Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricencis) MENURUNKAN KADAR SEBUM PADA KULIT YANG TERPAPAR SINAR ULTRAVIOLET-B Eugenia Meidy; I G Kamasan Nyoman Arijana; Ni Made Linawati; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i2.P16

Abstract

ABSTRAK Kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) telah diteliti dan memiliki banyak manfaat. Beberapa kandungan yang terdapat di dalamnya adalah senyawa golongan flavonoid, vitamin C, dan lainnya. Komponen tersebut telah banyak diuji dan dikatakan memiliki manfaat untuk menurunkan peroksidasi lipid. Dalam era ini, paparan sinar UV telah menginduksi macam hal negatif termasuk photo-aging melalui proses meningkatnya peroksidasi lipid. Untuk itu, tujuan penelitian ialah mengetahui apa efek dari ekstrak kulit buah naga Hylocereus costaricencis terhadap sebum pada kulit yang terpapar sinar UVB. Alat dan bahan yang diperlukan meliputi subjek penelitian yaitu 30 ekor tikus Wistar dan bahan dasar pembuatan krim serta ekstrak kulit buah naga itu sendiri. Metode penelitian menggunakan random sampling dengan menguji nilai pre-test dan post-test. Pemberian krim dilakukan menggunakan konsentrasi 5%, 10%, dan 20% terhadap lima grup yang dua diantaranya adalah grup control dan placebo. Hasil yang didapatkan adalah bahwa kadar sebum sebelum dan sesudah tes dalam tiap kelompok memiliki perbedaan signifikan dengan menurunkan kadar sebum. Akan tetapi, komparasi antar grup post-test tidak signifikan. Kesimpulannya adalah efek krim ekstrak kulit buah naga ini tidak memberikan efek proteksi terhadap sinar UVB Kata kunci: UVB, ekstrak kulit buah naga, sebum, flavonoid, photo-aging.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA) TERHADAP VIABILITAS SEL LIMFOSIT PADA KULTUR PBMC YANG DIPAPAR H2O2 3% Ni Wayan Devi Yulianti; I Gusti Kamasan Nyoman Arijana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.651 KB)

Abstract

Sistem kekebalan tubuh mempunyai peranan yang sangat vital bagi kesehatan. Sistem imun diperlukan untuk melindungi tubuh terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungan, salah satunya radikal bebas. Antioksidan dapat meredam reaktivitas dari radikal bebas. Mahkota dewa khususnya daging buahnya mengandung antioksidan, yakni flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daging buah Mahkota Dewa terhadap viabilitas sel limfosit pada kultur PBMC yang dipapar H2O2 3%. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni dengan pola Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah sel limfosit pada kultur PBMC sebanyak 816 x102 sel/ml. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak etanol daging buah Mahkota Dewa, variabel terikat adalah viabilitas sel limfosit. Data dianalisis dengan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Pada konsentrasi 0,00000196 gr/ml (P4) setelah pengamatan selama 30 menit, didapatkan nilai viabilitas tertinggi sebesar 92,58 %. Uji One Way ANOVA memperoleh hasil nilai p 0,001 (p <0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada viabilitas sel limfosit antara kelompok yang diteliti. Pada analisis Post Hoc diperoleh hasil terdapat perbedaan yang paling signifikan secara statistik pada kelompok P1 dan P4 (p=0,001). Ekstrak etanol daging buah Mahkota Dewa efektif dalam meningkatkan viabilitas sel limfosit dibandingkan dengan kontrol positif. Konsentrasi 0,00000196 gr/ml merupakan konsentrasi yang paling efektif. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang sama banyak pada setiap perlakuan serta konsentrasi yang lebih bervariasi.
VALIDASI TEKNIK NOVEL TRIPLEX ALLELE SPESIFIC PCR UNTUK MENDETEKSI POLIMORFISME -1082 G>A GEN IL-10 DAN -308 G>A GEN TNF? I G K Nyoman Arijana
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.196 KB)

