Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

OPTIMALISASI PROSES PEMBUATAN SUBTITUSI TEPUNG TERIGU SEBAGAI BAHAN PANGAN YANG SEHAT DAN BERGIZI Faidliyah Nilna Minah; Siswi Astuti; Jimmy Jimmy
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 5 No 2 (2015): inovatif Vol. 5 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi jalar ungu merupakan salah satu sumber antioksidan yang mampu menghalangi laju perusakan selradikal bebas akibat nikotin, polusi udara dan bahan kimia. Dengan pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai tepungmaka akan dapat mengurangi kebutuhan masyarakat akan tepung terigu di Indonesia. Tepung ungu yangdihasilkan dari ubi jalar ungu ini akan diaplikasikan untuk pembuatan roti tawar karena roti tawar banyakdikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan sebagai pengganti makanan pokok nasi.Proses pembuatan tepung ungu ini dilakukan dengan menggunakan jenis pengawet dan waktu pengeringan yangberbeda dengan tujuan untuk mendapatkan tepung ungu yang mempunyai antioksidan yang tinggi.Selain ituuntuk mengetahui pengaruh subtitusi tepung sukun dan lama perendaman dalam larutan natrium metabisulfit(Na2S2O5) terhadap mutu kimia dan fisik cookies sukun dan tepung sukun (ArtocaRpus Altilis Fosberg).Metode penelitian substitusi tekun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor yaitu konsentrasisubtitusi tepung suku (7,5%, 10%, 12,5%) dan lama waktu perendaman (10, 20, 30, 40, 60), serta tanpaperendaman Natrium Metabisulfit (Na2S2O5). Parameter kimia yang diamati yaitu kadar air, kadar abu, kadarlemak, kadar protein, kadar karbohidra, dan uji panelis untuk produk cookies tekun. Sedangkan perlakuanperendaman dalam natrium metabisulfit (Na2S2O5) berpengaruh dalam meningkatkan kelarutan warna dan dayadispersi.Disamping itu tepung ungu yang memiliki antioksidan tertinggi ini dimanfaatkan untuk proses pembuatanroti tawar dengan mensubstitusikan tepung terigu dengan perbandingan 1:4 dengan tujuan tidak mengurangikandungan protein didalam roti tawar tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tepung ungu yang memilikikandungan antioksidan tertinggi terletak pada tepung ungu yang menggunakan pengawet garam dan natriummetabisulfit dengan waktu pengeringan selama 7 jam sebesar 2.007,8521 ppm dan 2.106,5458 ppm
PEMANFAATAN KULIT UBI KAYU SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN DEKSTRIN MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM Faidliyah Nilna Minah; Siswi Astuti; Rini Kartika Dewi
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 4 No 2 (2014): inovatif Vol. 4 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di industri pangan dekstrin digunakan sebagai perekat pada jelli, permen, susu dan lain-lain. Dalam penelitian ini pati yang digunakan berasal dari kulit ubi kayu dengan tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis kulit ubi kayu sebagai bahan baku pembuatan dekstrin. Proses yang digunakan adalah proses hidrolisa dengan katalisator asam klorida (HCl). Sebanyak 20 gram pati kulit ubi kayu di campur dan diaduk sampai merata dengan 10 ml HCl kemudian dipanaskan dengan berbagai variasi suhu dan waktu.Hasil hidrolisis berupa filtrat didinginkan, kemudian di tambah natrium hidroksida untuk menetralkan suasana asam. Setelah itu dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan cabinet dryer. Ada empat analisa yang akan dilakukan, yaitu: analisa kadar Dextrose Equivalent (DE), kadar abu, kadar air dan gula reduksi. Pati kulit ubi kayu dapat dihidrolisis secara terbatas menjadi dekstrin yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan.Konversi pati menjadi dekstrin meningkat dengan bertambahnya suhu dan waktu. Namun pada saat suhu dan waktu tertentu, konversi akan mengalami penurunan yang diakibatkan oleh terhidrolisanya pati lebih lanjut menjadi senyawa yang lebih sederhana.Kondisi terbaik dicapai pada suhu 90 ºC, konsentrasi 0,25 dan waktu 35 menit dengan nilai Dextrose Equivalent (DE) adalah 6,901 %
PEMBUATAN KECAP MANIS DARI LIMBAH IKAN TONGKOL ( Euthynnus Affinis ) Siswi Astuti; Maria Mustikaningrum; Marissa Haryati
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 2 No 2 (2012): inovatif Vol. 2 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan kecap manis dari limbah ikan tongkol (Euthynnus Affinis). Penelitian ini meliputi penentuan jenis larutan perendam yang cocok diantara tiga larutan perendam yaitu larutan asam jawa, larutan jahe dan larutan jeruk nipis dan penentuan konsentrasi yang optimum enzim papain yang digunakan. Proses pembuatan kecap ini menggunakan cara hidrolisis enzimatis dengan pH netral sehingga konsentrasi larutan perendam ditetapkan sebesar 7 gram asam jawa, 7gram jahe dan 7 gram jeruk nipis yang masing-masing dilarutkan dalam 50 mL aquadest dan penggunaan enzim papain sebesar 0,6, 0,8%, 1%, 1,2%1,4% terhadap berat ikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kecap manis terbaik dihasilkan dengan larutan perendam asam jawa dengan konsentrasi enzim papain sebesar 0,6%. Kecap manis dari limbah ikan tongkol ini memiliki kadar protein sebesar 17,5688%, asam amino 9,0948%, pH 6, NaCl 5,8924%, logam Pb 0,01ppm, Cu 4,5105ppm, Zn 13,1652ppm, Hg negative, As negative, angka lempeng total 1,35x102, E. Coli negative, Salmonella negative, kapang negative, S,Aerous negative, total gula 20,4432%, viscositas 17,7cps.
PENINGKATAN KUALITAS UKM SENI PAHAT MELALUI INOVASI PRODUK DAN PENGGUNAAN PENGAWET KAYU ALAMI Siswi Astuti; F. Endah Kusuma R; Tjitjik Sriwardhani
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 3: (Special Issue) December 2018
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v3i0.2646

