Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat Budisusanto, Yanto; Khomsin, Khomsin; Cahyadi, M. Nur
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1786.419 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3351

Abstract

Upaya peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil terhambat karena terbatasnya infrastruktur yang menghubungkan gas bumi dari sumbernya ke konsumen. Kegiatan survei dan pemetaan ini sangat diperlukan karena akan memberikan gambaran eksisting lokasi rencana jalur jaringan gas bumi. Dengan demikian kegiatan perencanaan akan lebih realistis, efektif dan efesien karena memperoleh informasi eksisting kondisi di lapangan sehingga dalam pelaksanaannya nanti tidak mengalami kendala yang berarti. Kegiatan survey dan pemetaan dalam rangka perencanaan jaringan gas rumah tangga ini dilakukan dengan dua metode yaitu, terrestrial dan fotogrammetri jarak dekat. Metode terrestrial digunakan untuk memberikan gambaran potongan memanjang dan melintang sepanjang jalur rencana pipa gas sedangkan fotogrammetri jarak dekat digunakan untuk memberikan gambaran tampak dari udara mengenai lokasi perencanaan jaringan pipa gas serta perkiraan sebaran pelayannya. Dari kegiatan ini diperoleh gambaran mengenai peta situasi, potongan memanjang dan melintang sepanjang jalur perencanaan pipa gas serta tampak sebaran layanan yang terjangkau. Peta-peta tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan untuk jaringan pipa gas bagi rumah tangga terutama di lokasi yang dilakukan survey dan pemetaan
Development of Land Information Maps (PIBT) Through Community Participation Using Quadcopter UAV (Case Study Desa Pojok, Kec. Tawangsari, Kab. Sukoharjo) Widodo, Anggoro Wahyu; Budisusanto, Yanto; Cahyono, Agung Budi
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5300

Abstract

The entire of land parcel in Indonesia is estimated 130million. Only about 45million land, parcels or not more than 35% of all is certified. Because of that, Government make a program called PTSL (Systematic Land Registration) to register land parcels within an area of villages. In this case, information is supporting the implementation of PTSL programme. The information formed of subject/object land parcels and with its boundary. Such information is created above the base map obtained from the process of aerial photoshoot using UAV (Unmanned Aerial Vehicle) and the collection of information through the participation of the community (Pemetaan Partisipatif). Location of the research at Pojok Village, Sukoharjo Regency. This research produced a base map formed from process orthophoto, Land Information Maps (PIBT) from Pemetaan Partisipatif and evaluating about area tolerance (KL=±0,5√L) from field measurement and result digitasi. From the results is known the information of subject/object land parcels as well as total of rice field land parcels is 615 parcels (128,598ha) and yards land parcels is 1,443 parcels (69,378ha). This information is useful for the preparation of land registry. In evaluating areas, 39 sampel accepted in area tolerance KL=±0,5√L. So, PIBT considered becomes a Land Parcels Map (PBT).
Analysis of Boundary between Donggala Regency-Central Sulawesi and Mamuju Utara Regency-West Sulawesi Using Cartometric Method Firdaus, Zahratu; Yuwono, Yuwono; Budisusanto, Yanto
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5305

Abstract

Since the implementation of a vast autonomous region, real and responsible under law No. 22 of year 1999 about the local governance that is then replaced Act No. 23 of the year 2014, the boundary between the areas of concern that It is very important. In the era of regional autonomy, lots of good developments in the area of the village, district/city or province which holds the expansion. In practice, many local governments have trouble setting the boundaries of the region. One of them, namely the area between the boundaries of Donggala Regency North Mamuju and. The conflict limit the area of Donggala and Mamuju Regency North appeared as a result of the existence of a policy based on the area boundary Setup Kepmendagri No. 52 Year 1991 especially after installation of the Monument/Peg Limits on the area of the border between Donggala Regency North Mamuju less involving local communities.The purpose of this research is to provide a new boundary line between the Donggala Regency North  Mamuju and. Determination of the limits of this area using the appropriate kartometrik method Permendagri No. 76 Year 2012 about the guideline Assertion Limit area. From the results of the analysis of the territorial boundaries of the second district, obtained a map of territorial boundaries which allows alternatives to be used as consideration of dispute resolution in Donggala Regency and North Mamuju Regency
STUDI BATAS WILAYAH MENGGUNAKAN METODE KARTOMETRIK Studi Kasus: Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya Purwanti, Renita; Budisusanto, Yanto
GEOMATIKA Vol 21, No 1 (2015)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.665 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2015.21-1.463