Abstract

Penyakit Dengue merupakan penyakit endemis di daerah tropis dan subtropis, dimana terdapat tempat-tempat wisata yang ramai dikunjungi. Hal ini menyebabkan wisatawan yang berkunjung rentan terkena infeksi. Setiap tahunnya terjadi infeksi virus Dengue sebanyak 50 juta dengan Dengue Hemorraghic Fever (DHF) sebanyak 500 ribu kasus dan jumlah kematian sebanyak 22.000 terutama pada anak-anak.Infeksi virus Dengue mengakibatkan gejala yang berspektrum dan dipengaruhi oleh umur, genetik host dan status viremia. Patogenesis terjadinya DHF belum diketahui sepenuhnya, namun beberapa studi mendukung peran sitokin dimana sitokin memperantai terjadinya kebocoran plasma. Sitokin yang mengalami perubahan ekspresi pada DHF utamanya adalah IL10 dan TNF?. Beberapa studi menunjukkan adanya variasi (polimorfisme) dalam region promoter mempengaruhi ekspresi. Namun penelitian-penelitian tersebut masih menggunakan teknik mendeteksi polimorfisme seperti PCR-RFLP dimana dapat dikatakan menghabiskan waktu dan biaya. Hal dapat dihitung dari banyaknya produk PCR yang diperlukan untuk proses restriksi serta perlunya reagen enzim restriksi itu tersebut. Oleh karenanya dipandang perlu dikembangkan teknik yang dapat mendeteksi varian tersebut dengan menggunakan PCR konvensional yang lebih terjangkau oleh negara berkembang. Teknik yang tepat untuk dikembangkan adalah duplex allele spesific PCR karena dapat menghindari kesalahan post-PCR yang dapat terjadi pada PCR-RFLP. Selain itu pada duplex allele spesific PCR sudah terdapat kontrol internal untuk menghindari adanya kesalahan internal saat proses amplifikasi. Teknik ini bersifat murah, cepat dan dapat diaplikasikan pada tempat dengan fasilitas terbatas.Design penelitian adalah uji diagnostik. Darah vena dari 16 anak dengan DHF dikumpulkan secara konsekutif, dilakukan isolasi DNA dan disekuensing sebagai baku standar. Kemudian dikembangkan design primer secara trial and error untuk menghasilkan duplex allele spesific PCR. Selanjutnya dilakukan analisis untuk melihat sensitivitas dan spesifisitas teknik novel duplex allele spesific PCR untuk mendeteksi polimorfisme -1082 G>A gen IL-10 dan -308 G>A gen TNF?.
KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS) MENINGKATKAN KELEMBAPAN KULIT TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B I Putu Dema Prasetya; I.G. Kamasan Nym. Arijana; Ni Made Linawati; I Wayan Sugiritama; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i8.P14

Abstract

ABSTRAK Kulit kering dapat menurunkan kinerja proteksi tubuh terhadap efek radikal bebas dan infeksi. Kerusakan kulit bisa terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), salah satu dari komponen sinar matahari yang mencapai bumi. Efek dari sinar UV yang memiliki sifat sebagai sumber radikal bebas dapat dicegah dengan antioksidan. Salah satunya yaitu krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) terhadap kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 30 ekor tikus wistar jantan yang sudah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Sampel penelitian dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan, yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok plasebo (P1), kelompok krim ekstrak kulit buah naga super merah 5% (P2), 10% (P3), dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 5% dan krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 10% terhadap peningkatkan kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Kata Kunci: Kelembapan Kulit, Kulit Buah Naga Super Merah, Antioksidan, Sinar Ultraviolet, Tikus Wistar
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH TUNGGAL (ALLIUM SATIVUM L.) TERHADAP VIABILITAS SEL PBMC YANG TERPAPAR HIDROGEN PEROKSIDA SECARA IN VITRO Joshua Ezra Ronaldo Bayak; I. G. K. Nyoman Arijana; I. G. A. Dewi Ratnayanti; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P11

