Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

REMAJA SEHAT MELALUI PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA DI TINGKAT PUSKESMAS Agustini, Ni Nyoman Mestri; Arsani, Ni Luh Kadek Alit
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya pemerintah dalam mewujudkan remaja sehat, salah satunya melalui pembentukan ProgramPelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Remaja diberikan pelayanan khusus yang disesuaikandengan keinginan, selera, dan kebutuhannya. Masalah penelitian adalah bagaimana peran dari pelayanankesehatan peduli remaja di tingkat puskesmas dalam mewujudkan remaja sehat. Tujuan penelitian untukmengetahui peran dari pelayanan kesehatan peduli remaja di tingkat puskesmas dalam mewujudkanremaja sehat. Metode penelitian kualitatif, di Wilayah kerja Puskesmas Buleleng I, Kecamatan Buleleng.Sumber data terdiri dari informan, tempat dan peristiwa, dokumen. Informan dipilih secara purposivesampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumen. Teknik analisisdata menggunakan analisis interaktive model dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkanperanan puskesmas dalam mewujudkan remaja sehat salah satunya adalah melalui terealisasinya programPKPR, puskesmas sebagai penyedia sarana dan prasarana program PKPR agar program tersebut dapatterlaksana sesuai dengan sasaran. Program PKPR yang dicanangkan Puskesmas Buleleng 1 sebagian besarsudah terlaksana dengan baik, namun masih terdapat 1 sasaran yang belum tercapai yaitu pembentukankonselor sebaya serta belum maksimalnya sosialisasi kepada remaja secara luas. PKPR dirasakan memilikiperanan yang sangat penting bagi remaja. Melalui PKPR di tingkat puskesmas, remaja dapat memperolehpengetahuan mengenai kesehatan, tempat bersosialisasi, hingga mendapatkan pelayanan kesehatan yangmemperhatikan kebutuhan remaja. Simpulan penelitian, pelayanan kesehatan peduli remaja di tingkatpuskesmas berperan penting dalam mewujudkan remaja sehat. Government eff orts in realizing the healthy adolescents, one through by make Adolescent Health Care ServicesProgram (PKPR). Teenagers are given special services suitable with their desire, taste, and need. Researchproblem was how the role of adolescent health service at the health center level care in creating healthyadolescents. Research purpose to determine the role of adolescent health service at the health center levelcare in creating healthy adolescents. Qualitative research methods in Buleleng I health center working area.Data sources consisted of informants, places and events , documents. Informants were selected by purposivesampling. Data collected by interview, observations, and documents . Data analysed by Interaktive analysismodel of Miles and Huberman. Th e results showed the role of health centers in healthy adolescents realize oneof them was through by realization PKPR programs, health center as PKPR infrastructure providers so thisprogram can be implemented its target. PKPR program that launched by Buleleng I health center has wellperforming, but there was one target has not achieved yet, for example making peer counselors and has notsosialization to adolescent maximal widely yet. PKPR perceived have a very important role for adolescents.Th rough PKPR at primary care level, adolescent can get knowledge about health, socialize places, and to gethealth care suitable with adolescents needs. Th e conclusions, adolescent health care at the primary care levelimportant to creat healthy adolescents.
TESTOSTERON REPLACEMENT THERAPY PADA DISFUNGSI EREKSI OLEH KARENA DIABETES MELITUS Arsani, Ni Luh Kadek Alit
JURNAL PENJAKORA Vol 1, No 1 (2014): September 2014
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.169 KB)

