Fillah Fithra Dieny
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang. Kode Pos: 50275. Telp. (024) 76928010

Published : 100 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN TOTAL ASUPAN SERAT, SERAT LARUT AIR (SOLUBLE), DAN SERAT TIDAK LARUT AIR (INSOLUBLE) DENGAN KEJADIAN SINDROM METABOLIK PADA REMAJA OBESITAS Hanifah, Nur Islami Dini; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.88 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16385

Abstract

Latar Belakang: Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi status obesitas pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 2,5% dan pada remaja usia 16-18 tahun sebesar 1,6%. Keadaan obesitas pada usia tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik ketika usia dewasa. Faktor asupan makanan, seperti asupan serat, memiliki peran dan pengaruh terhadap obesitas dan kejadian sindrom metabolik.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross-sectional di SMA Negeri 15 Semarang. Subjek penelitian sebanyak 40 orang dipilih menggunakan teknik purposive sampling yang berdasarkan kriteria inklusi, yaitu remaja berusia 15-18 tahun yang obesitas (IMT/U ≥ persentil ke-95), dan mengisi informed concent. Adapun kategori sindrom metabolik ditentukan berdasarkan kriteria NCEP-ATP III untuk remaja. Data total asupan serat, asupan serat larut air dan serat tidak larut air diperoleh melalui metode semi quantitative food frequency questionnaire (FFQ). Uji hubungan menggunakan uji Fisher.Hasil: Proporsi kejadian sindrom metabolik pada remaja obesitas di SMA Negeri 15 Semarang sebesar 47,5%. Sebesar 92,5% subjek penelitian kurang mengonsumsi serat total, 75% subjek kurang mengonsumsi serat larut air, dan 97,5% subjek kurang mengonsumsi serat tidak larut air. Tidak ada hubungan total asupan serat, asupan serat larut air dan serat tidak larut air dengan kejadian sindrom metabolik.Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara total asupan serat, asupan serat larut air dan serat tidak larut air dengan kejadian sindrom metabolik pada remaja obesitas.
PERBEDAAN KEPADATAN TULANG ANTARA PENDERITA AUTIS DAN TIDAK AUTIS Amalia, Rizky; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 2 (2014): April 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.147 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i2.5439

Abstract

Latar Belakang: Penderita autis memiliki beberapa gangguan khas, antara lain gangguan perilaku, gangguan penyerapan, serta gangguan makan. Salah satu cara untuk mengurangi gangguan perilaku penderita autis adalah melakukan diet bebas gluten bebas kasein (BGBC). Penerapan diet BGBC yang tidak tepat pada penderita autis menyebabkan defisiensi asupan zat gizi seperti vitamin D dan kalsium yang mengakibatkan penderita autis lebih berisiko memiliki kepadatan tulang rendah dibandingkan dengan anak yang tidak autis.Tujuan: Menganalisis perbedaan kepadatan tulang antara penderita autis dan tidak autis Metode: Penelitian observasional dengan desain penelitian case control dengan subjek 20 penderita autis dan tidak autis 10-19 tahun yang diambil secara consecutive sampling. Data yang diambil asupan vitamin D dan kalsium, dan nilai kepadatan tulang. Penilaian asupan vitamin D dan kalsium diperoleh  melalui formulir  FFQ (Food Frequency Semi Quantitative) dan nilai kepadatan tulang menggunakan z-score   quantitative ultrasound bone densitometry. Analisis bivariat menggunakan uji Independent T-Test Hasil: Rerata z-score kepadatan tulang penderita autis lebih rendah (-1,47+ 0,91) dibandingkan dengan anak tidak autis (0,32+ 0,53). Kepadatan tulang yang rendah  (z-score < -2) hanya ditemukan pada kelompok penderita autis (35%).  Pada kedua kelompok sebagian besar mempunyai asupan vitamin D dan kalsium rendah. Terdapat perbedaan kepadatan tulang antara kelompok penderita autis dan tidak autis (p=0,00)Simpulan: Terdapat perbedaan kepadatan tulang antara penderita autis dan tidak autis
KONSUMSI CAIRAN PERIODE LATIHAN DAN STATUS HIDRASI SETELAH LATIHAN PADA ATLET SEPAK BOLA REMAJA Putriana, Dittasari; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.487 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6869

