yazid hady, yazid
(SCOPUS ID: 57221293583); Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pembelajaran Mahārat al-Kalām Menurut Rusdy Ahmad Thu’aimah dan Mahmud Kamil al-Nâqah Yazid Hady
al Mahāra: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/almahara.2019.051-04

Abstract

Many experts about Arabic argue about the nature of language which will have an impact on the pattern of learning Arabic, including that اللغة في الأساس, هي الكلام” According to Mahmud Kamil al-Nâqah the urgency of speaking skills in the context of learning foreign languages ​​is found in the oral aspects of the language itself. The speaking aspect is the main aspect of the foreign language learning curriculum. This opinion clearly indicates that speaking skills (kalām) indicate a person's success in speaking and knowing the language. Because this proficiency is very much related to pronunciation, grammar, vocabulary, listening skills, etc. This research uses descriptive analysis method, and the conclusions obtained based on this research are curriculum design for learning Arabic based on mahārat al-kalām learning theory according to Rusdy Ahmad Thu'aimah and Mahmud Kamil al-Nâqah. Then the use of methods and strategies or techniques based on the right approach will influence the results of language learning goals. The purpose of this study is to analyze the learning of mahārat al-kalām according to Rusdy Ahmad Thu’aimah and Mahmud Kamil al-Nâqah. Abstrak Banyak para ahli tentang bahasa Arab berpendapat tentang hakikat berbahasa yang akan berdampak pada pola pembelajaran bahasa Arab, diantaranya bahwa “اللغة في الأساس, هي الكلام”. Menurut Mahmud Kamil al-Nâqah urgensi kemahiran berbicara dalam konteks pembelajaran bahasa Asing terdapat pada aspek lisan pada bahasa itu sendiri. Aspek berbicara merupakan aspek utama dalam kurikulum pembelajaran bahasa Asing. Pendapat ini jelas mengindikasikan bahwa kemahiran berbicara (kalām) mengisyaratkan keberhasilan seseorang dalam berbahasa dan mengetahui bahasa tersebut. Karena kemahiran ini sangat terkait dengan pelafalan, gramatika, kosakata, keterampilan mendengarkan, dan lain lain. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dan kesimpulan yang didapatkan berdasarkan penelitian ini berupa desain kurikulum pembelajaran bahasa Arab berdasarkan teori pembelajaran mahārat al-kalām menurut Rusdy Ahmad Thu’aimah dan Mahmud Kamil al-Nâqah. Maka Penggunaan metode dan strategi atau teknik yang didasari oleh pendekatan (approach) yang tepat akan berpengaruh terhadap hasil dari tujuan pembelajaran bahasa. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pembelajaran mahārat al-kalām menurut Rusdy Ahmad Thu’aimah dan Mahmud Kamil al-Nâqah. Kata kunci: Pembelajaran Bahasa Arab, mahārah kalām, Rusdy Ahmad Thu’aimah, Mahmud Kamil al-Nâqah.
EFEK GLOBALISASI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN Yazid Hady; Ade Zaenudin
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 17, No 2 (2021): Hikmah: Journal of Islamic Studies
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47466/hikmah.v17i2.202

Abstract

AbstractGlobalization can be interpreted as a condition where human interaction is not separated by space and time. In this condition, the competition for life is getting tougher because it does not only intersect with the local community but with the global community. This study focuses on analyzing the effects of globalization on education programs in Indonesia. This study uses qualitative research methods with literature studies. Based on the results of literature research, globalization has implications for the face of the world of education, start shifting from tradition to modernization, from social spiritual to commercial, and from local to universal. The researcher also identified the presence of eight programs as an effect of globalization in the world of education, the inclusion of foreign languages as learning materials, the presence of foreign language/literature majors, program collaboration between cross-country educational institutions, collaboration with foreign donor agencies, the existence of an international level Student Competency Assessment, establishment of cross-border educational institutions, cross-country lecturer exchanges, and student exchanges between countries.AbstrakGlobalisasi bisa dimaknai sebagai sebuah keadaan dimana interaksi manusia sudah tidak bersekatkan ruang dan waktu. Dalam kondisi ini, persaingan hidup semakin ketat karena tidak hanya bersinggungan dengan komunitas lokal saja tapi jauh lebih luas yaitu dengan komunitas global. Penelitian ini fokus menganalisis bagaimana efek globalisasi terhadap program Pendidikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi literatur. Berdasarkan hasil penelitian literatur ditemukan fakta bahwa globalisasi berimplikasi pada wajah dunia pendidikan mulai dari pergeseran tradisi ke modernisasi, sosial spiritual ke komersial, dan dari lokal ke universal. Peneliti juga mengidentifikasi hadirnya delapan program sebagai efek globalisasi di dunia pendidikan, yaitu masuknya bahasa asing sebagai materi pembelajaran, hadirnya jurusan bahasa / sastra asing, kerjasama program antar lembaga pendidikan lintas negara, kerjasama dengan lembaga donor luar negeri, adanya Asesmen Kompetensi Siswa tingkat internasional, pendirian lembaga pendidikan lintas negara, pertukaran dosen lintas negara, dan adanya pertukaran pelajar antar negara. 
Contextualization of Islamic Education Curriculum in Junior High Schools Amir Maliki Abitolkha; Ahmad Nur Ismail; Yazid hady
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 7 NO. 1 2020
Publisher : Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v7i1.13843

