Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BAPTIS BATU Dewi Fortuna Surat Bala; Martanty Aditya; Fibe Yulinda Cesa
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 2 (2023): Maret - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i2.215

Abstract

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada vaksinasi COVID19 merupakan kejadian medik yang kemungkinan berhubungan dengan vaksinasi COVID-19. Setiap orang yang telah menerima vaksin tidak semua mengalami KIPI. Namun setiap tubuh orang merespon vaksin berbeda-beda setelah menerima vaksinasi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi KIPI yang timbul setelah vaksinasi COVID-19 dosis pertama, kedua, dan booster di Puskesmas Pakis Kabupaten Malang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengertahui hubungan antara karteristik data peserta vaksin dengan timbulnya KIPI di Puskesmas Pakis Kabupaten Malang setelah menerima dosis pertama, kedua dan booster pada periode bulan Januari 2021 sampai Juni 2022. Penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang ada dengan menggunakan data rekam medis. Hasil Penelitian ini dapat diketahui dari tabel distribusi frekuensi bahwa 180 peserta vaksin yang memenuhi kriteria inklusi dengan presentase peserta yang mengalami KIPI yaitu 10 orang (5,56%) dan yang tidak mengalami KIPI 180 orang (94,44%). Selain itu dapat diketahui dari diagram bahwa status penerimaan dosis vaksin primer mayoritas diterima pada dosis vaksin Coronavac dan dosis booster mayoritas diterima pada jenis vaksin Moderna di Puskesmas Pakis. Adapun laporan KIPI dari Puskesmas Pakis pada jenis KIPI yaitu pada umumnya berupa demam, sakit kepala (pusing), nyeri pada area suntikan serta mual. Dapat disimpulkan bahwa adanya KIPI yang terjadi setelah vaksin COVID-19 di Puskesmas Pakis pada umumnya berupa demam, sakit kepala (pusing), nyeri pada area suntikan serta mual.  
Hubungan Pengetahuan, Dampak dan Persepsi Terhadap Minat Merdeka Belajar Kampus Merdeka Martanty Aditya; Fibe Yulinda Cesa; Godeliva Adriani Hendra
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 13 No 3 (2023): September 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/j.js.2023.v13.i3.p231-239

Abstract

This study aims to determine the dependencies between several aspects, including knowledge, impact, and perceptions of Pharmacy students on interest in the MBKM program. The research method used an observational design on all Ma Chung University Malang Pharmacy students. The research instrument was a questionnaire from the survey. spadadikti.id page. The data obtained was then analyzed using the chi-square test. The results showed the existence (p-value <0.05) in several significant aspects, including general knowledge, general impact, length of study, improvement of soft skills, fulfillment of post-campus needs, increased competence, document readiness, and readiness of MBKM. This research result showed that the higher of knowledge level, the higher the interest in MBKM. Regarding perception, the higher the good, the higher the perception of the impact of MBKM. This study also showed no significant dependency on readiness; generally, they are ready to join the MBKM program. However, there is a considerable dependency related to the willingness of the Pharmacy Study Program in terms of documents; respondents with high interest will know more about the existence of MBKM documents. The role of the Study Program is needed in terms of socialization and document readiness for Pharmacy students. It is expected to increase student interest so that they are more optimal in participating in MBKM.
Hubungan Antara Risiko Kejadian Venous Thromboembolism (VTE) Dengan Penggunaan Kontrasepsi Oral Pada Wanita Usia Produktif Cesa, Fibe Yulinda; Aditya, Martanty; muliyawan, Johan; agustin, Christina
Jurnal Novem Medika Farmasi Vol. 1 No. 2: volume 1 Issue 2
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/junomefar.v1i2.597

