Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Hubungan Asupan Zat Besi (Fe), Zink, Vitamin B12 dan Kafein dengan Kadar Hemoglobin Pada Siswi di SMA Negeri 2 Semarang Maulidya Rizkhana Putri; Ria Purnawian Sulistiani; Firdananda Fikri Jauharany; Joko Teguh Isworo
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian anemia pada remaja putri di Kota Semarang pada tahun 2019 sebesar 43,75%. Kurangnyaasupan zat gizi seperti zat besi, zink dan vitamin B12 dapat berpengaruh dalam penurunan kadar hemoglobinpada remaja putri. Kafein dapat menghambat penyerapan asupan zat gizi hingga mempengaruhi kadarhemoglobin. Tujuan penelitian ini ada untuk mengetahui hubungan asupan  zat besi (Fe), zink, vitamin B12dan kafein dengan kadar hemoglobin pada siswi di SMA Negeri 2 Semarang. Desain pada penelitian iniadalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 80 remaja putri denganmenggunakan teknik purposive sampling. Data kadar hemoglobin diperoleh menggunakan Hb Digital Easy.Data asupan zat besi (Fe), zink, vitamin B12 dan kafein diperoleh menggunakan SQ-FFQ. Uji korelasi RankSpearman menggunakan data asupan zat besi, vitamin B12 dan kafein. Uji korelasi Pearson menggunakandata asupan zink. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 42,5% responden mengalami anemia. Sebanyak58,8% memiliki asupan zat besi kurang, 47,5% memiliki asupan zink kurang, 61,2% memiliki asupan vitaminB12 kurang, 11,3% memiliki asupan kafein lebih. Terdapat hubungan asupan zat besi remaja putri dengankadar hemoglobin (p=0,000). Terdapat hubungan antara asupan zink remaja putri dengan kadar hemoglobin(p = 0,003). Terdapat hubungan antara asupan vitamin B12 remaja putri dengan kadar hemoglobin (p =0,001). Tidak ada hubungan asupan kafein remaja putri dengan kadar hemoglobin (p = 0,241). Asupan zatbesi (Fe), zink dan vitamin B12 berpengaruh terhadap kadar hemoglobin pada siswi di SMA Negeri 2Semarang. Kata Kunci : Anemia, Asupan Zat besi, Zink, Vitamin B12, Kafein, Kadar hemoglobin, Remaja Putri
Sifat Fisik, Daya Terima Dan Kadar Serat Es Krim Dengan Penambahan Buah Bit (Beta Vulgaris L) Devika Prety Wulandari; Addina Rizky Fitriyanti; Joko Teguh Isworo; Erma Handarsari
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Es krim merupakan produk makanan beku yang memiliki kadar serat cenderung rendah yakni 0,7 gram/ 100 gram. Penambahan buah bit pada es krim bertujuan untuk meningkatkan kadar serat, daya terima dan sifat fisik es krim agar tercipta produk es krim yang baik dan berkualitas. Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan metode Rancangan Acak Lengkap 0%; 15%; 30%; dan 45% dengan menggunakan 6 pengulangan pada setiap formulasi. Analisa data menggunakan one way ANOVA, Kruskal Wallis dan Friedman Test. Hasil analisa data dari semua uji didapatkan hasil bahwa penambahan buah bit berpengaruh terhadap overrun, daya terima (warna, tekstur, aroma) dan kadar serat kasar. Hasil analisa statistic uji overrun dan serat di dapatkan (p<0,05) ada pengaruh signifikan terhadap kadar serat dan overrun, pada uji daya Terima ssecara keseluruhan didapatkan hasil(p<0,05) ada pengaruh signifikan penambhan buah bit terhdap daya Terima es krim. Secara keseluruhan es krim dengan formulasi 15% memiliki nilai sifat fisik yang sudah memenuhi SNI es krim dengan skala rumah tangga. Kata kunci : Buah Bit, Daya Terima, Es Krim, Kadar Serat Kasar, Sifat Fisik
PENGARUH WAKTU PENGECATAN MENGGUNAKAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan) TERHADAP WARNA SEL ERITROSIT PADA SEDIAAN APUSAN DARAH TEPI (SADT) Andri Sukeksi; Joko Teguh Isworo; Devi Alvionita Tamara Putri
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan sediaan apusan darah tepi merupakan pemeriksaan yang bertujuan menilai berbagai unsur sel darah salah satunya yaitu sel darah merah (eritrosit) dan mempermudah pengamatan berbagai jenis sel serta mengevaluasi pengamatan morfologi sel darah. Pemeriksaan mikroskopikmenggunakan giemsa terdiri dari eosin dan methylene blue. Tetapi pewarna sintetik giemsa memiliki harga yang mahal, bersifat karsinogenik dan sulit terurai dalam tanah dan air. Sumber daya alam yang banyak di indonesia yang dapat dimanfaatkan salah satunya tumbuhan kayu secang (Caesalpinnia sapan) yang memiliki kandungan zat brazilin berwarna merah. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu maserasi ethanol 96%. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ektrak kayu secang sebagai pewarnaan alternatif dalam pewarnaan sel darah merah (eritrosit) pada sediaan apusan darah tepi. Penelitian menggunakan desain eksperimental dengan variasi waktu pengecatan 15 menit dan 20 menit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hasil antar perlakuan dengan pewarna giemsa sebagai goal standart. Berdasarkan uji setiap waktu pengecatan kualitas hasil pewarnaan yang dapat digunakan sebagai alternatif pewarnaan sel darah merah pada sediaan apusan darah tepi adalah waktu 20 menit.Kata kunci : Kayu secang, Brazilin, Apusan darah
Efektivitas Jenis Pelarut dan Metode Ekstraksi dari Daun Talas (Colocasia esculenta L. Schoot) Sulistiani, Ria Purnawian; Isworo, Joko Teguh
Jurnal Gizi Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Gizi UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jg.11.2.2022.68-76

