Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pengembangan Media Pembelajaran Buku Digital Interaktif Berbasis Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa Cici Puspaningrum; Edi Syahputra; Edy Surya
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 2 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.27147

Abstract

This study aims to: 1) develop an interactive digital book learning media based on a realistic mathematics learning approach on the valid, practical, and effective flat-sided geometry material (cubes and blocks) so as to improve students' mathematical spatial abilities; 2) improve students' mathematical spatial abilities by using interactive digital books based on a realistic mathematics learning approach on the flat side (cube and block) material. This research is a development research using the ADDIE model. The validity of the interactive digital book learning media assessed by the validators in terms of three aspects, namely the quality of content and objectives, learning/instructional strategies, and media design obtained a total average of 3.73 ("valid" category). The practicality of learning media is seen from the observation score of learning implementation in the first trial, which is 2.87 (category "poorly implemented") so that the second trial is carried out and a score of 3.73 is obtained (category "well implemented"). The effectiveness of learning media in terms of four aspects, namely classical completeness, student activity observation scores, observations of teachers' ability to manage learning, and student responses. The classical mastery of the students' mathematical spatial ability in the second trial was 86.67% (13 students). The average percentage of achievement of the ideal time of student activity in the second trial for three meetings was 22.2%, 26.87%, 26.87%, 13.9%, 7.87%, and 2.32%. The average score for observing the teacher's ability to manage learning in the second trial was 3.79 ("good" category). The average student response in the second trial was 3.74 ("interested" category). Based on the normalized gain index, it was found that in the second trial there was an increase in the value with a score of 0.40 ("medium" criteria).Keywords: Interactive Digital Books, Realistic Mathematics Learning Approach, Spatial Ability, Development of Mathematics Learning Media, Cubes and Blocks.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS BUDAYA BATAK TOBA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA Chrismanto Purba; Edy Surya; Mukhtar Mukhtar
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 12, No 1 (2019): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v12i1.22954

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui validitas, kepraktisan dan keefektifan bahan ajar yang dikembangkan, dan (2) Mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Jenis penelitian ini adalah pengembangan dengan mengggunakan model pengembangan Dick and Carey. Penelitian ini dilakukan di SMA Markus Medan, uji coba I dilakukan Dikelas X-IPA sedangkan Uji coba II dikelas X- IPS. Bahan ajar menggunakan model pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis budaya batak toba yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Bahan ajar yang dikembangkan juga memenuhi kriteria praktis berdasarkan pendapat ahli, respon siswa dan guru yang menyatakan bahan ajar dapat  digunakan dengan mudah. Bahan ajar yang menggunakan model pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis budaya batak toba yang dikembangkan memenuhi kriteria efektif dengan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada uji coba I yaitu 25 orang siswa (83,33%) yang tuntas dari 30 orang siswa, sedangkan pada uji coba II yaitu 26 orang siswa (86,66% ) yang tuntas dari 30 orang siswa; (2) aktifitas dalam kegiatan pembelajaran yaitu aktivitas siswa pada seluruh aspek yang diamati berada toleransi waktu ideal yang ditetapkan, dan rata-rata nilai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada uji coba I sebesar 3,67 dengan kategori cukup baik dan pada uji coba II sebesar 4,19 dengan kategori baik; dan (3) respon positif siswa pada uji coba I sebesar 91,15% dan pada uji coba II mencapai 95,20% siswa merespon positif terhadap komponen-komponen bahan ajar dan kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan menggunakan model pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis budaya batak toba mengalami peningkatan yaitu pada uji coba I sebesar 83,33%  siswa yang tuntas, sedangkan pada uji coba II 86,66% siswa yang tuntas dengan peningkatan 3,33%.Kata Kunci: Bahan Ajar, Model Guided Discovery Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Budaya Batak Toba
ANALISIS LINTASAN BERPIKIR SISWA SMP UNTUKMENYELESAIKAN MASALAH SPASIAL SETELAH MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK Fitri Mustika Arnis; Edi Syahputra; Edy Surya
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 13, No 2 (2020): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v13i2.23714

