Abstract: Blunt trauma has high morbidity and mortality rates worldwide. Traffic accidents, assaults or fights, falls, and accidents during sports are the leading cause of this trauma. The head and face areas are frequently the targets of blunt force attacks, and fatal cases are often attributed to trauma to these areas. The magnitude of the velocity and the surface area of the blunt object will produce different oral craniofacial fracture patterns. This study aimed to obtain the pattern of craniomaxillofacial fracture patterns caused by blunt trauma and their relationship to various forensic cases. Craniomaxilofacial fractures divided into cranial, maxilofacial, and mandibular fractures are series of injuries resulting from blunt trauma that may present alone or in a combination of the three of them. This is due to the proximity of the anatomy of these three types of bones. Fracture patterns can be present around the trauma, and can also present far from the trauma area since the trauma will be directly transmitted to areas with lowest weak point. By knowing a fracture pattern, various forensic problems can be solved. Keywords: blunt trauma; fracture pattern; craniomaxillofacial fracture; forensic cases Abstrak: Trauma tumpul memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi di dunia. Kecelakaan lalu lintas, perkelahian, Tindakan kekerasan, jatuh, serta kecelakaan saat berolahraga merupakan faktor-faktor utama penyebab jenis trauma ini. Area kepala dan wajah merupakan area yang paling sering menjadi target serangan benda tumpul, dan beberapa kasus fatal sering ditemukan akibat trauma pada daerah tersebut. Bentuk dan luas permukaan benda tumpul serta kecepatan hantaman akan menghasilkan pola fraktur kraniomaksilofasial yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola fraktur kraniomaksilofasial akibat trauma tumpul dan hubungannya pada berbagai kasus forensik. Fraktur kraniomaksilofasial yang terbagi atas fraktur kranial, maksilofasial, dan mandibula merupakan serangkaian cedera akibat trauma tumpul yang dapat hadir sendiri ataupun kombinasi ketiganya. Hal ini dikarenakan kedekatan anatomi dari ketiga jenis tulang ini. Pola fraktur dapat hadir di sekitar trauma, dan juga dapat hadir jauh dari area trauma. Hal ini dikarenakan dampak dari trauma akan langsung diteruskan ke daerah yang memiliki titik lemah paling rendah. Dengan mengetahui suatu pola fraktur maka berbagai masalah forensik dapat terpecahkan seperti merekonstruksi suatu kejadian, identifikasi jenis senjata, serta membantu proses pengadilan. Kata kunci: trauma tumpul; pola fraktur; fraktur kraniomaksilofasial; kasus forensik