Claim Missing Document
Check
Articles

Karakteristik sifat fisikokimia sabun cuci cair menggunakan sari lerak sebagai surfaktan alami La Choviya Hawa; Umroh Qothrun Nada; Sumardi Hadi Sumarlan
AGROINTEK Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v17i1.10696

Abstract

Lerak (Sapindus rarak Dc.) is an Asian plant that produces saponins, artificial surfactant, used as cleaning agent. Lerak has been used as traditional cleaning product because it is believed to maintain the color of the product, and also eco-friendly. The use of lerak as a traditional cleaning product is inefficient, so in this study lerak will processed as liquid laundry soap. This study conducted to determine the effect of lerak concentration (5 %, 7 % and 9 %) to the physicochemical properties of liquid laundry soap. This study used Randomized Block Design (RBD), analyzed by one way ANOVA and the next test used LSD test. Based on the research, lerak concentration were significantly different on pH, free fatty acids and clean ability of liquid laundry soap but were not significantly different on specific gravity, viscosity, foam stability of liquid laundry soap. The best treatment is liquid laundry soap with 7 % lerak concentration that have higher values of clean ability and viscosity. The addition of lerak concentration in liquid laundry is proven to increase their cleaning power and eco-friendly but will be constant at saturated level.
ANALISA SIFAT FISIK DAN KANDUNGAN GIZI PRODUK KRIM SUSU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENTRIFUGASI La Choviya Hawa; Anang Lastriyanto; Anggi Akhmad Ervantri
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1161.42 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v7i2.130

Abstract

Milk contains complete nutritional components such as fat, protein, calcium, vitamins and other minerals. To produce skim milk and cream, centrifugation technology is needed. Centrifugation is a method that uses the principle of sedimentation, where centripetal acceleration is used to separate substances that have different densities. By centrifugation it is possible to break down the emulsion and separate the dispersion of fine liquid droplets, although in this case the suspended phase is in the form of liquid droplets which will coalesce after separation. The purpose of this study were to analyze the effect of temperature and rotational speed of centrifugation on the physical properties and nutritional content of milk cream. This study uses two parameters, namely centrifugation speed and temperature. The variation in temperature used are 30, 40 and 50 ° C and the centrifugation speed are 6000.G, 7000.G and 8000.G. The results showed that centrifugation using the conical disc centrifuge was able to separate fat from fresh milk. The highest fat content is 20.42% and the highest protein is 1.577% at 6000.G centrifugation speed. Increasing temperature and rotation speed will increase yield, density, water content and conductivity of milk cream. On the other hand, it can shorten the processing time, reduce the viscosity and boiling point of milk cream.
UNJUK KINERJA ALAT PASTEURISASI PADA PROSES PASTEURISASI MADU : STUDI KASUS PT KEMBANG JOYO SRIWIJAYA Sasongko Aji Wibowo; Anang Lastriyanto; La Choviya Hawa; Erwan Erwan; Mochamad Junus; Firman Jaya; Dewi Masyithoh; Jati Batoro; J.S.A Lamerkabel
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.459 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v9i1.181

Abstract

Salah satu proses pengolahan pascapanen madu adalah proses pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan tahap awal pengolahan madu sebelum dilakukan evaporasi. Tingginya konsumen madu yang berkualitas di Indonesia mengharuskan perusahaan produsen madu menggunakan alat pasteurisasi dengan kapasitas yang besar. Madu akan mengalami kerusakan apabila suhu pasteurisasi lebih dari 70ºC. Selain itu lama proses pasteurisasi juga masih menjadi masalah dalam industri madu. Oleh sebab itu, perlu dibuat alat pasteurisasi dengan pengontrol suhu otomatis dan cepat dalam proses pasteurisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama untuk mengamati laju penetrasi panas kedalam bahan madu yang dipasteurisasi, kedua kapasitas alat untuk madu yang dipasteurisasi, ketiga mengetahui perubahan kadar air, viskositas, derajat brix, dan kerapatan masa jenis. Hasil penelitian menunjukan laju penetrasi panas dari suhu 35ºC hingga 65ºC pada alat pasteurisasi koloni madu pada kompor 1, 2, dan 3 berturut turut adalah 45, 45, dan 42 menit dengan total madu sebanyak 101,22 kg. Kemudian pada alat konvensional membutuhkan waktu selama 50 menit untuk memanaskan madu sebanyak 46.780 kg. Konsumsi gas pada kompor 1 adalah 0,291 g/(kgºC), kompor 2 adalah 0,281 g/(kgoC), kompor 3 adalah 0,285 g/(kgºC), sedangkan konsumsi gas pada kompor konvensional yaitu 0,272 g/(kgºC). Hasil pengukuran nilai kadar air, viskositas, brix, dan kerapatan massa jenis sebelum dan sesudah dipasteurisasi berturut-turut adalah sebagai berikut 21,99%, 4.835 poise, 63obrix, 1,356 kg/m3 dan 19,82%, 5,453 poise, 64obrix, 1,358 kg/m3.
Analisis Mutu Madu setelah Proses Pasteurisasi dan Pendinginan Cepat Sasongko Aji Wibowo; Anang Lastriyanto; Vincentia Veni Vera; Bambang Susilo; Sumardi Hadi Sumarlan; La Choviya Hawa; Elok Zubaidah
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.761 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v10i2.407

