Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research)

KOMPOSISI ZAT GIZI MAKANAN SIAP SANTAP DARI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA: BAGIAN I Dewi Sabita Slamet; Komari Komari; Ubaidillah Ubaidillah
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 11 (1988)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1986.

Abstract

Telah dianalisis komposisi zat gizi 10 macam soto dan 12 macam sayuran siap santap asal beberapa daerah di Indonesia. Bahan-bahan untuk penelitian, sebagian dibeli dari pedagang atau restoran yang menjual masakan tersebut, lainnya dibuat sendiri di laboratorium sesuai dengan resep masakan tersebut. Analisis meliputi "proximate", mineral dan vitamin. Per porsi, kandungan energi soto berkisar antara 495 kalori (soto Padang) sampai 152 kalori (soto Kudus), protein berkisar antara 23 gram (soto Padang) sampai 4,7 gram (soto Betawi), besi antara 13,3 miligram (soto Madura) sampai 3,6 miligram (soto Betawi), karoten total antara 3134 mikrogram (soto Banjar) sampai 63 mikrogram (soto Pemalang). Untuk sayuran siap santap, kandungan energi tertinggi dalam gulai pakis (672 kal), terendah dalam sayur asem (119); protein tertinggi dalam brongkos (54.2 g), terendah dalam sayur asem (2.9 g); besi tertinggi dalam botok lamtoro (58.8 mg), terendah dalam sayur sop; karoten total tertinggi dalam gulai pakis (46069 ug), terendah dalam gudeg (642 ug).
KOMPOSISI ZAT GIZI BAHAN MAKANAN KHAS BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Dewi Sabita Slamet; Komari Komari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 9 (1986)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1977.

Abstract

Dalam tulisan ini disajikan hasil analisis zat gizi bahan makanan yang digunakan penduduk di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. Bahan makanan yang dihitung kadar zat gizinya meliputi 86 macam yang terdiri dari 9 macam sumber energi, 25 macam sumber protein, dan 52 macam sumber vitamin dan mineral.
KADAR ZAT GIZI MAKANAN OLAHAN/JAJANAN KHAS SETEMPAT DARI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Dewi Sabita Slamet; Komari Komari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 9 (1986)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1978.

Abstract

Dalam upaya melengkapi Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), khususnya bahan makanan olahan dan jajanan khas daerah, dianalisis zat gizi makanan khas Jawa Barat (bakwan, karedok, kue ambon), Jawa Timur (wajik camilan), Bali (celenges, lawar babi, lawar penyu, sate penyu dan serapah penyu), Sulawesi Selatan (kue cecuru, bayao, kue putu cangkir dan kue bagea), Kalimantan Selatan (asam  aram cokelat, asam aram merah, asam kandis, asam payak dan peda calo), dan Sumatera Selatan (empek-empek, lempok durian, rusip dan tempoyak). Zat gizi yang dianalisis meliputi nitrogen total, lemak, abu, serat kasar, kalsium, posfor, zat besi, karoten, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Nama Indonesia, Latin dan Inggris masing-masing olahan/jajanan tersebut juga disajikan.
FORTIFIKASI ZAT BESI PADA TEPUNG TERIGU DAN KECAP Komari Komari; Hermana Hermana
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 16 (1993)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2286.

Abstract

Fortifikasi zat besi merupakan salah satu program jangka panjang dalam memerangi anemi gizi besi. Fortifikasi ferosulfat dan ferofumarat telah dilakukan ke dalam tepung terigu dan kecap. Tepung terigu dan kecap yang difortifikasi dengan zat besi disimpan masing-masing di dalam kantung plastik dan botol berwarna. Kada zat besi dan ketersediaan biologi tepung terigu ditentukan menggunakan metoda in vitro selama penyimpanan 2 bulan. Variasi kadar zat besi pada tepung terigu yang diperoleh dalam penelitian ini terjadi oleh pengadukan zat besi ke dalam tepung terigu. Selama penyimpanan kecap yang difortifikasi dengan ferosulfat, kadar zat besinya meningkat mendekati 100%, ini diakibatkan oleh adanya proses keseimbangan zat besi dalam kecap selama penyimpanan. Ketersediaan biologi besi berkisar antara 10% dan 12%. Warna dan bau tepung terigu tak berubah selama penyimpanan tersebut. Namun demikian, daya terima makanan yang menggunakan tepung terigu dan kecap yang difortifikasi memerlukan pengujian.
AKUMULASI LEMAK PADA RHIZOPUS SP MELALUI PROSES FERMENTASI PADAT Komari Komari; Rossi Rozanna; Mien Karmini Mahmud
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2303.

