Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : AGRIKA

PENGARUH RASIO TEPUNG KECIPIR (Psophocarpus Tetragonolobus) DAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK SOSIS IKAN GABUS (Ophiocephalus Striatus) Ernawati -; Hapsari Titi Palupi
Agrika Vol 8, No 2: Nopember 2014
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.109 KB) | DOI: 10.31328/ja.v8i2.118

Abstract

Biji kecipir adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang mempunyai protein tinggi dan dapat  ditingkatkan nilai gunanya dengan cara dibuat tepung. Sedangkan ikan gabus kaya akan albumin, yaitu protein penting yang bermanfaat untuk pembentukan jaringan sel baru. Usaha pengolahan gabus dengan cara dijadikan sosis belum banyak dilakukan, sehingga peneliti termotivasi untuk mengaplikasikan tepung kecipir pada pembuatan produk sosis ikan gabus untuk diversifikasi pangan dan meningkatkan daya gunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui rasio tepung kecipir dan tepung tapioka yang terbaik untuk menghasilkan sosis ikan gabus yang mempunyai karakteristik baik dan sesuai dengan SNI 01-3820-1995. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal, terdiri dari 6 perlakuan kombinasi tepung kecipir dan tapioka dengan konsentrasi yang berbeda yaitu K1 = 0% dan 30%, K2 = 3% dan 27%, K3 = 6% dan 24%, K4 = 9% dan 21%, K5 = 12% dan 17%, K6 = 15% dan 15%. Tepung kecipir hasil analisis mempunyai kadar air 11,08%, lemak 15,64%, protein 31,56%, karbohidrat by different 36,97%, sedangkan analisis warna meliputi L (Lightness), a+ (kemerah-merahan) dan b+ (kekuning-kuningan) berturut-turut adalah: 82,233; 3,167; dan 16,300. Perlakuan rasio tepung kecipir dan tapioka pada konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai kadar protein, nilai warna b+, serta nilai organoleptik rasa, warna dan aroma, berpengaruh nyata terhadap kadar lemak, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air, tekstur, serta derajat warna L dan a+. Kadar protein dan kadar lemak, dan derajat warna L (kecerahan) cenderung meningkat dengan penambahan  konsentrasi tepung kecipir, sedangkan kadar air, nilai tekstur dan derajat warna a+ menunjukkan nilai yang variatif. Kata kunci : tepung kecipir, ikan gabus, albumin, sosis
IBM PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS KOMODITI LOKAL DESA SEKARMOJO KECAMATAN PURWOSARI – PASURUAN Hapsari Titi Palupi; Wenny Mamilianti; Nuraeni .
Agrika Vol 8, No 2: Nopember 2014
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.763 KB) | DOI: 10.31328/ja.v8i2.123

Abstract

Program IbM ini bertujuan untuk (1) Membentuk wirausaha yang mandiri berjiwa agribisnis dan pengelolaan usaha yang komersil berkelanjutan (2) menciptakan teknologi pengolahan pangan berbasis komoditi lokal yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan kelompok usaha (3) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok usaha tentang manajemen produksi, manajemen sumberdaya manusia dan manajemen keuangan serta memfasilitasi mereka dengan pihak pemodal dan mitra (4) Meningkatkan perekonomian kelompok usaha dan keluarga serta masyarakat sekitarnya. Metode pendekatan yang digunakan dalam program IbM ini antara lain : (1) Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Pangan. (2) Pendidikan dan pelatihan manajemen sumberdaya manusia. (3) Pelatihan dan pembinaan manajemen produksi. (4) Pelatihan manajemen keuangan (5) Pelatihan manajemen pemasaran. Hasil yang didapat adalah (1) secara umum anggota kelompok usaha mulai memahami pengolahan produk yang sehat, aman dan higenis. (2) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar telah memahami dan menerapkan tugas dantanggung jawab masing-masing sesuai job desciption sebagaimana struktur organisasi yang telah ada. (3) Anggota kelompok usaha (mitra)  sebagian besar mulai menerapkan jadwal pengolahan secara teratur (4)  Mitra mulai menggunakan teknologi pengemasan produk dengan menggunakan pengepresan. (5) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar telah memahami dan mulai menerapkan pencatatan keuangan (6) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar mulai menerapkan strategi pemasaran melalui promosi produk melalui sistem kemitraan.   Kata kunci : pengolahan pangan, komoditi lokal, sekarmojo, pasuruan