Abstract

Venous thromboembolism (VTE) merupakan salah satu penyebab perkembangan trombosis pada pembuluh darah dimana pemakaian terapi hormon termasuk sebagai faktor risiko untuk penyakit ini. Namun, hingga saat ini masih belum banyak diteliti terkait hubungannya dengan pemakaian terapi hormon salah satunya penggunaan kontrasepsi oral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara risiko kejadian VTE dengan penggunaan kontrasepsi oral dan mengetahui hubungan antara variabel tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT), usia, dan lama pemakaian dengan risiko kejadian VTE. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan case-control. Analisis hubungan menggunakan chi-square yang dilaksanakan pada bulan April 2022–Mei 2022. Sebanyak 48 responden wanita produktif yang menggunakan kontrasepsi oral di Desa Tegalweru diukur risiko kejadian VTE dengan menggunakan skor Wells. Hasil analisis hubungan ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara risiko terjadinya VTE dengan pemakaian kontrasepsi oral (p-value=0,732); tidak terdapat hubungan antara IMT (p-value=0,663) dan lama pemakaian (p-value=0,569) dengan risiko terjadinya VTE. Namun, dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan antara tekanan darah (p-value=0,049) dan usia (p-value=0,022) dengan risiko kejadian VTE. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlu monitoring lebih lanjut terhadap penggunaan kontrasepsi oral terutama pada pemeriksaan tekanan darah dan usia pengguna agar risiko kejadian VTE tidak terjadi di kemudian hari.
Pengaruh Pemberian Antipsikotik Terhadap Kejadian Gangguan Tidur pada Pasien dengan Skizofrenia Aditya, Martanty; Fibe Yulinda Cesa; Fina Noor Maghfira
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i2.226

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan komplek yang bersifat kronik, dimana untuk mempertahankan remisi perlu penggunaan senyawa antipsikotik. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kejadian efek samping penggunaan obat antipsikotik tunggal maupun kombinasi pada pasien skizofrenia. Rancangan dengan cross sectional study dan pengambilan data retrospektif mulai dari Januari-Desember 2022 di RSUD A.M Parikesit Tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara. Diperoleh 92 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis secara deskriptif dan analitis dengan uji chi square. Didapatkan hasil tidak terdapat pengaruh pemberian antipsikotik kombinasi maupun tunggal terhadap kejadian efek samping (p-value = 0,125). Gejala yang paling umum dialami adalah gangguan tidur. Gambaran deskriptif yang mendapatkan antipsikotik didominasi oleh pria dengan usia 36-66 tahun, jenis skizofrenia paranoid. Simpulan dari penelitian ini adalah baik penggunaan antipsikotik tunggal maupun kombinasi memiliki risiko yang sama mengalami kejadian efek samping dengan gejala yang paling umum adalah gangguan tidur.
Exploring Prescription Patterns and Patient Characteristics in Antiepileptic Therapy: A Retrospective Observational Study Aditya, Martanty; Hendra, Godeliva Adriani; Maitreya, Putera
Academia Open Vol 8 No 2 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/acopen.8.2023.7268

