Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Perencanaan Sinyal Lampu Lalu Lintas Persimpangan Tiga Lengan Pada Jl.Tanjung Raya II – Jl. Panglima Aim Kota Pontianak Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol 7, No 1 (2015): Edisi Bulan Maret 2015
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.833 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v7i1.12049

Abstract

Abstract– This study aim to plan traffic light at intersection three arm of Tanjung Raya II Street – Panglima Aim Street in Pontianak City. This Study require data of intersection geometric and vehicle traffic obtained of field survey. This study yield planning of traffic light 2 phase with cycle time 78 second. Green time of actual for phase 1 (Street of Panglima Aim) equal to 22 second, and for phase 2 ( Sreet of Tanjung Raya II) equal to 42 second. Keywords– Traffic Light, Cycle Time, Green Time.
Penyusunan Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Transportasi Kabupaten Kapuas Hulu Berbasis WEB Juniardi, Ferry; Azwansyah, Heri
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol 6, No 1 (2014): Edisi Bulan Maret 2014
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.268 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v6i1.5181

Abstract

Abstract The availability of adequate transportation infrastructure data is something that is very important in the development of transport infrastructure policy formulation. The study is to construct a system of geographic information Kapuas Hulu transport infrastructure built web-based. This study requires transportation infrastructure data obtained from relevant agencies, field surveys and various reference sources. The study provides a geographic information system of transportation infrastructure Kapuas Hulu web-based GIS. The system can handle the data input process and the search process data and perform spatial functions properly. The system can also show the spread of transport which is described in the form of maps so that users know more clearly the existing transportation in Kapuas Hulu. Keywords Transport infrastructure, GIS, Web
Pemetaan Sistem Informasi Infrastruktur Transportrasi Di Kabupaten Ketapang Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
ELKHA: Jurnal Teknik Elektro Vol 6, No 1 (2014): Edisi Bulan Maret 2014
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.719 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v6i1.5182

Abstract

Abstract Database available transport infrastructure is the basis for developing transportation. This study is an effort to map the existing conditions in the transport infrastrutkur Ketapang. This study requires data transport infrastructure of land communications obtained from relevant agencies and field surveys. This study resulted in Transport Infrastructure Database in Ketapang that can be implemented with web GIS applications. These results may provide transportation infrastructure mapping information spread across Ketapang KeywordsDatabase, Transport Infrastructure, Web GIS
Sistem Informasi Manajemen Jalan Di Kota Ketapang Juniardi, Ferry
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol 5, No 2 (2013): Edisi Bulan Oktober 2013
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.978 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v5i2.4622

Abstract

Abstract Ketapang city as the district capital ketapan. Ketapang city is a growing city needs to be supported by systems that better traffic management. This study aimed to develop a management information system roads in the city of Ketapang. This study requires data traffic flow and road obtained from relevant agencies and field surveys. This study resulted in a system that is capable of handling data as well as the intersection of the road and display it in the form of a map. This system can help users in analyzing roads and signalized intersection or not. system can also help users filter the data that is based on certain criteria Keywords Traffic management, Roads, Intersections
ANALISIS PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN KECAMATAN BADAU KABUPATEN KAPUAS HULU Yudha, Gst. Arista Kusuma; Juniardi, Ferry; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.9739

