Claim Missing Document
Check
Articles

Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu, Kota Semarang Maria, Hanik Anur; Fibriana, Arulita Ika
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 7 No 2 (2023): April 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v7i2.64210

Abstract

Abstrak Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR merupakan bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. BBLR termasuk masalah yang sangat kompleks karena dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatannya. Puskesmas Kedungmundu merupakan puskesmas di Kota Semarang dengan angka kejadian BBLR teringgi selama 3 tahun berturut turut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder menggunakan buku KIA. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 95 orang yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada 1 September – 1 November 2022 di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan BBLR adalah usia ibu (p=0.000), LILA (p=0.000), usia kehamilan (p=0.028), paritas (p=0.803), dan jarak kehamilan (p=0.000). Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan variabel usia ibu PR=60.392, LILA PR=20.030, dan jarak kehamilan PR=8.046. Berdasarkan hasil analisis bivariat faktor yang berhubungan dengan BBLR di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu adalah usia ibu, LILA, usia kehamilan, dan jarak kehamilan, sedangkan berdasarkan hasil analisis multivariat faktor yang paling berpengaruh adalah usia ibu. Kata kunci: Faktor Risiko, BBLR, Usia Ibu, Paritas, KEK Abstract Low Birth Weight or LBW are babies born weighing less than 2500 grams. LBW is a very complex problem because it can have a long-term impact on their health. Kedungmundu Health Center is a health center in Semarang City with the highest LBW incidence for 3 consecutive years. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of LBW in the Kedungmundu Health Center Work Area. This type of research is analytic observational with cross sectional design. Data collection was carried out through secondary data using the MCH handbook. The sample in this study was 95 people who were determined by simple random sampling technique. This research was conducted on September 1 – November 1 2022 in the working area of the Kedungmundu Health Center. The results showed that the factors associated with LBW were maternal age (p=0.000), LILA (p=0.000), gestational age (p=0.028), parity (p=0.803), and gestation interval (p=0.000). The results of multivariate analysis with logistic regression showed that the variables of maternal age were PR=60,392, LILA PR=20,030, and pregnancy interval PR=8,046. Based on the results of bivariate analysis, the factors associated with LBW in the working area of the Kedungmundu Health Center were maternal age, LILA, gestational age, and gestational age, while based on the results of multivariate analysis, the most influential factor was maternal age. Keywords: Risk Factors, LBW, Maternal Age, Parity, MUAC
Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Casmuti, Casmuti; Fibriana, Arulita Ika
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 7 No 1 (2023): January 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v7i1.64213

Abstract

Abstrak Puskesmas Kedungmundu menduduki urutan pertama jumlah kasus hipertensi tertinggi di Kota Semarang. Pada tahun 2021, kasus hipertensi di Puskesmas Kedungmundu sebesar 13.249 meningkat menjadi 13.822 pada tahun 2022 (Dinkes Kota Semarang, 2022). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2022. Pengambilan data menggunakan data sekunder dari data rekam medis Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Sampel berjumlah 881 responden dengan teknik total sampling. Data dianalisis menggunakan aplikasi pengolah data dengan analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan hipertensi adalah status merokok (p=0.000), aktivitas fisik (p=0.000), konsumsi alkohol (p=0.000), konsumsi gula berlebih (p=0.005), konsumsi lemak berlebih (p=0.000), konsumsi buah dan sayur (p=0.009). Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan merokok PR=16.294 (10.632-24.970) dan aktivitas fisik PR=2.304 (1.454-3.651) menjadi variabel yang paling dominan terhadap kejadian hipertensi di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Abstract Kedungmundu Health Center ranks 1st in the highest number of hypertension cases in Semarang City. In 2021, cases of hypertension at the Kedungmundu Health Center amounted to 13,249, increasing to 13,822 in 2022 (Semarang City Health Office, 2022). The purpose of this study was to determine the determinants of hypertension in the working area of the Kedungmundu Health Center, Semarang City. This research was observational analitycal used cross sectional design. This research was conducted in August-September 2022. Data was collected using secondary data from medical record data at the Kedungmundu Health Center, Semarang City. A sample of 881 respondents with total sampling technique. Data were analyzed using a data processing aplication with univariate analysis, bivariate analysis used chi-square test, and multivariate analysis used logistic regression. The results showed that the variables associated with hypertension were smoking status (p=0.000), physical activity (p=0.000), alcohol consumption (p=0.000), excess sugar consumption (p=0.005), excess fat consumption (p=0.000 ), fruit and vegetable consumption (p=0.009). The results of multivariate analysis with logistic regression showed that smoking PR=16,294 (10,632-24,970) and physical activity PR=2,304 (1,454-3,651) were the most dominant variables on the prevalence of hypertension at the Kedungmundu Health Center in Semarang City.
Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Poncol Fadlilah, Amalia Augustina; Fibriana, Arulita Ika
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 7 No 2 (2023): April 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v7i2.64230