Abstract

Masyarakat Bakalankrajan khususnya warga RW 02 merupakan masyarakat yang sangat kreatif hal ini ditunjukkan dengan adanya produk unggulan pada masing-masing RT. UKM seni pahat berdomisili di RT 07 mempunyai keunggulan seni pahat kayu, dimana cara memahat dengan memakai parang sehingga produk pahatan kurang halus serta kurang inovatif. Hal ini berdampak pada tingkat pemesanan yang menurun dan akhirnya tidak berjualan lagi.  Program dari RW 02 tahun 2018 adalah meningkatkan kesejahteraan warga dengan cara menghidupkan lagi kemampuan warganya sesuai dengan keahlian masing-masing. Program ini tidak dapat berjalan dengan lancar karena membutuhkan dana untuk pembelian peralatan dan juga membutuhkan pelatih yang sesuai dengan bidangnya. Hasil evaluasi sementara seni pahat dan ukir jika dipahami dan ditekuni dengan baik oleh UKM dapat meningkatkan perekonomiannya karena pada dasarnya UKM tersebut mempunyai kesenangan dalam hal seni pahat. Untuk itu disusunlah suatu kegiatan pelatihan seni pahat. Pelatihan seni pahat dilaksanakan selama 7 bulan dimana materi pelatihannya meliputi pembuatan desain seni pahat dan ukir, pembuatan pengawet kayu yang berupa insektisida  dari bahan alami, cara penggunaan insektisida alami, praktek pembuatan produk seni pahat dan ukir, pengeringan bahan dasar memakai mesin pengering serta materi tentang komposisi warna. Setelah praktek pembuatan produk selesai maka selanjutnya untuk menentukan harga jual diberikan materi tentang analisa ekonomi, dan cara memasarkan melalui media elektronik. Hasil dari pelatihan ini produk yang sudah terjual sebanyak 4 (empat) produk kepala naga sedangkan yang masih dikerjakan pesanan pembuatan cermin ukiran kayu dan permintaan perbaikan pahatan yang sudah using untuk dimodifikasi lagi menjadi bentuk baru. Media elektronik yang sudah dibuat adalah @bakra kreatif singkatan dari Bakalankrajan kreatif. Produk Kepala Naga yang belum diwarnai dijual dengan harga Rp 600.000,00 sedangkan yang sudah diwarnai seharga Rp 900.000,00. Untuk penambahan hiasan pada kepala naga, dijual dengan harga Rp 300.000,00. Pendampingan ini akan dilaksanakan terus sampai terwujud visi RW 02 yaitu Kampung Wisata Kreatif Bakalankrajan. DOI: https://doi.org/10.26905/abdimas.v3i0.2646
Desain Produk Minyak Angin Aromaterapi Sweet Care Hasil Ekstraksi Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Anitarakhmi Handaratri; Siswi Astuti; Ayudya Mahendaringratry
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 7 No 2 (2023): G-Tech, Vol. 7 No. 2 April 2023
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.019 KB) | DOI: 10.33379/gtech.v7i2.2031