Abstract

Madu berguna untuk proses metabolisme tubuh pada manusia namun memiliki sifat higrokopis sehingga perlu penanganan pascapanen. Kualitas madu dipengaruhi oleh kadar air. Kadar air yang tinggi menyebabkan madu mudah berfermentasi dengan khamir. Proses pengolahan pascapanen madu yaitu pasteurisasi dan evaporasi. Pada proses pasteurisasi dan evaporasi suhu yang digunakan tidak boleh melebihi 70ºC karena akan merusak kualitas madu. Penggunaan ohmic heating untuk pasteurisasi dan vacuum cooling untuk proses evaporasi dan pendinginan menggunakan suhu di bawah 70ºC. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan enzim diastase, kadar air, total padatan terlarut, dan viskositas madu karet setelah proses pasteurisasi menggunakan ohmic heating dan setelah pendinginan cepat menggunakan vacuum cooling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran enzim diastase raw memiliki nilai DN  yaitu 12,06 ± 0,146,  setelah dipasteurisasi yaitu 8,79 ± 0,132 dan setelah pendinginan yaitu 7,98 ± 0,327. Hasil pengukuran kadar air raw sebesar 17,1 ± 0,153%, setelah pasteurisasi  sebesar 16,4 ± 0,306% dan setelah pendinginan menjadi 14,1 ± 0,153%. Hasil pengukuran total padatan terlarut pada madu raw sebesar 62,7 ± 0,577 ºBrix, setelah dipasteurisasi sebesar 64,3 ± 0,577 ºBrix, dan setelah pendinginan menjadi 65± 0,000 ºBrix. Hasil pengukuran viskositas raw sebesar 5,681 ± 0,002 poise, kemudian setelah di pasteurisasi sebesar 5,921± 0,013 poise, dan setelah pendinginan yaitu menjadi 9,506 ± 0,000 poise. Penelitian ini menghasilkan madu dengan kadar air dan enzim diastase yang memenuhi baku mutu, viskositas mendekati baku mutu, walaupun total padatan terlarut belum memenuhi baku mutu.
Identifikasi Perubahan Warna pada Pengeringan Vakum Jamur Kancing (Agaricus bisporus) Raditya Helmi; La Choviya Hawa; Mochamad Bagus Hermanto; Hanna Fauziah Habibah
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.02.08

Abstract

Jamur kancing merupakan komoditas hasil pertanian yang mudah rusak sehingga harus segera ditangani setelah panen. Salah satu cara untuk mengawetkan jamur kancing adalah melalui proses pengeringan vakum. Pengeringan vakum bekerja dengan menguapkan air pada tekanan rendah sehingga titik uap air tercapai pada suhu rendah dengan waktu yang lebih singkat. Kombinasi blanching dan dehidrasi osmotik diharapkan dapat mencegah proses pencoklatan pada jamur kancing. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perubahan warna jamur kancing selama proses pengeringan vakum dengan pra-perlakuan blanching dan dehidrasi osmosis dengan penambahan asam askorbat serta menentukan pemodelan perubahan warnanya. Dalam penelitian ini, dilakukan konversi atribut warna pada image perubahan warna jamur kancing selama pengeringan vakum pada suhu 35, 45 dan 55 °C dengan kombinasi pra-perlakuan blanching dan dehidrasi osmosis. Delapan model matematika empiris perubahan warna digunakan untuk menentukan model terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan pada suhu 35 °C mampu menghambat pencoklatan jamur kancing yang tampak dari nilai atribut warna L*, a*, b* dan ( . Model NIST Hahn 1 dan Power merupakan model terbaik yang mampu menjelaskan perilaku perubahan warna pada pengeringan vakum jamur kancing berdasarkan uji ketepatan R², RMSE, dan nilai X².
Digitalisasi Promosi Wisata dan Optimalisasi Produk Unggulan Berbasis Komoditas Lokal Kawasan Wisata Telaga Ngebel Heder Djamaludin; Tian Nur Ma'rifat; Langgeng Setyono; La Choviya Hawa; Siswidiyanto Siswidiyanto; Emmanuelita Siburian; Ridwan Efendi; Keenan Abdurachman Putra
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i3.6604

