Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

The Effectiveness of Play Therapy: Coloring Against Anxiety Reduction in Pre-School Children Who Experience Hospitalization Nurjanah, Suci; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 4: December 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.22 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i4.817

Abstract

Hospitalization for children has long-term and short-term impacts. The short-term is fear and anxiety, and if do not treat immediately, the children will deny the care and treatment. The other short-term impacts are insomnia, crying and afraid of the health team, so they deny the treatment given, which will affect the length of stay, aggravate the condition and even cause death. Anxiety causes physiological responses such as changes in the cardiovascular system and gasping breath patterns. Fear and anxiety are disturbances in the emotional needs of children, which requires treatment immediately because it affects their growth and development. The research design used was a quasi-experimental design with "one group pre and post-test with control group design". This research used a purposive sampling technique with the number of respondents being 40 people, 20 respondents were given a play therapy intervention, and 20 respondents were in the control group. The research results showed an effect of colouring play therapy on the anxiety level of hospitalized children with a p-value = 0.000 less than 0.05. Conclusion: Coloring play therapy is effective in reducing the anxiety of hospitalized pre-school children. Recommendation: improving the playing equipment facilities in hospitals and making play therapy a continuous activity for treatment and nursing interventions.Hospitalisasi pada anak memiliki dampak jangka panjang dan dampak jangka pendek. Dampak jangka pendek berupa ketakutan dan kecemasan sehingga bila tidak ditangani segera anak akan melakukan penolakan terhadap perawatan dan pengobatan yang akan diberikan, selain itu dampak jangka pendek yang mungkin muncul adalah susah tidur, menangis dan takut dengan tim kesehatan sehingga anak menolak tindakan perawatan yang diberikan kepada anak, hal ini akan berpengaruh terhadap lamanya hari rawat, memberat kondisi anak dan menyebabkan kematian,  kecemasan akan menimbulkan respon fisiologis yakni perubahan sistim kardiovaskuler dan perubahan pola nafas yang terengah-engah. Ketakutan dan kecemasan merupakan gangguan terhadap terpenuhinya kebutuhan emosional anak, yang diperlukan penanganan sesegera mungkin karena berdampak pada pertumbuhan den perkembangan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experiment dengan rancangan “one group pre and post test with control group design”. Pada penelitian ini mengunakan tehnik Purposive sampling dengan jumlah responden 40 orang, 20 resonden diberikan intervensi Play Therapi mewarni dan 20 responden kelompok kontrol. Ada pengaruh play therapi mewarnai terhadap tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi dengan P value = 0,000 kurang dari 0,05. Play therapy merawani efektif dalam menurunkan kecemasan anak pra sekolah yang mengalai hospitalisasi. Meningkatan fasilitas alat pemaianan di rumah sakit serta menjadikan play therapy sebagai kegiatan berkelajutan untuk pengobatan dan intervensi keperawatan.
PENGARUH PENGGUNAAN BOKIR DALAM MENGOPTIMALKAN RESPIRATORY RATE PADA TB PARU: THE EFFECT OF USING BOKIR IN OPTIMIZING RESPIRATORY RATE IN PULMONARY TUBERCULOSIS Irma; Rido, Yunihastin P.; Boba, Chiesa G.R.; Elsinta A. Pajanging; Yuniati Tamo Ina; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri
WELL BEING Vol 8 No 2 (2023): Well Being
Publisher : LPPM STIKes Bahrul Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51898/wb.v8i2.221

Abstract

Pulmonary TB is a disease caused by bacteria that ranks second as the leading cause of death worldwide. One of the issues faced by patients is shortness of breath, characterized by disturbances in respiratory rate. This study aims to determine the effect of using BOKIR in optimizing the respiratory rate in pulmonary TB. The design used is a quasi-experimental design with a one-group pre and post-test with a control group design. The sample used consisted of 40 respondents, divided into two groups, with 20 respondents each for the control and intervention groups, selected using convenience sampling. The intervention provided was PLB using the BOKIR method following Standard Operational Procedures, and RR calculation using observation. Data analysis used the t-test. The results obtained were p=0.251 in the treatment group and p=0.353 in the control group, meaning that this intervention does not have a significant effect. Further research can be conducted using the same method, but researchers may consider adding an estimation of the intervention time.
PENERAPAN TEKNIK SPIRITUAL EMOTIONAL BREATHING (SEB) SEBAGAI METODE DALAM MENINGKATKAN FUNGSI RESPIRASI PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU: THE EFFECT OF SPIRITUAL EMOTIONAL BREATHING (SEB) TECHNIQUE AS A METHOD TO IMPROVE RESPIRATORY FUNCTION IN PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS Loya, Sindi Rambu Podu; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri; Irma; Ledju, Asrial; Ora, Anderias Tara Watu; Agustine, Uly; Paju, Wanto
WELL BEING Vol 9 No 1 (2024): Well Being
Publisher : LPPM STIKes Bahrul Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51898/wb.v9i1.240