Abstract

Permasalahan garis batas wilayah administrasi baik di lingkup antar kecamatan atau antar kabupaten/kota dapat menjadi potensi konflik di masa yang akan datang bila tidak segera diselesaikan. Daerah-daerah perbatasan yang mempunyai sumber daya alam yang besar diperkirakan akan menjadi sumber sengketa antar kabupaten/kota dan antar provinsi. Batas wilayah memiliki peranan penting sebagai pemisah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. Ketidakjelasan batas suatu daerah akan menghambat proses pembangunan di daerah tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 27 tahun 2006 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa, proses penetapan segmen garis batas desa/kelurahan dapat dilakukan dengan menggunakan metode kartometrik. Metode kartometrik adalah penelusuran/penarikan garis batas pada peta kerja dan pengukuran/penghitungan posisi titik, jarak serta luas cakupan wilayah dengan menggunakan peta dasar dan peta-peta lain sebagai pelengkap. Selain itu, solusi untuk percepatan penetapan batas wilayah adalah delineasi batas kecamatan, desa/kelurahan melalui metode pemetaan partisipatif dengan melibatkan perangkat pemerintahan dan masyarakat diatas peta kerja. Penelitian ini menggunakan citra resolusi tinggi dan batas kelurahan dari RBI keluaran Bakosurtanal sebagai batas indikatif, kemudian membandingkan batas indikatif tersebut dengan batas hasil verifikasi. Penelitian ini menghasilkan kajian awal penegasan batas kelurahan melalui proses perbandingan antara data peta RBI dengan hasil verifikasi yang disajikan dalam peta citra.Kata kunci: batas wilayah, metode kartometrik, pemetaan partisipatifABSTRACTBoundary problems between Aregions both in the scope of the district or inter-district/city can be a potential conflict in the future if not resolved immediately. Border areas which usually has natural resources are expected to be a source of dispute between districts/cities and even possibly between provinces. Land boundaries have important role as an arbiter in the government administration. The indefiniable line boundaries may lead a conflict and will hold up the development process in that area. Regulation of Minister of Home Affairs (Permendagri) Number 27/2006 as a technical guideline to resolve administrative regional boundary, states that delimitation boundaries can be done using Cartometry Method. Furthermore, participatory mapping can be used as other solutions to solve the boundaries conflict fastly by involving the government apparatus. This research also use high resolution imagery and land boundaries that already exist in RBI as indicative boundary then compared with the verification boundaries. The result of this research is an early study of delimitation boundary using cartometry and participatory mapping methods which shown in imagery map.Keywords: land boundaries, cartometry method, participatory mapping
Studi Zona Nilai Tanah di Sekitar Lokasi Pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng Erlenda Prameswari Putri; Yanto Budisusanto; Udiana Wahyu D; Andy Dediyono
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.888 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17182

Abstract

Pemerintah Indonesia terus mengupayakan pemanfaatan laut secara lebih baik untuk kesejahteraan rakyat terutama dari segi ekonomi. Pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng yang sedang berjalan di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik adalah cara pemerintah dalam mewujudkan program tol laut. Dengan perubahan wilayah yang menjadi strategis dan memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, berimbas pada nilai tanah di wilayah tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan analisa perubahan nilai tanah di sekitar lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng Penelitian ini bertempat di Kecamatan Manyar dan Bungah, Kabupaten Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan nilai tanah di sekitar lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng. Kegiatan ini menggunakan data spasial berupa peta rencana tata ruang wilayah tentang penggunaan lahan tahun 2015, citra terkoreksi tahun 2014, dan koordinat lokasi survei harga tanah. Sedangkan data non spasial yang digunakan adalah data harga tanah hasil survei di lapangan dan data Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gresik. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan perbandingan data pasar (sales comparison approach). Penelitian ini menghasilkan Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) 2016 dan Peta Pola Sebar Nilai Tanah 2016.
Kajian Nilai Tanah Berdasarkan Harga Pasar Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda (Studi Kasus: Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya) Ratna Kusumawardhani; Yanto Budisusanto
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.234 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17183

