Claim Missing Document
Check
Articles

Baseline and Post-exercise High-Sensitivity C-Reactive Protein Levels in Endurance Cyclists: The Indonesian North Coast and Tour de Borobudur 2017 Study Mahalul Azam; Susanti Lestari; Sri Ratna Rahayu; Arulita Ika Fibriana; Budhi Setianto; Nyoman Suci Widyastiti; Suhartono Suhartono; Hardhono Susanto; Martha Irene Kartasurya; Udin Bahrudin; Thijs Eijsvogels
The Indonesian Biomedical Journal Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v11i1.560

Abstract

BACKGROUND: Inflammation plays an important role in the atherosclerotic process. High-sensitivity C-reactive-protein (hs-CRP) is commonly used as inflammatory biomarker. It is well known that regular physical activity lowers hs-CRP levels, while prolonged exercise induces hs-CRP elevations. However, the relationship of training and exercise characteristics with hs-CRP levels remains not well elucidated. We evaluated baseline and post-exercise hs-CRP levels and its association with training and exercise characteristics.METHODS: Eighty-eight male endurance cyclists were involved. Demographic data, health condition and training characteristics were collected. Baseline and postexercise blood-samples were collected to determine hsCRP concentrations. A hs-CRP cut-off point of 3 mg/L was used. Blood-cell count and biochemical parameters were measured at baseline. Heart rate (HR) was measured during exercise.RESULTS: Cyclists performed 7.3 hours (interquartilerange (IQR) = 5.4-7.5) of endurance exercise at intensity of 81.8 % (IQR = 74.9-85.8). Cyclists with baseline hsCRP ≥ 3 mg/L reported higher body mass, body mass index (BMI), waist-circumference and total-cholesterol. An increase in hs-CRP was following endurance exercise. Cyclists with any elevation of hs-CRP reported a higher BMI, HR during exercise and exercise intensity. Binary logistic regression analysis showed BMI (OR = 1.24, 95% CI = 1.04-1.48) and cycling distance (OR = 0.22, 95% CI = 0.06-0.76) were associated with post-exercise hs-CRP elevations.CONCLUSION: Body mass, BMI, waist-circumference, total- and HDL-cholesterol are associated with baseline hsCRP, whereas BMI and cycling distance were associated with hs-CRP elevations. These findings suggest that anthropometry parameters and lipid levels attributed to baseline hs-CRP, while anthropometry parameters and cycling intensity attributed to post-exercise hs-CRP elevations.KEYWORDS: C-reactive-protein, exercise, endurancecycling, inflammation, acute-phase-response 
Prevalence and Determinant of Depression among Multi-Drug Resistance Tuberculosis: Study in Dr. Kariadi General Hospital Mahalul Azam; Arulita Ika Fibriana; Fitri Indrawati; Indah Septiani
Jurnal Respirologi Indonesia Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)/The Indonesian Society of Respirology (ISR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.241 KB) | DOI: 10.36497/jri.v40i2.106

Abstract

Backgrouds: Multi-drug resistance tuberculosis (MDR-TB) adds the burden of tuberculosis (TB). Depression is a common comorbidity in TB patients. Prevalence of depression among MDR-TB patients was higher, i.e. 11-70%. Prevalence of depression among TB patients in Dr. Kariadi General Hospital was 51.9%. Previous study reported the determinants related to the depression in MDR-TB patients. This study explored the prevalence of depression in MDR-TB patients and its determinants. Methods: This study was a cross-sectional study conducted from July-August 2019. Data consisted of primary and secondary data from Dr. Kariadi General Hospital patients. Sample in this study involved 72 respondents, over 16 years old from 151 registered MDR-TB patients. Depression status was determined using Depression Anxiety Stress Scales obtained from the medical record. Subjects’ characteristics and determinants were collected from primary as well as secondary data. Descriptive data were presented in proportion. Chi-square test continued by Binary logistic regression was performed to determine the association between depression status and its determinants. A P-value
Analisis Faktor Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Kebumen Chumairoh Rumani; Arulita Ika Fibriana
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala (JIKeMB) Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala (JIKeMB)-November 2022
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jikemb.v4i2.3256

