Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Tindalung

Karakteristik Kimia dan Nilai Organoleptik Nugget Ikan Tuna dengan Subtitusi Tepung Sagu Frets Jonas Rieuwpassa
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.481 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i2.92

Abstract

Nugget merupakan produk diversifikasi yang paling banyak disukai oleh masyarakat dari anak kecil sampai dengan orang dewasa. Nugget selama ini dibuat menggunakan tepung terigu, akan tetapi tepung terigu masih di impor dari luar negeri sehingga pemanfaatan tepung lokal misalnya sagu sangat diharapkan untuk pemenuhan kebutuhan karbohidrat. Tujuan penelitian ini adalah substitusi tepung sagu dalam pembuatan nugget, karakteristik kimia dan nilai organoleptik nugget ikan tuna.Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung sagu dalam pembuatan nugget dapat diterima secara organoleptik meliputi penampakan, bau, rasa dan tektur dengan nilai rata-rata 4 (suka). Karakteristik kimia menunjukkanbahwa semua parameter kimia (kadar protein 15.96–17.60%, kadar lemak 3.65– 8.35%, kadar abu 1.60–1.90% dan kadar karbohidrat 8.07–14.83%) memenuhi Standar Nasional Indonesia kecuali kadar air (61.60–66.07%). Tepung sagu dapat dijadikan sebagai bahan substitusi mengantikan tepung terigu dalam pembuatan nugget ikan tuna.
Analisis Asam Amino Beberapa Jenis Teripang Olahan Kering di Kabupaten Kepulauan Sangihe Eko Cahyono; Frets Jonas Rieuwpassa
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.59 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i1.98

Abstract

Pengolahan teripang umumnya dilakukan dengan metode pengeringan dan pengasapan. Metode ini dapat mendegradasi protein yang didalamnya terkandung asam amino. Teripang mengandung sekitar 80% protein yang tersusun dari asam-asam amino, baik asam amino esensial maupun asam amino non esensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengolahan teripang dan menentukan komposisi asam amino beberapa jenis teripang olahan kering di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu mengambil sampel teripang olahan kering kemudian melakukan pengukuran terhadap asam amino. Tahapan penelitian meliputi: survey lokasi dan mengamati proses pengolahan teripang, pengambilan sampel, pengukuran rendemen, analisis kadar air dan analisis asam amino menggunakan HPLC. Data yang diperoleh dibahas secara deskriptif, kemudian ditampilkan dalam bentuk gambar, tabel dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan teripang yang dominan diolah adalah teripang Gama (Sticophus variegatus), teripang Pasir (Holothuria scabra) dan teripang Getah (Bohadchia marmorata). Teknik pengolahan umumnya meliputi preparasi, perebusan, penggaraman dengan metode kering untuk teripang Gama, penghilangan lapisan kapur untuk teripang Pasir, pengeringan/pengasapan dan pengemasan. Rata-rata rendemen yang dihasilkan berkisar 5.88 – 10.30% dengan kadar air berkisar 10.67% untuk teripang Gama, 27.42% untuk teripang Pasir dan 28.50% untuk teripang Getah. Terdapat 18 jenis asam amino yang terdiri dari 7 asam amino esensial dan 11 asam amino non-esensial. Teripang Gama memiliki jumlah asam amino yang lebih tinggi (38.450%) dibandingkan jumlah asam amino teripang Pasir (29.634%) dan teripang Getah (26.297%).
Analisis Kadar Air dan Total Plate Count Surimi Ikan Tongkol (euthynnus sp.) an Ikan Layang (Decapterus russelli) Selama Penyimpanan Beku Frets Jonas Rieuwpassa; Alfira Opinri Sehangunaung; Irna Yanti Dalawir
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.043 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i1.99

