Claim Missing Document
Check
Articles

Teknologi Proses Pembentukan Butiran Beras Artifisial Instan dengan Metode Esktrusi (Technological Process of the Formation of Instant Artificial Rice Grain with Extrusion Method) Heny Herawati; Feri Kusnandar; Dede R. Adawiyah; Slamet Budijanto
JURNAL PANGAN Vol. 22 No. 4 (2013): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v22i4.133

Abstract

Berbagai program diversifikasi pangan telah diterapkan, namun demikian belum mampu merubah pola ketergantungan masyarakat akan produk berbentuk beras. Salah satu peluang untuk mengatasi hal tersebut melalui pengembangan beras artifisial. Pembentukan butiran beras artifisial instan memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena diharapkan dapat membentuk butiran beras yang kokoh, tekstur yang lembut serta waktu tanak yang lebih singkat daripada beras yang bersumber dari tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari parameter penting yang mempengaruhi pembentukan butiran granula beras artifisial instan untuk diversifikasi pangan pokok bersumber karbohidrat non beras melalui pengembangan produk beras artifisial. Analisa pembentukan butiran beras artifisial instan dilakukan dengan mengamati bentuk fisiknya serta dijabarkan secara diskriptif. Kadar air 60 persen, putaran screw 168 rpm, temperatur 95°C, konsentrasi GMS 2 persen dan waktu steaming 5 menit menghasilkan karakteristik butiran beras artifisial instan optimal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penggunaan optimasi parameter proses optimal yang dapat digunakan untuk teknologi pembentukan butiran granula beras artifisial yang bersumber dari bahan baku karbohidrat non padi.Several food diversification programs have been implemented, but they have not been able to change the pattern of people’s dependence on rice products. One of the opportunities to overcome this problem is through the development of artificial rice. Formation of instant artificial rice grain has its own difficulty as it is expected to form strong rice grain with soft texture and shorter cooking time compared to rice derived from paddy. This research aims to study the important parameters affecting the formation of instant artificial rice granule for diversification of staple foods derived from non-rice carbohydrate through artificial rice product development. The analysis was done by observing and describing its physical form. The best parameter was 60 percent moisture content of raw material, 168 rpm screw speed extruder, 95°C extruder temperature, 2 percent GMS concentration and 5 minutes steaming time. The result of this research is expected to contribute to the optimization of parameter process that can be used in the technology of artificial rice granule from non-paddy carbohydrate. 
Kecambah Beras Pecah Kulit : Proses Produksi dan Karakteristiknya Hadi Munarko; Azis Boing Sitanggang; Feri Kusnandar; Slamet Budijanto
JURNAL PANGAN Vol. 28 No. 3 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v28i3.436

Abstract

Proses perkecambahan diketahui mampu memperbaiki mutu organolaptik dan juga meningkatkan beberapa senyawa tertentu pada beras pecah kulit. Artikel ini bertujuan untuk mengulas teknologi proses perkecambahan beras pecah kulit dan membahas perubahan yang terjadi selama perkecambahan. Beras pecah kulit berkecambah merupakan beras pecah kulit yang telah mengalami perendaman dan perkecambahan pada kondisi tertentu. Perkecambahan mampu meningkatkan kandungan senyawa bioaktif beras pecah kulit, salah satunya adalah senyawa γ-aminobutyric acid (GABA). GABA berfungsi sebagai penghambat neurotransmitter di otak yang bermanfaat untuk manajemen stres. Kondisi perendaman yang sesuai terkait dengan suhu, waktu, pH, maupun penambahan senyawa seperti asam glutamat dapat mengoptimalkan peningkatan kandungan GABA pada beras pecah kulit berkecambah. Selama proses perkecambahan terjadi perubahan-perubahan biokimia yang diakibatkan oleh aktivitas enzim endogenus yang mengubah komponen makromolekul menjadi komponen yang lebih sederhana. Perkecambahan pada kondisi tertentu juga dapat mengakibatkan perubahan fisikokimia pada beras pecah kulitberkecambah, diantaranya perubahan komposisi kimia, tekstur, dan profil gelatinisasi. Selain itu, perkecambahan mampu meningkatkan karakteristik organoleptik beras pecah kulit berkecambah yang telah dimasak khususnya pada atribut rasa dan tekstur.
Pengaruh Waktu Perendaman Beras terhadap Profil Gelatinisasi dan Komponen Bioaktif Tepung Beras Pecah Kulit Berkecambah Hadi Munarko; Slamet Budijanto; Azis Boing Sitanggang; Feri Kusnandar
JURNAL PANGAN Vol. 30 No. 3 (2021): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v30i3.534