Abstract

Kecamatan Badau merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan dengan negara Malaysia yang termasuk kedalam Kabupaten Kapuas Hulu. Dengan luas wilayah 700 km2 atau sekitar 2,35 persen dari luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. kecamatan Badau terbagi menjadi 9 Desa yaitu : Desa Badau, Desa Sebindang, Desa Seriang, Desa Tajum, Desa Janting, Desa Semuntik, Desa Kekurak, Desa Tinting Seligi, dan Desa Pulau Majang. Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia kecamatan Badau memiliki peranan yang strategis bagi pembangunan Kabupaten Kapuas Hulu. Dimana setiap Desa memiliki kebutuhan yang berbeda – beda dalam membangun dan mengembangkan kawasannya.  Adapun tujuan dari skripsi ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning ( IRAP ), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : sumber air bersih, kesehatan,  pendidikan, pertanian/perkebunan, pemukiman, perkantoran, komunikasi, sumber tenaga listrik, pasar, dan KAMTIBMAS di daerah perbatasan. Hasil analisa penelitian menyimpulkan bahwa tingkatan nilai aksesibilitas pada sektor – sektor aksesibilitas pada sembilan Desa.Untuk sepuluh sektor yang di teliti memiliki nilai aksesibilitas yang bervariasi yaitu :Sektor Sumber Air Bersih dengan nilai 11,800 di prioritaskan untuk Desa Pulau Majang, sektor Pertanian/Perkebunan dengan nilai 10,525 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Pendidikan dengan nilai 12,025 di prioritaskan untuk Desa Tinting Seligi, sektor Kesehatan dengan nilai 10,424 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Pemukiman dengan nilai 8,417 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Perkantoran dengan nilai 6,781 di prioritaskan untuk Desa Kekurak, sektor KAMTIBMAS dengan nilai 9,527 di prioritaskan untuk Desa Pulau Majang, sektor Sumber Tenaga Listrik dengan nilai 11,759 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Pasar dengan nilai 10,667 di prioritaskan untuk Desa Tajum, dan sektor Komunikasi dengan nilai 11,375 di prioritaskan untuk Desa Pulau Majang.Hasil analisis terbaru harian regional oleh terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada kesembilan Desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penaganan prasarana transportasi.    1. Kata Kunci: kecamatan badau, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP), aksesibilitas
STUDI EVALUASI DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN DI KOTA PONTIANAK (STUDI KASUS JL. VETERAN, JL. PAHLAWAN DAN JL. SULTAN HAMID) Hendri, Yulius; AS, Syafaruddin; Juniardi, Ferry
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The case study is located at the Veteran road crossing, namely at the crossing facility (zebra crossing), Pahlawan road and Sultan Hamid crossroad on the crossing facility (zebra crossing). Observations made related to the type of crossing facility needs at the location of the study. By evaluating existing facilities and analyzing existing or non-existing facilities for pedestrian numbers and vehicle volumes. Data collected in the form of pedestrian volume data, vehicle volume, vehicle speed data and other supporting data. The method used in the study of determining the type of crossing facility needs is the appropriate approach methods, namely determining the type of crossing facilities in accordance with the Procedure for Determining Pedestrian Facilities in Urban Areas (1995) and the Department of Advice Note TA / 10/80, while for determining the average speed of the vehicle according to the Indonesian Road Capacity Manual. In addition, it will also be seen the user's perception of the existence of zebra cross seen from function, safety, comfort, cleanliness and beauty. The evaluation results at the eight existing crossing points (zebra crossing) indicate that zebra crossing is in accordance with the provisions of pedestrian criteria, only at ZONE A, ZONE B, ZONE C, and ZONE D almost 85% of respondents think on location This requires special attention and care from the related institution. Whereas on the ZONE I of the Heroes road, which determines the type of quisioner crossing facility planned for distribution to the respondents, almost 85% of respondents want an additional crossing facility in this location. Technically, analysis of crossing facilities services is analyzed that this location (Jl. Pahlawan) is a pelican with waiting stalls, but in the analysis of interview surveys shows that the need for pedestrian facilities (respondents) is a pedestrian bridge (JPO). All study sites use zebra ross which up to now still have service levels A. The selection of planning crossing facilities at the study location (Jl.Pahlawan) is reasonable when viewed from the road width of 8-10 m per track with a high median, the speed of the vehicle is stretched which ranges from 10-18 km / h and the number of pedestrians crossing carelessly without using existing facilities (zebra crossing), so it is dangerous if there are no additional crossing facilities in the form of JPO. For the volume of vehicles at this location, which is in the north direction, it has a peak hour at 16.00-17.00 with a total of 1462.1 on Mondays and the volume of vehicles in the south direction has a peak hour at 10.00-11.00 with a total of 1394.7 pcu / hour on Friday. Determination of the type of crossing facility on the road of the hero has a degree of saturation of 0.87 in LOS D which is approaching the unstable current and low speed.Keywords: Zebra Cross, Pendestrian, JPO, Traffic flow
OPTIMALISASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM (TAKSI DAN BUS) RUTE PONTIANAK-SINTANG, PONTIANAK-NANGA PINOH DAN PONTIANAK-PUTUSSIBAU Saputra, Darma; Juniardi, Ferry; Kadarini, S Nurlaily
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Untan
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.2159