Abstract

Pulmonary tuberculosis (TB) is one of the leading causes of death from infections worldwide. Pulmonary TB is caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis, which can cause inflammation affecting the lung parenchyma. The entry of the bacteria triggers an inflammatory response that damages the alveolar-capillary membrane, leading to impaired lung expansion due to fluid accumulation, which in turn affects respiratory system function. To address respiratory function issues in pulmonary TB, one solution is the application of spiritual emotional breathing (SEB). This study aims to determine the effect of the SEB technique on optimizing respiratory function in pulmonary TB patients. The design used is a quasi-experimental design with a one-group pre-test and post-test with control group design. The sample consisted of 40 respondents, divided into 2 groups: control and intervention, each with 20 respondents, selected using convenience sampling. The intervention provided was SEB according to the SOP, and the measurement of RR and SpO2 was conducted using observation and oximetry. Data analysis was performed using t-tests and Wilcoxon tests. The results showed p = 0.251 in the treatment group and p = 0.353 in the control group, indicating that this intervention did not have a significant effect on RR. However, the SpO2 results showed p = 0.001 in the treatment group, indicating a significant effect of SEB on SpO2, whereas p = 0.518 in the control group. SEB improves respiration, such as lung capacity and gas exchange.
Implementasi Fisioterapi Dada terhadap Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif pada Pasien Pneumonia: Implementation of Chest Physiotherapy for Ineffective Airway Clearance Issues in Pneumonia Patients Moy, Julian Magdalena; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri; Paju, Wanto
Jurnal Keperawatan Sumba (JKS) Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Keperawatan Sumba (JKS)
Publisher : Program Studi Keperawatan Waikabubak, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jks.v2i2.1440

Abstract

Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian, seringkali muncul di negara-negara berkembang. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan bagian bawah dan menunjukkan gejala berupa batuk dan kesulitan bernafas. Permasalahan keperawatan yang sering timbul pada pasien pneumonia adalah kurang efektifnya pembersihan saluran napas akibat akumulasi sekret berlebihan. Beberapa solusi telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah ini, termasuk melakukan fisioterapi dada dan mengajarkan teknik batuk yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien pneumonia yang mengalami kesulitan membersihkan saluran nafas. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi studi literatur dan studi kasus. Data dikumpulkan melalui Google Scholar dan Semantic Scholar dengan kata kunci bersihan saluran nafas, sekret, sputum, dan pneumonia. Studi melibatkan satu responden dalam kasus studi, yang memenuhi kriteria sebagai pasien pneumonia dengan kesadaran kompos mentis, mengalami sesak napas ringan, dan tanpa komplikasi berat. Selama tiga hari, dilakukan asuhan keperawatan dan intervensi fisioterapi dada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah tiga hari, frekuensi pernafasan menurun dari 28x/menit menjadi 20x/menit, SPO2 mencapai 99%, pasien merasa nyaman, dan tidak ada keluhan batuk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fisioterapi dada dan teknik batuk efektif dapat membantu mengatasi akumulasi sekret pada pasien pneumonia. Selain itu, kolaborasi antara perawat dan dokter penting untuk menentukan penggunaan mukolitik atau terapi medis lainnya.
KELOMPOK PENDUKUNG ASI ( KP-ASI ) EKSLUSIF SUKSES DI KELURAHAN DIRA TANA, SUMBA BARAT Paju, Wanto; Dewa, Alpian Umbu; Lende, Julianus; Riti, Dessy Natalia; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (NADIMAS) Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Nadimas)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31884/nadimas.v3i1.29

Abstract

Kelompok Pendukung ASI Eksklusif (KP-ASI) diharapkan meningkatan peran dan fungsi kader posyandu melalui pelatihan konselor ASI. Pendampingan pada kader posyandu selama proses pelaksanaan kegiatan. Monitoring dan evaluasi oleh tim pengabmas terhadap KP-ASI yang telah dibentuk. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut salah satu upayanya adalah dibentuknya. Kelompok Pendukung ASI Eksklusif merupakan kelompok pendukung ibu untuk dapat menyusui bayinya. Seorang ibu yang memiliki pengalaman menyusui akan memberikan informasi, pengalaman dan menawarkan bantuan kepada ibu lainnya dalam kondisi saling percaya dan menghargai. Peserta Kelompok Pendukung ASI Eksklusif adalah ibu menyusui dan mereka mengeksplorasi beberapa pilihan yang mendukung keberhasilan menyusui. Metode pengabmas sosialisasi Program KP-ASI Eksklusif Pelatihan/Penyuluhan dan Pendampingan, Monitoring dan Evaluasi, Evaluasi Kegiatan
Peran Pokja Napi dalam Memotivasi PHBS Penghuni Lapas Sebagai Strategi Preventif Bebas TBC di Lembaga Pemasyarakatan Sumba Barat Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri; Agustine, Uly; Paju, Wanto; Budiyanto, Irwan Bahar
Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amjpm.v4i1.300