Abstract

Disfungsi seksual banyak terjadi di masyarakat, baik pada pria maupun wanita, walaupun belum ada data yang pasti tentang insidennya. Salah satu disfungsi seksual pada pria yang sering dijumpai adalah disfungsi ereksi. Diduga tidak kurang dari 10% pria menikah di Indonesia mengalami disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada penderita diabetes melitus dibandingkan dengan populasi umum. Sekitar 30%-90%  pria dengan diabetes melitus akan menderita disfungsi ereksi. Sejak ditemukannya PDE-5 (Phosphodiesterase type 5) inhibitors untuk terapi disfungsi ereksi testosteron telah dikesampingkan sebagai terapi pilihan pada disfungsi ereksi. Tetapi sebesar 50% pria yang diterapi dengan PDE-5 inhibitors menunjukkan kegagalan. Hal ini menimbulkan ketertarikan pada terapi disfungsi ereksi dengan hormon testosterone. Hormon testosteron mempunyai peranan yang besar pada jaringan penis termasuk dalam mekanisme ereksi, memelihara dan mempertahankan integritas struktur jaringan erektil. Kekurangan testosteron akan menyebabkan gangguan pada anatomi dan fisiologi jaringan erektil, gangguan pada serabut saraf kavernosal. Secara histologis, gangguan yang nampak pada jaringan erektil penis adalah kehilangan serat-serat elastin pada tunika albuginea dan otot polos korpus kavernosum, digantikan oleh jaringan kolagen pada kedua struktur tersebut, terjadinya kebocoran pada vena (venous leakage) sehingga menyebabkan terjadinya venous reflux dan terjadilah gangguan ereksi. Penurunan 50% testosteron pada sirkulasi akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah intrakavernosal. Pada penderita diabetes melitus dengan disfungsi ereksi, pemberian testosteron akan dapat meningkatkan ketebalan otot polos korpus kavernosum sehingga dapat memperbaiki fungsi ereksi.
MANAJEMEN GIZI ATLET CABANG OLAHRAGA UNGGULAN DI KABUPATEN BULELENG Alit Arsani, Ni Luh Kadek
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.582 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v3i1.2906

Abstract

Pembinaan prestasi olahraga merupakan salah satu agenda tahunan yang menggunakan dana pemerintah cukup besar baik di tingkat nasional maupun di daerah. Salah satu aspek penting yang sering terlupakan dalam pembinaan atlet adalah faktor gizi atlet. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui keberadaan cabang olahraga unggulan di Kabupaten Buleleng; 2) mengetahui manajemen gizi atlet cabang olahraga unggulan di Kabupaten Buleleng; 3) mengetahui kesesuaian manajemen gizi atlet cabang olahraga unggulan di Kabupaten Buleleng. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Interaktive model dari Miles. Hasil penelitian diperoleh bahwa 1) Cabang olahraga yang menjadi unggulan Kabupaten Buleleng adalah tenis lapangan, tenis meja, bulutangkis, atletik, kempo, dan cabang olahraga woodball; 2) Manajemen gizi atlet di Kabupaten Buleleng selama ini dilakukan oleh atlet sendiri dan orang tua atlet; 3) Kesesuaian manajemen gizi atlet di Kabupaten Buleleng tidak dilakukan perhitungan kebutuhan kalori terhadap atlet. Dapat disimpulkan bahwa pola asupan gizi sebagai salah satu prioritas dalam pembinaan atlet dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya tertangani dengan baik dan manajemen gizi di Kabupaten Buleleng belum sesuai dengan perhitungan kebutuhan energi atlet bersangkutan. Dapat disarankan untuk meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten Buleleng sebaiknya mengaplikasikan IPTEKS Keolahragaan dan menerapkan manajemen gizi atlet yang baik.
REMAJA SEHAT MELALUI PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA DI TINGKAT PUSKESMAS Agustini, Ni Nyoman Mestri; Arsani, Ni Luh Kadek Alit
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i1.2832

