Claim Missing Document
Check
Articles

PERUBAHAN IKLIM, SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB? Haryanto, Handrix Chris; Prahara, Sowanya Ardi
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 21 No. 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.959 KB) | DOI: 10.26486/psikologi.v21i2.811

Abstract

Tujuan dalam studi pendahuluan ini untuk melihat keyakinan serta atribusi individu dalam melihat tanggung jawab terkait permasalahan perubahan iklim dengan responden mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan pertanyaan terbuka dengan melibatkan 267 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77% responden merasa familiar terkait dengan fenomena perubahan iklim dan 72% mahasiswa yang meyakini bahwa saat ini sedang mengalami permasalahan perubahan iklim yang dipersepsikan dengan 2 indikator terbesar yaitu suhu yang terasa meningkat dan kondisi cuaca saat ini yang tidak menentu. Selain itu, atribusi tanggung jawab permasalahan mengenai perubahan iklim menurut mayoritas para responden (98%) diarahkan pada perilaku individu dibandingkan kententuan takdir. Sehingga menurut para responden, upaya menyelesaikan permasalahan perubahan iklim ini adalah perubahan gaya hidup keseharian yang pro terhadap lingkungan
CAREER ADABTABILITY AND WORK ENGAGEMENT IN GOJEK DRIVER Ramadhan, Feptiono Fitrah; prahara, sowanya ardi
Journal of Psychology and Instruction Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpai.v4i1.24198

Abstract

The current research aims to examine the relationship between career adaptability and work engagement. The subjects in this study were 74 people who had the characteristics of a Gojek driver in Yogyakarta, who had worked for at least one year. How to take the subject using purposive sampling method. The data analysis technique used is the product moment correlation from Karl Pearson. Based on the results of data analysis obtained correlation coefficient (R) of 0.737 with p = 0,000 (p <0.05). These results show that there is a significant positive relationship between career adaptability with work engagement. This research increase work engagement by increasing and building an adabtability career, so that optimal performance can be created both from within and for the achievement of organizational or company goals.
KEPUASAN KERJA DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA DRIVER OJEK ONLINE Prahara, Sowanya Ardi; Halias, Dicky Sidarius
Psyche 165 Journal Vol 13 No 1 (2020): Psyche 165 Journal
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UPI YPTK PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29165/psikologi.v13i1.1213

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan employee engagement pada driver ojek online yang bekerja di Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara antara kepuasan kerja dengan employee engagement pada driver ojek online yang bekerja di Yogyakarta. Subjek penelitian adalah driver ojek online yang sudah bekerja minimal 3 bulan sebanyak 82 orang. Pengambilan subjek menggunakan sampling purporsive dengan data yang dikumpulkan menggunakan Skala Employee Engagement dan Skala Kepuasan Kerja. Data dianalisis menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai korelasi sebesar 0.544 dengan p = 0.000 (p&lt;0.005). Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan employee engagement pada driver ojek online yang bekerja di Yogyakarta. Artinya semakin tinggi kepuasan kerja driver ojek online, maka semakin tinggi employee engagement-nya, dan sebaliknya.
Work-Family Enrichment dan Work Engagement pada Karyawan yang Sudah Menikah Susilo, Diaz Fahmi Zakiy; Prahara, Sowanya Ardi
Mediapsi Vol 5, No 2 (2019): DECEMBER
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1372.929 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2019.005.02.5

Abstract

The current research aims to examine the relationship between work-family enrichment and work engagement among married employees. The design of the current research was a correlational survey in which the data were analysed using the Pearson’s product moment correlation. Among 39 married employees at Wisma Wisma Yogyakarta who were drawn on the basis of the purposive sampling, the result revealed as hypothesised that work-family enrichment was significantly and positively correlated with work engagement. We discuss this empirical finding in terms of theoretical and practical implications, as well as directions for future studiesPenelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara work-family enrichment dengan work engagement pada karyawan yang sudah menikah. Penelitian ini didesain sebagai survei korelasional dimana data dianalisis menggunakan Pearson’s product moment correlation. Subjek penelitian adalah 39 karyawan yang sudah menikah, yang direkrut atas dasar purposive sampling. Hasil penelitian mendukung hipotesis yang ditetapkan dimana work-family enrichmentberhubungan secara signifikan ke arah positif dengan work engagement. Temuan penelitian ini didiskusikan baik dari segi implikasi teoretis dan praktis, serta saran-saran untuk penelitian lanjutan
The millennials: Adversity intelligence and work engagement Prahara, Sowanya Ardi; Dewi, Ros Patriani; Astuti, Kamsih
Journal of Psychology and Instruction Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpai.v4i3.33707