Abstract

Diare merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia. Kecamatan Kebumen memiliki IR diare balita tertinggi di Kabupaten Kebumen pada tahun 2020, yaitu 211,61 per 1.000 balita. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain kasus kontrol. Sampel penelitian ini berjumlah 34 kasus dan 34 kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner, lembar checklist dan lembar pencatatan. Analisis data menggunakan uji chi-square/ uji fisher dan uji regresi logistik menggunakan SPSS. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel yang paling berpengaruh diantara variabel lainnya adalah kondisi sarana pembuangan tinja/ jamban. Uji bivariat menemukan bahwa ada hubungan antara jenis sumber air untuk minum (p = 0,026), kondisi jamban (p = 0,029), kondisi sarana pembuangan air limbah (p = 0,027), kondisi tempat sampah (p = 0,038), dan tingkat kepadatan lalat (p = 0,015) dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Kebumen. Variabel yang menjadi prediktor utama kejadian diare pada balita adalah jenis sumber air untuk minum, kondisi sarana jamban, dan tingkat kepadatan lalat. 
ECOLOGICAL STUDY: CORRELATION OF RAINFALL WITH DENGUE HEMORRHAGIC FEVER USING TIME SERIES ANALYSIS AND GIS IN SEMARANG CITY (2017-2021) Sholeha Dwi Oktavia Ningsih; Arulita Ika Fibriana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.14408

Abstract

Terdapat kurang lebih 2,5 miliar orang di seluruh dunia berada di bawah ancaman demam berdarah. Tercatat sebesar 108.303 kasus DBD dengan 747 kematian di Indonesia tahun 2020. Kota Semarang menjadi salah satu wilayah endemik DBD di Indonesia. Salah satu faktor yang memiliki kolerasi dengan DBD adalah curah hujan. Penelian ini bertujuan untuk mengetahui keterbaruan mengenai kolerasi curah hujan dengan kasus DBD di Kota Semarang 2017-2021 melalui rancangan studi ekologi dengan pendekatan time series. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji kolerasi Pearson. Sedangkan analisis spasial menggunakan perangkat lunak GIS berupa ArcGIS. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa nilai p= 0,575, dan nilai r=-0,340. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya kolerasi antara curah hujan dengan kasus DBD di Kota Semarang tahun 2017-2021 dengan kekuatan kolerasi sedang dan arah negatif. Daerah dengan persebaran kasus DBD tinggi merupakan daerah yang padat penduduk dan terletak di dataran tinggi. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah menambahkan variabel lain yang berkaitan dengan DBD.
Isolated Systolic Hypertension among Diabetes Mellitus Subjects; a national cross-sectional study in Indonesia Mahalul Azam; Fetty Nur Hidayati; Arulita Ika Fibriana; Udin Bahrudin; Syed Mohamed Aljunid
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v19i1.40548

Abstract

Isolated systolic hypertension (ISH) reflects atherosclerosis. Studies reported hypertension prevalence among diabetes mellitus (DM); however, limited studies provided community prevalence. The present study aimed to explore ISH prevalence among DM in Indonesia. This study obtained data from the 2018 Indonesia Basic Health Survey. The DM category was determined by fasting plasma glucose (PG) level ≥126 mg/dL or 2 hours postprandial and random PG level ≥200 mg/dL or previously diagnosed by a doctor. ISH is categorized if systolic blood pressure is≥140 mmHg and diastolic blood pressure is 90 mmHg. This study also explored the subject’s determinants, i.e., compliance, demography, and lipid profile. A Chi-square and Binary logistic regression were used to determine the association. The study included 3,911 DM individuals and disclosed the prevalence of ISH at 17.5%. ≥65 years old (OR=13.61 95%CI: 3.297-19.365) and 45-64 years old OR=4.59 95%CI: 3.297-6.383)), high HDL-cholesterol (OR=0.77; 95%CI: 0.626-0.936), and longer DM duration (OR=2.89; 95%CI: 2.405-3.474), all together were related to the ISH. Subjects with the oldest age category, i.e., ≥65 years old, had the highest OR. Older DM individuals with low HDL-C and longer DM duration were related to the ISH, suggesting lipid profile treatments, mainly the HDL-C, is a pivotal effort to delay ISH.
PENDIDIKAN MELALUI EDUTAINMENT FILM UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SEJAK DINI TENTANG BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Arulita Ika Fibriana; Anik Setyo W
Jurnal Abdimas Vol 17, No 1 (2013): June 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v17i1.9787

