Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Analisa

Pembelajaran Induktif Pada Kemampuan Penalaran Matematis dan Self-Regulated Learning Siswa Nopia Wanti; Juariah Juariah; Ehda Farlina; Rahayu Kariadinata; Hamdan Sugilar
Jurnal Analisa Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 (2017)
Publisher : Department of Mathematics Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ja.v3i1.1497

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan penalaran matematis siswa di SMP Triyasa yang masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (a) gambaran proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran induktif Taba dan pembelajaran induktif Sharan-Sharma, (b) kemampuan penalaran matematis, (c) self-regulated learning siswa yang menggunakan model pembelajaran induktif Taba dan pembelajaran induktif Sharan-Sharma. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII D, E, dan F SMP Triyasa Bandung yang menggunakan desain Penelitian KuasiEksperimen pada pokok bahasan Segiempat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (a) Gambaran proses pelaksanaan pembelajaran melalui gambaran aktivitas siswa dan aktivitas guru berdasarkan pengamatan observer secara umum terlaksana dengan cukup baik; (b) terdapat perbedaan pencapaian kemampuan penalaran matematis siswa antara yang menggunakan model pembelajaran induktif Taba, pembelajaran induktif Sharan-Sharma dengan pembelajaran konvensional. Perbedaan tersebut terdapat antara model pembelajaran induktif Taba dengan pembelajaran konvensional dan antara pembelajaran induktif Sharan-Sharma dengan pembelajaran konvensional. (c) self-regulated learning siswa yang menggunakan model induktif Taba dan induktif Sharan-Sharma menunjukkan sikap negatif.
Analisis Perbandingan Penalaran Kreatif Soal Ujian Nasional Matematika Tahun 2016 Tingkat Sekolah Lanjutan Atas Rozadira Haqi; Wati Susilawati; Juariah Juariah
Jurnal Analisa Vol 3, No 2 (2017): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2017
Publisher : Department of Mathematics Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ja.v3i2.2016

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui kandungan penalaran kreatif berdasarkan kerangka kerja penalaran Johan Lithner dalam soal Ujian Nasional Matematika SMA/MA jurusan MIPA Tahun Ajaran 2015/2016, implementasinya terhadap siswa kelas 11 MIPA MAN 2 Bandung dan SMAN 26 Bandung, serta kendala dan hambatan guru dan siswa dalam menghadapi soal penalaran kreatif. Data yang diperoleh berasal dari instrumen tes dan nontes. Berdasarkan hasil  penelitian diperoleh: Soal Ujian Nasional Matematika SMA/MA jurusan MIPA Tahun Ajaran 2015/2016 mengandung sebagian kecil soal penalaran  kreatif;  Kemampuan penalaran  kreatif  siswa kelas 11 MIPA MAN 2 Bandung dan SMAN 26 Bandung  masih kurang;  Kendala  utama guru dalam memberikan  pembelajaran dengan menggunakan soal penalaran kreatif adalah kurangnya waktu untuk memenuhi materi yang harus dikuasai siswa; Kendala utama siswa dalam mengerjakan soal penalaran kreatif adalah kurangnya kepercayaan diri mereka dalam mengerjakan soal
Penalaran matematis melalui group to group exchange berbantuan quizizz Nadya Suciati Fauziah; Juariah Juariah; Ida Nuraida; T. Tutut Widiastuti A
Jurnal Analisa Vol 7, No 2 (2021): Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Department of Mathematics Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ja.v7i2.9601

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik setelah memperoleh pembelajaran Group to Group Exchange berbantuan Quizizz. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh sampel 2 kelas disalah satu SMK di Bandung Barat. Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan penalaran matematis. Hasil penelitian dan pengolahan data N-Gain, diperoleh bahwa rata-rata peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik setelah memperoleh pembelajaran Group to Group Exchange berbantuan Quizizz adalah 0,70 dan rata rata N-Gain  pada pembelajaran konvensional adalah 0,50. Disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran Group to Group Exchange berbantuan Quizizz lebih baik daripada konvensional. The purpose of this study was to determine the increase in students' mathematical reasoning abilities after receiving Group to Group Exchange assisted Quizizz learning. The used method is quasi-experimental design with The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. The sample was taken by using the purposive sampling technique, to obtain a sample of 2 classes in one of the Vocational High Schools in West Bandung. The used instrument is test of mathematical reasoning ability. The results of research and processing of data N-Gain, it was found that the average increase in students' mathematical reasoning abilities after receiving Group to Group Exchange assisted Quizizz learning was 0.70 and the N-Gain average in conventional learning was 0.50. It was concluded that the improvement of students' mathematical reasoning abilities who received Group to Group Exchange assisted Quizizz learning was better than conventional.
Implementasi Advance Organizer Dan M-Apos Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siti Rohimah; Juariah Juariah; Iyon Maryono
Jurnal Analisa Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 (2017)
Publisher : Department of Mathematics Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ja.v3i1.1502