Abstract

AbstractSeveral years of experience teaching PLPG training for teachers in the Ministry of Religion, especially Islamic Religious Education (PAI) teachers, found the fact that "the teacher" as the essential instrument in the process of teaching and learning activities in the classroom is considered unattractive. Therefore, "teachers" are required to design PAI curriculum development and conduct contextual learning on PAI subjects, to be able to connect the material with real-life students. This study aims to explore the relationship between curriculum development and the improvement of PAI contextual learning. The research approach used is descriptive qualitative with a multi-case design carried out at SMPN (Junior High School) 3 Rejoso Darul Ulum and MTsN (Islamic Junior High School) Tambak Beras Jombang. The results showed that; (1) the curriculum development approach commonly referred to and used in both institutions is academic and humanistic. While the technological approach is still unclear. (2) The use of additional PAI literature such as Jurisprudence and Arabic language development, by referring to Fath al-Qarib and Amsilah Tasrifiyah as a form of integration between the formal curriculum in schools and the boarding school curriculum. (3) Factually it can be stressed that the process of curriculum development can increase the contextually of active PAI learning in both educational institutions through the use of project-based learning strategies.AbstrakBeberapa tahun pengalaman mengajar pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) untuk guru di Kementrian Agama terutama guru Pendidikan Agama Islam (PAI), ditemukan fakta bahwa “guru” sebagai instrumen terpenting dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas dianggap tidak menarik. Oleh karenanya, “guru” dituntut untuk mendesain pengembangan kurikulum PAI dan melakukan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PAI, sehingga mampu menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi hubungan antara pengembangan kurikulum dengan peningkatan pembelajaran kontekstual PAI. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan rancangan multi-kasus yang dilaksanakan di SMPN 3 Rejoso Darul Ulum dan MTsN Tambak Beras Jombang. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Pendekatan pengembangan kurikulum yang biasa dirujuk dan digunakan pada kedua lembaga tersebut adalah pendekatan akademik dan humanistik. Sedangkan pendekatan teknologis masih belum jelas penggunaannya. (2) Penggunaan literatur tambahan PAI seperti Fikih dan pengembangan bahasa Arab, dengan merujuk kitab Fath al-Qarib dan kitab Amsilah Tasrifiyah sebagai bentuk integrasi antara kurikulum formal di sekolah dengan kurikulum pondok pesantren. (3) Secara faktual dapat ditegaskan bahwa proses pengembangan kurikulum dapat meningkatkan kontekstualitas pembelajaran PAI secara aktif pada kedua lembaga pendidikan tersebut melalui penggunaan strategi project based learning. How to Cite: Abitolkha, A. M., Ismail, A. N., Hady, Y. (2020).  Contextualization of Islamic Education Curriculum  in Junior High Schools. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 7 (1), 48-66. doi:10.15408/tjems.v7i1.13843. 
Development of E-Learning with Web Enhanced Course Model in Arabic Language Learning at UIN Syarif Hidayatullah Zainal Muttaqin; Yazid Hady; Toto Edidarmo
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 8 NO. 2 2021
Publisher : Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v8i2.26372