Abstract

Meningkatnya kasus narkoba, khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Pemahaman tentang bahaya narkoba perlu diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak agar mereka nantinya tidak terjerumus dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang. Pendidikan melalui edutainment film ini cukup efektif dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap siswa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba sejak dini. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan skor pengetahuan dan sikap peserta setelah dilakukannya kegiatan pendidikan tersebut.Disarankan : (1) bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas, penyuluhan kesehatan mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba perlu selalu dilaksanakan di sekolah-sekolah sejak dini mungkin, (2) bagi Dinas Pendidikan dan pihak sekolah, kegiatan ini perlu terus dikembangkan dan ditindaklanjuti agar anak-anak didik mampu mengenali jenis-jenis narkoba, mengetahui bahaya dan dampak narkoba bagi kesehatan serta mampu menolak dan mencegah perilakuperilaku negatif, pengabdian selanjutnya diharapkan media yang digunakan dapat lebih variatif dan inovatif lagi.
Status Merokok Sebagai Prediktor Kejadian Gagal Konversi BTA Sputum pada Pasien Tuberkulosis Paru Fase Intensif (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Kota Semarang) Saefurrohim, Muhamad Zakki; Fibriana, Arulita Ika; Azam, Mahalul
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 1 No 1 (2021): Regular Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v1i1.45425

Abstract

Latar belakang: Indonesia menempati urutan ke-3 pengkonsumsi rokok di dunia yaitu 28% (65 juta penduduk Indonesia) atau 1 dari 4 penduduk. Perilaku merokok menjadi fakor risiko terjadinya gagal konversi pada pasien tuberculosis paru setelah fase intensif. Metode: Desain penelitian menggunakan case control. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder pasien RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 35 kasus dan 35 kontrol yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Status gagal konversi diperoleh dari catatan medis pasien. Instrumen penelitian menggunakan lembar dokumentasi dan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, dan bivariat menggunakan aplikasi SPSS. Hasil: Hasil analisis menunjukan bahwa perilaku merokok yang berhubungan dengan kejadian gagal konversi BTA sputum pada penderita tuberkulosis setelah menjalani pengobatan fase intensif usia (p-value=0,030), jenis kelamin (pvalue=0,031), perokok (p-value=0,002), uisa mulai merokok ≤ 15 tahun (pvalue=0,000), dan status perokok pasif (p-value=0,001). Kesimpulan: Dalam sampel penelitian ini, kemungkinan gagal konversi lebih tinggi pada kelompok orang yang merokok selama menjalani pengobatan fase intensif dari pada perokok yang berhenti merokok dan yang tidak pernah merokok.
Kejadian HIV/AIDS di Kota Semarang Tahun 2021 Widiastuti, Erli; Fibriana, Arulita Ika
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 6 No 4 (2022): October 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v6i4.57060

Abstract

HIV/AIDS merupakan jenis penyakit menular yang jumlah penderitanya terus merebak. Kota Semarang memiliki total kasus HIV/AIDS terbanyak tahun 2018 dengan 332 kasus HIV dan 18 kasus AIDS di Jawa Tengah. Bersumber dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, tahun 2019 terdapat 278 kasus HIV dan 15 kasus AIDS dengan CFR 2,4%. Tahun 2020, 201 kasus HIV dan 15 kasus AIDS dengan CFR 7,4%. Tahun 2021 terdapat 182 kasus HIV dan 23 kasus AIDS dengan CFR 9,8%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko yang berpengaruh dengan kejadian HIV/AIDS di Kota Semarang tahun 2021. Penelitian ini dilakukan mulai Desember 2021 hingga Maret 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain case control. Sampel yang ditetapkan sebanyak 136 sampel. Analisis data meliputi deskripsi variabel, analisis bivariat, dan analisis multivariate dengan regresi logistic. Hasil penelitian didapatkan bahwa variabel usia (0,038) dan pelanggan pekerja seks (0,026), masing-masing menunjukkan nilai P-Value <0,05 yang artinya variabel-variabel tersebut berpengaruh secara bermakna dengan kejadian HIV/AIDS di Kota Semarang tahun 2021.
Determinan Kesehatan Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Remaja Muflikhah, Zuyyinatun; Fibriana, Arulita Ika
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 6 No 4 (2022): October 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v6i4.57280

