Claim Missing Document
Check
Articles

Al-Islam dan kemuhammadiyahan sebagai basis pendidikan karakter Baidarus Baidarus; Tasman Hamami; Fitriah M. Suud; Azam Syukur Rahmatullah
AL-ASASIYYA: Journal Of Basic Education Vol 4, No 1 (2019): Juli-Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.567 KB) | DOI: 10.24269/ajbe.v4i1.2101

Abstract

Muhammadiyah is one of the world's largest mass Muslim organizations that have developed education in Indonesia. In particular, in the city of Pekanbaru Muhammadiyah was built by several schools. As one of the organizations that care about education, Muhammadiyah also highlights the role of state character. The aim of this research is to see how Islamic and Kemuhamadiyahan lessons in several high schools in the city of Pekanbaru to build the character of the students. This research is expected to be able to contribute to the organizations involved in helping to realize a nation of character through education in the school's guidance. The study uses a qualitative method by the phenomenology approach. The research informants were 65, consisting of school principals, vice-principals, teachers and students.
Peran Guru Pendidikan Agama Islam Menyiapkan Peserta Didik dalam Menghadapi Tes Asesmen Kompetensi Minimum Muhammad Yusuf; Tasman Hamami
Jurnal Basicedu Vol 6, No 2 (2022): April Pages 1500- 3199
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2571

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengelaborasi bagaimana peran guru dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan yaitu pencarian data dan informasi berupa sumber tulisan yang berhubungan dengan Asesmen Kompetensi Minimum. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, sedang teknik analisis data yang digunakan adalah dengan deskripsi analisis. Penelitian ini mengungkapkan bahwa guru PAI berperan dalam menyiapkan peserta didik menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum dengan mengembangkan model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik melalui reasoning dan problem solving. Implementasi model pembelajaran ini meliputi lima tahap yaitu membaca dan berpikir, mengenal dan merencanakan, memilah strategi, menemukan jawaban, dan yang terakhir adalah refleksi dan perluasan.
Character Strengthening In The Development Of Islamic Religious Education Goals Of The 2013 Curriculum Peni Nur Syamsiah; Tasman Hamami
AL-WIJDÁN: Journal of Islamic Education Studies Vol. 7 No. 2 (2022): November 2022
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.285 KB) | DOI: 10.33379/alwijdn.v7i2.1763

Abstract

The disorder behaviour of students is a challenge character problem that  should be paid a lot of attention by education stakeholders in Indonesia. The character problem covers performance character such as not praying on time, being lazy to do assignments, and undisciplined and moral character like cheating on exams, disturbing friends, disrespecting each other, not listening to advice, and not respecting teachers and other character problems. Strengthening character in the development of the goals of Islamic religious education in the 2013 curriculum is a strategic solution to overcoming various character problems. The purpose of this study was to analyze and reveal character strengthening in the development of Islamic religious education goals in the 2013 curriculum. This research includes literature research, where the research uses descriptive analysis techniques to conclude systematically and factually from the object of thought. The results of this study explain that the development of the goals of character education in the Islamic religious education curriculum includes: integration between extracurricular activities such as reading prayers and reciting the Koran together and praying Duha on time, co-curricular activities including Hajj rituals and extracurricular activities such as scouts, paskibra, flash boarding schools and da'wah training.   Keywords: Character Strengthening, Islamic Religious Education (PAI), Curriculum 2013
Liberasi Kepemimpinan Propetik dalam Satuan Sekolah Dasar dan Menengah Muhammadiyah M. Hajar Dewantoro; Abd. Madjid; Alef Theria Wasim; Tasman Hamami
Millah: Journal of Religious Studies Vol. 20, No. 2, Februari 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol20.iss2.art8

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis transformasi misi pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah dalam kepemimpinan profetik, menjelaskan pengembangan tujuan strategis kecerdasan profetik siswa, dan mendeskripsikan dampak kepemimpinan profetik terhadap organisasi termasuk perubahan yang terjadi pada peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam perspektif psikologi pendidikan. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi, wawancara, dan observasi langsung. Teknik analisis data   penelitian   ini   mengacu   pada   teknik eksplikasi,  yaitu  proses memaparkan dengan jelas pernyataan yang   masih bersifat implicit (tersirat) dari responden penelitian. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa transformasi misi dalam kepemimpinan profetik diaktualisasikan oleh kepala sekolah yang ditransformasikan dalam  manajemen tujuan strategis sekolah di Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Yogyakarta, konseptualisasi model kepemimpinan profetik yang diterapkan  relevan dengan nilai profetik dan terwujud dalam program tujuan strategis profetik  untuk mencapai kemajuan sekolah unggulan baik sekolah berasrama ataupun non asrama, aktualisasi kepemimpinan profetik berdampak bagi organisasi sekolah dan kecerdasan profetik peserta didiknya di pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah Yogyakarta berupa prestasi baik dibidang akademik maupun di luar akademik, melaksanakan perintah agama, berakhlak mulia, menjunjung tinggi almamater, terlepas dari sifat-sifat remaja, separti tawuran dan sifat-sifat yang dilarang agama, memiliki jiwa usaha dan kepemimpinan, jujur dan bermental mandiri. Untuk penelitian selanjutnya, sistem pendidikan berbasis profetik harus diterapkan secara holistic dengan pendekatan yang komplit sehingga dapat mencapai visi akhlak al-karimah.
Epistemologi Pendidikan Islam Perspektif Fethullah Gülen dan Implementasinya terhadap Pendidikan Islam Integratif Muhamad Restu Fauzi; Tasman Hamami
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 10 No. 1 (2022): July 2022
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.477 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2022.10.1.41-58