Abstract

Proses bioteknologi dalam memproduksi asam lemak esensial menggunakan kapang telah berkembang, terutama menggunakan kultur cair. Dengan kultur cair, Rhizopus sp yang telah digunakan dalam proses fermentasi tempe, ternyata mampu memproduksi asam lemak esensial (Gamma linoleic acid). Dalam proses pembuatan tempe gembus menunjukkan adanya penurunan kandungan lemak dalam substratnya. Oleh karena itu, penelitian ini memformulasikan media ampas tahu dengan sumber nitrogen dan mineral sehingga diperoleh komposisi media yang dapat menghasilkan lemak melalui fermentasi padat. Variabel yang diteliti adalah jenis mikroorganisme Rhizopus oligasporus dan Rhizopus arrhizus, rasio karbon terhadap nitrogen (C/N ratio) sebesar 2.4, 1.5 dan 1.1 dengan sumber zat gizi lain yang ditambahkan sama serta temperatur fermentasi 270 C, 370 C dan 470 C dan lama fermentasi selama 3 hari. Pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan Rhizopus sp hanya terjadi pada fermentasi ampas tahu pada suhu 270 C dan 370 C saja. Analisis kandungan lemak dari hasil fermentasi ampas tahu tersebut menunjukkan bahwa kandungan lemak yang diperoleh berkisar antara 0.25g/100 g dan 1.79g/100g. Semua substart yang difermentasi dengan Rhizopus arrhizus tidak meningkatkan kandungan lemaknya. Akumulasi lemak terjadi pada fermentasi ampas dengan Rhizopus oligosporus, dengan rasio karbon/nitrogen 2.4 dan suhu fermentasi 370 C.
IODISASI GARAM: KADAR IODIUM DAN STABILITAS FISIKA BERBAGAI BENTUK IODISASI GARAM Komari Komari; Astuti Lamid
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 18 (1995)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2228.

Abstract

Iodisasi garam telah lama dilakukan di Indonesia sejak PELITA II. Salah satu alternatif penambahan iodium ke dalam garam adalah dalam bentuk mikrokapsul. Penelitian ini bertujuan meneliti kandungan berbagai jenis iodium dalam garam dari berbagai pasar dan mengukur waktu melarut bagi garam bila ditambahkan berbagai bentuk penyampaian iodium yakni mikrokapsul iodium, iodium dalam larutan garam jenuh dan larutan iodium dalam air suling. Ketiga bentuk penyampaian iodium ke dalam garam ini ditambahkan pada garam dan partikel garam tersebut, kemudian digantung dengan kawat wolfram dalam desikator yang berisi uap air jenuh. Penelitian menunjukkan bahwa berbagai jenis garam yang dijual di pasar di Bogor 6 dari 10 merek dagang mengandung iodium kurang dari 40ppm. Garam dengan kadar iodium 40ppm atau lebih adalah garam dengan merek dagang Miwon, Putri Duyung, Hero dan Doplin. Larutan iodium dalam air suling yang ditambahkan ke partikel garam menyebabkan garam melarut setelah 2 jam 40 menit, larutan garam jenuh setelah 3 jam 5 menit dan mikrokapsul iodium setelah lebih dari 5 jam. Garam yang ditambahkan mikrokapsul garam relatif lebih tahan terhadap stres dari uap air dalam lingkungannya.
KETERSEDIAAN BILOGIS MIKROKAPSUL ZAT BESI UNTUK FORTIFIKASI GANDA Komari Komari; Ance Murdiana; Erwin Affandi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 18 (1995)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2229.

Abstract

Mikrokapsul zat besi yang dikembangkan dengan menggunakan teknik spray cooling diteliti ketersediaan biologisnya pada hewan percobaan menggunakan metoda repletion. Mikrokapsul tersebut mengandung zat besi 7.2% dan sebagai kontrol digunakan senyawa ferosulfat. Pada awal masa depletion, tikus percobaan yang telah berumur 4 minggu diberi ransum rendah zat besi (sekitar 10 ppm) selama 14 hari, setelah tikus-tikus memasuki masa repletion diberi ransum mengandung kadar zat besi tinggi (54 ppm) yang berasal dari mikrokapsul zat besi atau ferosulfat. Tikus yang diberi ransum rendah zat besi menunjukkan kadar hemoglobin sekitar 11.4 g/dl. Sedangkan setelah diberikan ransum dengan kadar zat besi tinggi kadar hemoglobinnya meningkat menjadi sekitar 15.13 g/dl - 15.43 g/dl. Dengan demikian nilai ketersediaan biologisnya yang dinyatakan dalam Relative Biological Value sebesar 109. Keuntungan pembuatan mikrokapsul menggunakan teknik spray cooling adalah membran mikrokapsul dapat dipilih senyawa gizi (lemak), sehingga mikrokapsul tersebut mudah dicerna dan mutu zat besi yang dikandungnya tidak berubah.
PROFIL ASAM LEMAK OMEGA-3, OMEGA-6, PERKEMBANGAN MENTAL DAN PSIKOMOTOR ANAK KEP BERAT DAN GIZI BAIK Astuti Lamid; Sri Muljati; Lies Karyadi; Komari Komari; Sri Murni Prastowo; Slamet Budiyanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 22 (1999)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1524.