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1)  Mengetahui hasil tes kemampuan spasial siswa yang diajar dengan Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik  2) mengetahui lintasan berpikir siswa SMP untuk menyelesaikan masalah spasial setelah Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Ali Imron Medan dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP sebanyak 31 orang. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian ialah, tes kemampuan spasial dalam menyelesaikan masalah geometri dan pedoman wawancara. Subjek untuk wawancara dipilih sebanyak 6 orang berdasarkan dengan tingkat kemampuan spasial matematisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tingkat kemampuan spasial matematis pada siswa berkemampuan rendah memiliki proporsi tertinggi yaitu sebanyak 12 siswa, diikuti pada siswa berkemampuan tinggi 10 siswa dan berkemampuan sedang sebanyak 9 siswa. Jadi, persentase tingkat kemampuan spasial matematis siswa dengan kemampuan ‘rendah’ sebanyak 38,7%, kemampuan ‘sedang’ sebanyak 29%, dan kemampuan ‘tinggi’ sebanyak 32,3%. 2) Tahapan proses berpikir kreatif yang dimiliki oleh peserta didik sebagaimana hasil dan temuan pada penelitian ini adalah orientation, preparation, incubation, illumination dan verification yang akan dilewati sebagai titik lintasan berpikir siswa.Kata Kunci : Kemampuan Spasial, Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik, lintasan berpikir siswa, berpikir kreatif
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMA Antoni Antoni; Pargaulan Siagian; Edy Surya
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 12, No 2 (2019): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v12i2.23721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. 2) Kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. 3) Efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. 4) Peningkatan kemampuan berpikir ktitis matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing.dan 5) Respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D yang terdiri dari empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-MIA1 dan X-MIA2 SMA Negeri 3 Binjai. Dari hasil uji coba I dan uji coba II diperoleh bahwa: (1) Perangkat yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid sebelum digunakan ke lapangan. (2) Guru dan siswa sebagai pengguna perangkat telah menyatakan bahwa perangkat praktis untuk digunakan. (3) perangkat telah memenuhi kriteria efektif dilihat dari pemenuhan kriteria efektif pada uji coba II yang menunjukkan hasil bahwa 88.24% siswa telah memiliki kemampuan berpikir kritis dengan skor minimal 67. (4) Peningkatan kemampuan berpikir kritis uji coba I ke uji coba II sebesar 5% yaitu dari 77 menjadi 81. (5) Respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan menujukkan hasil respon positif lebih dari 80% pada uji coba I dan II.Kata Kunci: Berpikir Kritis, Penemuan Terbimbing.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK KEMAMPUAN VISUAL THINKING MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA KELAS VII SMP SWASTA RAJA GARUDA MAS BESITANG Meli Rama Yunita; Edy Surya; Edi Syahputra
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 13, No 2 (2020): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v13i3.22913

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana: 1) validitas, kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran berbasis yang dikembangkan dan 2) peningkatan kemampuan visual thinking matematis dan self efficacy siswa terhadap matematika dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model Thiagarajan  yang terdiri atas 4 tahapan. Penelitian ini menghasilkan produk yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP), Buku Guru (BG), Buku Siswa (BS), Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Tes Kemampuan Visual Thinking Matematis dan angket self efficacy siswa terhadap matematika. Uji coba 1 dilakukan di kelas VII-1 dan uji coba 2 dilakukan di kelas VII-2 SMP Swasta RGM Besitang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) perangkat pembelajaran valid, baik dari validitas isi maupun validtas konstruk, 2) perangkat pembelajaran praktis digunakan, dilihat dari penilaian validator dan respon positif siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan, 3) perangkat pembelajaran efektif, dilihat dari ketuntasan belajar dan aktivitas siswa, 4) peningkatan kemampuan visual thinking  siswa berada pada kategori sedang dan 5) adanya peningkatan kemampuan self efficacy siswa terhadap matematika dari uji coba 1 ke uji coba 2.Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah, Visual Thinking dan Self Efficacy
ANALISIS KEPERCAYAAN DIRI (SELF-CONFIDENCE) SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Zuhur Fardani; Edy Surya; Mulyono Mulyono
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 1 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.24809

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap Kepercayaan diri (self confidence) siswa setelah pelaksanaan model Problem Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa MAS Al-Washliyah Km. 6 Medan, Kelas XI-A yang berjumlah 30 orang. Kemudian dipilih subjek wawancara berdasarkan kategori kecerdasan logis matematis dan pola jawaban yang dominan pada setiap kategori. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) Kepercayaan diri (self confidence) siswa setelah diterapkan model problem based learning didapat bahwa dari 30 siswa terdapat 6 siswa yang memiliki keepercayaan diri (self confidence) kategori tinggi, 20 siswa yang memiliki kategori sedang, dan 4 siswa yang memiliki kategori rendah. (2) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan tes kecerdasan logis matematis siswa a) pada kategori tinggi dan sedang, siswa mengalami kesulitan pada kategori pemecahan masalah; b) pada kategori rendah, siswa mengalami kesulitan pada kategori konsep dan pemecahan masalah.Kata Kunci: Kepercayaan Diri Siswa, Self-Confidence, Model Problem Based Learning
PERBEDAAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI BUDAYA MANDAILING Rahmadeni Harahap; Edy Surya; Edi Syahputra
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 1 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i1.22881