Abstract

The industrial world is transforming towards the era of revolution 4.0 and society 5.0. In this era, digital technology is applied and becomes the center of human life. Demand that the millennial generation who currently dominates the job market in Indonesia have adversity intelligence so that they can be more engaged in their work and have a positive impact on company performance and development. This study aims to determine the relationship between adversity intelligence and work engagement in the millennial generation. Subjects in this study were 214 employees, aged 20-39 years who live in Yogyakarta and have worked at least one year. The data collection method in this study uses a Likert scale model. Data were collected using the Work Engagement Scale and the Adversity Intelligence Scale, by sending the scale via Google Form to respondents. The data analysis technique used is the product-moment correlation from Karl Pearson. Based on the data analysis, the correlation coefficient (R) was obtained for 0.820 (p <0.01). These results indicate that there is a very significant positive relationship between adversity intelligence and work engagement among millennial employees living in Yogyakarta. This study provides an overview of the level of work engagement and adversity intelligence for millennial generation employees, so as to increase the work engagement of millennial generation employees by increasing their adversity intelligence.
Work Engagement dengan Intensi Turnover pada Karyawan Cahyana, Krisna Satya; Prahara, Sowanya Ardi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 3 (2020): November 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i3.24073

Abstract

Ketidaksanggupan suatu perusahaan untuk mempertahankan karyawan dapat berdampak pada tingginya tingkat intensi turnover pada karyawan yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan. Karyawan dengan kualitas yang baik tetapi tidak didukung oleh perusahaan dengan memberikan masa depan yang baik, membuat karyawan keluar dari pekerjaanya. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap keterkaitan work engagement dengan intensi turnover pada karyawan. Metode purposive sampling dipilih sebagai cara yang digunakan untuk mengambil subjek penelitian. Skala Work Engagement dan Skala Intensi Turnover digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil koefisien korelasi (rxy) antara variabel work engagement dan internsi turnover sebesar -0,328 (p<0,005). Hipotesis dalam penelitian ini diterima, hal ini ditunjukkan dari hasil tersebut. Artinya work engagement dengan intensi turnover pada karyawan memiliki hubungan yang negatif.The inability of a company to retain employees can have an impact on the high level of turnover intention for employees which in turn will harm the company. Employees with good quality but not supported by the company by providing a good future, make employees quit their jobs. The purpose of this study was to reveal the relationship between work engagement and turnover intentions in employees. The purposive sampling method was chosen as the method used to take research subjects. The Work Engagement Scale and the Turnover Intention Scale were used to collect research data, then analyzed using Karl Pearson's product moment correlation technique. The result of the correlation coefficient (rxy) between work engagement and internal turnover variables is -0.328 (p <0.005). The hypothesis in this study is accepted, this is indicated by these results. This means that work engagement with employee turnover intentions has a negative relationship.
Peran Relasi Sosial sebagai Mediator antara Dukungan Sosial dengan Konflik Pekerjaan-Keluarga Soeharto, Triana; Kuncoro, Mohammad; Prahara, Sowanya Ardi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.27599

Abstract

Peran perempuan di ranah publik semakin meluas dan kompleks. Permasalahan ini akan lebih dirasakan pada perempuan yang telah menikah dan memiliki anak, perempuan masih saja dituntut untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan rumah meskipun bekerja. Hal ini dikarenakan dukungan yang diberikan suami dan keluarga di rumah masih sedikit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dukungan sosial (suami dan keluarga) dengan konflik pekerjaan-keluarga melalui relasi social equality matching dan communal sharing dengan pendekatan psikologi indigenos. Lokasi penelitian dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Total subjek sebanyak 296 yang diambil dengan teknik sampling nonprobability sampling, kriteria subjek adalah istri yang bekerja secara profesional, memiliki anak berusia maksimal 12 tahun yang tinggal bersama suami, dan merepresentasikan diri sebagai etnis Jawa. Survei korelasional digunakan sebagai metode penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Skala Konflik Pekerjaan-Keluarga, Skala Dukungan Suami, Skala Dukungan Keluarga, Skala Relasi Sosial Communal Sharing, dan Skala Relasi Sosial Equality Matching. Analisis data penelitian yang digunakan adalah uji model pengukuran sekaligus terhadap 5 konstruk menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil uji model, ditemukan model dukungan sosial dalam relasi sosial keluarga Jawa pada ibu bekerja yang mengalami konflik pekerjaan-keluarga teruji secara empiris (diperoleh nilai kai-kuadrat 2,569, p0.05; nilai GFI sebesar 0,997 , GFI ≥0,90; nilai AGFI sebesar 0,974, AGFI ≥0,90, dan RMSEA sebesar 0,031, RMSEA0,08). Dalam penelitian ini, dukungan sosial (suami dan keluarga) memiliki pengaruh terhadap konflik pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja, namun pengaruhnya bersifat tidak langsung melalui relasi social equality matching dan communal sharing.The role of women in the public sphere increasingly widespread and complex. This problem will be more felt in women who are married and have children, women are still required to do and complete homework even though they are working. This is because support provided by the husband and family at home is still minimal. The purpose of this study was to determine social support (husband and family) with work-family conflict through communal sharing relations and equality matching with indigenous psychological approach. The location of the research in the Special Region of Yogyakarta, 296 subjects taken by nonprobability sampling technique , wives who work professionally, have children up to 12 years old who live with their husbands and represent themselves as ethnic Javanese. The correlational survey was used as a research method. The measuring tools used include the Work-Family Conflict Scale, Husband's Support Scale, Family Support Scale, Communal Sharing Social Relations Scale and Equality Matching Social Relations Scale. Analysis of research data used path analysis. Based on the results of the model test, it was found that social support model in Javanese family social relations in working mothers who experienced work-family conflict was empirically tested. (the chi-square value was 2.569, p0.05; GFI value of 0.997 , GFI 0.90; AGFI value is 0.974, AGFI 0.90, and RMSEA is 0.031, RMSEA 0.08). In this study, social support (husband support and family support) influences work-family conflict in working mothers, but the effect is indirect through social relations of communal sharing and equality matching.
YAKINKAH DENGAN ADANYA PERUBAHAN IKLIM? Handrix Chris Haryanto; Sowanya Ardi Prahara
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.705 KB)