Abstract

Kabupaten Kudus pernah tercatat sebagai satu-satunya kabupaten di Jawa Tengah dengan zona merah COVID-19. Kasus COVID-19 pada remaja di Kabupaten Kudus per 13 Oktober 2021 yakni 2.345 kasus (13,8 persen) yang mana 10,36% kasus COVID-19 pada remaja tersebar di Kecamatan Gebog. Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan kesehatan yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja di Kecamatan Gebog Kudus. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Besar sampel yang ditetapkan yaitu 99 responden, diambil dengan teknik cluster sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2022. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0,020), tingkat pendidikan (p=0,034), tingkat pengetahuan (p=0,003), sikap (p=<0,001), dukungan keluarga (p=<0,001), dan paparan sumber informasi (p=0,014) berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja. Determinan kesehatan yang paling berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja adalah dukungan keluarga (p=<0,001 dan wald=23,126). Perlu adanya dukungan keluarga bagi remaja dalam menerapkan perilaku pencegahan COVID-19.
Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-59 Tahun) di Wilayah Kerja Puskesmas Pageruyung Kabupaten Kendal Hintari, Sri; Fibriana, Arulita Ika
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 7 No 2 (2023): April 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v7i1.63472

Abstract

Abstrak Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang umum terjadi, bersifat kronis, dan penyebab utama kematian dunia. Prevalensi nasional hipertensi tahun 2018 pada penduduk usia produktif kelompok umur 18-24 tahun (13,2%), 25-34 tahun (20,1%), 35-44 tahun (31,6%), 45-54 tahun (45,3%), dan 55-64 tahun (55,2%). Prevalensi hipertensi di Kabupaten Kendal selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kasus hipertensi di Puskesmas Pageruyung tahun 2021 sebanyak 23.638 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko hipertensi penduduk usia produktif (15-59 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Pageruyung. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sumber data penelitian menggunakan data sekunder Posbindu PTM tahun 2022 bulan Januari-Agustus. Sampel penelitian sebanyak 140, diambil dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan uji chi-square, uji fishers exact, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga (p<0,01), aktivitas fisik (p<0,01), konsumsi sayur dan buah (p<0,01), obesitas tingkat 1 (p<0,01), dan gemuk (p=0,01) dengan kejadian hipertensi. Variabel yang berpengaruh paling kuat menduga kejadian hipertensi adalah konsumsi sayur dan buah. Kata Kunci : Hipertensi, usia produktif 15-59 tahun, faktor risiko Abstract Hypertension is a frequently non-communicable disease, chronic, and the major cause of death worldwide. In 2018, the national prevalence of hypertension in the productive-age population was aged 18-24 years (13.2%), 25-34 years (20.1%), 35-44 years (31.6%), 45-54 years (45 .3%), and 55-64 years (55.2%). The prevalence of hypertension in Kendal Regency has always increased annually. There were 23,638 cases of hypertension at the Pageruyung Health Center in 2021. The purpose of this study is to determine the risk factors for productive age population (15-59 years) in the working area of ​​the Pageruyung Health Center. This type of research is a quantitative research with cross-sectional study design. The research data source uses the secondary data of Posbindu PTM in 2022 from January to August. There were 140 research samples, taken by simple random sampling technique. Data were analyzed using the SPSS application with chi-square test, fishers exact test, and logistics regression. The results showed that there was a relationship between family history (p<0.01), physical activity (p<0.01), consumption of vegetables and fruit (p<0.01), class 1 obesity (p<0.01), and fat (p=0.01) with the incidence of hypertension. In summary, the variable that has the most powerful influence on the incidence of hypertension is the consumption of vegetables and fruit. Keywords: Hypertension, productive age 15-59 years, risk factors