Abstract

Latar Belakang : Atlet sepak bola merupakan atlet yang melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Atlet sepak bola berpotensi untuk mengalami dehidrasi apabila kehilangan cairan karena peningkatan pengeluaran air melalui keringat dan pernafasan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup. Atlet remaja memiliki risiko dehidrasi lebih tinggi daripada atlet dewasa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan konsumsi cairan pada periode latihan dengan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja.Metode :  Penelitian observasional dengan desain cross-sectional yang melibatkan 47 atlet sepak bola remaja laki-laki (usia 13-16 tahun) di Sekolah Sepak Bola Universitas Diponegoro Semarang. Subjek dipilih dengan simple random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik subjek, konsumsi cairan, kehilangan berat badan, volume urin, keringat yang hilang selama latihan dan status hidrasi setelah latihan. Latihan pertandingan sepak bola dilakukan selama 70 menit. Konsumsi cairan pada periode latihan diukur dengan menggunakan food recall, keringat yang hilang selama latihan dihitung menggunakan rumus dan status hidrasi setelah latihan diketahui dengan pemeriksaan berat jenis urin. Hasil : Rerata konsumsi cairan pada periode latihan (1678,77±457,99 ml) masih kurang dari kebutuhan (2400-3400 ml). Rerata keringat yang hilang adalah 1364,19±448,68 ml. Semua atlet sepak bola remaja mengalami dehidrasi, sebagian besar mengalami significant dehydration (89,4%) dan yang lain mengalami minimal dehydration (10,6%). Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi cairan pada periode latihan dan status hidrasi setelah latihan (p<0,05), tetapi tidak terdapat hubungan antara keringat yang hilang selama latihan dan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja (p>0,05).Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi cairan pada periode latihan dan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja.
ASUPAN PROTEIN YANG KURANG SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEPADATAN TULANG RENDAH PADA WANITA PASCAMENOPAUSE Pradipta, Dea Rizky; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.213 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6861

Abstract

Latar Belakang : Wanita pascamenopause mengalami peningkatan resorpsi tulang karena berkurangnya hormon estrogen. Asupan protein yang tidak adekuat berisiko terhadap kepadatan tulang yang rendah. Namun, asupan protein yang berlebihan, terutama protein hewani juga berisiko terhadap kepadatan tulang yang rendah. Tujuan penelitian untuk menganalisis besar risiko asupan protein dan faktor lain (asupan kalsium, fosfor, magnesium, zink, usia, riwayat merokok, konsumsi alkohol dan kebiasaan olahraga) yang berpengaruh terhadap kepadatan tulang wanita pascamenopause.Metode : Desain penelitian case-control pada wanita pascamenopause, dengan jumlah subjek 50 orang kelompok kasus dan 50 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel kelompok kasus dilakukan secara random sampling, dan kelompok control dengan cara matching status gizi berdasarkan kategori persen lemak tubuh. Data yang dikumpulkan meliputi kepadatan tulang yang diukur dengan densitometer Quantitative Ultrasound, persen lemak tubuh yang diukur dengan Bioelectrical Impedance Analyzer (BIA), asupan zat gizi menggunakan Food Frequency Questionnaire, riwayat merokok, konsumsi alkohol, serta kebiasaan olahraga. Analisis bivariat menggunakan Chi-square dan Fisher, analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil : Rerata nilai T-score pada kelompok kasus sebesar -1,94±0,49SD dan rerata nilai T-score pada kelompok kontrol sebesar -0,45±0,48SD. Rerata usia pada kelompok kasus (59,34±6,88SD) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (54,30±6,12SD). Asupan protein total, protein hewani, protein nabati, kalsium, fosfor, magnesium dan zink pada kelompok kontrol mempunyai rerata yang lebih tinggi daripada kelompok kasus. Asupan protein total, protein nabati, zink dan usia merupakan faktor risiko kepadatan tulang pada wanita pascamenopause dengan nilai OR masing-masing sebesar 3,551; 2,681; 3,431 dan 4,205. Asupan protein hewani merupakan faktor protektif terhadap kepadatan tulang wanita pascamenopause (OR=0,306). Faktor risiko yang paling berpengaruh pada kepadatan tulang wanita pascamenopause adalah usia (OR=4,223; 95%CI=1,627-10,960) dan asupan protein total (OR=3,566 ; 95%CI=1,476-8,613).    Simpulan : Asupan protein total <66 gr/hari berisiko 3,566 kali lebih besar untuk mengalami kepadatan tulang rendah. Usia ≥60 tahun berisiko 4,223 kali lebih besar untuk mengalami kepadatan tulang rendah.
HUBUNGAN ANTARA DENSITAS ENERGI DAN KUALITAS DIET DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA REMAJA Dewi, Ulfah Puspita; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.865 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3726