Abstract

Surimi merupakan produk intermediate yang dibuat dari daging ikan yang mengalami proses pencucian berulang kali untuk menghilangkan lemak dan disimpan pada suhu rendah (penyimpanan beku). Selama penyimpanan beku terjadi denaturasi protein sehingga kadar air meningkat dan mempercepat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar air dan total plate count surimi yang dibuat ikan layang dan ikan tongkol selama penyimpanan beku. Surimi yang dibuat dari ikan tongkol dan ikan layang disimpan pada suhu beku (±-18oC) selama 6 hari. Analisa kadar air dan TPC dilakukan pada hari ke-0, ke-3 dan ke-6. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk histogram dan tabel kemudian dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen surimi ikan layang lebih tinggi (28,16%) dibandingkan surimi ikan tongkol (13.85%). Selama penyimpanan beku selama 6 hari terjadi peningkatan kadar air surimi ikan tongkol sebesar 14.49% sedangkan kadar air surimi ikan layang mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan (0.72%). Nilai TPC surimi ikan layang (hari ke-0 : 2.5 x 103, hari ke-3 : 1.7 x 104, hari ke-6 : 2.6 x 104 koloni/gram) dan ikan tongkol (hari ke-0 : 2.7 x 103, hari ke-3 : 2.5 x 104, hari ke-6 : 2.7 x 104koloni/gram). Selama 6 hari nilai TPC mengalami peningkatan tetapi masih memenuhi Standar Nasional Indonesia (5,0 x 105 koloni/gram).
Biskuit Tinggi Protein Berbasis Daging Ikan dan Tepung Sagu Stevy Imelda Murniati Wodi; Frets Jonas Rieuwpassa
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.773 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i2.104

Abstract

Biskuit merupakan pangan praktis karena dapat dimakan kapan saja dengan pengemasan yang baik serta memiliki daya simpan yang relatif panjang. Berbagai jenis biskuit telah dikembangkan untuk menghasilkan biskuit tidak hanya enak tapi juga menyehatkan. Dengan menambahkan bahan pangan tertentu seperti daging ikan tuna kedalam proses pembuatan biskuit dan tepung sagu dapat dihasilkan biskuit dengan nilai tambah yang baik untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi biskuit daging tuna dengan substitusi tepung sagu dan susu skim. Empat formulasi, daging ikan, susu skim, dan tepung sagu yang terbentuk kemudian dilakukan uji parameter mutu yaitu uji organoleptik, serta menganalisa sifat organoleptik dan kimianya (uji kadar air, kadar abu, lemak, protein dan karbohidrat). Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan biskuit tuna yang berprotein tinggi, sehat, bergizi dan aman dikonsumsi oleh semua kalangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan tahap pembuatan biskuit, penentuan formulasi terbaik, pengujian organoleptik dan kimia. Hasil uji organoleptik menunjukkan kesukaan panelis terhadap warna yang paling disukai adalah formulasi A0 (sangat suka), Aroma yang disukai adalah formulasi A0 da A1 (sangat suka), Rasa yang disukai adalah formulasi A0 (amat sangat suka) dan tekstur adalah formulasi A0 (sangat suka). Analisis proksimat menunjukkan hasil uji kadar air terendah pada formulasi A1 (6,85%), kadar abu terendah padaformulasi A3 (0,46%), protein tertinggi pada formulasi A3 (12,79%), Lemak terendah pada formulasi A3 (9,91%), Karbohidrat terendah pada formulasi A2 (62,24%).
PENAMBAHAN HIDROLISAT PROTEIN IKAN LEMURU (Sardinella lemuru) PADA PEMBUATAN BISKUIT Stefiani Nofrida Asare; Frans Gruber Ijong Ijong; Frets Jonas Rieuwpassa; Natalia Prodiana Setiawati
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.64 KB)