Abstract

Tepung beras pecah kulit berkecambah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional karena mengandung senyawa γ-aminobutyric acid (GABA) dan komponen bioaktif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu perendaman terhadap profil pasting dan komponen bioaktif tepung beras pecah kulit berkecambah. Perkecambahan dilakukan dengan merendam beras pecah kulit selama 120 jam dengan pengambilan sampel setiap 24 jam. Tepung beras pecah kulit berkecambah mengalami penurunan viskositas puncak, breakdown, dan setback seiring dengan lama waktu perendaman. Kandungan GABA mengalami peningkatan dan mencapai nilai tertinggi setelah perendaman 72 jam. Kandungan total fenol, kapasitas antioksidan, dan γ-orizanol mengalami penurunan seiring dengan lamanya waktu perendaman. Sementara itu, hasil analisis komposisi asam lemak tepung beras pecah kulit berkecambah pada perlakuan perendaman 120 jam menunjukkan adanya dominasi asam lemak tidak jenuh. Berdasarkan hasil penelitian ini, tepung beras kecambah dengan perendaman 72 jam dapat dipilih sebagai perlakuan terbaik karena memiliki akumulasi GABA paling tinggi.
Characteristics of Brown Rive var. Inpari 43 and Sonication Treatments for Extraction of Phenolic and Flavonoid Contents Hadi Munarko; Slamet Budijanto; Azis Boing Sitanggang; Feri Kusnandar
Nusantara Science and Technology Proceedings 1st International Conference Eco-Innovation in Science, Engineering, and Technology
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2020.0507

Abstract

This study aimed to characterize brown rice grain var. Inpari 43 and evaluate the effect of sonication time on total phenolic and flavonoid content. The result showed that Inpari 43 is classified as medium and slender grain which contains about 12% of moisture content. Maceration method was suitable for brown rice flour extraction. It accumulated 65–70 mg GAE/100g and 13–18 mg QE/100g of total phenolic content and flavonoid content, respectively, during 10 to 30 minutes extraction. The pearson correlation analysis indicated a strong positive correlation between extraction time and phenolic and flavonoid content. In conclusion, maceration for 30 minutes accumulates the highest phenolic and flavonoid content in brown rice flour var. Inpari 43.
Kapasitas Antioksidan dan Sifat Fisikokimia Hidrolisat Kolagen dari Kulit Ikan Tuna Sirip Kuning dengan Metode Ultrasound Assisted Enzymatic Reaction: The Antioxidant Capacity and Physicochemical Properties of Yellowfin Tuna Skin Collagen Hydrolysate Using Ultrasound-Assisted Enzymatic Hydrolysis Raden Hilman Wirayudha; Dian Herawati; Feri Kusnandar; Tati Nurhayati
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 3 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i3.43325

Abstract

Pepsin soluble collagen hydrolysate from yellowfin tuna skin is a derivative product obtained from the hydrolysis of pepsin soluble collagen using a combination of enzymatic extraction process with protease enzymes (Alcalase®) and physical extraction using ultrasonication method. Collagen hydrolysate has many advantages, especially in its wide use and better physicochemical characteristics and functional properties compared to collagen. The aims of this study were to produce collagen pepsin from yellowfin tuna skin, to evaluate the effect of sonication time and concentration of alcalase enzyme to obtain the optimum hydrolysate product, to compare the physicochemical characteristics and antioxidant capacity of pepsin soluble collagen and its hydrolysate. The pepsin soluble collagen was obtained by acid extraction using acetic acid and pepsin enzyme with a concentration of 750 U/mg. Data analysis to determine optimum hydrolysis conditions using a factorial completely randomized design with two factors. The optimum collagen hydrolysate with the highest degree of hydrolysis, as well as antioxidant inhibition of the DPPH and ABTS methods, was obtained with the addition of 2:20 Alcalase® enzyme (enzyme/mg protein) treatment with a hydrolysis time of 2 hours using the ultrasonication method. The hydrolysis process of collagen into its hydrolysate can improve its physicochemical characteristics and antioxidant capacity, including a lower molecular weight of up to 5 kDa, increased total amino acids up to 56.93%, increased water solubility up to 99.54%, and higher antioxidant capacity inhibition on DPPH method with IC50 of 77.2 mg/L and ABTS method with IC50 of 40.72 mg/L.
Sensitivitas Real-Time Polymerase Chain Reaction dengan Primer Tanabe dalam Mendeteksi Gelatin Babi pada Confectionery Said Naufal Hibaturrahman; Feri Kusnandar; Nancy Dewi Yuliana; Heryani Heryani
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 34 No. 1 (2023): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6066/jtip.2023.34.1.119

