Claim Missing Document
Check
Articles

The The Utilization of Using Youtube Videos to Improve Students Speaking Skills During Online Learning at Ban Kaengsriphoom School, Thailand: English Yunita Aliffia; Yudhi Arifani
Journal of English Development Vol. 4 No. 01 (2024): Journal of English Development
Publisher : Prodi Tadris Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the utilization of using YouTube video media to improve the English speaking ability of Grade 6 students at Ban Kaengsriphoom school, Thailand. The method used in this study is mixed method research with explanatory design type. The researcher collected quantitative data by distributing questionnaires to 20 students first and then implemented qualitative data by conducting interviews with 3 students to add more in-depth results. Researchers analyzed the data obtained from the questionnaire analyzed using Likert scale calculations with the frequency of answers given by students expressed in percentage form and then conducted interviews. From the results of quantitative and qualitative analysis, it is known that most students feel happy using YouTube media in learning English. YouTube videos can improve students' speaking skills. Furthermore, students gave positive responses during data collection. Choosing interesting learning media can facilitate students in learning and increase student motivation because YouTube presents a combination of images, animations, text, and sound making students enthusiastic in learning English, especially in speaking skills.
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mendesain Tugas Berbasis Masalah Sri Suryanti; Yudhi Arifani; Lia Budi Tristanti; Nur Khomariyah
Jurnal SOLMA Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v12i2.12601

Abstract

Background: Terdapat ketimpangan antara pembiasaan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa pada abad 21. Guru cenderung memberikan tugas/soal matematika yang bersifat procedural dibandingkan dengan tugas yang menuntut penalaran siswa. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru MTs N 4 Jombang, mereka selalu menggunakan buku dan LKS yang disediakan oleh pemerintah atau penerbit, yang sebagian besar penugasan yang ada tidak mendukung terhadap pemikiran siswa. Selain itu, berdasarkan hasil isian kuesioner yang dilakukan oleh guru, mereka penunjukkan pemahaman yang salah terhadap karakteristik tugas yang mampu mendorong pemikiran siswa. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mendesain tugas berbasis masalah yang mampu mendorong pemikiran siswa.  Metode: Mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalah guru-guru kelas 7 MTsN 4 Jombang, sebanyak 39 guru. Program tersebut dilaksanakan melalui tahapan: 1) Penguatan konsep tugas berbasis masalah melalui aktivitas recognising dan analyzing; 2) Workshop mengembangkan tugas berbasis masalah melalui aktivitas prototyping; 3) Implementasi dan evaluasi secara mandiri melalui aktivitas implementing dan evaluating. Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan 100% guru setuju bahwa tugas yang diberikan kepada siswa sebaiknya tidak sama dengan yang telah dicontohkan oleh guru. Selanjutnya terkait dengan kemampuan guru dalam mendesain tugas, 85% guru mampu mendesain tugas berbasis masalah dalam kategori baik, sedangkan sisanya dalam kategori cukup baik. Program pengembangan kompetensi guru dalam mendesain tugas yang tepat untuk siswa perlu untuk terus dilakukan secara kontinu, agar terjadi peningkatan profesionalisme guru secara berkelanjutan
Analysis of the use collocation aviation polytechnic’ thesis abstract Risca Hidayanti Qurani; Noviatul Rochmah; Yudhi Arifani; Candra Hadi Asmara
Jetlal Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jetlal.v7i1.4254

