Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Environmentally Friendly Larvicides: Comparison of Eleutherine bulbosa and Allium sativum Extracts against Aedes aegypti mosquito larvae Nuryanto, Muhammad Khairul; Duma, Krispinus; Fitriany, Evi; Tandirogang, Nataniel; Yulianti, Martina; Nurkhalisa, Nina; Rasendriya, Fauzan Firjatullah
Mulawarman International Conference on Tropical Public Health Vol. 1 No. 1 (2025): The 3rd MICTOPH
Publisher : Faculty of Public Health Mulawarman University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Research has identified several plants that have potential larvicidal properties, notably Eleutherine bulbosa (Dayak onion) and Allium sativum (garlic), both of which are rich in flavonoids. Flavonoids are known insecticides, thus making these plants promising candidates to control mosquito populations and reduce the risk of dengue transmission. Objective : This study aims to evaluate the larvicidal efficacy of extracts from Dayak onion and garlic in lethal ovitraps. Research Methods/ Implementation Methods : This study used a true experimental design with a post-test only control group. The samples used were Aedes aegypti larvae. The independent variables were larvicidal concentrations of dayak onion and garlic (0.6%, 1.2%, 1.8%) and abate as positive control. The dependent variable was mosquito larvae mortality rate. The experiment was replicated four times. Mosquito larvae were monitored and examined at intervals of 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, 1 hour, and 24 hours. Results : The average mortality of Aedes mosquito larvae on exposure to Dayak onion is not better than exposure to garlic, with an average mortality of Dayak onion 0.6% (71%), 1.2% (87%) and 1.8% (75%). Meanwhile, the effectiveness of garlic was almost the same in the three concentrations tested, which was around 99-100%. Conclusion/Lesson Learned : The garlic used was highly effective in killing mosquito larvae, even at the lowest concentration (0.6%). These results show that garlic has the potential to be a stable and consistent larvicidal agent, effective at low doses without requiring an increase in concentration to increase effectiveness.
Gambaran Faktor Risiko Low Back Pain Pada Pemanen, Pengangkut, Pemuat Tandan Buah Segar Di Wilayah Pengawasan Balai K3 Samarinda Tahun 2022 – 2023 Ledjap, Odilia Nadya Marsyanita; Nuryanto, Muhammad Khairul; Tresnasari, Putri; Diputra, Putu Yudhi Nusartha; Duma, Krispinus; Lagadoni, David
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 9 (2025): Volume 12 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i9.19482

Abstract

Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang terjadi di antara batas bawah kosta dan lipatan gluteal inferior, yang dapat disertai atau tanpa nyeri ekstremitas bawah, dan sering disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari individu pekerja sendiri, lingkungan, dan pekerjaan yang tak jarang berkaitan dengan kesalahan ergonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran faktor risiko LBP pada pekerja pemanen, pengangkut, dan pemuat tandan buah segar di wilayah pengawasan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Samarinda tahun  2022 – 2023. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan data sekunder yang diambil dari data hasil pemeriksaan dan pengujian Balai K3 Samarinda tahun 2022 – 2023 sebanyak 305 pekerja yang mengalami LBP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia terbanyak berada pada kelompok usia 44 – 54 tahun sebanyak 155 pekerja (50,8%). Distribusi frekuensi berdasarkan faktor beban manual terbanyak pada beban manual kategori berbahaya sebanyak 202 pekerja (66,2%), faktor postur janggal terbanyak pada postur janggal kategori berat sebanyak 189 pekerja (62,0%), faktor gerakan repetitif terbanyak pada gerakan repetitif kategori berisiko sebesar 192 pekerja (63,0%), faktor durasi paparan terbanyak pada kategori bahaya sebesar 273 pekerja (89,5%). Selain itu, jika dilihat dari kategori masa kerjanya, penderita terbanyak dengan masa kerja baru sebanyak 165 pekerja (54,1%).
Hubungan Perilaku Kesehatan terhadap Karies Gigi Kriteria ICDAS di Desa Melahing Kota Bontang Diastuti, Denti; Masyhudi, Masyhudi; Duma, Krispinus
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 6 No. 02 (2024): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v6i02.115

Abstract

Karies gigi menjadi bukti tidak terjaganya kondisi gigi dan mulut masyarakat, dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia, mencapai 48% di Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki keterkaitan antara prilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan insiden karies pada penduduk Desa Melahing Kota Bontang. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, dilakukan di Desa Melahing Kota Bontang. Jumlah populasi adalah 261 orang, dengan sampel sebanyak 72 orang yang telah memberikan persetujuan melalui informed consent. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan melalui pemeriksaan klinis rongga mulut menggunakan kriteria ICDAS untuk mengukur kedalaman karies. Hasil analisis data menggunakan uji chi square pada SPSS versi 26 menunjukkan bahwa perilaku kesehatan gigi dan mulut masyarakat mayoritas dikategorikan sebagai buruk (72,2%), dan tingkat kejadian karies email di Desa Melahing mencapai 59,7%. Berdasarkan uji chi square, ditemukan hubungan yang signifikan antara perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada masyarakat Desa Melahing Kota Bontang, dengan nilai p = 0,035 (p < 0,05) dan odds Ratio sebesar 3,7. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara prilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies di Desa Melahing Kota Bontang; di mana individu yang memiliki prilaku yang kurang baik memiliki risiko 3,7 kali lebih tinggi mengalami karies email dibandingkan dengan mereka yang memiliki prilaku yang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Gambaran Status Gizi Pekerja Berdasarkan Kelaikan Kerja di Industri Migas PT X Kalimantan Timur Rahmania Sari, Vivi Arsi; Duma, Krispinus; Tresnasari, Putri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.12324

Abstract

Status gizi merupakan salah satu faktor penting yang mendukung produktivitas, kesehatan, dan keselamatan kerja terutama pada pekerja migas. Penilaian status gizi ini juga berdampak pada penilaian status kelaikan kerja pada saat medical check up (MCU) yaitu apakah pekerja laik kerja, laik kerja dengan catatan, tidak laik kerja sementara, tidak laik untuk bekerja, atau tidak laik kerja secara mental dan fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran status gizi pekerja berdasarkan kelaikan kerja, usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kebiasaan olahraga pekerja di Industri Migas PT X Kalimantan Timur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Data penelitian berasal dari data sekunder perusahaan yaitu hasil MCU pekerja pada tahun 2023. Sampel diambil dengan metode total sampling pada pekerja dan sebanyak 573 pekerja memenuhi kriteria. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas pekerja yaitu 65,44% mengalami obesitas. Pada penilaian status kelaikan kerja, mayoritas pekerja berstatus laik kerja dengan catatan yaitu 99,48%. Status gizi pekerja obesitas menyumbang sebesar 65,79% pada kategori laik kerja dengan catatan ini. Distribusi kejadian obesitas jika ditinjau berdasarkan kelompok usia >40 tahun yaitu 71,37%, pekerja laki-laki sebesar 67,43%, pekerja lapangan sebanyak 66,94%, dan pekerja yang jarang berolahraga mengalami obesitas yaitu 63,91%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mayoritas pekerja mengalami obesitas dengan status kelaikan kerja dengan catatan. Hal ini juga dapat dipengaruhi faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kebiasaan olahraga pekerja.