Abstract

Protein ikan dapat diekstrak sehingga memperoleh sediaan protein kering. Salah satu sediaan protein kering adalah hidrolisat protein ikan. Hidrolisat protein ikan dapat digunakan dalam memperbaiki karakteristik produk biskuit seperti meningkatkan nilai gizi dan rasa. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui tahapan pembuatan biskuit dengan penambahan hidrolisat protein ikan dan mengetahui mutu dari produk biskuit hidrolisat protein ikan melalui uji proksimat dan uji organoleptik. Tahapan penelitian meliputi pengolahan biskuit dengan penambahan hidrolisat protein ikan 0% (kontrol), 5%, 10%, dan 15%, uji organoleptik dan analisis proksimat. Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk Gambar, Histogram, dan Tabel kemudian dibahas secara deskriptif. Berdasarkan uji organoleptik biskuit dengan penambahan HPI 10% lebih disukai dibandingkan dengan perlakuan 0% (kontrol), 5% dan 15%. Analisis proksimat biskuit hidrolisat protein ikan menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan HPI akan meningkatkan kadar protein biskuit. Kadar protein tertinggi diperoleh pada penambahan HPI 15%.
ANALISIS ORGANOLEPTIK TORTILLA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii Eko Cahyono; Frets Jonas Rieuwpassa; Serfiyanti Sirih
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.35 KB)

Abstract

Tortilla merupakan salah satu makanan ringan yang umumnya berbahan baku jagung yang sudah cukup dikenal adalah keripik tortila jagung (corn tortilla chips). Tortilla yang dibuat secara tradisional dari masa harina (sejenis tepung jagung atau cornmeal) atau tepung gandum adalah makanan pokok di Meksiko. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mutu tortilla yang dibuat dari rumput laut jenis Kapaphyucus alvarezii. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat memanfaatkan rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebgai komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan Kruskal Wallis. Hasil yang diperoleh menunjukkan kandungan kadar air terbaik pada formula 4 (28.47%), kadar abu terbaik pada formula 4 (92.44%). Niai organoleptik rasa tertinggi pada formula 3 (4.40%), warna tertinggi pada formula 1 (4.53%) dan Aroma tertinggi pada formula 4 (4.43%).
SPONGE UMUM DI TERUMBU-TERUMBU KARANG PERAIRAN TAHUNA KAPULAUAN SANGIHE Walter Balansa; Aprelia Martina Tomasoa; Frets Jonas Rieuwpassa
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jit.v6i1.374