Abstract

Cinnamon is often used as an active ingredient by the pharmaceutical industry, as a fragrance by the cosmetic industry, by direct application to food, or it can also be incorporated into food packaging. To produce aromatherapy oil from cinnamon, the process is simply use the Mixing and filter method. The purpose of this research is to design a manufacturing process for aromatherapy/fresh care oils whose ingredients are natural ingredients that can be found in Indonesia (indigenous natural resources). The research method used is Research and Design (RnD). Perceptual mapping analysis shows that this product can compete with aromatherapy wind oil products on the market. The planned production capacity is 19,656 tons per year.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RT 03 RW 14 SAWOJAJAR KELURAHAN SEKARPURO KECAMATAN PAKIS MELALUI PROGRAM KAMPUNG PRODUKTIF BUAH TIN Rini Kartika Dewi; Srililiani Surbakti; Faidliyah Nilna Minah; M. Istnaeny Hudha; Siswi Astuti
JASTEN (Jurnal Aplikasi Sains Teknologi Nasional) Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.92 KB) | DOI: 10.36040/jasten.v1i1.3085

Abstract

The creative industry is a business activity that focuses on creation and innovation which must always be improved and developed in all regions in Indonesia, because it is rich in culture and natural resources. One example is RT 03 RW 14 Sawojajar Sekarpuro Village, Pakis Subdistrict, which has creative activities, where each resident is required to plant figs and process them. So far, residents still do not know the products that can be produced from tin fruit and the processing stages, all that has been done is making tea bags, but the results obtained are not as expected. The aim of this service is to provide assistance and training for residents of Sawojajar RT 03 RW 14 in processing various foods from fruit and drinks from Tin leaves and transfer of appropriate technology in the process to produce superior products from commercial Tin fruit. The implementation method that will be used is assistance in making products for PKK groups of women who are divided into 5 (five) small groups, mentoring and training for processing into products, assistance in the use of drying equipment, packaging and marketing. From the mentoring and training that has been carried out by the ITN Malang Community Service Team, it has had a significant impact, namely that residents gain knowledge and practice directly the processing of Tin fruit into various processed products and operating equipment in making Tin leaf tea and increasing economic value because residents have produce products and sell them to the public.
Pelatihan Pembuatan Bioplastik Untuk Peningkatan Kreativitas Siswa Di Sma Nasional Malang Endah Kusuma Rastini; Siswi Astuti; Fourry Handoko; Prima Vitasari
JASTEN (Jurnal Aplikasi Sains Teknologi Nasional) Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.05 KB) | DOI: 10.36040/jasten.v1i1.3086