Abstract

This research is motivated by education in most Muslim countries which are still lagging behind and there is still a dichotomy between Islamic education and secular education. As a result, the Muslim generation has obstacles in contributing to the development of world civilization, which should reflect the Islamic principles of rahmatan lil 'alamin. This is because Islamic education does not adjust to the progress and competition of the times. The epistemological thought of education by Fethullah Gülen tries to provide a solution to this problem by trying to abolish the dichotomy in education by creating an integrated Islamic education system. The purpose of this study is to find out in depth the epistemology of Islamic education from the perspective of Fethullah Gülen and its implementation of integrated Islamic education. The results of this study are: 1) The essence of the epistemology of Gülen's Islamic education is hikma, i.e. being able to combine useful knowledge accompanied by its practice in life; 2) The source of the epistemology of Islamic education comes from the senses, reason and true reports (news) that come from other people or Allah's messengers; 3) The purpose of Islamic education is to create insan kamil who are able to master religious, social and scientific knowledge and practice them in life in order to create a world full of peace and global progress; 4) The integrated Islamic education model according to Fethullah Gülen is similar to the neo-modernism integration model, that is integrating Islamic tradition with the modernity of civilization.
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENDEKATAN HUMANISTIK DI INDONESIA Febri Widiandari; Tasman Hamami
AT-TA'DIB: JURNAL ILMIAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol. 14, No.2 (Desember 2022)
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/tadib.v14i2.1562

Abstract

The curriculum is one of the main components in education. The curriculum is a compass for the direction where students want to be taken. As a tool to achieve dynamic educational goals, the curriculum must always be developed and refined to suit the times, so as to facilitate educational programs in the context of realizing and achieving national education goals. The curriculum has many approaches, one of which is a humanistic approach. This study aims to examine how the Islamic Religious Education curriculum in a humanistic approach. This research is based on literature study by taking data from library sources such as research journals, books, documents and others. The results of this study indicate that the Islamic Religious Education curriculum with a humanistic approach is suitable for use in Indonesia in an effort to develop the potential of students. Humanistic education begins with the idea of ​​"humanizing humans". This means that every human being brings their respective potentials in order to develop their lives with the potential they have.
Implementasi Pendekatan Kontekstual dalam Menanamkan Nilai Pendidikan Islam di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ummah Yogyakarta Syakur Wildan; Itmam Mutaqien; Tasman Hamami
ISLAMIKA Vol 5 No 1 (2023): JANUARI
Publisher : Pendidikan Agama Islam STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36088/islamika.v5i1.2298

Abstract

Islamic education is an attempt to provide human qualities by having a consistent sense of being a Muslim. Now Islamic education is far from the desired expectation, one of which is declining morals. The decline in morals is the impact of a very large problem and has an effect on the value of Islamic education resources. This must be done in a way to minimize the above problems so that the value of Islamic education resources can provide the common good. Contextual approach as an effort to provide a link to the quality of Islamic education values. The research method used is descriptive qualitative approach with a sample of Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ummah students. The researchers' data collection techniques were interviews and observations, while the data analysis was in the form of data reduction, data presentation, and verification. The result of the discussion in this article is that the value of Islamic education with a contextual approach greatly impacts students. That's because contextual learning can help students understand the subject matter they are studying by connecting the subject matter with its application in everyday life, a teacher must provide good education to students to apply the values of monotheism and moral values that exist within themselves. . Thus, the way that can be done in implementing the values of Islamic education with a contextual approach is by creating meaningful relationships, carrying out meaningful activities, working on independent arrangements in learning activities, cooperating, and guiding students to apply critical and creative attitudes to learning activities. his way of thinking.
Assessment as, for, of learning pembelajaran pendidikan agama Islam tingkat menengah atas Amalia Nurlitasari; Tasman Hamami
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 23, No 2 (2023): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v23i2.61406