Abstract

Upaya pemerintah dalam mewujudkan remaja sehat, salah satunya melalui pembentukan ProgramPelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Remaja diberikan pelayanan khusus yang disesuaikandengan keinginan, selera, dan kebutuhannya. Masalah penelitian adalah bagaimana peran dari pelayanankesehatan peduli remaja di tingkat puskesmas dalam mewujudkan remaja sehat. Tujuan penelitian untukmengetahui peran dari pelayanan kesehatan peduli remaja di tingkat puskesmas dalam mewujudkanremaja sehat. Metode penelitian kualitatif, di Wilayah kerja Puskesmas Buleleng I, Kecamatan Buleleng.Sumber data terdiri dari informan, tempat dan peristiwa, dokumen. Informan dipilih secara purposivesampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumen. Teknik analisisdata menggunakan analisis interaktive model dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkanperanan puskesmas dalam mewujudkan remaja sehat salah satunya adalah melalui terealisasinya programPKPR, puskesmas sebagai penyedia sarana dan prasarana program PKPR agar program tersebut dapatterlaksana sesuai dengan sasaran. Program PKPR yang dicanangkan Puskesmas Buleleng 1 sebagian besarsudah terlaksana dengan baik, namun masih terdapat 1 sasaran yang belum tercapai yaitu pembentukankonselor sebaya serta belum maksimalnya sosialisasi kepada remaja secara luas. PKPR dirasakan memilikiperanan yang sangat penting bagi remaja. Melalui PKPR di tingkat puskesmas, remaja dapat memperolehpengetahuan mengenai kesehatan, tempat bersosialisasi, hingga mendapatkan pelayanan kesehatan yangmemperhatikan kebutuhan remaja. Simpulan penelitian, pelayanan kesehatan peduli remaja di tingkatpuskesmas berperan penting dalam mewujudkan remaja sehat. Government eff orts in realizing the healthy adolescents, one through by make Adolescent Health Care ServicesProgram (PKPR). Teenagers are given special services suitable with their desire, taste, and need. Researchproblem was how the role of adolescent health service at the health center level care in creating healthyadolescents. Research purpose to determine the role of adolescent health service at the health center levelcare in creating healthy adolescents. Qualitative research methods in Buleleng I health center working area.Data sources consisted of informants, places and events , documents. Informants were selected by purposivesampling. Data collected by interview, observations, and documents . Data analysed by Interaktive analysismodel of Miles and Huberman. Th e results showed the role of health centers in healthy adolescents realize oneof them was through by realization PKPR programs, health center as PKPR infrastructure providers so thisprogram can be implemented its target. PKPR program that launched by Buleleng I health center has wellperforming, but there was one target has not achieved yet, for example making peer counselors and has notsosialization to adolescent maximal widely yet. PKPR perceived have a very important role for adolescents.Th rough PKPR at primary care level, adolescent can get knowledge about health, socialize places, and to gethealth care suitable with adolescents needs. Th e conclusions, adolescent health care at the primary care levelimportant to creat healthy adolescents.
PENDAMPINGAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PADA SISWA SMA WISATA DARMA DI DESA LEMBONGAN TAHUN 2018 Suputra, Putu Adi; Arsani, Ni Luh Kadek Alit; Lestari, Ni Made Sri Dewi
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v8i1.16681