Abstract

Latar Belakang : Kualitas diet rendah dikaitkan dengan konsumsi makanan berdensitas energi tinggi yang secara langsung berkontribusi dalam peningkatan asupan energi total dan berakibat pada peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara densitas energi dan kualitas diet dengan IMT (Indek Massa Tubuh) pada remaja. Metode : Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, bertempat di SMA N 9 Semarang dengan jumlah sampel 71 remaja usia 16-18 tahun yang dipilih dengan simple random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi identitas sampel, Indeks Massa Tubuh (IMT), densitas energi, kualitas diet, dan aktisfitas fisik. IMT diperoleh dari perhitungan Z-score berdasarkan BMI/U, densitas energi  menggunakan recall 3x24 jam, kualitas diet menggunakan formulir DQI-I (Diet Quality indexs International), dan aktifitas fisik menggunakan kuisioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire). Data dianalisis dengan uji rank spearman. Hasil : Konsumsi makanan berdensitas energi tinggi lebih banyak pada perempuan (32,4%) dibandingkan laki-laki (5,9%). Kualitas diet pada laki-laki 8,8% tergolong tinggi sedangkan pada perempuan 100% tergolong rendah. Gizi lebih (obesitas dan overweight) pada remaja sebesar 35,2% dan secara umum lebih tinggi pada perempuan 37,8% dibandingkan laki-laki 32,3%. Ada hubungan signifikan antara kualitas diet dengan densitas energi (r = -0,502; p=0,000). Ada hubungan signifikan antara densitas energi dengan IMT (r = 0,569; p=0,000). Namun, tidak terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan IMT (r = -0,194; p=0,106). Simpulan : Remaja yang mengkonsumsi lebih banyak makanan berdensitas energi rendah (buah dan sayur) kualitas dietnya lebih baik dan IMT nya lebih rendah daripada remaja yang mengkonsumsi makanan berdensitas energi tinggi (sumber lemak). Kualitas diet rendah berhubungan dengan tingginya konsumsi makanan berdensitas energi tinggi yang dapat berdampak pada peningkatan IMT.
Pengaruh Faktor Jenis Kelamin dan Status Gizi terhadap Satiety pada Diet Tinggi Lemak Tsani, A.Fahmy Arif; Irawati, Lia; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 7, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.982 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v7i4.22281

Abstract

Latar belakang: Obesitas menjadi salah satu permasalahan di berbagai satiety, gender differences negara termasuk Indonesia. Prevalensi obesitas terus meningkat setiap tahunnya serta dapat menjadi sinyal munculnya penyakit-penyakit non infeksi. Faktor diet yaitu pemilihan jenis makanan yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang dapat menjadi penyebab obesitas. Komponen makronutrien berbeda dapat menghasilkan efek yang berbeda terhadap satiety.Sehingga, strategi pemilihan makanan dengan zat gizi yang tepat dapat mengurangi resiko obesitas.Selain itu, faktor lain seperti jenis kelamin dan status gizi mungkin juga dapat mempengaruhi tingkat satiety.Tujuan: Mengetahui pengaruh faktor jenis kelamin dan status gizi terhadap satiety pada intervensi diet tinggi lemak.Metode:Desain penelitian eksperimental dengan rancangan pre-postgroup yang membandingkan efek satiety pada 3 jenis diet isokalori: tinggi lemak SFA (minyak kelapa sawit), tinggi lemak MUFA (minyak kanola), dan tinggi lemak PUFA (minyak kacang kedelai).Subjek penelitian 23 orang berusia 18 tahun keatas yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Komponen satiety diukur dengan menggunakan kuesioner VAS (Visual Analogue Scale). Status gizi ditentukan dengan menggunakan indeks IMT Asia Pasifik.Hasil:Terdapat perbedaan tingkat satiety antara subjek perempuan dan laki-laki. Penurunan tingkat hunger (p=0,016) danPFC (p=0,024) pada subjek perempuan lebih tinggi dibandingkan pada subjek laki-laki. Peningkatan nilai fullness pada subjek perempuan lebih besar dibandingkan pada laki-laki (p<0,001). Sementara tingkat satiety pada kelompok berat badan normal dan kelompok obesitas serupa.Simpulan:Tingkat satiety pada intervensi diet tinggi lemak dipengaruhi olehperbedaan jenis kelamin, sedangkan pengaruh status gizi tidak terlihat.
PENGARUH PEMBERIAN YOGHURT KEDELAI HITAM (BLACK SOYGHURT) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA PADA LAKI-LAKI PENDERITA DISLIPIDEMIA USIA 40-55 TAHUN Sundari, Santy; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.718 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2104