Abstract

The use of plastic is widely known in everyday life, with a variety of advantages (light but strong, transparent, waterproof, low price). But besides having advantages, conventional plastics also have disadvantages, namely that they are difficult to decompose and pollute the environment when they burn. The need to reduce the use of conventional plastics and replace them with the use of bioplastics in the community is still often socialized, one of which is to students at SMA Nasional Malang. The aim of training and socializing environmentally friendly bioplastics is so that students can reduce the use of conventional plastics and switch to using environmentally friendly products, as well as being able to make bioplastic products. The result of the bioplastic making training is that students are able to make eating and drinking utensils made from bioplastics with various models they like. Through socialization, students began to change their lifestyle by reducing the use of conventional plastics and switching to using environmentally friendly products. To better understand the dangers of conventional plastics to the environment, students compared the biodegradability of conventional plastics and bioplastics. The result is that bioplastics break down faster than conventional plastics. Knowledge of bioplastics and their raw materials is new to them. From the questionnaire, it was found that Malang National Senior High School students were very interested in the training provided, some wanted to make various bioplastic product creations independently and hoped that there would be other training to help students develop their knowledge and creativity.
PERBAIKAN MESIN PENGERING DAUN AFRIKA DI SMKN 1 WONOSARI KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN METODE REVERSE ENGINEERING D. H. Praswanto; Siswi Astuti; Endah Kusuma Rastini; Fourry Handoko
JASTEN (Jurnal Aplikasi Sains Teknologi Nasional) Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.99 KB) | DOI: 10.36040/jasten.v2i1.3572

Abstract

Sumberdem Village in Wonosari Subdistrict, Malang Regency, has agricultural products in the form of medicinal plants, one example is African leaves. This plant is used as a tea product for consumption by diabetics. SMKN 1 Wonosari is a partner that produces African leaf tea. To make African leaf tea products, use a dryer. The drying machine owned by SMKN 1 Wonosari was not optimal due to several problems when we used it. There were 3 problems when the team used the partner's dryer, namely the location of the heating element was not optimal so that the drying of the African leaves was not evenly distributed, the sharp edges of the racks could cause work accidents and the wheels on the drying mat were not strong enough to withstand the load. The solution to the problem used is repairing the dryer. There are 3 methods in community service activities carried out to achieve the outcome, namely the approach method, the reverse engineering method and on the job training. The result of this activity is an African leaf drying machine using a heating element on each shelf. This drying machine with 1450 watts of power has the advantage that the results of drying African leaves can be evenly distributed, drying time is faster and safer to use. The use of this drying machine partners can save production costs of Rp. 7,403 for every 4kg of wet African leaves.
PENERAPAN VACUUM FOOD PACKAGING UNTUK PENINGKATAN PENJUALAN PADA PENGUSAHA BAKSO DAN MIE “PENGEN MIE” DI DESA MULYOAGUNG KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Awan Awan; Djoko Hari Praswanto; Siswi Astuti
JASTEN (Jurnal Aplikasi Sains Teknologi Nasional) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.627 KB) | DOI: 10.36040/jasten.v3i1.4868

Abstract

Bakso dan Pangsit Mie di Kota Malang sudah menjadi makanan khas yang sulit dipisahkan sehingga jajanan in dikenal dengan Bakso dan Pangsit Mie Malang. Dengan semakin banyaknya permintaan akan jajanan kota ini dan kondisi pandemi yang belum juga menentu, banyak pengusaha bakso dan pangsit mie yang mengembangkan usahanya dengan cara pemasaran online dimana bakso dapat dipasarkan diluar kota dengan aman dan higienis dengan memakai packaging yang aman. PENGEN MIE merupakan salah satu pengusaha bakso dan mie di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang yang membuat bakso dan pangsit mie sendiri dengan alat seadanya. Karena keterbatasan cara pengemasan usahanya kurang meluas dan tidak bisa dibawah jarak jauh. Pengusaha bakso dan mie “PENGEN MIE” hanya bisa melayani daerah Dau dan sekitarnya. Untuk meningkatkan jumlah konsumen tim abdimas ITN malang mencoba untuk membuatkan alat packaging dan pendampingan yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengemas bakso sebagai makanan frozen food secara aman dan higienis disimpan pada suhu dingin (4°C sampai -19°C) sehingga bisa melayani konsumen baik didalam kota maupun diluar kota. Dengan adanya alat pengemas tersebut, dalam waktu satu tahun ini, omzet pedagang mitra meningkat sebesar 20-30%. Peningkatan omzet penjualan tersebut karena adanya kontribusi penjualan pentol dan siomay frozen sebagai produk tambahan dari “PENGEN MIE”
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PRODUK PERMEN JELLY BUAH SUKUN DENGAN MEMAKAI LEMARI PENGERING BERFILTER ORGANIK PADA SISWA SMA NASIONAL MALANG Siswi Astuti; Awan Uji Krismanto; Djoko Hari Praswanto; Frisca Fitrianingrum
JASTEN (Jurnal Aplikasi Sains Teknologi Nasional) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.758 KB) | DOI: 10.36040/jasten.v3i2.6033