Abstract

Gelatin is commonly used as a gelling and thickening agent in confectionery products and is considered a critical material in terms of its halal status. Real-time Polymerase Chain Reaction (real-time PCR) is frequently employed as an analytical tool to detect traces of pork in food items. Although the real-time PCR method using the Tanabe primer and Internal Positive Control (IPC) has been validated effectively, its sensitivity or Limit of Detection (LOD) for confectionery products has yet to be determined. This study aims to determine the sensitivity of real-time PCR with Tanabe primers and IPC towards the confectionery products (gummy candy, marshmallow, and lozenges). Confirmation of this method on commercial marshmallow products known to contain porcine gelatin was also carried out. In this study, the LOD (% w/w) of porcine gelatin in bovine gelatin was initially determined. The findings revealed that the LOD (% w/w) was 0.01% with a cycle threshold (Ct) value of 39.20±1.72. The next step involved determining the LOD (% w/w) of porcine gelatin in various confectionery products such as lozenges, gummy candy, and marshmallows. The LOD (% w/w) for lozenges and gummy candy was found to be 0.1% with Ct values of 40.93±0.15 and 38.72±0.18, respectively. Marshmallows exhibited an LOD of 0.01% with a Ct value of 41.14±2.96. Finally, this method was applied to commercial confectionery products containing porcine gelatin, and the real-time PCR effectively detected porcine gelatin with high sensitivity.
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN SOHUN DARI PATI UBI BANGGAI (DIOSCOREA ALATA) Feri Kusnandar; Mimah Mutmainah; Tjahja Muhandri
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.6

Abstract

Ubi Banggai merupakan ubi lokal yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah. Ubi Banggai banyak mengandung karbohidrat, terutama pati. Pati ubi Banggai mengandung amilosa yang tinggi yang sesuai untuk bahan baku pembuatan sohun. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses pembuatan sohun pati ubi Banggai (Dioscorea Alata). Pati Banggai dari tiga varietas (Baku Pusus, Baku Tuu Oloyo dan Baku Boan) diekstraksi dan diproses menjadi sohun. Optimasi proses dilakukan dengan menggunakan pati Baku Pusus. Sohun dibuat dengan mencampurkan pati ubi Banggai dengan air, dilewatkan dalam ekstruder ulir tunggal dan dikeringkan. Sepuluh kombinasi percobaan yang memvariasikan persen air (50-60% dari berat pati) dan suhu barrel (95-100oC) dirancang dengan response surface methodology. Optimasi proses berdasarkan parameter kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP), daya serap air dan elongasi. Proses optimum pembuatan sohun adalah kombinasi air (61%) dan suhu barrel ekstruder (99oC). Sohun memiliki KPAP 6.16% KPAP rendah, dan daya serap air dan elongasi tinggi (278.08% dan 236.95%). Dibandingkan sohun dari pati Baku Puyus, sohun pati Baku Tuu Oloyo dan Boan yang diproses pada kondisi proses menunjukkan KPAP lebih tinggi (7.12% dan 8.54%), daya serap air (204.05% dan 201.90%) dan elongasi (310.94% dan 320.70%) yang lebih rendah. Ketiga sohun menunjukkan sifat translusen dan berwarna keabu-abuan.
PROFIL SENSORI TEH DAUN KARAMUNTING (Melastoma malabathricum L.) DENGAN METODE SENSOMETRIK Oke Anandika Lestari; Nurheni Sri Palupi; Agus Setiyono; Feri Kusnandar; Nancy Dewi Yuliana
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 24 No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtp.2023.024.02.4

