Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Proses Kreatif Penciptaan Karya Kabayan The Musical Chandra Jumara Mukti; Yanti Heriyawati
PANGGUNG Vol 34 No 3 (2024): Kreativitas, Seni Kontemporer, dan Pariwisata Berkelanjutan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i3.3560

Abstract

ABSTRAK Si Kabayan sangat dikenal sebagai tokoh imaginatif Sunda. Aktualisasi karakter Kabayan saat ini perlu dikemas ke dalam bentuk baru agar dapat diapresiasi oleh generasi muda pada zamannya. Tujuan penelitian ini menjelaskan bagaimana proses produksi Kabayan The Musical melalui metode kreativitas Mark A. Runco. Konsep kreativitas diterapkan yang melibatkan beberapa elemen, yaitu keahlian, kemampuan berpikir kreatif, dan motivasi. Implementasinya menitikberatkan pada kompetensi kreator dan pemerannya, begitu pula pengalaman pencipta. Pemikiran pencipta dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan dorongan internal untuk menghasilkan karya seni. Analisis dilakukan pada bagaimana eksplorasi tokoh Kabayan yang diinterpretasikan kembali dalam bentuk teater musikal. Hasil analisis menunjukkan bagaimana tokoh Kabayan diwujudkan kembali dengan pendekatan dan karakter yang baru. Pertunjukan digarap dalam bentuk teater musikal yang menekankan kemampuan para pemeran dalam berakting, bernyanyi, dan menari. Pengembalian popularitas terhadap figur Kabayan mencerminkan kesadaran terhadap situasi aktual dan perilaku masyarakat perkotaan di Kota Bandung saat ini. Kata Kunci: kreativitas, Kabayan, teater musikal
PESAN VISUAL DAKWAH SINETRON RINDU SUARA ADZAN EPISODE KEMULIAAN SEORANG IBU KARYA SUJAEDI Zaelani, Budi; Heriyawati , Yanti
JURNAL Dasarrupa: Desain dan Seni Rupa Vol. 6 No. 3 (2024): Jurnal dasarrupa Vol 6 no 3 Desember 2024
Publisher : UNIVERSITAS NUSA PUTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/dasarrupa.v6i3.344

Abstract

Rindu Suara Adzan yang tayang pada tahun 2023 merupakan sinetron yang memadukan unsur keagamaan dengan kehidupan masyarakat urban. Pesan-pesan yang disampaikan secara visual dan naratif dengan genre komedi religi menjadi hal penting untuk dianalisis dari sudut pandang semiotika. Tujuan kajian ini difokuskan pada analisis terhadap pesan visual baik pada bagian pembuka, maupun penutup. Analisis dengan pendekaatan teori semiotika Charles Sanders Peirce terhadap unsur ikon, index, dan symbol. Data Analisis berdasarkan tanyangan sinetron yang dapat diakses melalui youtube GTV episode tiga dengan tema Kemuliaan Seorang Ibu. Simbol pesan visual di antaranya: lampion, kubah mesjid, pintu mesjid, dan petikan ayat/hadits. Pengunaan unsur-unsur simbol tersebut direlasikan sehingga merujuk pada makna tentang nilai-nilai keislaman. Penggunaan lampion menguatkan pada nilai-nilai toleransi dan apresiasi terhadap nilai-nilai kultural. Kutipan hadits pada pesan visual penutup meyakinkan penonton atas tujuan dakwah dari sinetron tersebut.
LITERASI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MUNDUPESISIR MELALUI KATALOG Heriyawati, Yanti; Wita, Afri; Jaenudin, Nanang
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 9 No 1 (2025): JANUARI - JULI
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v9i1.6104

Abstract

Desa Mundupesisir memiliki potensi kearifan lokal masyarakat nelayan yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, di antaranya: 1) Tanaman mangrove; 2) Ritual nadran; 3) Situs Ki Lobama; dan 4) Cara penangkapan dan pengolahan ikan laut, serta menjaga sumber daya alam maritim. Semua potensi sumber daya alam maupun kreativitas masyarakat Mundupesisir belum dikelola dengan baik. Masih sangat terbatas dalam mempromosikan dan mengemas produk-produk yang dapat dijual. Begitu pula terkait media yang belum dipahami bagaimana mengakses untuk kerja sama dalam mempublikasikan potensi desa tersebut. Tujuan pemberdayaan Masyarakat melalui pembuatan katalog ini pada peningkatan pengetahuan dan kemampuan perempuan Mundupesisir dalam memproduksi kearifan lokal sekaligus memasarkannya sehingga dapat meningkatkan minat pengunjung terhadap destinasi wisata bahari di Mundupesisir Cirebon. Produktivitas perempuan di lingkungan masyarakat nelayan juga sebagai bentuk kesetaraan gender seperti halnya pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang harus dicapai. Kesetaraan gender menjadi isu yang menghadirkan ketimpangan peran perempuan dalam mendapatkan peluang yang lebih baik di Masyarakat. Implementasi pemberdayaan ini dlakukan dalam lima tahap, yaitu Penyusunan Materi Kegiatan; Sosialisasi Program; Pelatihan & Penerapan teknologi; Pendampingan dan evaluasi; Keberlanjutan program. Dua solusi yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah mitra, yaitu tahap produksi dan tahap promosi. Pada tahap produksi difokuskan pada identifikasi nilai-nilai kearifan lokal dari artefak dan produk. Tahap promosi diterapkan pada pembuatan katalog, dari mulai pemilihan bahan, materi, tata letak, ukuran, dan lain-lain yang secara keseluruhan merupakan proses desain.
Generating local wisdom through the prototype of docudrama “Becak Stasiun” as an educational program on RCTV Heriyawati, Yanti; Wita, Afri; Mulyadi, Yadi
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v20i1.6596