Abstract

SMA Nasional Malang merupakan salah satu SMA swasta di Malang yang menerapkan kurikulum Plus, artinya ada materi tambahan diluar kurikulum yang diajarkan sesuai peminatan siswa agar kalau sudah lulus bisa bekerja ataupun melanjutkan studi pada bidang yang diminatinya SMA Nasional Malang didirikan pada tahun 1983 oleh Yayasan Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional Malang dengan nama SMU Nasional Malang beralamatkan di Jalan bendungan Sigura – gura No. 2 Malang yang menjadi satu dengan ITN Malang. Karena ada penambahan program Pasca Sarjana di ITN Malang pada tahun 1995 maka SMU dipindahkan ke Jl. Sudanco Supriyadi serta namanya diganti menjadi SMA Nasional Malang sampai sekarang. SMA Nasional saat ini mempunyai siswa sejumlah 440, guru 31 orang dan tenaga kependidikan 7 orang. Pimpinan SMA saat ini menginginkan ada suatu produk unggulan yang dibuat oleh siswa SMA Nasional yang berasal dari tanaman yang tumbuh di lokasi sekolah yang dapat meningkatkan gizi masyarakat. Dari hasil survei, di halaman SMA Nasional ada pohon sukun. Buah sukun mempunyai nutrisi untuk pertumbuhan sehingga bagus jika dikonsumsi oleh anak anak usia pertumbuhan selain untuk orang tua, tetapi buah ini kurang diminati masyarakat karena rasanya kurang begitu enak. Oleh sebab itu perlu dibuat olahan yang disukai semua orang, salah satu alternatifnya adalah permen jelly sukun. Pembuatan permen jelly ini cukup mudah hanya diperlukan ketelitian, kebersihan dalam pembuatannya sehingga tidak ditumbuhi virus, bakteri maupun jamur. Pada waktu pengeringan permen jelly diperlukan suatu ruangan yang steril dan bisa dikendalikan kelembabannya. Dengan memanfaatkan hasil penelitian tentang lemari penyimpan makanan yang berfilter bahan organic diharapkan produk permen jelly yang dihasilkan higienis dan tahan lama. Oleh karena itu agar SMA mempunyai produk yang berpotensi dapat meningkatkan kemampuan siswa berwirausaha dan dapat meningkatkan perekonomian sekolah maka perlu diberi pelatihan pembuatan permen jelly sukun serta manajemen usahanya. Hasil dari kegiatan ini siswa dapat memahami bahwa buah sukun dapat dibuat aneka produk olahan pangan diantaranya permen jelly sukun. Olahan lain sebagai tambahan adalah membuat teh celup daun sukun dengan berbagai umur daun beserta cara manajemen usahanya. Olahan permen jelly sukun dijual dalam kemasan plastic tiap plastic kecil isi 2 biji permen dengan harga 3 bungkus plastic Rp 15.000,- dan kemasan pouch dengan harga jual Rp 15.000,-. Teh daun sukun ini dikemas dalam pouch isi 10 kantung dengan harga jual Rp 6.000,-.