Abstract

AbstractThe aim of this study was to develop the design of the e-learning concept through web-enhanced model for students at the Department of Arabic Education at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Research and Development (R&D) by using a 4-D model. The 4-D development model consists of four main stages, namely: Define, Design, Develop and Disseminate. Data were collected through interview and distribution of questionnaire. After that, data analysis process was conducted in the form of both qualitative and quantitative data analysis. The results of the study showed that the development of e-Learning in Arabic learning gave students a new experience / nuance in learning Arabic for 63.5%. In terms of human resources, there is still an assumption that the conventional learning model through face-to-face is still an easy means and at the same time pays attention to the emotional bond between educators and students. This study concludes that the use of e-Learning media is still new to learning Arabic, and therefore, literacy in digital media needs to be developed to make them more accustomed to using it. Moreover, there are still many shortcomings and complaints by students in using e-Learning media in Arabic learning, and therefore, it required lecturers to be more intensive in guiding them.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk pengembangan desain konsep e-learning dengan Model Web Enhanced pembelajaran bahasa Arab pada generasi Z yaitu Mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan mengacu pada research and development (R&D) by using a 4-D model. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran). Dan teknik pengumpulan data yang diterapkan dengan wawancara dan kuesioner. Adapuun Analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Hasil penelitian yang didapat bahwa pengembangan e-learning dalam pembelajaran bahasa arab memberikan mahasiswa pengalaman/nuansa baru dalam pembelajaran bahasa arab yakni sebesar 63.5%. Dari sisi sumber daya manusianya sendiri masih ada anggapan bahwa model pembelajaran konvensional melalui tatap muka masih menjadi sarana yang mudah dan sekaligus memperhatikan ikatan emosional antara pendidik dengan peserta didik. Kesimpulan pada penelitian ini adalah penggunaan media e-learning ini masih baru pada pembelajaran Bahasa Arab, tentunya literasi pada media digital perlu dikembangkan sehingga mahasiswa lebih terbiasa dalam menggunakannya. Masih banyak kekurangan dan keluhan oleh mahasiswa dalam menggunakan media e-learning dalam pembelajaran, sehingga mengharuskan dosen harus lebih intens lagi dalam membimbing mereka.
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER (CHARACTER BUILDING) SEBAGAI PENCEGAHAN DEGRADASI MORAL PADA ANAK Fatkhul Arifin; Edwita Edwita; Zulela M.S; Gusti Yarmi; Yazid Hady
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 18(2), 2022
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v18i2.30071

Abstract

Abstract. Character Building is a process or effort to foster, improve and or shape human character, character, nature and morals (symbol) to show a good attitude in socialising. This study aims to examine various reports related to negative behaviours carried out by students. Furthermore, researchers want to know what solutions to overcome these problems. The method used in this study is a literature review from relevant sources such as books, journals and mass media related to student problems. The issues researchers study are limited to student violence, bullying cases, brawl culture and student moral degradation. The data analysis technique is a deeper study related to the sources obtained. The results of the researchers' observations regarding negative behaviour carried out by students indicate that most of these behaviours are carried out because students feel satisfaction when they carry out bullying, violence, etc. Parents, such neglect, carry out no early prevention, so children cannot distinguish between right and wrong. Character education is a solution to prevent negative things from being done by students; there needs to be cooperation between parents, teachers and the surrounding environment. The conclusion is that character education needs to be done early on by parents so that children can distinguish between right and wrong. The growth of mutual respect and tolerance will prevent children from doing negative things. Abstrak. Caracter Building merupakan proses atau usaha untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk watak, tabiat, sifat, dan akhlak (budi pekerti) manusia sehingga menunjukkan sikap yang baik dalam bersosialisi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji berbagai peberitaan terkait dengan perilaku-perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui solusi apa untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur dari sumber-sumber relevan seperti buku, jurnal dan media masa yang terkait dengan permasalahan siswa. Masalah yang dikaji peneliti batasi seperti: kekerasan siswa, kasus bullying, budaya tawuran dan degradasai moral siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah kajian lebih dalam terkait sumber-sumber yang didapat. Hasil pengamatan peneliti terakait perilaku negative yang dilakukan oleh siswa menunjukkan bahwa kebanyakan perilaku tersebut dilakukan karena siswa merasa ada kepuasan ketika melakukan perilaku bullying, kekerasan, dll. Tidak ada pencegahan dini yang dilakukan oleh orang tua, seperti ada pembiaran sehingga anak tidak bisa membedakan hal yang benar dan salah. Pendidikan karakter merupakan solusi untuk mencegah hal-hal negative yang dilakukan siswa, perlu ada Kerjasama antara orang tua, guru, dan lingkungan sekitar. Kesimpulannya bahwa Pendidikan karakter perlu dilakukan sejak dini oleh orang tua, sehingga anak bisa membedakan antara yang benar dan salah. Tumbuhnya sikap saling menghargai dan  toleransi akan mencegah anak-anak melakukan hal-hal negative.  
ANALYSIS OF FOLKLORE ON ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN ENVIRONMENTALLY-BASED DISASTER MITIGATION EFFORTS IN THE SOUTHERN COASTAL AREAS OF JAVA ISLAND Sita Ratnaningsih; Yazid Hady; Johan Aristya Lesmana
Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 14 No. 2 (2022): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/al-bidayah.v14i2.810