Abstract

Abstrak: Studi awal ini mengarahkan pada keyakinan individu terkait dengan permasalahan perubahan iklim yang serta perilaku pro lingkungan sebagai bentuk respon terhadap keyakinan tersebut. Responden dalam penelitian ini melibatkan para mahasiswa dengan total 292 responden.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isi dengan memberikan pertanyaan terbuka terhadap para responden berkaitan dengan pertama “apakah meyakini bahwa perubahan iklim sedang terjadi saat ini?; kedua “kondisi seperti apa yang anda rasakan atau lihat sebagai indikator bahwa perubahan iklim sedang terjadi?; ketiga “seperti apa sajakah seharusnya bentuk perilaku pro lingkungan itu?”; keempat “bentuk pro lingkungan seperti apa yang sudah anda lakukan saat ini?”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 94% responden menyakini bahwa perubahan iklim sedang terjadi dan 6% meyakini tidak ada namanya perubahan iklim. Keyakinan akan terjadinya perubahan iklim didasarkan pada beberapa indikator yang dirasakan yaitu 44,18% respondenmengarahkan pada kondisi cuaca yang tidak menentu, 26,03% responden mengarahkan pada suhu yang meningkat, 5,28% responden mengarahkan pada kualitas udara yang buruk, 4,45% mengarahkan pada frekuensi hujan yang meningkat, 2,39% mengarahkan pada kondisi fisikyang mudah sakit, 1,37% mengarahkan pada informasi mengenai mencairnya es di kutub, 1,37% mengarahkan pada meningkatnya intensitas bencana saat ini. Berdasarkan pada keyakinan tersebut, sebagai bentuk respon dalam bentuk pengetahuan dan perilaku pro lingkungan yang menjadi fokus responden (mayoritas) masih berada dalam tahap perilaku keseharian individu yang berpusat pada dirinya (membuang sampah pada tempatnya, pengelolaan sampah melalui3R, hemat penggunaan air dan listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, konsumsi yang pro lingkungan) dibandingkan terlibat secara aktif dalam gerakan atau komunitas maupun berperan lebih jauh secara kebijakan maupun politis. 
PERILAKU PROSOSIAL DAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA IBU YANG BEKERJA Shelmy Oktari; Sowanya Ardi Prahara
Jurnal Psikohumanika Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/j.psi.v13i2.1409

Abstract

Abstract Subjective well-being is one part that must be considered in a mother, where when carrying out the role of a mother who works with various tasks and responsibilities requires a mother to be able to control and regulate herself so that she is able to carry out various tasks and responsibilities. exist as well as possible, so as not to cause problems for their welfare. Because that's why prosocial behavior is very important to do because by doing prosocial behavior, working mothers will experience greater positive emotions. This study aims to determine the relationship between prosocial behavior and subjective well-being in working mothers. The subjects in this study amounted to 65 people who have the characteristics of a working woman, where the woman is married and has children, a minimum of 1 year of service, and a minimum age of 22 years and a maximum of 60 years. The technique for taking the sample is using the purposive sampling method. In collecting data using the Prosocial Behavior Scale with Subjective Well-Being Scale. The data analysis technique used is the product-moment correlation of Karl Pearson. The results showed that there was a significant positive relationship between prosocial behavior and subjective well-being.
Budaya Organisasi dengan Work Engagement pada Karyawan Sowanya Ardi Prahara
Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang) Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.182 KB) | DOI: 10.24036/rapun.v10i2.106977

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara  budaya organisai dengan work engagement pada karyawan PT. X. Hipotesis  yang diajukan adalah ada hubungan positif antara budaya organisasi dengan work engagement pada karyawan PT. X. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 orang yang memiliki ciri-ciri karyawan PT. X dan memiliki masa kerja minimal satu tahun. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Alat pengumpul data menggunakan Skala Likert yaitu Skala Work Engagement dan Skala Budaya Organisasi. Hasil analisis dengan uji korelasi product moment antara budaya organisasi dengan work engagement pada karyawan PT. X menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar (R) = 0,440 dengan signifikansi p=0,000 (p<0,050). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara budaya organisasi dengan work engagement karyawan PT. X.