Abstract

Seiringdengan perkembangan Provinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah maupunperkembangan sosial ekonomi, maka sarana dan prasarana transportasi secarakeseluruhan sangatlah penting. Untuk menunjang atau mendukung perkembangantersebut diperlukan sarana transportasi yang memadai dan dapat dijangkau olehsemua lapisan masyarakat. Hasil perhitungan yang menggunakan metode Try and Error dapat dilihat Jumlah angkutan umum (Taksi) yang optimal untuktrayek Pontianak-Sintang adalah sebanyak26 armada dari 32armada dengan tarif optimal yaitu sebesar Rp. 160.000,00,-, sedangkan untuk angkutan umum (Bus) yang optimal adalah sebanyak 42armada dari 26 armadadengan tarif optimal yaitu sebesar Rp.110.000,00,- jumlah angkutan umum (Taksi) yang optimal untuk trayek Pontianak-NangaPinoh adalah sebanyak 7 armada dari 9 armada dengan tarif optimal yaitu sebesar200.000,00,-, sedangkan untuk angkutan umum(Bus) yang optimal adalah sebanyak 17 armada dari 10 armada dengan tarif optimal yaitu sebesar Rp. 120.000,00,- dan jumlahangkutan umum (Taksi) yang optimal untuk trayek Pontianak-Putussibau adalahsebanyak 12 armada dari 15 armada dengan tarif optimal yaitu sebesar Rp.300.000,00,-. Kata-kata kunci: optimalisasi,kebutuhan, angkutan umum (taksi dan bus), metode tryand error
KAJIAN PERENCANAAN AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SINTANG (STUDI KASUS KECAMATAN KETUNGAU HULU) Simbolon, Ferdy Setiady; Kadarini, S Nurlailiy; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.9999

Abstract

Kecamatan Ketungau Hulu merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan dengan negara Malaysia yang termasuk kedalam Kabupaten Sintang. Dengan luas wilayah 2,138,2 km2 atau sekitar 9,88 persen dari luas wilayah Kabupaten SintangKecamatan Ketungau Hulu terbagi menjadi 18desa yang terdiri dari 5 desa yang berbatasan dengan negara Malaysia yaitu : Desa Sungai Seria, Desa Nanga Bayan, Desa Jasa, Desa Rasau dan Desa Muakan Petinggi. Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia Kecamatan Ketungau Hulu memiliki peranan yang strategis bagi pembangunan Kabupaten Sintang. Dimana setiap desa memiliki kebutuhan yang berbeda – beda dalam membangun dan mengembangkan kawasannya. Untuk itu dalam menentukan kebutuhan penduduk setiap desa maka perlu dilakukan kajian aksesibilitas mengenai kebutuhan prioritas setiap desa dalam usaha mengembangkan kawasan serta pemenuhan kebutuhan/pencapaian yang di inginkan.  Adapun tujuan dari skripsi ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning ( IRAP ), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk Desa Rasau. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkantoran, Komunikasi, Pemukiman, Pertanian/Perkebunan, dan Kamtibmas daerah perbatasan. Hasil analisa penelitian menyimpulkan bahwa tingkatan nilai aksesibilitas pada sektor - sektor aksesibilitas Desa Rasau dari perioritas tertinggi sampai pada prioritas terendah adalah sebagai berikut sektor Sumber Tenaga Listrik (18,074), Komunikasi (16,500), Pasar (16,250), Pertanian/Perkebunan (15,983), Kamtibnas (15,929), Pendidikan (15,067), Kesehatan (14,583), Sumber Air Bersih (13,667), Pemukiman (11,531) dan Perkantoran (11,156). Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada 5 desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penaganan prasarana transportasi.   Kata kunci: Kecamatan Ketungau Hulu,aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)
OPTIMALISASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM (TAKSI DAN BUS) RUTE PONTIANAK-LANDAK, PONTIANAK-SANGGAU DAN PONTIANAK-SEKADAU ., Leonardus; Juniardi, Ferry; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Untan
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.2161