Abstract

This retrospective observational study aimed to provide an overview of prescribed antiepileptic therapy utilization and patient profiles. Conducted at a Neurology Polyclinic, data from December 2022 to January 2023 were analyzed descriptively. Among 35 eligible patients, the majority were male (68.57%), aged 15-25 years (48.57%), with long-standing epilepsy (54.28%), and absence of recent seizures (54.28%) and comorbidities (62.85%). Monotherapy was employed for 51.43%, while 48.57% received combination therapy. Phenytoin emerged as the most frequently prescribed monotherapy (25.71%), and valproic acid combined with phenytoin was the prominent combination (14.28%). This study highlights the prevalence of phenytoin and valproic acid usage, suggesting the need for further investigation into their efficacy and implications for epilepsy management. Highlights: Diverse Prescription Patterns: The study reveals a range of antiepileptic therapy prescriptions, with phenytoin and valproic acid being the predominant choices in both single and combination forms. Patient Profiles and Demographics: The analysis focuses on male-dominated respondents aged 15-25 years, emphasizing the importance of understanding patient characteristics for tailored epilepsy management strategies. Implications for Treatment Strategies: The findings underscore the significance of evaluating the efficacy and clinical implications of commonly prescribed antiepileptic drugs, guiding clinicians in optimizing epilepsy treatment regimens. Keywords: Antiepileptic therapy, Prescription patterns, Patient characteristics, Epilepsy management, Combination therapy.
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TERKAIT PENGELOLAAN OBAT DAN BEYOND USE DATE Godeliva Adriani Hendra; Martanty Aditya; Sabrina Handayani Tambun
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) 2021
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resiko tidak diketahuinya proses pengelolaan obat serta beyond use date (BUD) menyebabkan terjadinya medication error yang akan berpengaruh terhadap efektivitas terapi obat dan kejadian yang tidak dikehendaki pada pasien. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terkait pengelolaan obat dan beyond use date. Metode pelaksanaan kegiatan menggunakan metode konseling. Pre-test dilakukan di hari 1 secara tatap muka dilanjutkan pemberian stiker serta penyuluhan BUD dan pengelolaan obat menggunakan flipchart. Hari ke 14 dilakukan post-test menggunakan WhatsApp. Diantara hari ke 1 hingga ke 14, apoteker dan responden dapat melakukan konseling via Whatsapp. Data kegiatan pengabdian dianalisis secara deskriptif. Hasil kegiatan pengabdian ini terdapat peningkatan pemahaman responden secara bermakna sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan flipchart pada domain BUD serta penyimpanan dan pembuangan obat
Analyzis The Effect Of Antipsychotic Therapy On Levels Of Ast And Alt At Dr. Radjiman Widodiningrat Lawang Mental Hospital Aditya, Martanty
Media Farmasi Indonesia Vol. 19 No. 2 (2024): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v19i2.248

Abstract

Antipsikotik merupakan terapi lini pertama pada skizofrenia yang dapat memperbaiki gejala psikosis. Penggunaan antipsikotik secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati atau disebut sebagai Drug Induced Liver Injury (DILI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran deskriptif penggunaan antipsikotik, untuk mengetahui pengaruh antipsikotik terhadap DILI serta untuk mengetahui pengaruh karakteristik responden dengan DILI. Rancangan studi dilakukan secara case control dengan pengambilan secara restrospektif mulai Januari hingga Mei 2023 di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Pada penelitian ini terdapat 56 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis secara deskriptif dan analitis dengan uji chi-square. Gambaran deskriptif yang mendapatkan terapi klorpromazin tunggal dan kombinasi terdapat 22 responden, sedangkan terapi risperidon tunggal dan kombinasi terdapat 34 responden. Didapatkan hasil tidak terdapat pengaruh penggunaan antipsikotik dengan kejadian DILI (p-value=0,752). Analisis karakteristik responden dengan kejadian DILI pada jenis kelamin (p-value=0,055), usia (p-value=0,155) dan penggunaan obat lain (p-value=0,078) terhadap peningkatan kadar AST dan/ ALT.
Optimalisasi Biaya Pengendalian Obat Kategori Fast Moving Menggunakan Metode EOQ Dan ROQ di Puskesmas Pegandon Kendal Jawa Tengah Nurul Najlatun Nisa; Ria Septiana; Sri Suwarni; Aditya, Martanty
Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/jfmc.v2i2.31