Abstract

 The lack of understanding and skills possessed by the teachers and students of Wisata Darma High School concerning first aid and never had first aid training was a problem found in Lembongan Village. Lembongan village is a tourism village and many emergency cases were found there. The purpose of this activity is to increase the knowledge and skills of students and teachers about first aid in accidents, especially in tourist areas. The method used is lecture, practice, training and mentoring. Participants in this activity are 40 student Wisata Darma  High School and 2 accompanying teachers. This activity run well and smoothly. The evaluation was carried out during the implementation of the activity by looking at: attendance of the participants to the end (100%), activeness of the participants during the discussion, and giving tests in the form of pretest, posttest. The results showed an increase in participants' knowledge and participants had skills in conducting first aid. Mentoring is done via email with the accompanying teacher. From this program also produced a pocket book on first aid.
PENGARUH PELATIHAN KOMBINASI FOOTWORK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 Maks) FARDIANSYAH, MUHAMMAD; Swadesi, I Ketut Iwan; Arsani, Ni Luh Kadek Alit
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v7i1.14909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kombinasi footwork terhadap peningkatan kelincahan dan VO2 Maks. Jenis penelitian adalah Penelitian eksperimen, dengan desain “The Non Randomized Pretest Posttest Design Control Group” Subjek penelitian adalah siswa putra SMP Muhammadiyah 2 Singaraja tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 30 orang siswa. VO2 Maks diukur dengan tes MFT dan kelincahan diukur dengan ilionis agility run. Data dianalisis dengan uji t independent pada taraf signifikansi αKata Kunci : kelincahan, pelatihan kombinasi footwork, VO2 Maks. This study was aimed to investigate the effect of footwork combination training on improving agility and VO2 Max. This research was an experimental research, with the design "The Non Randomized Pretest Posttest Design Control Group". The subjects were the students of SMP Muhammadiyah 2 Singaraja of academic year 2017/2018 as many as 30 students. VO2 Max was measured by MFT test and agility was measured by the illionis agility run. Data were analyzed by independent t test at significance level α keyword : agility, footwork combination training, VO2 Max
PENGARUH PELATIHAN 30 SECOND BOX DRILL DAN 60 SECOND BOX DRILL TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI Andriani, Luh Mastia; Parwata, I Gst Lanang Agung; Arsani, Ni Luh Kadek Alit
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v7i1.4097

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi) dengan rancangan the non-randomized pretest posttest control groups design. Subjek penelitian sebanyak 30 orang. Daya ledak otot tungkai diukur dengan vertical jump test dan data dianalisis dengan uji-t independent, uji anava satu jalur dan uji least significant difference (LSD) pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan SPSS 16,0. Berdasarkan hasil uji hipotesis antara gaint-score kelompok pelatihan 30 second box drill, 60 second box drill dan kelompok kontrol pada variable daya ledak otot tungkai, hasil analisis data menggunakan uji-t independent menunjukkan bahwa pelatihan 30 second box drill dan 30 second box drill berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan 0,000 (SigKata Kunci : pelatihan 30 second box drill, pelatihan 60 seond box drill, daya ledak otot tungkai This study aimed to know the effect of 30 second box drill training and 60 second box drill training toward the increase of explosive power of leg muscle. This study is quasi experiment research with thenon-randomized pretest posttest control groups design. Subjects of this study were 30 people. The explosive power of leg muscle was measured by vertical jump test and analyzed by independent t-test, one lane anava test and test of least significant difference (LSD) in the significant standard (α) 0,05 by using SPSS 16,0. Based on the result of hypothesis between gaint-score on training group of 30 second box drill, 60 second box drill and control group on the variable of explosive power of leg muscle, result of analysis by using independent t-test showed that 30 second box drill training and 30 second box drill training influenced the explosion power of leg muscle in the significant value of 0,000 and 0,000 (Sigkeyword : 30 second box drill, 60 second box drill,explosive power
PENGARUH PELATIHAN MELOMPATI GELANG TERHADAP PEINGKATAN KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SMP AYODHYA PURA SELAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ., Luh Eka Eliani; ., dr. Ni Luh Kadek Alit Arsani, S.Ked.; ., I Nyoman Sudarmada, S.Or.
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v2i1.2652