Abstract

Sponge makin banyak menarik perhatian para ilmuwan di seluruh dunia bukan karena potensi bioekologisnya saja tetapi juga karena potensi kosmetik dan biomedis dari molekul-molekul bioaktif maupun biomaterial sponge. Sangat disayangkan, pengetahuan tentang diversitas sponge di wilayah dengan biodiversitas tertinggi di dunia seperti Sulawesi Utara dan Wallacea pun masih sangat miskin dengan sebagian informasi diversitas sponge wilayah-wilayah ini tersebar dalam literatur-literatur ilmiah yang sudah usang dan terfragmentasi. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan taksonomi dasar sponge di Sulawesi Utara khusunya di perairan Tahuna Kepulauan Sangihe sekaligus memberikan gambaran umum tentang distribusi dan potensi farmakologis dari sponges yang umum ditemukan di perairan Tahuna. Menggunakan metode acid digestion dan kombinasi mikroskop cahaya dan Corel Draw, kami mengidentifikasi tujuh spesies umum di terumbu karang Tahuna yaitu Agelas nakamurai, Clathria reindwardtii, Ircinia strobilina, Melophus sarasinorum, Speciospohongia vagabunda dan Xestospongia testudinaria. Selain menyentil tentang molekul-molekul bioaktif, tulisan ini juga secara singkat membahas tentang penyebaran ketujuh jenis sponge itu terutama di kawasan Asia Tenggara, selatan Jepang dan Australia untuk memperlihatkan sebaran sekaligus potensi kandungan bioaktif dan biomaterial dari sumberdaya laut amat berharga tetapi terabaikan dalam berbagai program monitoring dan konservasi terumbu karang di Indonesia ini. Sementara M. sarasinorum, S. vagabunda C. reinwardti, dan X. testudinaria terlihat memiliki distribusi sangat luas di wilayah Indo Pasifik, Agelas nakamurai dan I. strobilina sejauh ini baru dilaporkan di perairan Okinawa, Asia Tenggara dan Wallacea meskipun spesies serupa dari kedua genus itu terdistribusi hampir di seluruh Australia. Artikel ini mewakili laporan pertama tentang diversitas, kandungan molekul dan sebaran geografis sponge umum dari perairan Kabupaten Sangihe. Sponges have attracted considerable attention not only because of their bioecological but also due to cosmetical and medical potentials of bioactive compounds and biomaterials from sponges. Unfortunately, the basic knowledge of this impressive marine invertebrate, even in rich biodiversity region such as North Sulawesi, remains poorly known with such information scattered in old and fragmented literatures. This research aimed to increase the basic taxonomic knowledge and medical potential of seven sponges in Tahuna’s coral reefs Sangihe Islands as an step to encourage monitoring and concervation of this key species in coral reef in Sangihe Islands. Using acid digestion method and combination of light microscope and Corel Draw, we identified seven common species in Tahuna’s coral reefs namely reinwardti, Ircinia strobilina, Melophus sarasinorum, Speciospongia vagabunda and Xestospongia testudinaria. In addition to providing a quick review on the distribution of these species especially in South East Asia, southern Japan and Australia, the authors also touched on bioactive compounds produced by these animal isolated by one of the authors either from Sangihe Island’s sponges or sponges from other locations to give an overview of the bioactive potential and geographical distributions of the impressive but ignored marine resource in coral reefs’ monitoring and conservation programs in Indonesia. While sepecies such as M. sarasinorum, S. vagabunda C. reinwardti, and X. testudinaria seem to well distributed in Indopasific, A. nakamurai and I. strobilina are distributed only in south Japan and Wallacea regions although the sibling species of the two sponges have been well reported throughout Australia. This article represents the first report on biodiversity, distribution and bioactive molecules of sponges from Sangihe Islands.
KARAKTERISTIK RUMPUT LAUT MERAH JENIS Eucheuma cottonii SEBAGAI BAHAN BAKU SELAI Pumpente, Obyn; Rieuwpassa, Frets Jonas
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 10 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jit.v10i2.475