Abstract

ABSTRAK Kematian sel merupakan salah satu akibat dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh reactive oxygen species (ROS). Bawang putih tunggal diketahui memiliki banyak kandungan antioksidan yang berpotensi untuk mencegah kematian sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol bawang putih tunggal dapat mencegah kematian sel PBMC yang disebabkan oleh H2O2 yang merupakan ROS. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan kultur PBMC yang berjumlah 25 sumur dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni P0 (normal salin), P1 (H2O2 0,3%), P2, P3, dan P4 (H2O2 0,3% dan ekstrak etanol bawang putih tunggal dengan dosis masing-masing 5%, 10%, dan 20%). Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 37oC CO2 5% selama 1 jam dan kemudian dipanen dan dilakukan perhitungan jumlah sel. Analisis data dilakukan dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan jumlah sel PBMC viabel antara P1 dan P3 sebesar -145.000 (IK95% -170.970,04 – (-119.029,96)), dan antara P1 dan P4 sebesar -20.000 (IK95% -45.970,03 – 5.970,03). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bawang putih tunggal dengan dosis 10% dapat mencegah kematian sel akibat paparan radikal bebas, tetapi dosis 20% menyebabkan efek toksik terhadap PBMC. Kata kunci: viabilitas sel, ROS, bawang putih tunggal, PBMC
PREVALENSI ANGGOTA SEKAA TERUNA-TERUNI DENGAN KETERGANTUNGAN NIKOTIN DI DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR, BALI Ni Made Yuli Lestari; I Gusti Kamasan Nyoman Arijana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P16

Abstract

ABSTRAK Survei yang diadakan oleh WHO di seluruh dunia pada tahun 2012 menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat tertinggi untuk kategori prevalensi merokok pada laki-laki usia di atas 15 tahun dengan persentase sebesar 71,8%.1 Minimnya data mengenai prevalensi merokok di setiap provinsinya, membuat penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui prevalensi merokok wilayah di Bali khususnya anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif yang menggunakan rancangan cross-sectional yang dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 23 Oktober 2016. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Prosedur yang dilaksanakan adalah pembagian dan pengisian kuisioner fagerstrom test for nicotine dependence (FTND). Jumlah seluruh sampel adalah sebanyak 39, termasuk ketergantungan sangat rendah terhadap nikotin sebanyak 35,90%, termasuk ketergantungan sangat tinggi terhadap nikotin sebanyak 23,10%, termasuk ketergantungan tinggi terhadap nikotin sebanyak 15,90%, termasuk ketergantungan rendah terhadap nikotin sebanyak 15,40%, dan termasuk ketergantungan sedang terhadap nikotin sebanyak 7,70%. Kata kunci: Merokok, Tingkat Ketergantungan Nikotin, Kuisioner FTND
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (EUGENIA POLYANTHA) TERHADAP VIABILITAS SEL LIMFOSIT PADA KULTUR PBMC YANG DIPAPAR H2O2 3% Agus Dody Pranata Suadi Putra; I Gusti Kamasan Nyoman Arijana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.963 KB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kerusakan lingkungan dan perubahan gaya hidup pada manusia. Gaya hidup yang serba instan dan stres yang dialami manusia berpotensi mendapat paparan radikal bebas. Radial bebas dapat diredam dengan antioksidan. Salam merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan, yakni flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha) terhadap viabilitas Sel Limfosit pada kultur PBMC yang dipapar H2O2 3%. Penelitian ini adalah eksperimental murni dengan pola Post Test Only Control Group Design pada sampel darah vena secara in vitro. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sel limfosit pada kultur PBMC sebanyak 808 x 102 sel/ml. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha). Variabel terikat pada penelitian ini adalah sel limfosit. Data dianalisis menggunakan uji One-Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Setelah pengujian selama 30 menit, didapatkan nilai viabilitas tertinggi pada kelompok perlakuan P4 sebesar 86,07%. Pada uji One-Way ANOVA diperoleh hasil nilai p = 0,001 (p <0,05) yang artinya terdapat perbedaan signifikan secara statistik terhadap viabilitas sel limfosit pada perlakuan. Hasil uji Post Hoc didapatkan adanya perbedaan viabilitas sel limfosit yang bermakna secara statistik pada perlakuan P0 dengan P4, P1 dengan P3, dan P1 dengan P4. Ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha) efektif dalam meningkatkan viabilitas jumlah sel limfosit dibandingkan dengan kontrol positif. Konsentrasi 0,0000054 gram/ml merupakan konsentrasi yang paling efektif. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang sama banyak dan konsentrasi yang lebih bervariasi.
KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS) MENINGKATKAN KELEMBAPAN KULIT TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B I Putu Dema Prasetya; I.G. Kamasan Nym. Arijana; Ni Made Linawati; I Wayan Sugiritama; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i11.P08