Abstract

Dalam menentukan besarnya nilai tanah terdapat suatu patokan atau dasar yang digunakan. Patokan atau dasar ini dibedakan menjadi NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) serta harga pasar. Namun, kebanyakan masyarakat saat ini lebih cenderung mengguuntuk menentuka besarnya nili tnakan harga pasar sebagai patokan dalam menentukan besarnya suatu nilai tanah ataupun dalam transaksi jual beli. Pembuatan peta zona nilai tanah ini dibedakan antara harga pasar dan pemodelan harga pasar. Menentukan nilai tanah dari harga pasar, dilakukan dengan wawancara langsung ke warga sekitar untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Setelah data yang diperlukan telah didapatkan, barulah dibuat peta zonasi nilai tanah sesuai data dasar yang digunakan. Dalam pembuatan peta zona nilai tanah ini menggunakan software pengolah data vektor untuk digitasi serta ArcGIS untuk menampilkan hasil. Pemodelan regresi linear dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil pemodelan nilai tanah yang mendekati keadaan sebenarnya. Pada harga pasar ini didapatkan Y = 475193 + 381761X1 + 2149X2 + 317679X3 -157024 X4 + 1531512X5. Pengaruh variabel pada pemodelan harga pasar ini hanya sebesar 25,88%.
Pembagunan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Pemetaan Industri Kreatif Berbasis Budaya Di Kota Surakarta Agmalia Dwi Anggraeni; Yanto Budisusanto
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.535 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17200

Abstract

Bila pada masa lalu sektor pertanian menjadi penggerak roda perekonomian yang dominan, pada masa kini kegiatan-kegiatan ekonomi berbasis kreativitas dan inovasi juga menjadi penggerak perekonomian yang penting. Ekonomi berbasis kreatif dipresentasikan melalui industri kreatif yang bermodalkan ide-ide kreatif, talenta dan keterampilan serta ide-ide terbarukan. Kota Surakarta memiliki potensi industri kreatif yang dapat diandalkan, terutama industri kreatif yang berbasis budaya. Hal itu karena, Kota Surakarta sudah memiliki sejarah panjang di bidang kreatif seperti desain. Selain itu kultur budaya yang begitu kuat membuat seni pertunjukan berkembang pesat. Industri kreatif berbasis budaya di Kota Surakarta saat ini tersebar dihampir seluruh wilayahnya, kebanyakan industri dalam skala kecil (rumahan) sampai menengah. Untuk mengetahui persebaran industri kreatif berbasis budaya di Kota Surakarta, perlu dilakukan pemetaan. Agar mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan keterlibatan atau partisipasi dari masyarakat dalam pemetaaan persebaran industri kreatif berbasis budaya di Kota Surakarta. Pada penelitian ini dilakukan pembangunan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis Web atau yang lebih dikenal sebagai WebGIS. Hasil dari penelitian ini adalah WebGIS Industri Kreatif Berbasis Budaya Kota Surakarta yang menyajikan informasi mengenai lokasi, atribut, serta industri kreatif berbasis budaya, serta dilengkapi dengan fitur untuk menambah lokasi dan atribut, memperbaiki atribut, dan mencari industri kreatif berbasis budaya.
Pembangunan Informasi Spasial 3 Dimensi untuk Pemanfaatan Kadaster 3 Dimensi (Studi Kasus: Rumah Susun Grudo Surabaya) Dian Pratama Eka Putra; Yanto Budisusanto
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.566 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17215

