Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Evaluasi Partisipasi Masyarakat Dalam Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh: Studi Kasus: Kampung Gembira Gembrong, Jakarta Timur Muh. Faad Mauladi Irwan; Andi Muhibuddin; Haeruddin Saleh
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i1.3811

Abstract

Pertumbuhan penduduk merupakan karunia tuhan bagi sebuah kawasan perkotaan karena sumber daya manusianya yang bertambah. Pertumbuhan pendudukan akan diiringi dengan meningkatnya kawasan permukiman, pertumbuhan yang semakin tidak terkendali mendorong tumbuhnya permukiman baru. Kurangnya perhatian dan kemiskinan menjadi penyebab lain timbulnya permukiman kumuh. Kampung Pasar Gembrong menjadi salah satu kawasan permukiman kumuh di Jakarta Timur. Pemerintah kemudian melakukan revitalisasi pasca kebakaran yang melanda kampung dan saat ini berganti nama menajadi Kampung Gembira Gembrong. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma rasionalisme. Penelitian ini menggunakan metode analisis desktriptif dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposeful sampling serta pengumpulan data menggunakan triangulasi data yang terdiri atas pengamatan, wawancara, dan data sekunder. Hasil temuan dan pembahasan menunjukkan bahwa penggunaan metode partisipasi dalam Participatory Rural Appraisal dalam proses perencanaan belum diterapkan. Pengukuran tingkat derajat partisipasi masyarakat, memberikan hasil tingkatan yang berbeda dipengaruhi oleh kondisi tahapannya masing-masing. Disarankan agar mempertahankan desain yang ada kemudian mengembangkan dan meningkatkan visibilitas ruang pada area komunal kampung, Melakukan edukasi kepada masyarakat oleh instansi terkait tentang pengelolaan kampung wisata, serta direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti faktorfaktor penyebab partisipasi. Population growth is a gift from God for an urban area because of its increasing human resources. Population growth will be accompanied by an increase in residential areas, increasingly uncontrolled growth encourages the growth of new settlements. The lack of attention and poverty are other causes of slums. Pasar Gembrong Village is one of the slum areas in East Jakarta. The government then revitalized it after the fire that hit the village and currently changed its name to Kampung Gembira Gembrong. This research is qualitative research with a rationalism paradigm. This research uses descriptive analysis methods and sampling techniques using purposeful sampling and data collection using data triangulation consisting of observations, interviews, and secondary data. The measurement of the degree of community participation gives results of different levels influenced by the conditions of each stage. It is recommended to maintain the existing design then develop and increase the visibility of space in the communal area of the village, educate the community by the relevant agencies about managing a tourism village, and recommend to further researchers to be able to examine the factors that cause participation.
Mitigasi Kawasan Rawan Banjir Pada Daerah Aliran Sungai Jeneberang Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Fathul Arifin; Andi Muhibuddin; Haeruddin Saleh
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i1.3813

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis tingkat kerawanan banjir di daerah aliran sungai jeneberang dan menganalisis rencana serta prioritas penanganan mitigasi banjir daerah aliran sungai Jeneberang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menjelaskan hasil secara deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan Analisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), pembobotan dan overlay peta menggunakan ArcGis dan mendapat hasil tingkat kerawanan banjir terbagi menjadi 5 kelas Kerawanan dengan zona yaitu Sangat Berbahaya, Bahaya, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah serta Rencana Prioritas Penanganan berdasarkan Analytical Hierarchy Process Berdasarkan perbandingan antar faktor, peneliti menentukan bahwa prioritas utama dalam penanganan mitigasi banjir harus diberikan kepada upaya-upaya berikut: Rencana Alternatif 5: Mengatur penggunaan lahan, Rencana Alternatif 4: Menetapkan zona perlindungan sekitar tepi Sungai. Rencana Alternatif 3: Menetapkan batasan kemiringan. Rencana Alternatif 2: Menjaga kesuburan tanah dan mengurangi erosi pada jenis tanah tertentu, dan terakhir Rencana Alternatif 1: Mengurangi dampak curah hujan.. The aim of this research is to analyze the level of flood vulnerability in the Jeneberang river basin and analyze plans and priorities for handling flood mitigation in the Jeneberang river basin. This is quantitative research that explains the results descriptively. The research results show that the analysis used a Geographic Information System (GIS), weighting and overlaying the map using ArcGis, and obtained the results of the level of flood vulnerability divided into 5 classes of vulnerability with zones, namely Very Dangerous, Dangerous, Medium, Low, and Very Low, as well as a handling priority plan based on an analytical hierarchy process.Based on a comparison of factors, researchers determined that the main priority in handling flood mitigation should be given to the following efforts: Alternative Plan 5: Regulating land use, Alternative Plan 4: Establishing a protection zone around the river bank Alternative Plan 3: Set slope limits. Alternative Plan 2: Maintain soil fertility and reduce erosion on certain types of soil, and finally Alternative Plan 1: Reduce the impact of rainfall.
Identifikasi Pola Sebaran Permukiman Kumuh Dan Arah Penanganannya Di Kabupaten Bantaeng Dewi Sartika; Haeruddin Saleh; Iqbal Suhaeb
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i1.3947