Abstract

Latar Belakang: Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma, salah satunya adalah peningkatan  kadar kolesterol total dan trigliserida. Yoghurt kedelai hitam memiliki kandungan antioksidan yaitu anthosianin dan isoflavon untuk mencegah oksidasi lemak sehingga mampu menurunkan kadar kolesterol. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian yoghurt kedelai hitam terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada penderita dislipidemia. Metode: jenis penelitian ini adalah true experimental dengan rancangan control group pre test- post test design. Subjek penelitian diambil dengan cara concecutive sampling, besar subjek penelitian ini adalah 14 orang pada masing-masing kelompok yaitu kelompok perlakuan I diberikan black soyghurt 115 ml, kelompok perlakuan II diberikan 225 ml dan kelompok kontrol tanpa diberikan perlakuan selama 21 hari. Sebelum intervensi masing-masing kelompok diberikan konseling. Subjek penelitian sebelum dilakukan pemeriksaan darah berpuasa selama ± 10 jam. Kadar kolesterol total dan trigliserida diukur sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Asupan makan masing-masing kelompok dipantau selama 21 hari. Normalitas data diuji dengan Shapiro Wilks. Analisis kadar kolesterol total dan trigliserida pada masing-masing kelompok menggunakan uji paired- t-test dan wilcoxon. Perbedaan kadar kolesterol total dan trigliserida pada masing-masing kelompok menggunakan uji ANOVA dan uji kruskall-wallis. Hasil: Pada ketiga kelompok tidak terdapat penurunan yang signifikan. Yoghurt kedelai hitam  dosis 115 ml mampu menurunkan kadar kolesterol total sebesar 1.64% dan trigliserida 7.85%. Dosis 225 ml mampu menurunkan kadar kolesterol total 0.05%. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar kolesterol total 2.12% dan trigliserida 13.02%.. Beberapa variabel perancu terrnyata memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada kelompok kontrol dan perlakuan II antara lain IMT, asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, kolesterol dan serat. Kesimpulan : Pada ketiga kelompok tidak terdapat penurunan yang signifikan. Pemberian yoghurt kedelai hitam selama 21 hari dengan dosis 115 ml mampu menurunkan kadar kolesterol total sebesar 1.64% dan trigliserida 7.85%. Dosis 225 ml mampu menurunkan kadar kolesterol total sebesar 0.05%.
POLA ASUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP RISIKO KEJADIAN GIZI LEBIH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN NGESREP DAN TEMBALANG, SEMARANG Rahmah, Nadya Diena; Ardiaria, Martha; Dieny, Fillah Fithra
GIZI INDONESIA Vol 42, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.379 KB) | DOI: 10.36457/gizindo.v42i1.363

Abstract

The preschool period is identified as a critical period for the development of childhood overweight. Physical activity and food intake are factors that affect nutritional status. Physical activity of preschool children is affected by parents through physical activity parenting. The objective of this study was to analyze the impact of physical activity parenting practice among overweight preschool children. This research was a case-control study with preschool children as the subjects. The total subject was 40 and divided into case and control groups. Case group were selected based on z-score and matched with sex in control group. Nutritional status was measured based on weight-for-height z-score (WHZ). Physical activity level was measured using the Preschool-Age Physical Activity Questionnaire (Pre-PAQ). Physical activity parenting practice was identified using the Preschooler Physical Activity Parenting Practice Questionnaire (PPAPP-Q). Food intake history was obtained using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ). Data were analyzed using Chi-square, Fisher's Exact, and Logistic Regression. Result showed that physical activity parenting practice (p=0,011) and physical activity (p=0,004) were risk factor of overweight among preschool children. Children with inactive physical activity were 7.66 times more likely to become overweight. Children with parents applied parenting practices discourage toward physical activity were 6.16 times more likely to become overweight. Children need to always be active at least 120 minutes a day. Parents recommend to apply physical activity parenting to encourage them to be more active physically.
ANALISIS PENGELUARAN PANGAN, KETAHANAN PANGAN DAN ASUPAN ZAT GIZI ANAK BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) SEBAGAI FAKTOR RISIKO STUNTING Aritonang, Eta Aprita; Margawati, Ani; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.476 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26584