Abstract

Pengendalian persediaan terkait perhitungan jumlah pemesanan obat di Puskesmas Pegandon hanya berdasarkan pengalaman kebutuhan periode sebelumnya dan tidak terdapat perhitungan terkait kapan harus dilakukan pemesanan kembali, sehingga peneliti tertarik untuk menganalisis biaya yang optimal dan mengetahui kuantitas pemesanan obat menggunakan metode EOQ dan menggunakan metode ROP untuk mengetahui titik pemesanan kembali. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah pengendalian persediaan obat kategori fast moving di Puskesmas Pegandon tahun 2022 sudah memenuhi efisiensi biaya, dan mengetahui apakah penggunaan metode EOQ dan ROP dapat meningkatkan efisiensi biaya obat kategori fast moving di Puskesmas Pegandon. Hasil penelitian menunjukkan obat dengan kategori fast moving setelah dilakukan perhitungan EOQ diperoleh kuantitas pemesanan tiap obat dan metode EOQ memberikan efisiensi biaya yang diketahui dari TIC EOQ lebih rendah dibandingkan TIC Puskesmas Pegandon, dimana terjadi penghematan biaya sebesar 83% dari TIC Apotek Puskesmas Pegandon. Metode ROP memberikan hasil diketahui batas kapan dilakukannya pemesanan kembali tiap item obat berdasarkan nilai minimum persediaan yang diperoleh dari hasil perhitungan ROP
Analisis Pengetahuan dan Karakteristik Tenaga Kefarmasian tentang Swamedikasi Kortikosteroid Berdasarkan Daftar Obat Wajib Apotek (OWA) Godeliva Adriani Hendra; Martanty Aditya; Rinda Puspita Sari
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/jiffk.v20i1.8348

Abstract

Swamedikasi merupakan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter, ditujukan untuk mengobati penyakit ringan. Tingginya pengetahuan tenaga kefarmasian akan swamedikasi kortikosteroid dapat membantu pasien dalam menjamin keamanan obat serta tercapainya efektivitas terapi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan karakteristik tenaga kefarmasian tentang swamedikasi kortikosteroid berdasarkan daftar OWA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain pendekatan studi potong lintang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Kuesioner disebarkan menggunakan link form melalui Whatsapp group organisasi profesi PC IAI dan PC PAFI. Sampel penelitian berupa tenaga kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian) yang berada di wilayah Apotek Kota Malang. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-random sampling dengan voluntary sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63% Tenaga Kefarmasian mempunyai pengetahuan tergolong cukup tentang swamedikasi kortikosteroid. Terdapat hubungan antara usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja responden terhadap pengetahuan swamedikasi kortikosteroid (p<0,05). Namun, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan pekerjaan responden terhadap pengetahuan tentang swamedikasi kortikosteroid (p>0,05). Kesimpulan, tenaga kefarmasian mempunyai pengetahuan cukup tentang swamedikasi kortikosteroid. Hal ini, terlihat dengan semakin dewasanya usia, pendidikan tinggi, lama bekerja berhubungan dengan pengetahuan swamedikasi kortikosteroid.
Evaluasi Kualitas Hidup Penderita Myalgia terhadap Penggunaan Analgesik di Puskesmas Pujon Yulis Mitra Reformasika; Hendra, Godeliva Adriani; Aditya, Martanty
Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas Vol. 1 No. (2) (2023): Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/jfmc.v1i(2).7

Abstract

Myalgia merupakan kondisi nyeri otot yang disebabkan karena otot berlebih sehingga mengakibatkan otot menjadi tegang. Status kesehatan yang buruk menunjukkan kualitas hidup yang buruk. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah umur, pekerjaan, dan penyakit penyerta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pasien myalgia dengan penggunaan analgesik di Puskesmas Pujon. Desain penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan secara cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk usia 24-82 tahun dengan total pasien 73 yang menjalani rawat jalan, mendapati terapi analgesik minimal 3 bulan. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner SF 12, rekam medis. Data kemudian di analisis menggunakan R Studio dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik responden yang mempengaruhi penggunaan analgesik secara signifikan adalah penyakit yang menyertai. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kualitas hidup dengan penggunaan analgesik natrium diklofenak maupun analgesik lainnya memiliki kualitas hidup yang sama dan terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan penggunaan analgesik dilihat dari penyakit penyerta. Saran untuk peneliti selanjutnya untuk efektivitas obat analgesik pada skala nyeri dan penelitian untuk mengikutsertakan efektivitas nyeri setelah mendapatkan obat analgesik.