Abstract

Semakin berkembangnya tingkat kepadatan penduduk, maka kebutuhan akan lahan semakin meningkat dan menyebabkan berkurangnya lahan yang tersedia. Untuk memaksimalkan lahan yang ada, maka dilakukan pembangunan secara vertikal, mulai dari bangunan perkantoran, fasilitas belanja, hingga tempat hunian. Pembangunan secara vertikal ini merupakan sebuah hal yang kompleks di mana memerlukan penanganan yang khusus untuk menyajikan informasi mengenai kepemilikan atas suatu obyek. Kadaster 3 dimensi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi kompleksitas dari obyek yang kompleks tersebut. Kadaster 3 dimensi merupakan sistem kadaster yang melakukan pendaftaran (register) dan memberikan gambaran pada hak atau kewenangan (right) serta batasan-batasan (restriction), tidak hanya pada persil tanah, tetapi juga pada unit properti 3D. Kadaster 3 dimensi dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh kadaster 2 dimensi, di mana pendekatan dengan kadaster 2 dimensi yang terfokus pada obyek berupa persil tanah. Dalam pembuatan obyek 3 dimensi, dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SketchUp Make dan ArcScene, sementara untuk proses pengolahan basis data digunakan perangkat lunak khusus pengolah basis data. Dalam pembuatan informasi kadaster 3 dimensi diperlukan informasi spasial dari obyek dan informasi atribut berupa pemegang hak dari obyek yang dikenai hak. Untuk melakukan penggabungan antar informasi spasial dengan informasi atribut dapat dilakukan dengan menggunakan perintah relate database. Berdasarkan pembuatan informasi spasial 3 dimensi yang telah dilakukan, maka diperoleh sebuah informasi kadaster 3 dimensi yang disajikan dengan menggunakan perangkat lunak ArcScene. Selain itu diperoleh informasi berupa pemanfaatan ruang di Rumah Susun Grudo sendiri, untuk setiap satuan rumah susun memiliki luas sekitar 25,305 m2, bagian bersama memiliki luas 1582,030 m2 dan benda bersama luas sekitar 620,124 m2.
Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya) Heri Yuli Safitri; Yanto Budisusanto; Udiana Wahyu Deviantari; Andy Dediyono
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.742 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17288

Abstract

Kota Surabaya mengalami suatu perkembangan yang sangat pesat dibandingkan dengan pertumbuhan kota-kota disekitarnya. Perkembangan penduduk kota Surabaya yang mempunyai predikat kota Industri, Dagang, Maritim dan Pendidikan berjalan sangat pesat. Akibatnya, nilai tanah pada lokasi tertentu yang mempunyai kemudahan mencapai sarana kegiatan tersebut akan mengalami kenaikan tingkat harga nilai tanah. Untuk mengetahui pengaruh Pusat Kegiatan Kota/Central Business District (CBD) terhadap nilai tanah, digunakan metode analisis yang meliputi analisis spasial dengan metode penaksiran harga tanah Von thunen (Teori Lokasi) yang akan menunjukkan pengaruh jarak ke CBD dan persebaran letak NIR tertinggi sampai terendahnya. Serta analisis faktor penentu nilai tanah tersebut dengan NIR yang menggunakan metode perbandingan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) dalam setiap zona yang telah dibuat. Hasil dari analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa CBD Industri memiliki NIR tertinggi sebesar Rp 11.732.291,-. Dan dari hasil analisis klasifikasi NIR pada daerah sekitar CBD SIER yang dilakukan sejauh 3 kilometer mempunyai kecenderungan nilai tanah yang semakin tinggi jika menjauh dari CBD. Selain faktor jarak terhadap CBD, faktor kedudukan tanah terhadap jalan juga sangat mempengaruhi nilai tanah tersebut.
Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya Isna Dwi Lestari; Yanto Budisusanto
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (991.699 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24355