Abstract

Collocation is also a good way to memorize new words. Words that are naturally associated in context are more effectively understood than those not associated; vocabulary is better taught in context; context alone is inadequate without deliberate connection. Context and deliberate association, particularly collocations, offer connections that allow learners to understand thoroughly the meaning of a word and to add it to their existing vocabulary. The aim of correct collocation during a conversation between a pilot and air traffic controller is to minimize the risk o misunderstandings a well-defined set of words are used in mostly the same sequence when clearances are given by the Air Traffic Controller and read back by Pilots.
The Effect of Project Based Learning on Students’ Speaking Performance and Students’ Motivation in Speaking Endah Pangastuti; Yudhi Arifani; Khoirul Anwar
Jurnal Ilmiah Jendela Pendidikan Vol 12 No 1 (2022): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini menguji potensi transformatif PBL sebagai pendekatan pedagogis inovatif. Rancangan penelitian mencakup dua tujuan utama: untuk menilai efektivitas PBL dalam meningkatkan kinerja berbicara siswa dan untuk mengukur dampaknya pada motivasi siswa. Dua kelas siswa kelas sembilan, kelas eksperimen yang terpapar PBL dan kelas kontrol yang mengikuti metode pengajaran konvensional, menjadi fokus penelitian ini. Hasil penelitian dengan jelas menggambarkan potensi PBL dalam meningkatkan kinerja berbicara siswa. Siswa di kelas eksperimen berhasil melampaui rekan-rekan mereka di kelompok kontrol, menekankan perbedaan yang signifikan dalam kualitas keterampilan berbicara. Temuan ini memperkuat argumen untuk mengadopsi PBL dalam pendidikan bahasa, menyoroti kapasitasnya untuk mendorong penggunaan bahasa aktif dan kecakapan. Selain itu, penelitian ini menyelidiki aspek-aspek motivasi dalam pembelajaran bahasa. Penilaian berbasis kuesioner mengungkapkan bahwa siswa yang terpapar PBL menunjukkan peningkatan motivasi yang signifikan. Tingkat motivasi mereka termasuk dalam kategori "Sangat Baik", menekankan dampak positif secara emosional dan kognitif yang dihasilkan oleh PBL dalam proses pembelajaran. Hasil ini tidak hanya memperkuat signifikansi akademik PBL, tetapi juga menekankan potensinya dalam menciptakan hasrat untuk pembelajaran bahasa. Penelitian ini mendorong pergeseran paradigma dalam pendidikan bahasa, menganjurkan integrasi PBL sebagai pendekatan transformatif untuk meningkatkan kecakapan berbicara dan motivasi. Temuannya menjadi panggilan penting bagi pendidik dan perancang kurikulum untuk mengeksplorasi potensi pedagogis PBL dan mempertimbangkan integrasinya dalam kurikulum bahasa. Saat komunitas akademik terus merangkul pendekatan pedagogis inovatif, penelitian ini mendorong pendidikan bahasa menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih berpengalaman, di mana siswa secara aktif membangun keterampilan bahasa dan menunjukkan motivasi mendalam untuk belajar.
Artificial Intelligence Application dalam Pembelajaran Speaking: Persepsi dan Solusi Suciati Suciati; Abdurrahman Faridi; Januarius Mujiyanto; Yudhi Arifani
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artificial Intelligence (AI) application saat ini dimanfaatkan di berbagai bidang, termasuk pendidikan bahasa. Speaking menjadi skill yang dianggap kompleks bagi mahasiswa. Dengan memanfaatkan aplikasi AI dalam pengajaran speaking, mahasiswa diharapkan dapat lebih terbantu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi, problem dan alternatif yang diharapkan mahasiswa terkait penggunaan AI dalam pembelajaran speaking. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan angket, wawancara, observasi dan dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Data penelitian menunjukkan bahwa (1) ada 30,8% mahasiswa sangat setuju, 38,5% setuju dan 30,8% berpendapat netral terkait pentingnya AI dalam membantu pembelajaran Speaking; (2) problem atau tantangan yang dirasakan mahasiswa adalah kurangnya interaksi sosial, ketergantungan pada teknologi, kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, kurangnya umpan balik yang tepat, kurangnya emosi dalam pembelajaran, serta ketersediaan materi; (3) alternatif yang diharapkan mahasiswa dalam pembelajaran speaking dengan memanfaatkan AI adalah adanya materi yang ada di AI dengan materi yang ada di Rencana Pembelajaran Semester (RPS) atau adanya buku speaking yang memuat materi dengan pemanfaatan AI. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada dosen, mahasiswa, dan peneliti selanjutnya untuk merancang metode/strategi/teknik pengajaran serta buku yang mengintegrasikan materi speaking dan aplikasi AI.
Artificial Intelligence-Based Application Cake as the Alternative for Learning Speaking: Opportunities and Challenges Suciati Suciati; Abdurrahman Faridi; Januarius Mujiyanto; Yudhi Arifani
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technology in education develops so fast. Learning language also needs media that can support the students to develop their speaking skill. This article aims to analyze the opportunities and challenges of students in using artificial intelligence-based application Cake as the alternative for learning speaking. In this qualitative research, the writer used observation, interview and documentation. It was conducted on the second semester students of Tadris Bahasa Inggris study program, Tarbiyah Faculty of Institut Agama Islam Negeri Kudus. The results showed that Cake application is so helpful and contributive to the students’ learning process because this application is easy to access, serves various topics in every level and category, the examples of conversation, chance for practicing to speak, evaluations of pronunciation, score of pronunciation/speaking and repetition. The challenges for the students in using this application are the materials unavailability, internet connection, gadget capacity and finding appropriate place for accessing and learning it. This application records and test the students’ speaking so it needs a quiet place.
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mendesain Tugas Berbasis Masalah Sri Suryanti; Yudhi Arifani; Lia Budi Tristanti; Nur Khomariyah
Jurnal SOLMA Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v12i2.12601