Abstract

Folklore as an oral heritage that is entrenched in the community has values that can increase understanding of legends and culture and move people's awareness of the importance of life values. One of them is folklore related to the natural environment. In Indonesia, folklore is not only an oral tradition that is told but also formalized in the education curriculum, especially at the elementary education unit or elementary school level. Folklore that developed in disaster-affected communities was built to provide disaster mitigation education. The purpose of this study was to analyze folklore in elementary school students in an environmentally friendly- based disaster mitigation effort in the Pelabuhanratu Sukabumi area, West Java and Parangtristis Jogjakarta. Using descriptive qualitative methods, this folklore research in elementary schools is discussed using an analysis of disaster mitigation and an environmentally friendly lifestyle. The results showed that folklore contributed to disaster mitigation for elementary school students in Pelabuhanratu Sukabumi and Parangtritis Jogjakarta utilizing several folk stories whose purpose was to build children's understanding and awareness, then for the practical stage it was done through simulation, and for the habituation stage it was done through routines. Values, the values taught are more about protecting the environment to prevent disasters, providing an understanding of the dangers of disasters, and explaining what to do in the event of a disaster.
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MASA COVID-19 MELALUI E-LEARNING PADA PRODI NON BAHASA ARAB Asdari, Adang; Nisa', Mauidlotun; Hady, Yazid; Kasyful Anwar, Abdul Wadud
Arabi : Journal of Arabic Studies Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : IMLA (Arabic Teacher and Lecturer Association of Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24865/ajas.v7i1.457

Abstract

This study aims to reveal the optimization of the use of E-Learning by lecturers and students in learning Arabic during the Covid 19 Pandemic. In addition, this study also shows how E-Learning provides a new face for learning models that can improve students' Arabic language skills even though they are studying in conditions without a face-to-face lecturer. This research is qualitative research with a political approach and educational psychology. This study found that Arabic language lecturers have used E-learning optimally, especially in responding to the Covid-19 pandemic. It refers to the finding that 52.7% of students stated that implementing E-Learning in Arabic learning was feasible, and even 14% stated it was very feasible. There are 45.7% of students interested in learning Arabic with E-Learning; even 14.7% said they were very interested. 49% of students stated that the material delivered by the lecturer using E-Learning was sufficient; even 10.1% stated it was sufficient. From the findings, it can be concluded that learning Arabic at UIN Jakarta during the Covid 19 pandemic has been going quite well by using E-Learning as optimally as possible.
ANALYSIS OF FOLKLORE ON ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN ENVIRONMENTALLY-BASED DISASTER MITIGATION EFFORTS IN THE SOUTHERN COASTAL AREAS OF JAVA ISLAND Ratnaningsih, Sita; Hady, Yazid; Lesmana, Johan Aristya
Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 14 No. 2 (2022): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/albidayah.v14i2.810

Abstract

Folklore as an oral heritage that is entrenched in the community has values that can increase understanding of legends and culture and move people's awareness of the importance of life values. One of them is folklore related to the natural environment. In Indonesia, folklore is not only an oral tradition that is told but also formalized in the education curriculum, especially at the elementary education unit or elementary school level. Folklore that developed in disaster-affected communities was built to provide disaster mitigation education. The purpose of this study was to analyze folklore in elementary school students in an environmentally friendly- based disaster mitigation effort in the Pelabuhanratu Sukabumi area, West Java and Parangtristis Jogjakarta. Using descriptive qualitative methods, this folklore research in elementary schools is discussed using an analysis of disaster mitigation and an environmentally friendly lifestyle. The results showed that folklore contributed to disaster mitigation for elementary school students in Pelabuhanratu Sukabumi and Parangtritis Jogjakarta utilizing several folk stories whose purpose was to build children's understanding and awareness, then for the practical stage it was done through simulation, and for the habituation stage it was done through routines. Values, the values taught are more about protecting the environment to prevent disasters, providing an understanding of the dangers of disasters, and explaining what to do in the event of a disaster.
STRATEGI POLA KOMUNIKASI DALAM PEMBENTUKAN DISIPLIN HAFALAN AL-QUR'AN PADA ANAK ASUH Nur Rahman, Wildian Fajrin; Hady, Yazid; Hermansah, Tantan; Fanshoby, M.; Ismail, Muhammad
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 20(2), 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v20i2.42140