Abstract

Docudrama is a television program that offers a hybrid genre between reality and fiction to convey the socio-cultural reality of Ciayumajakuning in the form of drama. The purpose of this study is to describe the structure of drama, visualization, and audio of the docudrama prototype, and to support the study of the trial results through appreciation. The method used is descriptive analysis applied to the docudrama prototype. The prototype public test was conducted through a questionnaire to analyze audience appreciation. The title Becak Stasiun represents the Ciayumajakuning community (Cirebon, Indramayu, Majalengka, and Kuningan) is a drama performance set in a train station, Nasi Jamblang, and a fishing village with the Cirebon landscape that supports its visualization. The language used is a mixture of Javanese and Sundanese dialects, accompanied by music and regional songs with a tarling nuance. The results of this study indicate that the audience appreciation survey shows that the Becak Stasiun Dokudrama is entertaining and educational by highlighting the potential of Cirebon, including its artistic and cultural values. As a television show, the prototype of the Docudrama Becak Stasiun represents the ethnography of the Ciayumajakuning community and functions as a medium for conveying local wisdom that attracts the interest of the people of Cirebon and its surroundings.
Persepsi Mahasiswa Seni terhadap Peran Jurnalis Seni Budaya di Kota Bandung Pribadi, Firman; Heriyawati, Yanti
Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital Volume 5, No. 1, Juli 2025 Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital (JRJMD)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrjmd.v5i1.5682

Abstract

Abstrak. Minimnya pemberitaan seni dan budaya di media arus utama mencerminkan berkurangnya perhatian terhadap jurnalisme seni, khususnya di Kota Bandung yang dikenal sebagai kota kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi mahasiswa seni terhadap peran jurnalis seni budaya, minat mereka terhadap profesi tersebut, dan pandangan mereka terhadap kredibilitas media dalam meliput isu seni dan budaya. Pendekatan yang digunakan adalah mixed methods dengan strategi survei deskriptif kuantitatif dan wawancara kualitatif. Data dikumpulkan dari 30 mahasiswa melalui kuesioner daring dan wawancara mendalam, lalu dianalisis secara deskriptif dan diinterpretasi dengan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menilai peran jurnalis seni penting dalam mendiseminasikan informasi seni, tetapi minat untuk menjadi jurnalis seni rendah karena keterbatasan peluang dan pelatihan. Selain itu, sebagian besar responden menganggap media kurang kredibel dalam peliputan seni budaya. Penelitian ini merekomendasikan penguatan pendidikan dan media untuk mendorong regenerasi jurnalis seni budaya. Abstract. The limited coverage of arts and culture in mainstream media reflects a declining attention to arts journalism, particularly in Bandung, a city known for its creative identity. This study aims to analyze art students’ perceptions of the role of arts journalists, their interest in the profession, and their views on the credibility of media in reporting arts and cultural issues. The research employs a mixed methods approach using a descriptive quantitative survey and qualitative interviews. Data were collected from 30 students through online questionnaires and in-depth interviews, then analyzed descriptively and interpreted using Alfred Schutz’s phenomenological approach. The results show that most students consider arts journalists to play an important role in disseminating information about the arts, yet interest in pursuing the profession is low due to limited opportunities and training. Furthermore, the majority of respondents perceive the media as lacking credibility in covering arts and culture. The study recommends strengthening education and media sectors to encourage the regeneration of arts journalists
Embodied Cognition in ‘1st appeal’: Integrating Spoken Word, Sound, And Movement as Choreographic Tools Mohd Zahid, Muhammad Fairul Azreen; Abdul Rahman, Mohd Kipl; Salehuddin, Ahmad Kamal Basyah; Musa, Syahrul Fithri; Yanti Heriyawati
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol. 25 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v25i1.22120

Abstract

This research investigates the intersections of embodied cognition, language, and culture in dance, drawing on theoretical frameworks from anthropology and performance studies. Through an Auto Ethnomethodological approach, using the case study of “1st APPEAL” self-creation, this study examines how dancers employ spoken word, sound, and movement to interpret and negotiate choreographic intentions. By applying embodied cognition as a lens, this research reveals the complex relationships between language, culture, and embodiment in dance. This research lies in its innovative application of embodied cognition to dance practices, highlighting the crucial role of embodied experiences in shaping dancers’ understanding and execution of choreographic intentions. This research will contribute to a deeper understanding of the intricate relationships between language, culture, and embodiment in dance, providing valuable insights for dance practitioners, choreographers, and educators. The findings also underscore the importance of considering embodied and cultural contexts in dance practices, ultimately enriching our understanding of choreographic tools and creative processes.