Abstract

Taro leaves (Colocasia esculenta L. Schoot) are widely used as vegetables and herbal medicines. In proving taro leaves as herbal medicine, taro leaves are changed in the form ofextract preparations. The choice of extraction method will affect the results of flavonoid levelsand antioxidant activity. Extraction methods that are widely used to extract taro leaves aremaceration and soxhletation. Maceration extraction method, the sample was immersed in 1000ml of ethanol and 1000 ml of n-hexane for 3 x 24 hours. Every 24 hours replaced with a newsolvent. Extracts were made by soxhletation method using ethanol as solvent and the other usingn-hexane as solvent. The material that has been submerged in petroleum ether is wrapped infilter paper and then tied with thread. Then it is put into the socket extractor. Furthermore, theflavonoid and antioxidant levels were tested. The highest flavonoid content in taro leaves wasobtained by maceration method with ethanol solvent, as much as 12.836 mg QE/g. The highestantioxidant activity was 91.812% by maceration method and n-hexane solvent. The macerationmethod with n-hexane solvent can obtain taro leaf extract which has high antioxidant activity. Kata Kunci—Antioksidan, Colocasia esculenta, Ekstraksi, Flavonoid, Pelarut
Sifat Sensoris, Kadar Protein dan Zat Besi pada Cookies Daun Kelor Novitaroh, Ana; Sulistiani, Ria Purnawian; Isworo, Joko Teguh; Syadi, Yunan Kholifatudin
Jurnal Gizi Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Gizi UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jg.11.1.2022.32-44

Abstract

Cookies are high-energy and sugar snack that is popular in adolescents. Adolescents have a risk of infected anemia. One ingredient food that contains protein and iron which is good forpreventing anemia is Moringa oleifera L leaves. This study aims to determine the effect of addingMoringa leaves on sensory properties, protein, and iron levels in cookies. This research is usingthe True Experiment method with a Completely Randomized Design (CRD). The number ofvariations in the treatment in this study was P0=0 grams of moringa leaves, P1=5 grams, P2=10grams, P3=15 grams. Test for sensory properties using the hedonic test, the protein content testused the Kjedahl method and the iron test used the Spectrophotometric method. The statisticaltest of protein and iron levels used ANOVA. The results showed the best treatment is cookies withthe addition of 10 grams of Moringa leaves (P2). The highest protein content in P3 was 24.609%,and the lowest at P0 18.023% and showed significant differences between treatments. The highestof iron levels in P3 0.015%, and the lowest at P0 0.003% and showed significant differencesbetween treatments. The addition of moringa leaves to cookies affects sensory properties,increases levels of protein and iron.Keywords : Cookies, moringa leaves, protein, iron, sensory properties
Differences in Alcohol Consumption Duration on Cholesterol Levels Nuroini, Fitri; Agustin, Dela Putri; Isworo, Joko Teguh; Sukeksi, Andri
PROSIDING SEMINAR KESEHATAN MASYARAKAT Vol 2 No October (2024): Proceeding of The 1st International Seminar on Public Health and Sports (IS
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/prosidingfkm.v2iOctober.631

