Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Accuracy of Predection Models in Determining Digested Protein and Total Digestible Nutrient on Local Ewes Ration containing Melinjo Peel Iman Hernaman; Furi Siti Fauziyah Hasanah; Rida Septiana; Rendhy Ardiansyah; R. Bobby Adi Eryanto; Tidi Dhalika; Rahmat Hidayat; Ana R. Tarmidi
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v9i2.p129-138

Abstract

The evaluation of digested protein and total digestible nutrient  in rations containing melinjo peels could be done using several prediction models, but testing was needed to determine the level of accuracy. This study aimed to evaluate the accuracy of the prediction formula for protein digestibility and total digestible nutrient from rations containing melinjo peels of 5%, 10%, 15%, and 20%. Sixteen local ewes aged 11-12 monts with an initial body weight of 22.56 ± 1.46 kg were used to evaluate the value of digested protein and total digestible nutrient. The observational data were used to calculate the ratio of prediction to deviation value in assessing the accuracy of various prediction models for digested protein, namely Wardeh (1981) and Knight's and Harris (1966) models, while total digestible nutrient, namely Sutardi (2001), Wardeh (1981), and Harris et al. (1972) models. Wardeh (1981) and Knight and Harris’s (1966) digestible protein model, yielded ratio of prediction to deviation values of 3.28 and 3.37, respectively. Meanwhile, the ratio of prediction to deviation value on total digestible nutrient respectively from the highest value was Sutardi (2001), Wardeh (1981), and Harris et al. (1972) of 4.57, 3.68 and 1.91. In conclusion, Knight and Harris's (1966) digestible protein and Sutardi's (2001) total digestible nutrient model were the most accurate.
PENGOLAHAN JERAMI PADI DENGAN FILTRAT ABU SEKAM PADI UNTUK PAKAN RUMINANSIA Iman hernaman; Atun Budiman; Budi Ayuningsih; Bambang Kholik Mutaqin; U. Hidayat Tanuwiria; Rahmat Hidayat; Tidi Dhalika
Media Kontak Tani Ternak Vol 3, No 2 (2021): Mei
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mktt.v3i2.33662

Abstract

Jerami padi memiliki potensi sebagai pakan ruminansia, namun terkendala dengan kehadiran ligin yang menghambat kecernaan. Pengolahan dengan filtrat abu sekam padi diharapkan dapat meningkatkan kualitas jerami padi. Penyuluhan telah dilaksanakan kepada peternak sapi potong untuk memberikan pengetahuan tentang pengolahan jerami padi dengan filtrat abu sekam padi. Metode yang digunakan adalah penyampaian langsung materi pelatihan kepada peternak melalui media zoom meeting yang diakhiri dengan sesi tanya jawab.  Sebanyak 59 peserta telah hadir dan aktiv mengikutinya sampai kegiatan berakhir serta sebagian peserta bertanya langsung. Hasil pretest dan postest menunjukan bahwa terjadi perubahan pengetahuan yang lebih baik pada peserta setelah dilakukan penyuluhan. Kesimpulan, Penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan peternak terkait pengolahan limbah pertanian (Jerami padi) dengan filtrat abu sekam padi.   
PENGARUH PENAMBAHAN MOLASES DAN NITROGEN PADA ENSILASE BATANG PEPAYA (Carica Papaya L.) TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN ABU SILASE YANG DIHASILKAN TIDI DHALIKA
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 3, No 4 (2021)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v3i4.38579

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan molases dan nitrogen pada ensilase batang pepaya terhadap kandungan bahan kering, bahan organik dan abu dari silase yang dihasilkan. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan : (1) tanpa penambahan molases dan nitrogen perlakuan (P0), (2) penambahan 0% molases dan 2% nitrogen (P1), (3) penambahan 5% molases dan 0% nitrogen (P2), dan (4) penambahan 5% molases dan 2% nitrogen (P3), tiap perlakuan diulang 5 (lima) kali. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan analisis jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan molases dan nitrogen memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kandungan bahan kering, bahan organik dan abu dari silase yang dihasilkan. Penambahan 5 % molases dan 0% nitrogen pada ensilase batang pepaya menghasilkan kandungan bahan kering sebesar 16,84%, bahan organik 90.97%  sebagai nilai tertinggi diantara perlakuan yang diberikan, dan kandungan abu terendah sebesar 8,34%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan molases sampai taraf 5% tanpa penambahan unsur nitrogen dapat dilakukan pada ensilase batang pepaya. Kata Kunci : Ensilase, batang pepaya, molases, nitrogen, bahan kering,                        bahan organik, dan abu
KURVA PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA GARUT JANTAN 13-16 BULAN DIBERI 80% HIJAUAN DAN 20 % KONSENTRAT Iman Hernaman; Raihan Nauval; Dedi Rahmat; Budi Ayuningsih; Tidi Dhalika; Fransiskus Teguh Santoso
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 47, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v47i1.5360