Abstract

Tujuan penelitian ini guna mengetahui konsep dan bentuk pengembangan asesmen Pendidikan Agama Islam (PAI) dari ketiga pendekatan penilaian di Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode penelitian berupa penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan Asseissmeint of Leiarning (AoL) disebut sebagai penilaian sumatif yang berbentuk penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan ujian sekolah. Materi PAI di tingkat menengah atas yaitu Alquran, aqidah, akhlaq, fiqh/ibadah, dan Tarikh. AfL disebut penilaian psikomotor yang berorientasi pada kemampuan mempraktekkan ajaran agama seperti praktek haji, praktek menghitung zakat, praktek mengurus jenazah, hingga praktek menghitung harta waris sholat. Asseissmeint as Leiarning (AaL), terletak pada cara penilaian yang mana peserta didik ikut berpartisipasi dalam penilaian mulai dari prosedur, kriteria, hingga pembuatan pedoman atau rubrik seperti Self Assessment (Penilaian Diri), Peer Assessment (Penilaian Antar Teman). AaL bergerak di ranah afektif dalam pembelajaran PAI yang berkaitan dengan sikap, bakat, minat, nilai-nilai serta penghargaan.The purpose of this study is to determine the concept and form of development of Islamic Religious Education (PAI) assessment from the three assessment approaches in Senior High School (SMA). The research method is library research. The results showed that the assessment of Learning (AoL) is referred to as summative assessment in the form of mid-semester assessment, end-of-semester assessment, and school exams. PAI materials at the upper secondary level are the Qur'an, aqidah, akhlaq, fiqh/worship, and Tarikh. AfL is called psychomotor assessment which is oriented towards the ability to practice religious teachings such as the practice of Hajj, the practice of calculating zakat, the practice of taking care of the dead, and the practice of calculating the inheritance of prayer. Assessment as Learning (AaL), lies in the way of assessment in which learners participate in the assessment starting from procedures, criteria, to making guidelines or rubrics such as Self-Assessment, Peer Assessment. AaL moves in the affective domain in PAI learning related to attitudes, talents, interests, values and appreciation. 
Fungsi Kurikulum Dalam Pendidikan Agama Islam Rido Awal Pratama; Tasman Hamami
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 9 No. 3 (2023)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v9i3.545

Abstract

Penelitian ini dilakukan guna untuk menemukan formulasi yang tepat dalam mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam ke arah yang lebih baik lagi, khususnya dalam mengatur fungsi kurikulum agar sesuai dengan kapasitas bagiannya. Perubahan formulasi baik dalam hal administrasi maupun proses pelaksanaan yang tidak sesuai membuat masalah baru sehingga pendidikan di Indonesia tampak kebingungan dalam mengatasinya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu library research. Adapun teknik dalam mengumpulkan datanya dengan mencari seluruh bahan dari jurnal dan buku yang berkaitan dengan fungsi kurikulum dalam mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam. Kemudian analisis datanya menggunakan format deskriptif analitik dengan menjelaskan permasalahan utama serta merekomendasikan solusi terkait ketidakmaksimalan penerapan fungsi kurikulum dalam mengembangkan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Hasil dari penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pembahasan mengenai pengembangan Kurikulum khususnya dalam Pendidikan Agama Islam diwajibkan untuk melakukan penyesuaian terhadap fungsi kurikulum bagi Peserta Didik, Pendidik, Kepala Madrasah, Orang Tua, Madrasah dan masyarakat sesuai dengan porsinya masing-masing.
Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Fadhillah Izzatun Nisa; Tasman Hamami
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 9 No. 3 (2023)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v9i3.548

Abstract

Kurikulum berdasarkan strukturnya memuat tujuan, isi, metode pelaksanaan, dan evaluasi. Evaluasi kurikulum menjadi salah satu bagian penting yang diterapkan secara berkesinambungan sebagai pijakan dalam mengontrol keefektifan dan efisiensi yang dilaksanakan untuk menyempurnakan kurikulum khususnya pada bidang Pendidikan Agama Islam (PAI). Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis evaluasi kurikulum PAI. Metode yang digunakan merupakan penelitian literatur yang pencarian sumber datanya mengkaji berbagai referensi rujukan yang terkait dengan evaluasi kurikulum PAI. Berdasarkan hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ketiadaan evaluasi kurikulum PAI yang tepat akan menjadi kendala dalam mewujudkan tujuan, sehingga rancangan harus menyesuaikan aspek dalam kurikulum PAI. Informasi dari hasil evaluasi akan menentukan status kurikulum berikutnya, antara perlu direvisi, atau harus diubah.