Abstract

Background: Alcohol is toxic containing hydrophilic ethanol so that it easily enters the body which will be converted into acetaldehyde by aldehyde dehydrogenase (ALDH) and oxidized to acetate. Excessive acetate is converted into acetyl-CoA which is converted into fatty acids that will continue to accumulate to increase cholesterol. Consuming alcohol within 5 years with a frequency of 3-4x per week can increase cholesterol levels. The study aimed to determine the difference in the duration of alcohol consumption (≤ 5 and > 5 years) on cholesterol levels. Method: Analytic observational research with a cross-sectional approach. Samples were taken randomly from as many as 20 people who consumed alcohol ≤ 5 and > 5 years at a cafe in Salatiga. Cholesterol levels were examined using the POCT method, and then cholesterol levels were statistically analyzed using Shapiro Wil and Independent T-Test. Result: The mean cholesterol levels of respondents who consumed alcohol ≤ 5 and > 5 years were 172.30 ± 16.63 mg/dL and 236.80 ± 34.74 mg/dL, respectively. Cholesterol levels of respondents who consume alcohol ≤ 5 are still in the normal category while cholesterol levels of respondents who consume > 5 years fall into the high-risk category. Based on the statistical results, it is known that the data is normally distributed and there are differences between respondents who consume alcohol ≤ 5 years and > 5 years. Conclusion: The cholesterol levels of respondents who consumed alcohol > 5 years were higher than those who consumed alcohol ≤ 5 years.
Total Bakteri Asam Laktat dan Total Padatan Terlarut Yoghurt Kelapa dengan Penambahan Bunga Telang Berdasarkan Lama Penyimpanan Safitri, Yuliani Dewi; Nugraheni, Kartika; Fitriyanti, Addina Rizky; Isworo, Joko Teguh
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi intoleransi laktosa di Indonesia pada anak usia anak-anak berusia 3-5 tahun yaitu 21,3%, usia 611 tahun sebesar 57,8%, dan usia 12-14 tahun sebesar73%. Pada lansia di Indonesia sebesar 66%. Yoghurt kelapa merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat dijadikan makanan fungsional bagi penderitaintoleransi laktosa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan total bakteri asam laktat dan total padatan terlarut yoghurt kelapa dengan penambahan bunga telang berdasarkan waktu simpan pada suhu dingin yaitu 5°C. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap.Variasi waktu simpan yang digunakan adalah 0,1,3,5,7 dengan 5 kali pengulangan. Data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan SNI 2981:2009 mengenai yoghurt sebagai acuan untuk menilai kualitas produk yang dihasilkan. Total bakteri asam laktat pada yoghurt kelapa dengan penambahan bunga telangmengalami fluktuasi selama masa penyimpanan yaitu diperoleh nilai tertinggi hari ke-3 sebesar 2,37 x 10 koloni/ml, dan terendah pada hari ke-7 sebesar 1,22x107 koloni/ml. Total padatan terlarut pada yoghurt kelapa dengan penambahan bunga telang mengalami penurunan dengan hasil total padatan terlarut tertinggipada hari penyimpanan ke-0 yaitu sebesar 9,04°Brix dan terendah pada hari ke-7 sebesar 6,58°Brix. Produk yoghurt kelapa belum dapat menjadi alternatif yoghurt susu sapi karena tidak memenuhi SNI.Kata Kunci : Bunga telang, lama penyimpanan, total BAL, total padatan terlarut, yoghurt kelapa.
Gambaran Tingkat Kecukupan Lemak, Karbohidrat dan Kejadian Obesitas Siswa Menengah Kejuruan Arsita, Anggun Tri; Sulistiani, Ria Purnawian; Handarsari, Erma; Isworo, Joko Teguh
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas merupakan ketidakseimbangan antara jumlah asupan energi yang dikonsumsi dengan kebutuhantubuh. Berbagai penelitian sebelumnya mengungkapkan asupan lemak dan asupan karbohidrat berkaitandengan obesitas. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi obesitas di wilayah perkotaanpada remaja usia 15 tahun sebesar 41,28%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecukupanlemak, karbohidrat dan kejadian obesitas siswa SD SMK. Jenis penelitian deskriptif, dengan sampelsebanyak 30 siswa kelas X dan XI dengan menggunakan metode total sampling. Kadar kecukupan lemakdan karbohidrat diukur dengan menggunakan metode food recall 2 x 24 jam berturut-turut. Status gizidiukur berdasarkan BMI/U. Analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwasiswa SD SMK dengan obesitas memiliki BMI 27,74 – 42,94 kg/m2. Hasil penelitian menunjukan 63,3%responden dengan obesitas berjenis kelamin laki-laki. 43,3% responden dengan obesitas memiliki riwayatkeluarga dengan obesitas. Responden dengan obesitas hanya sebanyak 30% yang membawa bekalmakanan. rata-rata uang saku responden Rp 16.700 ± 4,71 dengan uang saku terendah sebesar Rp 10.000dan tertinggi Rp 30.000,-.  Siswa dengan obesitas memiliki tingkat kecukupan asupan lemak (36,7%) dantingkat kecukupan karbohidrat (26,7%) yang melebihi Angka Kecukupan Gizi. Siswa dengan obesitascenderung mengonsumsi asupan lemak lebih tinggi daripada asupan karbohidrat.  Kata Kunci: Obesitas, Karbohidrat, Lemak, Remaja.
Relationship between Body Image and Adequacy of Iron Intake with Hemoglobin Levels in Adolescent Females Anisa, Anisa; Ayuningtyas, Rr. Annisa; Jauharany, Firdananda Fikri; Isworo, Joko Teguh
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 18 No. Supp.1 (2023)
Publisher : The Food and Nutrition Society of Indonesia in collaboration with the Department of Community Nutrition, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jgp.2023.18.Supp.1.16-18

Abstract

The aim of this study was to analyze the relationship between body image and adequacy of iron intake with blood hemoglobin levels in adolescent females. A total of 26 female students were randomly selected from State High School 2 and State High School 9 Semarang, Indonesia. Data were analyzed using Spearman's rank correlation test. The results showed no association between body image and hemoglobin levels (p=0.795, r=-0.053), or between adequacy of iron intake and hemoglobin levels (p=0.345, r=0.193). Based on the results, there is no relationship between body image and iron intake adequacy with blood hemoglobin levels in female adolescents.