Abstract

The Profile of Omega-3 and Omega-6 Fatty Acids, Mental and Psychomotor Development of Severe Malnutrition and Well-Nourished Children.It has been carried out the study to find the profile of omega-3, omega-6, mental and psychomotor development of severe malnutrition and well-nourished children. This study was cross-sectional study conducted on children suffering from severe malnutrition at Nutrition Clinic, Nutrition Research and Development Center, Bogor and well-nourished children from the same environment, age and sex. Thirty children of 6-24 months were collected consisting of 15 severe malnutrition children and 15 well-nourished children. Data collected were level of omega-3, omega-6 in blood, mental and psychomotor development, anthropometry, food consumption, food frequency and social economic conditions of the family. Results showed that the level of omega-3 and omega-6 of the severe malnutrition children were lower than those of the well-nourished children. The mental and psychomotor development measured with MDI and PDI scores for the severe malnutrition children were lower compared to the well-nourished children. Non-parametric analysis showed that the level of omega-3, omega-6, MDI and PDI of the severe malnutrition children was significantly difference (p<0,01) compared to the wll-nourished children. The ratio between level of omega-3 and omega-6 for the severe malnutrition children was less than 1/4. Coefficient correlation of ratio omega-3 and omega-6 with MDI and PDI was found 0,458 and 0,581 (p<0,01).Keywords: omega-3, omega-6, MDI, PDI, severe malnutrition
PENGARUH BAKTERI PSIKROTROF TERHADAP MUTU GIZI SUSU SEGAR Heru Yuniarti; Mirnawati B. Sudarwanto; R. Roso Soejoedono; Komari Komari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 22 (1999)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1528.

Abstract

The objective of the research was to study the presence of psychrotropic bacteria in fresh milk and its effect on the quality of fresh milk stored at 7 derajat celcius. The samples were collected from Koperasi Pengumpil Susu (Milk Collecting Cooperation, KPS) in Bogor. On the preliminary study, the fresh milk was analyzed for macro-nutrients. Total count and psychrotropic bacteria were determined. Total count of bacteria in fresh milk was 1.5 x 106 colony forming unit (cfu)/ml and the psychrotropic bacteria was 2.7 x 104 cfu/ml or 1.9%. This total count bacteria was normal and the nutrient content was close to the standard (DSN). On the main study, psychrotropic bacteria was added (1004 cfu/ml) into the pasteurized milk to evaluate its growth at low temperature, and chemical changes during the milk storage for 0, 24, 48 and 72 hours. The result showed that the growth of bacteria was higher on milk added with the bacteria. There were changes on the quality of the fresh milk during storage, but these changes were not significantly different.Keywords: psychrotropic bacteria, fresh milk, nutritional anality, nutrient content
PENGARUH PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP STABILITAS ASAM LEMAK OMEGA-3 PADA TELUR DAN IKAN Nelis Imanningsih; Rossi R.S. Apriyantono; Komari Komari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 22 (1999)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1530.

Abstract

Effect of Processing and Storage on the Stability of Omega-3 Fatty Acids in Egg and Fish.Long chain omega-3 fatty acids such as Eicosapentaenoic acid (EPA) and Docosahexaenoic acid (DHA), were very important for brain development, immunity, retina and growth of child. One of natural source of these fatty acids is fish which has been processed into variety food such as abon. The other source is modifying hen egg which potentially to be added into many kind of food after processed as egg flour. This research examine the effect of processing and storage of abon and eggs flour. The methode of this research was one-group pre post test (minimal control) and the data was prepared in tabulation. Processing in to aboon ikan make EPA lost for 10.63% and DHA 7.63%. This product was acceptable, but the stability of the fatty acids were low, EPA lost 43.8% and DHA lost by 52.4% for 4 months. The eggs prepared by our lab contained 2.5% omega-3 fatty acid. To make egg yolk flour was used Spray Drying process. This process make EPA lost 43.94% and DHA 6.20%. After storing for 4 months, egg yolk flour was very stable. Because of these reason, these products can be used to supplement fatty acids in daily diet. Eggs flour can be used in any food product to supply omega-3 fatty acid for the risk group.Keywords: omega-3 fatty acid, food processing, food storage, egg flour