Abstract

Kabupaten Ponorogo memiliki potensi menjadi jejaring Kota Kreatif UNESCO dengan salah satu objek Wisata unggulannya, Telaga Ngebel. Permasalahan yang ditemukan ialah kurangnya pemasaran produk olahan yang dihasilkan dan minimnya promosi wisata Telaga Ngebel. Adapun tujuan pengabdian ini adalah untuk melaksanakan pelatihan digitalisasi promosi wisata dan peningkatan keterampilan diversifikasi produk pangan dari ikan hasil budidaya. Terdapat dua kelompok UMKM yang dijadikan mitra dalam program Pengabdian kepada Masyarakat oleh tim Universitas Brawijaya yaitu Kelompok Tani Sumber Sekar Lestari dan Kelompok Budidaya Mina Sejahtera. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu FGD dan sosialisasi untuk memberikan pelatihan terkait promosi produk olahan dan tempat wisata Telaga Ngebel. Hasil kegiatan adalah mitra UMKM dapat melakukan pemasaran produk kopi dan gula aren dengan adanya digitalisasi melalui media sosial dan e-Commerce, sehingga dapat meningkatkan promosi wisata Telaga Ngebel. Selain itu, kegiatan diversifikasi produk olahan fish stick “nila” juga meningkatkan produk unggulan sebagai oleh-oleh khas wisata Telaga Ngebel.
Frying kinetics and physical properties of air-fried french fries La Choviya Hawa; Syifa Rahadian Izzati; Rini Yulianingsih; Wahyunanto Agung Nugroho
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.afssaae.2024.007.02.6

Abstract

French fries are processed products made of partially cooked frozen potatoes. The most essential step in making french fries is frying, aiming to produce soft and crunchy product. Using air fryers in the frying process offers the benefit of significantly reducing oil consumption, thereby making it a favorable option for producing lower-fat fried foods. The objectives of the present study were to analyze the physical and chemical characteristics of french fries on the use of oil and time variation in the air frying method and to determine the frying kinetics under the air fryer. Finding the best frying method was carried out using some attributes of Zeleny, such as the frying rate. Frying was controlled at a constant temperature of 180 °C with time variations of 10, 13, and 16 minutes, and variation in the amount of oil, i.e., 2 mL, 4 mL, and without oil. The results showed the physical characteristics of french fries that include moisture content (26.85 – 45.56%), color with indicators L* (64.44 – 68.66), a* (0.01 – 4.80), b* (21.32 – 35.54), color differences (4.57 – 10.60), hardness (120.83 – 559.8 g), springiness (1.15 – 2.82 mJ), chewiness (0.33 – 3.98 mm), gumminess (28.6 – 213.43 g), and cohesiveness (0.2 – 0.41). The variations in the amount of cooking oil in the air frying method significantly affect the redness parameters. The time variation in the air frying method significantly affects moisture content, hardness, gumminess, chewiness, and cohesiveness parameters. Lightness, yellowness, colour differences, and springiness parameters have no significant effect on the variation of oil and time. The chemical characteristic of french fries includes fat content (5.78 – 22.42 %). The air frying method without oil used for 13 minutes was considered as the best treatment for frying french fries.
Identifikasi Perubahan Warna pada Pengeringan Vakum Jamur Kancing (Agaricus bisporus) Helmi, Raditya; Hawa, La Choviya; Hermanto, Mochamad Bagus; Habibah, Hanna Fauziah
Journal of Tropical Agricultural Engineering and Biosystems - Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 11 No. 2 (2023): August 2023
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.02.08

Abstract

Jamur kancing merupakan komoditas hasil pertanian yang mudah rusak sehingga harus segera ditangani setelah panen. Salah satu cara untuk mengawetkan jamur kancing adalah melalui proses pengeringan vakum. Pengeringan vakum bekerja dengan menguapkan air pada tekanan rendah sehingga titik uap air tercapai pada suhu rendah dengan waktu yang lebih singkat. Kombinasi blanching dan dehidrasi osmotik diharapkan dapat mencegah proses pencoklatan pada jamur kancing. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perubahan warna jamur kancing selama proses pengeringan vakum dengan pra-perlakuan blanching dan dehidrasi osmosis dengan penambahan asam askorbat serta menentukan pemodelan perubahan warnanya. Dalam penelitian ini, dilakukan konversi atribut warna pada image perubahan warna jamur kancing selama pengeringan vakum pada suhu 35, 45 dan 55 °C dengan kombinasi pra-perlakuan blanching dan dehidrasi osmosis. Delapan model matematika empiris perubahan warna digunakan untuk menentukan model terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan pada suhu 35 °C mampu menghambat pencoklatan jamur kancing yang tampak dari nilai atribut warna L*, a*, b* dan ( . Model NIST Hahn 1 dan Power merupakan model terbaik yang mampu menjelaskan perilaku perubahan warna pada pengeringan vakum jamur kancing berdasarkan uji ketepatan R², RMSE, dan nilai X².
Feasibility of Vacuum Dryer Jet Air System in Powdered Honey Process Lastriyanto, Anang; Anam, Khoiril; Hawa, La Choviya
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 30 No. 2 (2025): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.30.2.346