Abstract

ABSTRAK Kulit kering dapat menurunkan kinerja proteksi tubuh terhadap efek radikal bebas dan infeksi.Kerusakan kulit bisa terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), salah satu dari komponen sinarmatahari yang mencapai bumi. Efek dari sinar UV yang memiliki sifat sebagai sumber radikal bebasdapat dicegah dengan antioksidan. Salah satunya yaitu krim ekstrak kulit buah naga super merah(Hylocereus costaricencis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian krim ekstrakkulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) terhadap kelembapan kulit tikus wistar (Rattusnorvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 30 ekortikus wistar jantan yang sudah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Sampel penelitian dibagi kedalam 5 (lima) kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan, yaitu kelompokkontrol (P0), kelompok plasebo (P1), kelompok krim ekstrak kulit buah naga super merah 5% (P2),10% (P3), dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrakkrim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 5% dan krim ekstrak kulit buahnaga super merah (Hylocereus costaricencis) 10% terhadap peningkatkan kelembapan kulit tikus wistar(Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Kata Kunci: Kelembapan Kulit, Kulit Buah Naga Super Merah, Antioksidan, Sinar Ultraviolet, TikusWistar
Growth Hormone Menurunkan Ekspresi Protein p53 dan p21 Sel Endotel Tikus Jantan (GROWTH HORMONE REDUCES P53 AND P21 ENDOTHELIAL PROTEIN EXPRESSION IN MALE RATS) I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti; Ni Putu Sriwidyani; I Dewa Ayu Inten Primayanti; I Gusti Kamasan; Nyoman Arijana; I Gusti Nyoman Sri Wiryawan; Ida Ayu Ika Wahyuniari; I Wayan Sugiritama; I Gusti Ngurah Mayun
Jurnal Veteriner Vol 17 No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.767 KB)

Abstract

The use of growth hormone (GH) treatment in aging related condition such as atherosclerosis is stillcontroversial. Previous study showed GH reduce atherosclerotic plaque and prevent endothelial cellsenescence. This study was aimed to understand the mechanism of GH effect to endothelial senescencethrough p53/p21 pathway. A randomized posttest only control group design study was conducted. Twentymale Wistar rats were randomized into five groups; negative control (P0), positive control (P1), and GHtreated group (P2, P3, P4). Negative control group was fed with standard diet, and others were fed withatherogenic diet for 20 weeks. After 10 weeks, subjects were injected subcutaneously (0,1 mL) with aquadest(P0 and P1) and increasing dose of GH (0,02 IU, 0,04 IU, and 0,08 IU) for P2, P3, P4 once a day respectivelyfor 10 weeks. In the end of the study all subjects were examined for p53 and p21 endothelial proteinexpressions. Immunohistochemistry of endothelial p53 showed reduce expression in treated groups (P0:7.28 ± 0.36; P1: 39.51 ± 1.18; P2: 32.70 ± 1.10; P3: 16.98 ± 0.78; and P4: 14.29 ± 0.38). The reduction was also observed in p21 expression (P0: 5.38 ± 0.49; P1: 37.81 ± 0.76; P2: 26.02 ± 1.54; P3: 16.37 ± 1.24; andP4: 4.82 ± 0.61. One way analysis of variance and post hoc test (LSD) analysis showed significant differencesbetween all groups (p<0.05). In conclusion, GH reduces endothelial expression of p53 and p21 and thispathway may contribute to GH effect on atherosclerotic plaque and endothelial senescence.
Perbedaan Gambaran Histopatologi Granuloma Paru Mencit Setelah Diinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan atau Intervensi Silika (THE INFLUENCES OF TIME IN THE HISTOPATHOLOGY OF LUNG GRANULOMA IN MICE AFTER INFECTION OF MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS AND SILI Ni Made Linawati; I Gusti Ngurah Mayun; I Gusti Nyoman Sri Wiryawan; Nyoman Sri Budayanti; Ni Made Mertaniasih; Fedik Abdul Ratam; I Nyoman Wande; I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti; Ida Ayu Ika Wahyuniari; I Wayan Sugiritama; I Gusti Kamasan Arijana
Jurnal Veteriner Vol 14 No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.958 KB)