Abstract

Background: Terdapat ketimpangan antara pembiasaan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa pada abad 21. Guru cenderung memberikan tugas/soal matematika yang bersifat procedural dibandingkan dengan tugas yang menuntut penalaran siswa. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru MTs N 4 Jombang, mereka selalu menggunakan buku dan LKS yang disediakan oleh pemerintah atau penerbit, yang sebagian besar penugasan yang ada tidak mendukung terhadap pemikiran siswa. Selain itu, berdasarkan hasil isian kuesioner yang dilakukan oleh guru, mereka penunjukkan pemahaman yang salah terhadap karakteristik tugas yang mampu mendorong pemikiran siswa. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mendesain tugas berbasis masalah yang mampu mendorong pemikiran siswa.  Metode: Mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalah guru-guru kelas 7 MTsN 4 Jombang, sebanyak 39 guru. Program tersebut dilaksanakan melalui tahapan: 1) Penguatan konsep tugas berbasis masalah melalui aktivitas recognising dan analyzing; 2) Workshop mengembangkan tugas berbasis masalah melalui aktivitas prototyping; 3) Implementasi dan evaluasi secara mandiri melalui aktivitas implementing dan evaluating. Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan 100% guru setuju bahwa tugas yang diberikan kepada siswa sebaiknya tidak sama dengan yang telah dicontohkan oleh guru. Selanjutnya terkait dengan kemampuan guru dalam mendesain tugas, 85% guru mampu mendesain tugas berbasis masalah dalam kategori baik, sedangkan sisanya dalam kategori cukup baik. Program pengembangan kompetensi guru dalam mendesain tugas yang tepat untuk siswa perlu untuk terus dilakukan secara kontinu, agar terjadi peningkatan profesionalisme guru secara berkelanjutan
PENGUATAN MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN KADER ULAMA (PKU) MAJELIS ULAMA INDONESIA KABUPATEN GRESIK Hasan basri; Sri Suryanti; Ode Mohammad Man Arfa; Yudhi Arifani; Djoko Soelistya
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 6 No 2 (2024): DedikasiMU Juni 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v6i2.7818