Abstract

Powdered honey represents a development from liquid honey to a powdered form. Product development is a critical component for businesses to be sustainable. Powdered honey processing is significant because it extends shelf life, facilitates transportation and storage, and makes it easier to utilize in a variety of food and beverage items. Furthermore, powdered honey can broaden market reach, provide value, and meet consumer desire for more practical and long-lasting products. Producers can use economic analysis to examine several components of their final product. By taking essential elements into account, business leaders can make better judgments about investments, machinery selection, and cost control to optimize earnings. The purpose of this study was to evaluate the economics of using vacuum drying equipment with a jet air system to produce powdered honey. The investigation was carried out at the Lastrindo Engineering Laboratory in Klojen, Malang, Indonesia. The results show that producing powdered honey with a vacuum drying machine and a jet air system has a positive NPV of IDR 640,134,063; a B/C Ratio of 1.22; and an IRR of 73.93%, making the investment plan for this machine economically viable. According to sensitivity analysis, increases in raw material prices and labor wages have a smaller impact than a loss in production, which has the greatest influence on the vacuum drying machine's profitability in powdered honey manufacturing. Keywords: economic analysis, powdered honey, vacuum dryer
Co-Authors Addieny Sugesti Affifah, Firdiani Nur Aini Nurrachmani Bahari Amirada Nur Laily Anang Lastrianto Anang Lastriyanto Anggi Akhmad Ervantri Angky Wahyu Putranto Ari Musthofa Ahmad Ary Mustofa Ahmad Azizun Maslachatul Mawla Bagus Imam Bintoro Bambang Dwi Argo Bambang Susilo Dewi Masyithoh Dewi Maya Maharani Diah Meilany Dina Wahyu Indriani Dina Wahyu Indriani Dyah Ayu Arum Ambarwati Elfira Puspita Sari Elok Zubaidah Emmanuelita Siburian Erwan Erwan Firli Fibbianti Firman Jaya Habibah, Hanna Fauziah Hanna Fauziah Habibah Heder Djamaludin Helmi, Raditya Inggar Rayi Agatha Izza, Ni’matul Jati Batoro Keenan Abdurachman Putra Khoiril Anam, Khoiril Laily, Amirada Nur Laksono Trisnantoro Lamerkabel, J. S. A. Langgeng Setyono, Langgeng Laras Putri Wigati Larasati, Indri Asiani M. Yusuf Makhfudhi Meilany, Diah Mochamad Bagus Hermanto Mochamad Junus Musthofa Lutfi Natalia Eka Jayasari Naura Lulu Farhanrika Nur Ida Winni Yosika Nur Komar Nur Komar Nurwindi, Linda Luvi Raditya Helmi Ratna Ika Putri Riana, Eki Ridwan Efendi Rika Prastiwi Rini Yulianingsih Saepul Bahri Sandra Sandra Sasongko Aji Wibowo Sasongko Aji Wibowo Sasongko Aji Wibowo Shinta Rosalia Dewi, Shinta Rosalia Siswidiyanto Siswidiyanto Siti Asmaniyah Mardiyani Siti masithah Fiqtinovri Subiantoro Bangun Sumardi H. S. Sumardi Hadi Sumarlan Sumardi Hadi Sumarlan Sumardi Hadi Sumarlan Sumardi HS Syamsiana, Ika Noer Syifa Rahadian Izzati Tanti Nirwana Tambunan Taufiq . Teuku Augibran Givari Tian Nur Ma’rifat Turofiq, I’anna Umroh Qothrun Nada Utami Yolanda BR Ginting Vincentia Veni Vera Wahyu Puji Setiawan Wahyunanto Agung Nugroho Widya Rhomadhona Wigati, Laras Putri Wirayanti, Dani Yudha Al Maarif Yusron Sugiarto Yusuf Hendrawan Yusuf Wibisono