Abstract

The characteristics of lung tuberculosis is granuloma, which is consisted of lymphocytes andmacrophages that show the interaction between immune cells and M.tb. Granuloma is the organizationprocess which is depend on lymphocytes invasion, adhesion molecules and chemokine fasilitation. Silicosiswhich is caused by silica, can influence granuloma in the lung. The features of granuloma is variationdepend on the elicited agent and immune reaction. The main purpose of this study was to prove thehistopathology differences of  mice lung granuloma caused by M.tb infection,  silica intervention and bothin 3th  and 7th weeks. It was 45 mice Balb-c strain, divided into 3 groups;  P1 got  M.tb infection with H37Rvstrain 105  perml,P2 got silica intervention with 60 micro litre and, P3 got both of M.tb infection and  silica intervention. Termination of each group were held on 3 and 7 weeks of intervention, continued byhistopathology examination. In the histopathology feature, we done semi-quantitative prosedure to measurelung damage by using Dormans scores; perivasculitis, peribronchiolitis, alveolitis and granuloma. Oneway anova to analysis the differences of histopathologycal result among these groups (P< 0,05).  Resultshowed the significant differences  among these group.  In the 3th weeks, we found  mild lung damage werehappened in all groups with granuloma, without necrosic (P1 and P2). In the 7th weeks we found  severe lungdamage in P3 with necrotic and fibrotic granuloma sign, with necrosis in P1, with fibrotic in P2.  Weconcluded the worst lung damage happened in 7th weeks in group which are got M.tb infection and silicaintervention, with granuloma characterictic of necrosic and fibrotic.
Co-Authors ADNYANA PUTRA, I GEDE AGUS DIVA Agus Dody Pranata Suadi Putra Anak Agung Ngurah Subawa Apolonia Berenika Badu Ayu Gita Bhagawanti Ayu Saka Laksmita W D.A.A.S. Laksmi Desak Putu Citra Udiyani Desak Putu Risky Vidika Apriyanthi Dewa Ayu Agus Sri Laksmi Dinesh Tanabbal ELVINA VERONICA Eugenia Meidy Fedik Abdul Ratam Gayathiri Mohana Krishnan Gede Wirata Hamsu Kadriyan Henky Henky I Dewa Ayu Eka Widiari Putri I Dewa Ayu Inten Primayanti I Dewa Made Agus Paramarta Putra I Gde Raka Widiana I Gusti Ayu Dewi Ratnayanthi I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti I Gusti Kamasan I Gusti Ngurah Mayun I Gusti Nyoman Sri Wiryawan I Kadek Swastika I Ketut Tunas I Made Adi Satria Darma I Made Agus Endra Permana I Made Jawi I Made Sudarmaja I Nyoman Hariyasa Sanjaya I Nyoman Wande I Nyoman Wiryawan I Putu Dema Prasetya I Wayan Gede Artawan Eka Putra I Wayan Putu Sutirta Yasa I Wayan Sugiritama I Wayan Sugiritama I. G. A. D. Ratnayanthi I.G.N.S. Wiryawan I.N. Wande I.W. Sugiritama Ida Ayu Dewi Wiryantini Ida Ayu Ika Wahyuniari Intan Syahirah Bt Abdul Rauap JOHAN AXEL PARIURY Joshua Ezra Ronaldo Bayak JUAN PAUL CHRISTIAN HERMAN Juven Luvianto Komang Jegek Triangga Apsari Made Satria Yudha Dewangga Mahen Isaac Pannir Chelvam N. M. Linawati N.M. Linawati Ni Ketut Susilawati Ni Luh Ariwati Ni Luh Putu Eka Diarthini Ni Made Linawati Ni Made Mertaniasih Ni Made Yuli Lestari Ni Nyoman Mas Utari Rena Ni Nyoman Sri Budayanti Ni Putu Candra Paramita Ni Putu Sriwidyani Ni Putu Widayanti Ni Wayan Devi Yulianti Nyoman Intan Cahaya Pertiwi Nyoman Pratiwi Hapsari Dewi P.P.A.P. Dewi Putu Ayu Asri Damayanti Raymond Elbert Budianto Romdhoni, Achmad Chusnu Ruthirar Kalaichelvam Sri Maliawan Tarvin Jit Singh Gill TIFFANY REBECCA Tjokorda Gde Agung Suwardewa Wayan Aryadana Wayan Aryadana Wayan Suardana Yogarani V.C Rajappan