Abstract

          Daun karamunting (Melastoma malabathricum. L) dalam bentuk teh (Tisane) dipreparasi sebagai minuman merupakan salah satu upaya menangani diabetes oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan profil sensori minuman daun karamunting dan atribut sensori yang berpotensi menurunkan tingkat kesukaan dengan metode sensometrik. Teh yang diminati konsumen adalah yang tidak terlalu bitter dan kurang astringency. Metode penyeduhan dapat memberikan persepsi atribut sensori yang berbeda. Profil sensori dan hedonik tisane karamunting (Tikar) dengan berbagai metode penyeduhan dievaluasi menggunakan quantitative descriptive analysis (QDA) dan uji hedonik. Perbedaan metode penyeduhan dengan rasio daun kering:air (7:100 atau 3:100 b/v) digunakan dalam penelitian ini, yaitu seduh panas konvensional (PKV7 dan PKV3), seduh dingin (DKV7), seduh panas dengan drip bag (PDB7), dan seduh panas dengan tea bag (PTB3). Tisane komersial dalam tea bag (PTK3) digunakan sebagai pembanding. Pemetaan profil sensori hasil uji QDA pada berbagai metode penyeduhan dianalisis dengan PCA yang dilanjutkan dengan OPLS-DA dan korelasinya dengan hasil uji hedonik dianalisis dengan OPLS. Hasil dari QDA menunjukkan bahwa Tikar memiliki 14 atribut sensori. Metode sensometrik berhasil memetakan Tikar berdasarkan metode penyeduhan, yaitu PKV7 memiliki aktribut sensori harshness, stew dan astringency, sedangkan metode lainnya (DKV7, PKV7, PKV3, PTB3) greenish color, brightness color, serta fruity, dan PTK3 bitter dan smoky. Tingkat kesukaan tikar dengan metode penyeduhan PKV7 berada diantara metode penyeduhan lainnya dengan PTK3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut sensori bitter lebih menurunkan tingkat kesukaan dibandingkan astringency. Metode penyeduhan dapat memberikan atribut sensori yang berbeda, sehingga dapat menjadi alternatif sebagai strategi meningkatkan kesukaan.
Pengaruh proses autoklaf dalam pembuatan bubuk udang windu (Penaeus monodon) dan puffing snack hipoalergenik: Autoclave process contribution to the production of black tiger shrimp powder (Penaeus monodon) and hypoallergenic puffing snacks Nur Lili Nia Wulan; Nurheni Sri Palupi; Feri Kusnandar; Nur Wulandari
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 27 No 2 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i2.50620

Abstract

Udang merupakan hasil perairan yang termasuk jenis krustasea. Kandungan protein alergen, terutama tropomiosin menjadikan udang penyebab alergi pangan utama di antara krustasea. Udang dapat diolah menjadi produk intermediat berupa bubuk udang yang digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan olahan siap santap untuk memberikan cita rasa khas udang. Komponen bahan pangan selama pengolahan dapat mengalami modifikasi yang berpotensi menyebabkan perubahan alergenisitas. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh perlakuan waktu pemanasan dengan autoklaf terhadap komposisi kimia, protein terlarut, profil bobot molekul protein, pita protein alergen, tingkat alergenisitas, serta mengkaji aplikasi bubuk udang yang dihasilkan pada produk puffing snack hipoalergenik. Proses pembuatan bubuk udang dilakukan dengan pemanasan autoklaf selama 5, 10, 15 menit dan tanpa autoklaf, serta udang mentah sebagai kontrol. Bubuk udang terbaik diaplikasikan pada pembuatan puffing snack hipoalergenik. Pengujian sampel meliputi kadar protein terlarut metode Bradford, analisis bobot molekul elektroforesis SDS-PAGE, analisis pita protein alergen metode immunoblotting dan tingkat alergenisitas menggunakan ELISA-kit Crustacea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi waktu autoklaf berpengaruh terhadap komposisi kimia, protein terlarut, bobot molekul protein, pita alergen, dan kadar alergenisitas bubuk udang yang dihasilkan. Bubuk udang terbaik dengan penurunan alergenisitas optimal adalah bubuk udang dengan waktu autoklaf selama 5 menit dengan kadar alergen, yaitu 7,84 (mg/g protein). Tingkat alergenisitas udang mentah menurun hingga 98% setelah diolah menjadi bubuk udang dengan perlakuan autoklaf. Puffing snack yang ditambahkan bubuk udang dengan perlakuan autoklaf 5 menit mengalami penurunan kadar alergen hingga 99%. Pembuatan bubuk udang dengan pemanasan autoklaf selama 5 menit dan aplikasinya pada puffing snack mampu menurunkan alergenisitasnya.
Karakteristik mutu fisik, kimia dan umur simpan beras analog dari campuran tepung ubi jalar ungu, jagung dan sagu Feri Kusnandar; Faleh Setia Budi; Dias Indrasti; Nur Annisa; Kezia Grace Abraham; Azizah Tsaniya Fasya; Yane Regiyana; Slamet Budijanto
AGROINTEK Vol 18, No 2 (2024)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v18i2.17352