Abstract

Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran Kelompok Kerja (Pokja) Narapidana (Napi) dalam memotivasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai strategi preventif untuk bebas TBC. Metode yang digunakan adalah pelatihan dan edukasi kepada Pokja Napi mengenai pencegahan TBC dan PHBS, yang kemudian dilanjutkan dengan simulasi edukasi oleh Pokja Napi kepada penghuni lapas lainnya. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa dari total 12 peserta Napi, 8% berada dalam kategori pengetahuan baik, 58% berada dalam kategori cukup, dan 34% berada dalam kategori kurang pada pre-test. Namun, pada hasil post-test, pengetahuan kategori baik meningkat sebesar 100%. Peran aktif Pokja Napi dalam mempromosikan PHBS dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan penghuni lapas mengenai pencegahan TBC. Dukungan dari pihak lapas dan tenaga medis sangat penting untuk keberhasilan program ini. Evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program. Model intervensi ini juga direkomendasikan untuk direplikasi di lapas lain dengan risiko tinggi penularan penyakit.
Overview of family behavior and community stigma towards mental disorders in west Sumba Regency Belarminus, Petrus; Ora, Anderias T.; Saghu, Maria M.P.; Agustine, Uly; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri; Riti, Desy Natalia
Science Midwifery Vol 12 No 6 (2025): February: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v12i6.1801

Abstract

Stigma and discrimination exacerbate the psychological conditions of individuals with mental illness, discouraging them from seeking professional help and complicating their recovery. This stigma can lead to severe consequences, including shackling and suicide. Families who understand the needs of people with mental illness play a crucial role in providing support and accelerating recovery. This qualitative research was conducted in the Puuweri and Weekerou Puskesmas work areas of West Sumba Regency in June 2024, involving 18 participants, including 10 families of individuals with mental illness and 8 community leaders, selected through purposive sampling. Data collection employed interviews, field notes, and sound recordings, following ethical protocols. The study identified significant challenges in mental health management in Sumba, including limited health facilities and medical personnel. External support from health centers, foundations, and traditional healers emerged as vital in assisting families and ensuring proper treatment. Despite reliance on traditional beliefs, these external resources act as crucial bridges for effective care. The findings of this study offer valuable insights for policy development to address mental health challenges in West Sumba, emphasizing the importance of collaborative efforts between families, healthcare providers, and community resources.
Dampak Stigma Sosial Pada Keluarga Dengan Kelahiran Luar Nikah Terhadap Kejadian Stunting di Sumba Barat Daya: THE IMPACT OF SOCIAL STIGMA ON FAMILIES WITH BIRTHS OUT OF WEDLOCK ON STUNTING INCIDENCES IN SOUTHWEST SUMBA Paju, Wanto; Agustine, Uly; Dewa, Alphian Umbu; Bata, Verayanti Albertina; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri
WELL BEING Vol 9 No 2 (2024): Well Being
Publisher : LPPM STIKes Bahrul Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51898/wb.v9i2.312