Abstract

Saat ini kebutuhan ruang sangat tinggi, sehingga dirasakan konsep ruang secara horizontal menjadi kurang efisien. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut diperkenalkan konsep hunian secara vertikal. Salah satu contohnya Rumah Susun. Untuk bangunan rumah susun penerapan sistem kadaster 2D kurang tepat, karena tidak dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Keterbatasan persil 2D ini mendorong lahirnya konsep kadaster 3D yang diharapkan dapat memberikan kepastian hukum bagi kepemilikan atas bagian properti rumah susun.Pada pembuatan sistem informasi kadaster 3D, perlu dilakukan pembuatan model 3D dan basis datanya. Pembuatan model 3D dilakukan dengan menggunakan software SketchUp Make, sedangkan untuk basis datanya menggunakan software PostgreSQL. Setelah kedua komponen tersebut terbentuk, kemudian komponen tersebut dihubungkan dan divisualisasikan pada website. Dalam pembuatan website dilakukan dengan bahasa pemrograman HTML, CSS dan PHP.Pada penelitian ini berhasil dilakukan pembuatan model 3D dari Rumah Susun Grudo Surabaya dengan tingkat ketelitian didasarkan pada LOD1, dan pembuatan sistem basis data kadaster 3D. Selain itu, model 3D tersebut berhasil divisualisasikan pada website Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D. Website tersebut dapat diakses secara online melalui www.tridisun-grudo.com. Dari website yang telah dibuat dilakukan uji kebergunaan. Berdasarkan hasil rekapitulasi uji kebergunaan terdapat 94 responden dengan presentase hasil sebesar 84,56%, sehingga website dikategorikan sangat layak.
Co-Authors Aditya Alden Priangga Agmalia Dwi Anggraeni Agung Budi Cahyono Ainur Rofiq RJ Akhmad Fatkhur Rozi Akhtaufa Irfansyah Putra Andie Setiyoko Andy Dediyono Andy Dediyono Andy Dediyono Andy Dediyono Andy Dediyono Andy Laksmana Darmawan Anggoro Wahyu Widodo Aninda Nurry Annisa' Kunny Latifa Aqly Fathanah Botutihe Asyfi’na Shofiyal Izza Aulia Rachmawati Balqis Imania Nabilah Bangun Muljo Sukojo, Bangun Muljo Cahyadi, M. Nur Chatarina Nurdjati S Danar Guruh Pratomo Daud Wahyu Imani Dewi Masita Dian Pratama Eka Putra Dimas Haryo Nugroho Putro Elpidia Agatha Crysta Erlenda Prameswari Putri Feni Arafah Firdaus, Zahratu Galih Bhagaskhara Irawan Hafsah Fatihul Ilmy Haryo Wicaksono Hayati, Noorlaila Hepi Hapsari Handayani Heri Setiawan Heri Yuli Safitri Hidayat, Husnul Ilham Alfin Azzumardi Ilham Alfin Azzumardi Ilham Alfin Azzumardi Indah Prasasti Isna Dwi Lestari Isna Dwi Lestari Ivan Firmansyah Ivan Firmansyah Johan Arif Herdiansyah Juwita Maharani Zainur Putri Kartika Tamara Maharani Khomsin Khomsin, Khomsin Kurniawan, Akbar Mashita Enggar Kusuma Mohammad Ibnu Aqil Muhammad Irsyadi Firdaus Muhammad Kiki Zaenuri Muhammad Kiki Zaenuri Muhammad Zhofir Muhandis Sidqi Nabil Firmany Nadia Rachmadiyanti Nisrina Ulfah Nugroho Satrio Utomo Nuri Rahmawati Obed Anderson Pande Restu Adikresna Prabawati, Tiya Anita Pratomo, Danar Guruh Pretty Fatkhi Mubarokatin Pribadi, Cherie Bhekti Purwanti, Renita Ratna Kusumawardhani Renita Purwanti Resti Yully Astuti Resti Yully Astuti Ria Widiastuty Rifqi Achmad Pratama Rio Muhammad Riva Dianita Rizal Nur Muhammad Rizky Sandy Rudi Firman Setyawan Savira Salsabila Firdaus Savira Salsabila Firdaus Sukentiyas Estuti Siwi Teguh Hariyanto, Teguh Tiya Anita P Udiana Wahyu D Udiana Wahyu Deviantari Udiana Wahyu Deviantari Wafa Zakkiyah Widodo, Anggoro Wahyu Yuan Karisma Sang Ariyora Yuwono . Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono, Yuwono Zahratu Firdaus Zulfikar Bayu Khrisnamurti