Abstract

Latar Belakang : Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting anak usia 6-24 bulan antara lain kurangnya asupan zat gizi, penyakit infeksi, lingkungan, sosial ekonomi keluarga dan riwayat kehamilan ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis proporsi pengeluaran pangan rumah tangga, ketahanan pangan, dan asupan zat gizi sebagai faktor risiko terjadinya stunting usia 6-24 bulan.Metode : Penelitian ini menggunakan desain case-control dengan masing-masing kelompok kasus (stunting) dan kontrol (tidak stunting) berjumlah 24 sampel yang diambil menggunakan purposive sampling pada anak usia 6-24 bulan yang berada di Semarang Utara. Stunting diukur berdasarkan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dianalisis dengan software World Health Organization (WHO) Anthro. Data yang diambil yaitu berat badan lahir, panjang badan lahir, tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan pengeluaran rumah tangga. Data riwayat asupan energi, protein, vitamin A dan seng selama 1 tahun diperoleh dengan menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data ketahanan pangan diperoleh dengan menggunakan kuisioner Household Food Security Scale Module (HFSSM). Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dan analisis regresi logistik.Hasil : Baduta stunting lebih banyak mengalami kerawanan pangan rumah tangga (79,2%), riwayat kekurangan asupan protein (70,8%), vitamin A (75%) dan seng (66,7%) dibandingkan dengan anak yang tidak stunting. Ketahanan pangan rumah tangga (OR=6,9), riwayat asupan protein (OR=8,6), vitamin A (OR=20,6) dan seng (OR=8,7) merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan (p<0,05).Simpulan: Kerawanan pangan rumah tangga, kurangnya asupan protein, vitamin A dan seng merupakan faktor yang berisiko meningkatkan kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan.
KUALITAS DIET, STATUS GIZI DAN STATUS ANEMIA WANITA PRAKONSEPSI ANTARA DESA DAN KOTA Fariski, Cindy; Dieny, Fillah Fithra; Wijayanti, Hartanti Sandi
GIZI INDONESIA Vol 43, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.097 KB) | DOI: 10.36457/gizindo.v43i1.401