Abstract

Ulama sebagai pewaris Nabi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk terus melaksanakan tugas-tugas kenabian (prophetic) untuk melanjutkan misi Rasulullah saw., dalam membawa risalah Islam yang rahmatan lil ’alamin, menyampaikan ’ilmu pengetahuan, memperbaiki Keimanan dan Ketakwaan serta meluruskan akhlak umat khususnya di Kabupaten Gresik. Ulama adalah orang yang memiliki ilmu yang mumpuni (ulil Albab) memiliki sifat khasyyah, memiliki martabat mulia, banyak zikir, takwa, mencapai derajat iman dan keyakinan yang tinggi, komitmen dengan syariat Islam dan ajaran sehingga membawa dirinya memiliki sifat khasyyah (takut) hanya kepada Allah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik sebagai pencetak kader ulama yang unggul dan kontemporer perlu kesungguhan dalam melakukan kaderisasi, Proses kaderisasi yang dilakukan selama ini masih dikelola dengan manajemen biasa, namun telah tertata sistematis dan menggunakan kurikulum yang mengacu pada kurikulum PKU-MUI Pimpinan Pusat. Hal ini dimaksudkan agar proses pengaderan yang dilangsungkan berpijak pada panduan resmi pendidikan kader ulama serta dapat menerapkan manajemen yang baik sehingga dapat menghasilkan PKU, yang berkualifikasi, dan kualitas yang memenuhi kriteria minimal sebagai kader MUI Kabupaten Gresik. Metode Pelaksanaan pengabdian ini; Pertama identifikasi dan sosialisasi program pengabdian PKU bersama MUI terhadap hasil pendidikan kader Ulama selama 3 tahun terakhir. Kedua Pembentukan tim instruktur penyusunan kurikulum PKU-MUI Kabupaten Gresik. Ketiga Penyelenggaraan workshop dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap proses perkaderan di PKU-MUI Kabupaten Gresik. Hasil kegiatan pengabdian ini seluruh peserta mampu memahami daan menyusun kurikulum sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi terkini. Kemudian, peerta mampu mengimplementasikan dan mengevaluasi kurikulum yang telah disusun
Students Perspective on Online Learning During Covid -19 at Rural Area Thailand Marianne Putri Talimbekas; Yudhi Arifani
IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Vol. 10 No. 1 (2022): IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Lite
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/ideas.v10i1.2595

Abstract

The main reason for this exploratory study was to identify the general mentality of Thai high school. Students en route to mandatory virtual learning process amid coronavirus (COVID-19). The sample exam included 130 2nd school students for the 1st school, which included three different grades namely M1 (32 students), M2 (34 students) and M3 (30 students). And also the second school (30 students). An online survey method was used to collect information on Thai high school students'' perspectives on internet education. The 10-item questionnaire was used to assess the effectiveness of online learning. A pilot test of the survey was conducted among students at Ban Nonsawan School in Loei & Sansern Islam School in Songkhla,Thailand. The majority Secondary education students surveyed have doubts about online/digital learning. Lack of access to internet facilities, lack of proper interaction and contact with students and teachers, and inefficient technology are some of the biggest challenges faced by high school students in Thailand. Especially in rural schools.
ASSESSING LEARNERS' INTERACTION QUALITY DURING DIGITAL STORY TELLING PROCESS Yazid, M; Anwar, Khoirul; Arifani, Yudhi; Maruf, Nirwanto
TELL - US JOURNAL Vol 9, No 4 (2023): English Education Art
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/tus.2023.v9i4.7590

Abstract

This qualitative study delves into digital storytelling, focusing on the quality of interactions among learners engaged in this innovative pedagogical approach. This research aims to provide a comprehensive description of these interactions, analyze the outcomes, and critically evaluate the advantages and disadvantages of interaction quality in the context of digital storytelling. Through in-depth interviews and participant observation, we explored the experiences of 21 grade X students at MA Al-Aman in Lamongan, East Java. Thematic analysis of the collected data revealed that digital storytelling fosters collaborative engagement, allowing students to work together, share ideas, and co-create narratives. It enhances their understanding of subject matter, nurtures meaningful discussions, and fosters improved communication skills. The advantages of this approach far outweigh the recognized disadvantages, such as occasional disagreements and time constraints for collaboration. This research contributes to the educational discourse, emphasizing the profound impact of interaction quality on learning experiences. However, this study has limitations related to its scope and qualitative nature. Future research should explore diverse educational settings, digital storytelling tools, and pedagogical strategies. In conclusion, this study highlights the transformative potential of interaction quality in the context of digital storytelling, offering students a dynamic platform for collaboration, meaningful communication, and enriched learning experiences.