Penggunaan larvasida kimiawi konvensional secara terus menerus sebagai salah satu upaya penanggulangan DBD akan meningkatkan resistensi populasi vektor sehingga membutuhkan dosis insektisida yang lebih tinggi serta menimbulkan efek toksik bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan larvasida alternatif khususnya yang berbahan alami sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dan menguji efektivitas fraksi n-heksana daun lada putih Bangka (Piper nigrum L.) terhadap mortalitas larva instar III nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Randomized Post Test Only Control Group Design yang terdiri dari 7 kelompok (kontrol positif, kontrol negatif, konsentrasi 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm, 120 ppm dan 140 ppm). Masing-masing kelompok diberikan larva uji sebanyak 25 larva kemudian diamati mortalitasnya dalam waktu 24 jam. Data kemudian dianalisis dengan uji Probit, uji Independent T, dan uji Mann Whitney. Berdasarkan uji fitokimia didapatkan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam fraksi n-heksana yaitu senyawa steroid, saponin, dan alkaloid. Kematian larva uji tertinggi fraksi n-heksana dalam waktu 24 jam didapatkan pada konsentrasi 140 ppm. Hasil uji probit didapatkan nilai LC50 sebesar 105,006 ppm. Hasil uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan jumlah kematian larva instar III nyamuk Aedes aegypti pada semua konsentrasi fraksi n-heksana dengan kelompok kontrol positif (p0,05). Hal ini berarti fraksi n-heksana daun lada putih Bangka (Piper nigrum L.) efektif dalam mortalitas larva instar III nyamuk Aedes aegypti.