Abstract

Seiringdengan perkembangan Provinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah maupun perkembangansosial ekonomi, maka sarana dan prasarana transportasi secara keseluruhansangatlah penting. Untuk menunjang atau mendukung perkembangan tersebutdiperlukan sarana transportasi yang memadai dan dapat dijangkau oleh semualapisan masyarakat. Hasil perhitungan yang menggunakan metode Try and Error dapat dilihat Jumlah angkutan umum (Bus) yang optimal untuktrayek Pontianak-Landak adalah sebanyak 16 armada dari 17 armada dengan tarif optimal yaitu sebesarRp. 29.999,73,-, jumlah angkutan umum (Taksi) yang optimal untuk trayekPontianak-Sanggau adalah sebanyak 27 armada dari 29 armada dengan tarif optimalyaitu sebesar 98.900,26,-, sedangkan untuk angkutan umum (Bus) yang optimal adalah sebanyak 22 armada dari 16 armada dengan tarif optimal yaitu sebesar Rp. 47.000,33,- dan jumlahangkutan umum (Taksi) yang optimal untuk trayek Pontianak-Sekadau adalahsebanyak 18 armada dari 18 armada dengan tarif optimal yaitu sebesar Rp.118.735,90,-, sedangkan untuk angkutan umum(Bus) yang optimal adalah sebanyak 8 armada dari 6 armada dengan tarif optimal yaitu sebesar Rp. 50.001,40,-.Kata-kata kunci: optimalisasi,kebutuhan, angkutan umum (taksi dan bus), metode tryand error
KAJIAN PERENCANAAN AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SINTANG (STUDI KASUS KECAMATAN KETUNGAU HULU) Simbolon, Ferdy Setiady; Kadarini, S Nurlailiy; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.10001

Abstract

Kecamatan Ketungau Hulu merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan dengan negara Malaysia yang termasuk kedalam Kabupaten Sintang. Dengan luas wilayah 2,138,2 km2 atau sekitar 9,88 persen dari luas wilayah Kabupaten SintangKecamatan Ketungau Hulu terbagi menjadi 18desa yang terdiri dari 5 desa yang berbatasan dengan negara Malaysia yaitu : Desa Sungai Seria, Desa Nanga Bayan, Desa Jasa, Desa Rasau dan Desa Muakan Petinggi. Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia Kecamatan Ketungau Hulu memiliki peranan yang strategis bagi pembangunan Kabupaten Sintang. Dimana setiap desa memiliki kebutuhan yang berbeda – beda dalam membangun dan mengembangkan kawasannya. Untuk itu dalam menentukan kebutuhan penduduk setiap desa maka perlu dilakukan kajian aksesibilitas mengenai kebutuhan prioritas setiap desa dalam usaha mengembangkan kawasan serta pemenuhan kebutuhan/pencapaian yang di inginkan.  Adapun tujuan dari skripsi ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning ( IRAP ), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk Desa Rasau. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkantoran, Komunikasi, Pemukiman, Pertanian/Perkebunan, dan Kamtibmas daerah perbatasan. Hasil analisa penelitian menyimpulkan bahwa tingkatan nilai aksesibilitas pada sektor - sektor aksesibilitas Desa Rasau dari perioritas tertinggi sampai pada prioritas terendah adalah sebagai berikut sektor Sumber Tenaga Listrik (18,074), Komunikasi (16,500), Pasar (16,250), Pertanian/Perkebunan (15,983), Kamtibnas (15,929), Pendidikan (15,067), Kesehatan (14,583), Sumber Air Bersih (13,667), Pemukiman (11,531) dan Perkantoran (11,156). Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada 5 desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penaganan prasarana transportasi.   Kata kunci: Kecamatan Ketungau Hulu,aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)