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan melompati gelang terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the randomized pre-test post-test control group design. Subyek penelitian ini adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura Selat sebanyak 30 orang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kekuatan diukur dengan tes leg dynamometer sedangkan daya ledak otot tungkai diukur dengan tes vertical jump, selanjutnya data dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan program SPSS 16,0. Berdasarkan data penelitian, dengan menggunakan uji-t independent untuk data kekuatan otot tungkai diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,011. Sedangkan untuk data kekuatan otot tungkai diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,038. Dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan melompati gelang berpengaruh terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai dapat diterimaKata Kunci : pelatihan melompati gelang, kekuatan, daya ledak otot tungkai This study was aimed at investigating the influence of jump bracelet training on power and strength of leg muscles son student of extracurricular athletic SMP Ayodhya Pura Selat academic year 2013/2014. The study based on an experimental design using a randomized pre-test post-test control group design. Subject were 30 people and power were measured by vertical jump test and strength were measured by leg dynamometer. Data were analyzed by independent t-test at significance level 0,05 using SPSS 16,0. Based on the analysis of data , using independent t-test , independent t-test results for leg muscle explosive power of 2,743 , and independent t-test results for leg muscle strength at 2,172. The result using independent t-test for power of leg muscles showeded significance value count was smaller than a (sig < 0,05) value of 0,011., And than for strength showeded significance value count was smaller than a (sig < 0,05) value of 0,038. The result hipotesis jump bracelet training affects on power and strength of leg mucles accepted. From the results of this study concluded that jump bracelet training effect on improvement bracelet explosive power and leg muscle strength in son student of extracurricular athletics Ayodhya Pura Selat academic year 2013/2014. keyword : jump bracelet training, explosive power, leg muscle strength
PENGARUH PELATIHAN SIRKUIT (CIRCUIT TRAINING) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELINCAHAN PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 1 TEMBUKU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ., I Wayan Agus Wira Astika; ., I Ketut Sudiana, S.Pd. M Kes; ., dr. Ni Luh Kadek Alit Arsani, S.Ked.
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 4, No 1 (2016):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v4i1.2830

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan sirkuit (circuit training) terhadap kekuatan otot lengan dan kelincahan pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Tembuku tahun pelajaran 2013/2014. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the randomized pre-test post tes control group design. Kekuatan otot lengan diukur dengan tes push-up dan kelincahan diukur dengat tes lari bolak-balik. Data dianalisa dengan menggunakan uji-t independent pada taraf signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS 16,0. Berdasarkan hasil uji-t independent , nilai signifikansi kekuatan otot lengan = 0,005, signifikansi lebih kecil dari pada α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian “circuit training berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot lengan diterima. Berdasarkan uji-t independent kelincahan, nilai signifikansi kelincahan = 0,026, signifikansi lebih kecil dari pada α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian ” circuit training berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan diterima. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: circuit training berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot lengan dan kelincahan pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Tembuku tahun pelajaran 2013/2014. Sehingga, pelaku olahraga disarankan untuk menggunakan pelatihan ini sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kekuatan otot lengan dan kelincahan. Kata Kunci : Kata kunci:circuit training, kekuatan otot lengan, kelincahan This research aimed at knowing the effect of circuit training toward arm muscle strength and agility of seventh grade male students of SMP Negeri 1Tembuku in the academic year 2013/2014.The research method used in this study was experimental research which used the randomized pre-test post test control group design as the design of the study. The arm muscle strengthwas measured by push up test and the agility was measured by using zig-zag run. The data was analyzed by using t-independent test at 5% alpha level of significance by the used of SPSS 16.0 program. Based on the results of t-independent test, the siginificance value of arm muscle strength = 0.005,the significance value was lower than α (Sig < 0,05), it meant that the research hypothesis “circuit training gave effect in increasing the arm muscle strength” was accepted.Based on the results of t-independent test, the siginificance value of agility = 0.026, the significance value was lower than α (Sig < 0,05), it meant that the research hypothesis “circuit training gave effect in increasing the agility” was accepted. Based on the results of data analysis and the explanation above, it can be concluded thatcircuit training gave effect in increasing the arm muscle strength and the agility of seventh grade male students of SMP Negeri 1Tembuku in the academic year 2013/2014. It is suggested to use this training as an alternative in increasing arm muscle strength and agility. keyword : Key words: Circuit training, arm muscle strength, agility
PENGARUH PELATIHAN SIRKUIT DAN KONTINYU INTENSITAS RENDAH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 NUSA PENIDA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ., Kadek Sutyantara; ., dr. Ni Luh Kadek Alit Arsani, S.Ked.; ., I Nyoman Sudarmada, S.Or.
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v2i1.2658