Abstract

Abstract. This study investigates the communication patterns used by caregivers at Pondok Yatim and Dhu'afa Amal Sholeh Sejahtera Foundation, a non-profit organization focused on religious social outreach, to cultivate discipline in foster children's Qur'an memorization. Using Josep A. Devito's communication pattern theory, this research examines the effectiveness and challenges of various communication models in this context. Employing a qualitative, descriptive approach, data were gathered through direct observation, interviews, and documentation. Results reveal that caregivers predominantly use the "wheel" and "star" patterns of communication, facilitating both interpersonal and group interactions. These patterns, alongside specific memorization techniques—Bin-Nazhar, Tahfidzh, Talaqqi, Takrir, and Tasmi'—support foster children in building diligent, disciplined habits in Qur'an memorization. Identified challenges include fluctuating levels of engagement among foster children and the need for adaptable communication strategies to sustain motivation and consistency in their practice. This study contributes insights into effective communication methods in Islamic education and highlights factors critical to fostering religious discipline among youth.  Abstrak. Penelitian ini mengkaji pola komunikasi yang digunakan oleh pengasuh di Pondok Yatim dan Dhu'afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera, sebuah organisasi non-profit yang bergerak dalam dakwah sosial keagamaan, untuk menumbuhkan kedisiplinan dalam hafalan Al-Qur'an anak asuh. Menggunakan teori pola komunikasi Josep A. Devito, penelitian ini menelaah efektivitas dan tantangan dari berbagai model komunikasi dalam konteks ini. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuh umumnya menggunakan pola komunikasi "roda" dan "bintang," yang memfasilitasi interaksi interpersonal dan kelompok. Pola-pola ini, bersama dengan teknik hafalan spesifik—Bin-Nazhar, Tahfidzh, Talaqqi, Takrir, dan Tasmi'—mendukung anak asuh dalam membangun kebiasaan rajin dan disiplin dalam menghafal Al-Qur'an. Tantangan yang diidentifikasi mencakup tingkat keterlibatan anak asuh yang fluktuatif serta perlunya strategi komunikasi yang adaptif untuk menjaga motivasi dan konsistensi dalam praktik mereka. penelitian ini memberikan wawasan tentang metode komunikasi yang efektif dalam pendidikan Islam dan menyoroti faktor-faktor penting dalam menumbuhkan disiplin religius di kalangan remaja. 
ORIENTASI IDEAL MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM DI ERA DISRUPTIF Hady, Yazid; Faizin, Afif; Aziz, Abdul
Journal of Religious Policy Vol. 1 No. 2 (2022): Juli-Desember 2022
Publisher : The Ministry of Religious Affairs, The Republic of  Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/repo.v1i2.11

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendorong lahirnya sebuah proses manajemen pendidikan agama dan keagamaan pada Lembaga Pendidikan Islam yang mempunyai kualitas mutu yang baik dan ideal pada era disrupsi dan relevan dengan perkembangan zaman. Metode yang digunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka (Library Research) untuk menggali data terkait pengelolaan mutu pendidikan Islam di era disruptif. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga tantangan utama yang kini dihadapi oleh pendidikan Islam, yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), demokratisasi, dan dekadensi moral. Ketiga tantangan tersebut membawa pengaruh besar dalam semua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perkembangan dan kemajuan iptek prinsipnya berpotensi melemahkan daya mental spiritual. selanjutnya menghadapi tantangan modernitas, pendidikan Islam harus melakukan langkah strategis dengan terlebih dahulu membangun paradigma keilmuan yang integratif sebagai jawaban terhadap dikotomi ilmu. Dengan ini diharapkan penerapan manajemen mutu pendidikan Islam mampu menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki daya saing dalam menghadapi kompetisi global.