Abstract

Abstrak Puskesmas Poncol menduduki peringkat pertama prevalensi stunting di Kota Semarang sebesar 7,3%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Poncol. Jenis penelitian ini yaitu analitik observasional dengan metode kuantitatif dan desain case control yang dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan November 2022 di Wilayah Kerja Puskesmas Poncol, Kota Semarang. Penelitian mengambil 108 sampel terdiri dari 54 kasus dan 54 kontrol, diambil dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Data dianalisis menggunakan univariat (distribusi frekuensi), bivariat (uji Chi-square), dan multivariat (regresi logistik) dengan SPSS versi 16. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah panjang badan lahir (OR= 10,289), pendidikan ibu (OR= 4,060), status pekerjaan ibu (OR= 3,143), pendapatan keluarga (OR= 3,630) dan ASI eksklusif (OR= 5,500). Sedangkan jenis kelamin (OR=0,862) tidak ada hubungannya dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariate diperoleh bahwa panjang badan lahir (OR=17,660) paling dominan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Poncol. Abstract Poncol Community Health Center is ranked first in the prevalence of stunting in Semarang City at 7.3%. This research was conducted to determine the risk factors associated with the incidence of stunting in toddlers in the working area of the Poncol Health Center. This type of research is analytic observational with quantitative methods and a case control design which was conducted from August to November 2022 in the Working Area of the Poncol Health Center in Semarang City. The study took 108 samples consisting of 54 cases and 54 controls, taken by simple random sampling technique. The instrument used is a questionnaire. Data were analyzed using univariate (frequency distribution), bivariate (Chi-square test), and multivariate (logistic regression) with SPSS version 16. The results of bivariate analysis showed that what was related to the incidence of stunting was birth length (OR=10,289), mother's education (OR= 4,060), mother's employment status (OR= 3,143), family income (OR= 3,630) and exclusive breastfeeding (OR= 5,500). Meanwhile, gender (OR=0.862) had nothing to do with stunting. The results of the multivariate analysis showed that birth length (OR=17,660) was the most dominant in the incidence of stunting in toddlers in the working area of the Poncol Health Center.
Sistem Informasi Admisi Pasien Membantu Ketepatan Pengambilan Keputusan Admisi Pasien Azam, Mahalul; Fibriana, Arulita Ika
Kesmas Vol. 6, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketepatan admisi merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan medis yang sesuai dengan standar. Appropriateness Evaluation Protocol (AEP) merupakan protokol yang digunakan untuk menilai ketepatan admisi pasien rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem informasi admisi pasien rawat inap untuk membantu pengambilan keputusan klinis dan administrasi dalam admisi pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, penelitian kualitatif untuk perancangan sistem informasi dengan menerapkan Framework for Application of System Technique (FAST). Tahap kedua, penelitian kuantitatif dengan rancangan one group pretest-posttest design yaitu uji coba sistem informasi admisi dengan membandingkan indikator-indikator akseptabilitas, aksesibilitas, sensitivitas, kerepresentativan, dan ketepatan waktu. Hasil penelitian ini berupa rancangan Sistem Informasi Admisi (SIA) pasien rawat inap meliputi masukan, keluaran, basis data, dan antarmuka yang dilanjutkan dengan membangun sistem sehingga dihasilkan SIA berbasis AEP. Hasil uji coba menunjukkan dukungan responden terhadap sistem lama dan sistem baru dari aspek akseptabilitas (RRT 2,20 dan 3,18), aksesibilitas (RRT 2,25 dan 3,19), sensitivitas (RRT 2,30 dan 3,10), kerepresentativan (RRT 2,40 dan 3,16), dan ketepatan waktu (RRT 2,13 dan 3,13) dengan perbedaan yang bermakna (p = 0,0001). Diperlukan komitmen manajemen untuk dapat menjalankan SIA, evaluasi setiap tahun terhadap kinerja sistem untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan informasi, dan rancangan input data yang cepat dengan teknologi tinggi. Appropriateness in admission represent quality of medical services. Appropriateness Evaluation Protocol (AEP) is protocol that used to evaluate inpatient admission according to medical indications. The research was carried out to design admission information system of inpatient as administrative and clinical decision support system in Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. The research was done in two step. First step was qualitative study applied Framework for Application of System Technique (FAST) to design information system. Second step used one group pretest-posttest design, trying information system that built comparing acceptability, accessibility, sensitivity, representativeness and punctuality. The result of this research was admission information system design consist of input design, output design, data base design and interface design continuing to build AEP based admission information system. Trial result shows that respondents give their agreement in old and new system for acceptability (2,20 and 3,18), accessibility (2,25 and 3,19), sensitivity (2,30 and 3,10), representativeness (2,40 and 3,13), and punctuality (2,13 and 3,13), and it was statistically significant (p = 0,0001). The management commitment is required to carry on admission information system, annual evaluation of system performance required to anticipate changes of information requirement, and it is required to design input faster using high technology instrument.