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan sirkuit dan kontinyu intensitas rendah terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskuler. Jenis penelitian ini adalah eksperimen sungguhan dengan rancangan the randomized pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMPN 2 Nusa Penida tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 108 orang dan sampel penelitian berjumlah 27 orang yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Daya tahan kardiovaskuler diukur dengan Multistage Fitness Test (MFT). Hasil analisis data menunjukan adanya perubahan nilai rata-rata pada variabel daya tahan kardiovaskuler. Pada kelompok pelatihan sirkuit terjadi peningkatan sebesar 3,26 ml/kg/min, pada kelompok pelatihan kontinyu intensitas rendah terjadi peningkatan sebesar 5,79ml/kg/min dan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,47ml/kg/min. Hasil uji-t independent terhadap daya tahan kardiovaskuler diperoleh nilai t hitung sebesar 2,282 dan 4,232 dengan Signifikansi 0,037 dan 0,001 yang berarti pelatihan berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskuler. Hasil uji One Way Anova variabel daya tahan kardiovaskuler antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapat F hitung sebesar 8,347 dengan Signifikansi 0,002 yang berarti ada perbedaan pengaruh antara pelatihan sirkuit dan kontinyu intensitas rendah terhadap daya tahan kardiovaskuler. Berdasarkan hasil uji LSD, maka kelompok pelatihan kontinyu intensitas rendah lebih baik pengaruhnya dibandingkan pelatihan sirkuit terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskuler sebesar 2,40000. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa; (1) pelatihan sirkuit dan kontinyu intensitas rendah berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskuler (2) ada perbedaan pengaruh pelatihan sirkuit dan kontinyu intensitas rendah terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskuler dimana pelatihan kontinyu intensitas rendah lebih baik. Saran yang dapat disampaikan adalah agar penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelatihan ataupun penelitian selanjutnya.Kata Kunci : pelatihan sirkuit, kontinyu intesitas rendah, daya tahan kardiovaskuler This study aimed at finding out the effect of circuit training and continuous low intensity toward the increased of cardiovascular endurance. This research was a kind of experiment research which is designed in the randomized pretest-posttest control group design. The population in this research was male students in eight grade of SMPN 2 Nusa Penida in academic year of 2013/2014 which amounts to 108 students and this research used 27 samples which was determined by simple random sampling technique. Cardiovascular endurance was measured with Multistage Fitness Test (MFT). The results ofdata analysis showed that there was a change in the average value of the variable cardiovascular endurance. In the circuit training group increased by 3.26ml/kg/min, in the continuous low-intensity training group increased by 5.79ml/kg/min and in the control group there was an increase of 0.47ml/kg/min. The results of the independent t-test cardiovascular endurance obtained t value 2.282 and 4.232 with significance 0.037 and 0.001 which meaning ful training effect on improvement of cardiovascular endurance. The results of One Way Anova test of cardiovascular endurance variables between the treatment and control groups obtained F value of 8.347 with asignificance of 0.002, which means there was a difference between the effect of circuit training and continuous low intensity on cardiovascular endurance. Based on the results of LSD test, then the group of low-intensity continuous training was better influence than circuit training to increased cardiovascular endurance by 2.40000. From the results of the data analysis and discussion, it can be concluded that: (1) the circuit training and continuous low intensity effect on the increase in cardiovascular endurance (2) there were differences in the effect of circuit training and continuous low intensity to increased cardiovascular endurance in which continuous low intensity training was better. Suggestion that can be submitted is the result of this study can be used as a reference for the further study or training.keyword : circuit training, continuous low intensity, cardiovascular endurance