Abstract

The health status during the preconception period was important to prepare pregnancy. Living patterns that can affect diet quality and nutritional status. This study aimed to analyze the differences in diet quality, nutritional status, and anemia between preconception women in rural and urban areas. This study was conducted using a cross-sectional design that consisted of 68 brides aged 16-35 years selected by consecutive sampling. Diet quality was obtained by diet quality index international (DQI-I) form. Nutritional status based on body mass index (BMI) and mid-upper arm circumference (MUAC). Hemoglobin levels were measured by the cyanmethemoglobin method. Data were analyzed by Independent T-test and Mann Whitney. Subjects in rural and urban areas had low diet quality. The score of variation in the type of protein intake, total fat, and saturated fat was higher in rural areas than urban areas (p=0,001; p=0,013; p=0,002). The mean BMI and MUAC were higher in urban subjects than rural subjects but the hemoglobin levels of rural subjects were higher than urban subjects. The subjects of anemia in urban was 23,5 percent were higher than rural was 14,7 percent but the risk of chronic energy deficiency in rural was 55,9% were higher than urban was 11,8 percent. There were no differences in diet quality and hemoglobin levels between preconception women in rural and urban areas (p=0,990; p=0,116). There were a differences in BMI and MUAC (p=0,026; p=<0,001). There were differences in nutritional status based on BMI and MUAC in both areas. There were no differences in diet quality and hemoglobin levels in rural and urban areas
Co-Authors A Fahmy Arif Tsani A Fahmy Arif Tsani A. Fahmi Arif Tsani Ade Mulyasari, Ade Afriani, Adilla Eka Ahmad Syauqy Aida Fitri Nazillah Alifia Evitarani Anggia Berlian Buntarlan Ani - Margawati Ani Margawati Annisa Dwi Fadzilah Annisa, Nabila Rifka Annisa, Wahyu Ilmi Apoina Kartini Aritonang, Eta Aprita Arwinda Nugraheni Aryu Candra Aryu Candra Asniya Rakhmawati Aulia, Nurhanna Putri Ayu Alfitasari Ayu Rahadiyanti Betsi Kusumaningnastiti Binar Panunggal Bintang, Fransisca Natalia Budiar Ningrum Yuliana Choirun Nissa Choirun Nissa Dea Rizky Pradipta Deny Yudi Fitranti Deny Yudi Fitranti Deny Yudi Fitranti Deny Yudi Fitranti Deny Yudi Fitranti destiana - florencia Destikasari, Widya Desy Amelia Ardi Dewi Kurnia Sandi Dewi Kurniawati Dewi Marfu’ah Kurniawati Dewi Marfu’ah Kurniawati Dhea Aghestya Dian Ratna Sawitri Diana Nur Afifah, Diana Nur Dittasari Putriana Elok Dwi Anggitasari Elserinawati Sinambela Eni Lestari Enny Probosari Enny Probosari Etika Ratna Noer Etisa Adi Murbawani Fariski, Cindy Fatimah, Putri Nur Fauzia Purnamasari Febriyanah, Nurzanah Febriyanti, Monica Sofchah Ferry Sandra Fidiasari, Intan Sepna Fitriyono Ayustaningwarno Garnis Retnaningrum, Garnis Ginting, Ignasia Agatha Br Gita Ayu Rosalinda Ratu Saputri Hanifah, Nur Islami Dini Hardianti, Rahma Hartanti Sandi Hartanti Sandi Wijayanti Hartanti Sandi Wijayanti Ida Kristiana Ida Kristiana Ida Kristiana Iin Indartiningsih Indira Saraswati Iqlima Safitri, Iqlima Ira Mulyani Ira Roza Milinda Jauharany, Firdananda Fikri Keyasa, Magnalia Morena Ruth Khairunissa Andayani Kristiana, Ida Kusumaningnastiti, Betsi Lady, Chantika Larasati, Erika Nurul Lestari, Rahma Wati Dwi Lia Irawati, Lia Luluk Hidayatul Maghfiroh Luthfiatul Khusna Maretha, Febrina Yollanda Marfu'ah Kurniawati, Dewi Maria Angela Dhiana MARTHA ARDIARIA Martha Irene Kartasurya Maura Tirta Nabila Meidi L Maspaitella Muhammad Sulchan Muhammad, Dziky Mulyani, Ira Mursid Tri Susilo Nimas Prabaningrum Nisa Nur Isnaini Andari Nisa, Lainatin Nissa, Choirun Noviasti Rahma Utami Nugraha, Teddy Wahyu Nugrahani, Gardinia Nur Rochmah, Nur Nuraini, Ismi Safitri Nurhidayati, Lisa Rosyida Nurmasari Widyastuti Nurmasari Widyastuti Nurmasari Widyastuti Nuryanto Nuryanto Nuryanto Nuryanto Nyoman Suci Widiastiti Pradita Putri Ramadhani Proborini, Ajeng Sekar Putri Nur Fatimah Putri, Lintang Prinkaniswari Rachma Purwanti Rahadiayanti, Ayu Rahadiyani, Ayu Rahma Wati Dwi Lestari Rahmah, Nadya Diena Ria Fitri Setyaningsih Rifmie Arfiriana Arfiriana Rizky Amalia Rosha, Putri Tiara Rubyanti, Septiana Dwi Safrina Luthfia Aila Sandi, Dewi Kurnia Santi Dwi Rahayu Santy Sundari Sarah Djuned Sekar Ratry Nurramadhani Setyawati, Novi Sigit Oktaviyani Prayitno Siwi, Tabita Prawita Suci Widiastuti, Suci Sugiar, Iglas Er Sukmasari, Vintantiana Suprabaningrum, Annisa Ratih Syafira Noor Pratiwi Tamimi, Adesta Aulia Teddy Wahyu Nugroho Teddy Wahyu Nugroho, Teddy Wahyu Tsani, A Fahmy Arif Tsani, A. Fahmy Arif Tsani, A.Fahmy Arif Tsani, Ahmed Fahmy Arif Tsani, Fahmy Arif Tzani, Niza Iana Ulfah Puspita Dewi Umu Faradilla Utami, Lussi Wahyu Putri Utoro, Bayu Febri Vintantiana Sukmasari Widya Destikasari Zahra Anggita Pratiwi Zeza Aziza, Zeza