Ikan baung (Hemibagrus nemurus) merupakan komoditas budidaya yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu sistem budidaya yang digunakan adalah tanpa pergantian air selama masa pemeliharaan. Kondisi ini dapat menyebabkan amoniak yang berasal dari sisa pakan dan feses meningkat dalam wadah pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan monosodium glutamat (MSG) terhadap kinerja hati benih ikan baung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan yaitu P0 sebagai kontrol (0,0 g MSG), P1 (0,5 g MSG), P2 (1,0 g MSG), P3 (1,5 g MSG), dan P4 (2,0 g) dengan tiga ulangan. Dua puluh ekor ikan baung didistribusikan secara acak ke setiap akuarium dan dipelihara dalam kondisi tanpa ganti air selama 50 hari. Ikan diberi pakan tiga kali sehari secara ad satiation pada pukul 08:00, 13:00, dan 18:00. Dalam penelitian ini, observasi visual pada warna hati digunakan untuk menunjukkan kondisi hati. Hati ikan berwarna abnormal (berwarna pucat) ditemukan memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi yaitu sebesar 5,2% sedangkan hati ikan berwarna normal (berwarna merah) sebesar 3,76% pada perlakuan P0. Persentase hati berwarna merah pada kontrol (46,67%) lebih rendah dibandingkan kelompok perlakuan MSG (50-76,67%). Selanjutnya nilai hepatosomatic index (HSI) pada P0 (2,51) lebih tinggi dibandingkan P4 sebesar 2,15. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan MSG pada pakan dapat memperbaiki kinerja hati benih ikan baung karena menghasilkan perubahan warna jaringan hati, kadar lemak hati lebih rendah, dan nilai HSI yang lebih rendah.Asian redtail catfish (Hemibagrus nemurus) is a cultivated commodity that is widely cultivated in Indonesia. One of the cultivation systems used is without water replacement during the rearing period. This condition can cause ammonia from leftover feed and feces to increase in the rearing container. This study aimed to evaluate the effects of adding monosodium glutamate (MSG) on the liver performance of Asian redtail catfish fry. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of five treatments, namely P0 as control (0.0 g MSG), P1 (0.5 g MSG), P2 (1.0 g MSG), P3 (1.5 g MSG), and P4 (2.0 g) with three replications. Twenty Asian redtail catfish were randomly distributed into each container and reared without changing the water for 50 days. Fish were fed three times a day ad satiation at 08:00, 13:00, and 18:00. In this study, visual observation of liver color was used to indicate liver condition. Abnormal colored fish liver (pale colored) was found to have a higher fat content, (5.2%), while normal colored fish liver (red colored) was 3.76% in the P0 treatment. The percentage of red liver in the control (46.67%) was lower than in the MSG treatment groups (50-76.67%). Furthermore, the hepatosomatic index (HSI) value at P0 (2.51) was higher compared to P4 at a value of 2.15. In conclusion, this experiment shoed that the addition of MSG to feed can improve the liver performance of Asian redtail catfish fry because it produces changes in liver tissue color, lower liver fat content, and lower HSI values.