of bivalves. Field study were done in intertidal zone by using transect lines method as well as free collection. It was defined three intertidal zone, namely upper, middle, and lower intertidal. All samples were preserved in ethanol 70%. After preservation, samples were indentified based on their morphological characters.  In addition to sampling and identification, interview was done to the local people to know the bivalves that were consumsed by them. Data were analyzed descriptively. The results revealed that there were 38 species of bivalves that belong to 15 families. All of them were distributed in upper, middle, and lower intertidal. Bivalves that occupied the upper zone were epifauna (there were 10 species). Infauna bivalves which were found in the middle and lower zones have different burrowing ability, and these related to their characters of pallial sinus. Pallial sinus is important taxonomic character to know the vertical distribution of bivalves. Majority of bivalves (82%) were consumed by local people, and all of those bivalves were suspension feeder bivalve.