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan kemampuanpemahaman matematis siswa melalui model pembelajaran Advance Organizerdan M-APOS. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu denganpopulai sembilan kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik clusterrandom sampling, sehingga diperoleh 3 kelas. Tujuan penelitian ini untukmengetahui: (a) Kualitas penerapan model pembelajaran Advance Organizerdan M-APOS; (b) Perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematissiswa; (c) Sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran AdvanceOrganizer dan M-APOS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahtes kemampuan pemahaman matematis, lembar observasi, dan skala sikap.Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh simpulan: (a) Kualitas penerapanmodel pembelajaran Advance Organizer dan M-APOS terkategori baik; (b)Hasil analisis gain ternomalisasi menggunakan uji ANOVA, dilanjutkandengan analisis post hoc yaitu dengan uji Scheffe, didapat bahwa kemampuanpemahaman matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran MAPOSlebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran AdvanceOrganizer dan pembelajaran konvensional; (c) Sebagian besar siswamemberikan respon positif terhadap model pembelajaran Advance Organizerdan M-APOS.
Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif melalui penerapan model pembelajaran JUCAMA Nur Rahmah Wardani; Juariah Juariah; Ida Nuraida; T. Tutut Widiastuti A
Jurnal Analisa Vol 7, No 1 (2021): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Department of Mathematics Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ja.v7i1.9904

Abstract

Di abad ini, pendidikan menjadi lebih penting untuk memastikan siswa mendapatkan kreatifiatas maka dalam pengembangan kreatifitas secara umum maupun berpikir kreatif matematis pun menjadi penting. Namun, fakta dilapangan ditemukan kemampuan berpikir siswa masih kurang dan perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah memperoleh pembelajaran JUCAMA (Pengajuan dan Pemecahan Masalah) serta perbedaan pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis berdasarkan kategori PAM. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain Non Equivalent Control Group Desain yang sampel nya diambil secara purposive sampling di salah satu sekolah Menengah Pertama di daerah Bandung. Dengan menggunakan instrumen tes PAM dan Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ini menghasilkan beberapa temuan, yaitu: terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran JUCAMA dengan model konvensional (Pembelajaran langsung), dengan rata-rata N-Gain kelas JUCAMA 0,16 > kelas konvensional 0,10. Model pembelajaran JUCAMA ini berbasis pemecahan dan pengajuan masalah karena keduanya mendorong berkembangnya kreatifitas sehingga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis. Dapat disimpulkan setelah siswa memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran JUCAMA lebih baik dari pembelajaran konvensional.Kata kunci: Berpikir Kreatif, JUCAMA, Pemecahan Masalah, Pengajuan MasalahIn this century, education is becoming more important to ensure students get creativity, so in general the development of creativity and mathematical creative thinking is also important. However, the facts in the field found that students' thinking skills were still lacking and needed to be improved. The purpose of this study was to determine the differences in the improvement of students' mathematical creative thinking skills after obtaining JUCAMA (Problem Submission and Solving) learning and the differences in the achievement of mathematical creative thinking abilities based on the PAM category. The research method used is a quasi experimental method with a Non Equivalent Control Group Design whose samples were taken by purposive sampling in one of the junior high schools in the Bandung area. Using the PAM test instrument and the Creative Thinking Ability Test resulted in several findings, namely: there are differences in the improvement of students' mathematical creative thinking skills using the JUCAMA learning model with the conventional model (Direct learning), with an average JUCAMA class N-Gain 0.16 > conventional class 0.10. This JUCAMA learning model is based on problem solving and proposing because both encourage the development of creativity so as to improve mathematical creative thinking skills. It can be concluded that after students get learning with the JUCAMA learning model, it is better than conventional learning.Keywords: Creative thinking skill, JUCAMA, Problem Based, Problem Posing