Pendahuluan: Gangguan kecemasan ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak terkendali. Prevalensi gangguan ini sepanjang hidup mencapai 4,3% pada populasi umum. Manifestasi klinisnya beragam dan dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan psikososial, fungsi peran, produktivitas kerja atau akademik, serta kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengetahui prevalensi gangguan kecemasan yang disertai dengan perilaku Non-Suicidal Self-Injury (NSSI) pada pasien yang berkunjung ke poliklinik psikiatri rawat jalan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif dan observasional analitik. Data dikumpulkan dari rekam medis selama periode Januari-Desember 2023. Lokasi penelitian berada di Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Semarang. Penilaian psikometri dilakukan menggunakan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A). Analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden dan perilaku NSSI, serta menggunakan uji Mann-Whitney untuk membandingkan tingkat kecemasan (skor HAM-A) antara kelompok yang melakukan dan tidak melakukan self-harm. Hasil: Sebanyak 96 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan mayoritas merupakan mahasiswa (63,8%), mencerminkan lokasi rumah sakit yang berdekatan dengan kawasan kampus. Dari 19 pasien yang menunjukkan perilaku NSSI, sebanyak 94,7% adalah perempuan. Selain itu, 68,4% dari mereka mengalami lebih dari satu jenis stresor, dengan stresor utama berasal dari lingkungan keluarga dan pendidikan. Tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam skor HAM-A antara pasien dengan perilaku NSSI dan yang tidak. Kesimpulan: Prevalensi gangguan kecemasan yang disertai perilaku NSSI sebesar 27,54%, dengan prevalensi lebih tinggi pada mahasiswa perempuan yang mengalami lebih dari satu jenis stresor, terutama yang berkaitan dengan keluarga dan pendidikan.