Abstract

Latar belakang: Hasil survei status gizi Indonesia melaporkan bahwa angka stunting terus mengalami penurunan, tahun 2021 berada pada angka 24.4 % dan 21.6 % di tahun 2022, angka ini belum menyentuh target yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yakni: 14 % (Bappenas, 2020). Nusa Tenggara Timur berada pada peringkat pertama angka stunting tertinggi di Indonesia yakni : 37.8 % di tahun 2021 (Kemenkes, 2022). Sumba Barat Daya  berada pada posisi ke empat prevalensi balita stunting tertinggi di NTT, yakni : 44.0 % (2). Di sisi lain proporsi perempuan usia 10 – 19 tahun pernah hamil sebanyak 58.8 % dan 25.2 % sedang hamil . BKKBN NTT melalui  e-koran ntt.com melaporkan, jumlah remaja perempuan yang hamil luar nikah dan melahirkan tanpa suami adalah 20 orang per 1000 remaja perempuan. Kelahiran luar nikah, oleh masyarakat Indonesia dianggap sebagai perilaku menyimpang karena melanggar norma sosial dan merupakan aib sehingga tidak jarang remaja yang hamil luar nikah di stigma negatif lingkungan sosialnya akibatnya kelahiran luar nikah sering mendapat penolakan dari keluarga, perawatan kehamilan berkurang dan butuh waktu untuk menerima bayi. Tujuan menjelaskan dampak stigma sosial pada keluarga dengan kelahiran luar nikah terhadap kejadian stunting di Sumba Barat Daya. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi deskriptif,teknik pengolahan dan analisis data analisis data bentuk Colaizzi. Hasil penelitian yakni empat tema dengan dilakukan analisis data yakni stigma sosial: perasaan malu, rendah diri, dan terisolasi, dukungan sosial: kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat,akses terhadap layanan: kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan dan sosial, harapan dan mimpi: keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi anak dan memperbaiki kualitas hidup
Kombinasi Aerobic Training Dengan Eksternal Diafragma Pacing Dalam Meningkatkan Ventilasi Pada PPOK: The Combination of Aerobic Training and External Diaphragm Pacing in Improving Ventilation in COPD Patients N.D. Londong, Elisabeth; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri; Paju, Wanto
Jurnal Keperawatan Sumba (JKS) Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Keperawatan Sumba (JKS)
Publisher : Program Studi Keperawatan Waikabubak, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jks.v3i2.1893

Abstract

Background: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a respiratory condition caused by air pollution and is one of the leading causes of morbidity and mortality worldwide. This condition results in air trapping/retention and impaired gas exchange, leading to symptoms such as dyspnea, coughing, excessive sputum production, and ventilation disturbances in COPD patients. Ventilation disturbances cause reduced energy reserves, making individuals unable to breathe adequately. Objective: To describe the implementation of a combination of aerobic training and external diaphragm pacing in improving ventilation in COPD patients. Methods: This case study used a descriptive method involving two respondents. The inclusion criteria were patients diagnosed with COPD, aged 60–70 years, fully conscious (compos mentis), hospitalized for at least three days, and experiencing mild respiratory function disorders. Nursing care and interventions included aerobic training exercises and diaphragm pacing implemented over three days. Results: After three days of nursing care, the respiratory rate of patient 1 decreased from 28 breaths/min to 21 breaths/min with an SpO2 of 98%, and the patient reported feeling relaxed and free from dyspnea. Similarly, patient 2’s respiratory rate decreased from 27 breaths/min to 22 breaths/min with an SpO2 of 99%, and the patient also reported no dyspnea and feeling relaxed. Conclusion: Aerobic training and diaphragm pacing effectively improve expiratory muscle function, ensuring sufficient oxygen supply to tissues. Recommendation: Aerobic training and diaphragm pacing should be practiced regularly to maintain heart and lung health..
Strategi Prone Position Dan Breathing Exercise Dalam Menurunkan Sesak Napas Pada Pasien Pneumonia: Strategy Of Prone Position And Breathing Exercise To Reduce Shortness Of Breath In Pneumonia Patients Ledju, Asrial; Santoso, Shelfi Dwi Retnani Putri; Paju, Wanto
Jurnal Keperawatan Sumba (JKS) Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Keperawatan Sumba (JKS)
Publisher : Program Studi Keperawatan Waikabubak, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jks.v3i1.1896

Abstract

Pneumonia is a significant health threat as it is frequently listed among the top ten leading causes of death. Some reports even indicate that pneumonia is the third leading cause of death after tuberculosis (TB). Common symptoms of pneumonia include cough and shortness of breath. To address the issue of shortness of breath in pneumonia patients, one solution is the application of prone positioning and breathing exercises. Objective: To describe the application of prone positioning and breathing exercises in reducing shortness of breath in pneumonia patients. Method: This descriptive case study included two respondents selected through purposive sampling. The criteria included patients diagnosed with pneumonia, aged 20-60 years, with a clear consciousness, hospitalized for at least three days, experiencing mild to moderate respiratory dysfunction, and without severe complications. Nursing care and the interventions of prone positioning and breathing exercises were conducted over three days. Results: After three days of nursing interventions, patient 1's respiratory rate decreased from 28 breaths per minute to 24 breaths per minute, with SpO2 reaching 98%. The patient felt relaxed and did not report shortness of breath. In patient 2, the respiratory rate decreased from 26 breaths per minute to 20 breaths per minute, with SpO2 also reaching 98%. The patient also felt relaxed and did not report shortness of breath. Conclusion: The application of prone positioning and breathing exercises can improve respiratory rates and reduce shortness of breath in pneumonia patients. This is because these interventions help enhance breathing, oxygen saturation, and lung function, thereby reducing the degree