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) menganalisis perbedaan kemampuan spasial matematis siswa melalui model pembelajaran kontekstual dan penemuan terbimbing berorientasi budaya Batak Mandailing, (2) menganalisis perbedaan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kontekstual dan penemuan terbimbing berorientasi budaya Batak Mandailing, (3) mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan KAM siswa terhadap kemampuan spasial siswa, (4) mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan KAM siswa  terhadap motivasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan terdiri dari : (1) tes kemampuan spasial, (2) angket motivasi belajar. Analisis data dilakukan dengan analisis varians (ANAVA) dua jalur . Hasil penelitiaan menunjukkan: (1) terdapat perbedaan kemampuan spasial siswa melalui melalui model pembelajaran kontekstual dan penemuan terbimbing berorientasi budaya Batak Mandailing, (2) terdapat perbedaan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kontekstual dan penemuan terbimbing berorientasi budaya Batak Mandailing, (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan KAM siswa terhadap kemampuan spasial siswa, (4) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan KAM siswa  terhadap motivasi belajar siswa.Kata Kunci: Pembelajaran kontekstual, Pembelajaran penemuan terbimbing, Spasial, Motivasi Belajar
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP SWASTA DWITUNGGAL TANJUNG MORAWA Yunita Sari; Edy Surya; Asmin Asmin
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 12, No 1 (2019): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i2.22892

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, (2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan self efficacy antara siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, (3) Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, dan (4) Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan self efficacy siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes kemampuan awal matematika, tes berpikir kritis matematis dan angket self efficacy. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan persentase pencapaian skor siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran biasa. Analisis inferensial data dilakukan dengan ANAVA 2 Jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, (2) Terdapat perbedaan peningkatan self efficacy antara siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, (3) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, dan (4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan self efficacy siswa.Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis Matematis, Self Efficacy, Pembelajaran Berbasis Masalah
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL ELICTING ACTIVITIES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS X SMKN 2 MEDAN Novita Sari; Izwita Dewi; Edy Surya
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 2 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i2.22888

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model eliciting activities; 2) Menganalisis kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model eliciting activities.; 3) Menganalisis efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model eliciting activities.; 4) Menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa yang belajar menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model eliciting activities. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama pengembangan perangkat pembelajaran melalui model eliciting activities dengan menggunakan model pengembangan Dick & Carey dan tahap kedua mengujicobakan perangkat pembelajaran melalui model eliciting activities  yang dikembangkan di kelas X-TG1, X-TG2 dan X-KR1. Dari hasil uji coba I, uji coba II dan tahap penyebaran diperoleh: 1) perangkat pembelajaran melalui model eliciting activities yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif ditinjau dari kriteria masing-masing; 2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model eliciting activities meningkat, ditinjau dari ketuntasan klasikal posttest uji coba I sebesar 70,00% meningkat menjadi 86,67% pada uji coba II dan meningkat 93,33% pada tahap penyebaran; 3) pencapaian disposisi matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model eliciting activities meningkat, ditinjau dari hasil analisis angket disposisi matematis siswa pada uji coba I sebesar 76,78  meningkat menjadi 82,15 pada uji coba II dan meningkat 87,84 pada tahap penyebaran.Kata Kunci: perangkat pembelajaran, model pengembangan Dick & Carry, model eliciting activities (MEAs) kemampuan pemecahan masalah matematis, disposisi matematis.
IMPROVING MATHEMATICAL PROBLEM-SOLVING ABILITY AND SELF-CONFIDENCE OF HIGH SCHOOL STUDENTS THROUGH CONTEXTUAL LEARNING MODEL Edy Surya; Feria Andriana Putri; Mukhtar Mukhtar
Journal on Mathematics Education Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Department of Doctoral Program on Mathematics Education, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jme.8.1.3324.85-94

Abstract

The purposes of this study are: (1) to know if students’ mathematical problem-solving ability taught by contextual learning model is higher than students taught by expository learning, (2) to know if students’ self-confidence taught by contextual learning model is higher than students taught by expository learning, (3) to know if there is interaction between learning model and students’ early mathematical ability to improve students' mathematical problem-solving ability, (4) to know if there is interaction between learning model and students’ early mathematical to improve students' self-confidence. This study is a quasi-experimental research. The population in this study consists of 180 students in grade VIII SMP Muhammadiyah 11 Pangkalan Brandan. Two classes (60 students) are taken as sample. Data were analyzed by two way Anova. The results of this study indicate that (1) students’ capability of solving mathematical problems taught with contextual learning model is higher than students taught by expository, (2) students’ self-confidence taught by contextual learning model is higher than students taught by expository, (3) there is interaction between learning model and students’ early mathematical ability to improve students' mathematical problem-solving ability, (4) there is interaction between learning model and students’ early mathematical to improve students' self-confidence. Keywords: Contextual Learning Model, Mathematical Problem-Solving, Self-Confidence DOI: http://dx.doi.org/10.22342/jme.8.1.3324.85-94