Abstract

Rumput laut dewasa ini merupakan salah satu komoditas hasil laut yang penting. Disamping mempunyai banyak kegunaan, rumput laut juga sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat pesisir. Rumput laut bisa dimanfaatkan untuk berbagai jenis makanan olahan sehingga dapat dikonsumsi dalam bentuk lain yang lebih bergizi dan dapat dikonsumsi dimasa yang akan datang tanpa mengurangi nilai gizinya dengan cara diawetkan salah satunya yaitu diolah menjadi selai. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis mutu rumput laut kering sebagai bahan baku pembuatan selai. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Tahap pertama yaitu meliputi preparasi dan analisis proksimat bahan baku rumput laut yang digunakan. Tahap kedua yaitu pembuatan serta analisis nilai organoleptik selai rumput laut. Data pada penelitian ini diambil dari pengujian di laboratorium. Data analisis yang diperoleh dihitung nilai rata-rata kemudian dideskripsikan. Data disajikan dalam bentuk gambar dan grafik, serta dianalisis secara deskriptif. Analisis mutu yang dilakukan pada rumput laut merah jenis Eucheuma cottonii yaitu analisis kadar air, protein, lemak, karbohidrat dan abu sedangkan analisis mutu produk selai yaitu uji hedonik. Hasil penelitian didapatkan untuk nilai rata-rata kadar air 35.21%, kadar abu 18.50 %, kadar protein 3.68 %, kadar lemak 1.04 %, kadar karbohidrat 37.11 %. Untuk analisis skala hedonik didapatkan nilai pada parameter kenampakan rata-rata 8.5 (sangat suka), nilai bau rata-rata 7.7 (sangat suka), nilai rasa rata-rata 8.1 (sangat suka) dan nilai rata-rata tekstur 8.2 (sangat suka) Seaweed is one of the important marine product commodities. Besides having many uses, seaweed is also a source of income for coastal communities. Seaweed can be used for various types of processed food so that it can be consumed in other forms that are more nutritious and can be consumed in the future without reducing its nutritional value by preserving it, one of which is processed into jam. Purpose of this study was to analyze the quality of dried seaweed as a raw material for making jam and to test the hedonic quality of seaweed jam. This research was conducted in two stages. The first stage includes preparation and proximate analysis of the seaweed raw materials used. The second stage is the manufacture and analysis of the organoleptic value of seaweed jam. Data in this study were taken from the laboratory. The analytical data obtained were calculated the average value and then described. Data is presented in the form of pictures and graphs, and analyzed descriptively. Quality analysis was carried out on E. cottonii red seaweed, the analysis of water, protein, fat, carbohydrates and ash content while the analysis of the quality jam products was hedonic test. The research results obtained for the average value of water content 35.21%, ash 18.50%, protein 3.68%, fat 1.04%, carbohydrate 37.11%. Hedonic quality analysis, the average appearance parameter is 8.5 (very like), the smell is 7.7 (very like), the taste is 8.1 (very like) and the average texture is 8.2 (very like it).
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Alfira Opinri Sehangunaung Anggraini Barlian Aprelia M. Tomasoa Aprelia M. Tomasoa Aprelia Martina Tomasoa Aprelia Martina Tomasoa, Aprelia Martina Aprelia Tomasoa Azhari, Deidy Balansa, Walter Biahimo, Syahputra Cahyani, Reni Tri Cahyono, Eko Christian A. Manansang Devitha Cindy Lasaru Dewanto, Didit Kustantio Dewanto, Didit Kustantio Edward Irsan L. Ferre EKO CAHYONO Eko Cahyono, Eko Ely John Karimela Eunike Irene Kumaseh Fitria F. Lungary Frans Gruber Ijong Herjumes Aatjin Ida Ayu Putu Sri Widnyani If'all, If'all Imra Imra Indra Wibowo Irna Yanti Dalawir Jaka F.P. Palawe Jaka Frianto Putra Palawe Jefri Antonius Mandeno Jimi Palawe Joko Santoso Kendek, Tasya Jenifel Kundiman, Gita Artika Putri La Ode Huli Laode Muhamad Hazairin Nadia Lawendatu, Angryani Enjel Maalua, Sheyla Mahihody, Astri Mahihody, Astri Juwita Makisake, Nadia Arlina Maliode, Yunita Isabela Mandeno, Jefri Anthonius Mandiangan, Meyrijean Marnens Ch. Karaeng Marnens Christianto Karaeng Meityn Disye Kasaluhe Melongkade, Regina Juliana Natalia Prodiana Setiawati Novalina M. Ansar Novalina Maya Sari Ansar Novelia Tatinting Nurhikma Nurhikma Obyn I. Pumpente Obyn Imhart Pumpente Pumpente, Obyn Revolson Mege Rolando Pangumpia Rorong, Miranda Serfiyanti Sirih Siegfried Berhimpon Somba, Vira Valentine Stefiani Nofrida Asare Stevy I. M. Wodi Stevy Imelda Murniati Wodi Steward I. Makawekes Tampany, Ighen Tampi, Regina Romalya Meilan Tanod, Wendy Tengkue, Fiorenza Puspa Indah Tengkue, Florenza Puspa Indah Trivonia Kerol Talete Usy N. Manurung Walter Balansa Walter Balansa Waode Nilda Arifiana Effendy Wendy Alexander Tanod Wini - Trilaksani Wodi, Stevy Imelda Murniati Wulandari Wulandari Yana Sambeka