Abstract

The research was carried out at the UPTD of the Margawati Sheep and Goat Breeding Center, the Department of Food Security and Livestock of West Java Province with the aim of finding a body weight gain curve model for Garut sheep. Eight male Garut sheep aged 13-16 months were reared for 12 weeks and given a ration with a composition of 80% forage and 20% concentrate. The sheep were measured and weighed every week during the study to obtain data on body weight gain. The collected data were analyzed using Curve Expert. The results showed that body weight gain increased until week 10 and then decreased until week 12 forming a curve. The Polynomial model curve gives the best curve with the equation = 2.61+9.53X-3.50X2+0.676X3-0.03X4 and has a standard error value (SE) of 7.27 and a coefficient of determination (R2) of 0.94.
PENGARUH LAMA WAKTU ENSILASE RUMPUT GAJAH YANG DIBERI MOLASES ATAU LUMPUR KECAP TERHADAP FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN IN VITRO Iman Hernaman; Lukman Purwanto; Handi Burhanuddin; Atun Budiman; Budi Ayuningsih; Tidi Dhalika
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 46, No 1 (2021)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v46i1.3630

Abstract

This study aimed to evaluate in vitro of Elephant grass silage using molasses and soy sauce sludge as additives with different length of ensilage. This research was conducted experimentally using a completely randomized design (CRD) with eight treatments and three replications. The data collected was carried out by variance and Duncan's test. The elephant grass is carried out by the ensilage process using molasses and soy sauce sludge additives as much as 5% with an incubation time of 3, 6, 9, and 12 weeks. The results showed that the incubation time resulted in the concentration of volatile fatty acids, dry matter, and organic matter digestibility which were significantly different (P <0.05), but not the ammonia (N-NH3) concentration. The use of soy sauce sludge additive resulted in higher volatile fatty acid and dry matter and organic matter digestibility compared to the use of molasses with the average volatile fatty acids (139.21 vs 102.92 mM), dry matter digestibility (73.34 vs 69.18%), and organic matter digestibility (66.47 vs 61.74%). The use of 5% soy sauce sludge with an ensilage duration of 12 weeks resulted in the highest average of volatile fatty acids and dry matter and organic digestibility, respectively, namely 150.67 mM, 76.10%, and 69.26%. In conclusion, the use of soy sauce sludge as much as 5% and 12 weeks of ensilage in making elephant grass silage resulted in the best fermentability and digestibility. 
PENGARUH PEMBERIAN ADITIF EM-4 PADA ENSILASE CAMPURAN KULIT KOPI ARABIKA DAN ONGGOK TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SILASE YANG DIHASILKAN Shanggitha Pahlevi Putri; Tidi Dhalika; Atun Budiman
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v4i2.39183

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aditif EM-4 pada ensilase campuran kulit kopi arabika dan onggok terhadap kandungan bahan kering dan bahan organik silase yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan, yaitu : P1 = pemberian probiotik EM-4 0%, P2 = pemberian probiotik EM-4 0,3%, P3 = pemberian probiotik EM-4 0,6%, dan P4 = pemberian probiotik EM-4 0,9% dan  tiap perlakuan diulang 5 (lima) kali. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis ragam dan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan probiotik EM-4 sampai taraf 0,9% memberikan pengaruh terhadap kandungan bahan kering dan bahan organik dari silase yang dihasilkan. Pemberian aditif probiotik EM-4 pada taraf 0,6% sampai 0,9% menghasilkan kandungan bahan kering dan bahan organik tertinggi berturut sebesar 35,40% dan 30,06%. Kata Kunci: silase, kulit kopi arabika, probiotik EM-4, bahan kering, dan                            bahan organik.
PENGARUH IMBANGAN RUMPUT GAJAH cv TAIWAN DAN KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN PADA DOMBA GARUT JANTAN DEWASA Iqbal Susanto Putra; Budi Ayuningsih; Tidi Dhalika
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v4i2.39182

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai imbangan rumput Gajah Taiwan (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan konsentrat terhadap kecernaan serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) pada domba Garut jantan dewasa. Penelitian dilakukan dengan metode ekperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap, perlakuan dirancang sebagai berikut : (1) imbangan 80% rumput vs 20% konsentrat (P1), (2) imbangan 60% rumput vs 40% konsentrat (P2), (3) imbangan 40% rumput vs 60% konsentrat (P3), tiap perlakuan diulang sebanyak 6 (enam) kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan rumput Gajah Taiwan (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan konsentrat memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kecernaan serat kasar dan BETN dan imbangan 40% rumput vs 60% konsentrat menghasilkan angka kecernaan serat kasar dan BETN berturut-turut sebesar 57,81% dan 73,40%. Kata kunci: Rumput Gajah, konsentrat, kecernaan, serat kasar, BETN, domba Garut jantan
Nilai pH, Asam Laktat dan Amonia Silase Batang Pepaya (Carica Papaya L) Yang Dihasilkan dari Ensilase Dengan Penambahan Molases dan Nitrogen TIDI DHALIKA
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v4i4.42442