Abstract

Beberapa dampak dari penyimpangan penggunaan lahan kawasan Pesisir antara lain, rusaknya vegetasi Pantai, munculnya genangan air, menurunnya kualitas air, berkurangnya lahan non terbangun, terjadi kepadatan dan ketidakteraturan bangunan karena terbatasnya ruang, tidak ada atau terbatasnya ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan hujan dan pengurang polusi udara, aksesibilitas terbatas pada pemukiman padat penduduk, penyempitan ruang terbuka karena banyak dijadikan pemukiman, serta kurangnya prasarana untukĀ  mendapatkan air bersih dan air minum yang layak, tidak adanya drainase yang baik dapat menyebabkan banjir pada saat musim penghujan berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu suatu konsep penataan Kawasan permukiman kumuh ditinjau dari ketersediaan prasarana, sehingga pada prosesnya dapat menyebabkan pertumbuhan dan peralihan penggunaan lahan menjadi lebih terkontrol dan dapat memberikan konsep penanganan kawasan permukiman kumuh yang ramah lingkungan dan dikembangkan sesuai dengan standar penataan kawasan pesisir yang berlaku, Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap kawasan penelitian. Maka dari itu kawasan permukiman kumuh Kelurahan Letta memiliki karakteristik yaitu; 1) Kualitas bangunan yang kurang baik dengan rentan waktu massa bangunan lebih dari 20 tahun. Dengan satatus kepemilikan berupa hak milik dan hak sewa. 2) Kepadatan bangunan tinggi dengan rata-rata material bangunan batu dan seng serta jaringan drainase yang belum cukup tersedia. 3) Dari segi pelayanan fasilitas sarana dan prasarana masih sangat buruk. Diakibatkan kualitas bangunan serta sistem pelayanan sarana dan prasarana yang masih kurang. Some of the impacts of land use irregularities in the Coastal area include the destruction of coastal vegetation, the emergence of puddles, decreased water quality, reduced non-built land, building density and irregularities due to limited space, no or limited green open space as a rain catchment area and air pollution reduction, limited accessibility in densely populated settlements, narrowing open space because many are used as settlements, and lack of infrastructure to obtain clean water and proper drinking water, The absence of good drainage can cause flooding during the rainy season based on the above, it is necessary to have a concept of structuring the slum area in terms of the availability of infrastructure, so that in the process it can cause growth and land use change to be more controlled and can provide a concept of handling slum areas that are environmentally friendly and developed in accordance with applicable coastal area planning standards, This research uses a qualitative descriptive approach. Based on the identification results that have been carried out on the research area. Therefore, the slum area of Letta Village has characteristics, namely; 1) Poor building quality with a vulnerable building mass of more than 20 years. With ownership status in the form of property rights and lease rights. 2) High building density with an average building material of stone and zinc and a drainage network that is not sufficiently available. 3) In terms of service facilities and infrastructure are still very poor. Due to the quality of the building and the service system of facilities and infrastructure that is still lacking