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dari pH, konsentrasi asam laktat dan ammonia terbaik dari silase batang pepaya yang dihasilkan dari proses ensilase akibat pengaruh penambahan molases dan nitrogen. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),  perlakuan pada penelitian ini adalah : ensilase batang pepaya dengan penambahan 0% molases dan 0% nitrogen (P0), ensilase batang pepaya dengan penambahan 0% molases dan 2% nitrogen (P1), ensilase batang pepaya dengan penambahan 5% molases dan 0% nitrogen (P2), ensilase batang pepaya dengan penambahan 5% molases  dan 2% nitrogen (P3),  tiap perlakuan diulang sebanyak 5 (lima) kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari pH, konsentrasi asam laktat dan konsentrasi amonia silase batang pepaya yang dihasilkan dipengaruhi oleh penambahan molases dan nitrogen pada proses ensilase dan penambahan molases 5% dan nitrogen 0% menghasilkan nilai pH terendah yaitu 4,38, konsentrasi asam laktat tertinggi, yaitu 13,67% dan konsentrasi amonia terendah, yaitu 2,15%. Kata kunci : pH, asam laktat, amonia, silase, batang pepaya, molases, nitrogen,
Bahan Pakan Sapi Potong di Kelompok Tani Ternak Sapi Potong Putra Nusa Desa Kondangjajar Kecamatan Cijulang Pangandaran Tidi Dhalika; Ujang Hidayat Tanuwiria; Budi Ayuningsih; Atun Budiman; Iman Hernaman; Rahmat Hidayat; Tutiyana Tutiyana; Salman Parisi
Farmers: Journal of Community Services Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/fjcs.v2i1.30883

Abstract

ABSTRAK                Penyediaan bahan pakan untuk pembuatan ransum merupakan aspek penting dalam sistem produksi sapi potong. Bahan pakan yang dapat dimanfaatkan untuk ransum sapi potong, diantaranya adalah rumput dan legume sebagai pakan utamanya serta pakan konsentrat berupa campuran bahan pakan sumber energi seperti dedak padi, jagung, sorgum dan umbi singkong, sumber protein berupa bungkil kelapa dan sawit, sumber vitamin dan mineral serta pakan imbuhan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pemanfaatan bahan pakan lokal untuk ransum sapi potong di Kelompok Tani Ternak Sapi Potong Putra Nusa Desa Kondangjajar Kecamatan Cijulang Pangandaran. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan anggota Kelompok Tani Ternak Putra Nusa mengenai bahan pakan untuk sapi potong telah mengalami peningkatan, perubahan pengetahuan ini mendorong minat anggota kelompok untuk mengembangkan sapi potong, semakin tinggi. Pengabdian kepada masyarakat seperti ini perlu dilakukan secara berkesinambungan pada lokasi yang sama dengan materi yang lebih luas sampai periode waktu tertentu sebagai bentuk pendampingan terencana terhadap anggota kelompok agar proses adopsi inovasi dapat berlangsung sesuai dinamika perkembangan pengetahuan dan kebutuhan usaha sapi potong yang dilakukan anggota kelompok tersebut.Kata kunci : Bahan pakan, sapi potong, dan kelompok tani ternak.
Sosialisasi dan Pelatihan Pembibitan Rumput dan Indigofera sp Pada Kelompok Petani/Peternak Desa Mekar Asih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang Tidi Dhalika; Iin Susilawati; Furqon Assalam; Toni Pramulyandi
Farmers: Journal of Community Services Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/fjcs.v2i2.32739

Abstract

ABSTRAK                 Rumput dan legume merupakan jenis hijauan pakan penting dalam sistem produksi domba, karena kedua jenis hijauan pakan ini merupakan makanan utama bagi domba. Peternak domba di Jawa Barat belum memberikan perhatian yang baik terhadap penyediaan rumput dan legume, termasuk legume Indigofera sp sebagai makanan domba yang memiliki nilai nutrisi yang cukup baik, sehingga perkembangan domba di Jawa Barat relatif masih rendah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan pembibitan rumput dan legume Indigofera sp bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak domba, khususnya mengenai pengenalan jenis, pembibitan, sistem produksi dan pengawetan hijauan pakan untuk ransum domba. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan ini, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ilmu pengetahuan dan minat masyarakat untuk melakukan budidaya jenis rumput dan legume Indigofera sp dalam rangka pengembangan domba Garut di Desa Mekar Asih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan seperti ini harus dilakukan secara berkesinambungan pada lokasi yang sama sampai periode waktu tertentu sebagai bentuk pendampingan terencana terhadap masyarakat agar proses adopsi inovasi dapat berlangsung sesuai dinamika perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kebutuhan masyarakat setempat.