Abstract

Flours made from a mixture of purple sweet potato, corn, and sago have potential use in producing analog rice. The desired analog rice should contain good nutritional value, bioactive components, and have a long shelf life. The aim of this study was to evaluate the physicochemical characteristics of analog rice made from these mixed flours and to determine its shelf life. To produce the analog rice, a mixture of 2700 g purple sweet potato flour, 2700 g corn flour, 600 g sago flour, and 120 g glycerol monostearate was used with a twin-screw extruder. The resulting analog rice was analyzed for its chemical composition, total phenolic and anthocyanin content, antioxidant capacity, and shelf life using the critical moisture content method. The analog rice was found to be high in carbohydrates as the main component (81.1%) and contained a total phenolic content of 75.0 mg/100g, anthocyanin content of 19.28 mg/100g, and antioxidant activity of 54.66%. The natural purple color of the rice analog was attributed to the presence of anthocyanin (L= 36.7, a=6.54; b=3.05). When stored in polypropylene packaging at a temperature of 30°C and relative humidity (RH) of 75%, the shelf life of the analog rice was found to be 6.0 months. Different storage conditions and packaging types resulted in varying shelf-lives.
Co-Authors - Misnawi Achmad Nasir Ginanjar Adhi S Lukman Agus Setiyono Agus Setiyono Agus Sutriyono Agus Sutriyono Ai Mahmudatussa'adah Ai Mahmudatussa’adah Aini Auliana Amar Andriani, Cynthia Anis Zamaluddien Antin Suswantinah Antung Sima Firlieyanti Anuraga Jayanegara Anuraga Jayanegara Ari Andika Ariza Budi Tunjung Sari Asep Safari Astri Hermeinasari Azis Boing Sitanggang Azizah Tsaniya Fasya Betty Sri Laksmi Jenie C Hanny Wijaya Cynthia Andriani Dafiq, Huda Hainun Dahrul Syah Danniswara, Harya Darren Tanaka Dase Hunaifi Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dede Robiatul Adawiyah Dedi Fardiaz Dewi, Kifayati Rosiyanti Dian Herawati Diana Ayu Nindita Dias Indrasti Dias Indrasti Eko Hari Purnomo Elvira Syamsir Endah Ernawanti Endang Yuli Purwani Faizah Faizah Faleh Setia Budi Fransiska Zakaria R Gema Buana Putra Ginanjar, Achmad Nasir Ha Phi Ro Hadi Munarko Hafzialman Hafzialman Handika Permadi Handoko, Ari Hanifah Nuryani Lioe Harmoko Saputra Heny Herawati Heny Herawati Heny Herawati Herastuti Rukmini Herastuti Sri Rukmini Hermeinasari, Astri Heru Kristanoko Heru Pitria Hastuti Heryani Heryani Heryani, Heryani Husna, Aliya I wayan Teguh Wibawan Indah Kurniasari Intan Kusumaningrum Ira Dwi Rachmani Irmawan, Dandy Ismayati, Maya Ivada, Putra Aviva Joko Hermanianto Kezia Grace Abraham Lukman, Adhi S Marleni Limonu Masita Ardi Kumalasari Maulani, Aghitia Medi Nova Mimah Mutmainah Mirnawati Sudarwamto Mirnawati Sudarwanto Mona Fitria Muh. Yusram Massijaya Muhammad Reza Mutia Khonza Nahrowi Nahrowi Nancy Dewi Yuliana nFN Sugiyono Nissa Nurfajrin Solihat Noer Laily Nova, Medi Noviasari, Santi Novriaman Pakpahan Nur Annisa Nur Lili Nia Wulan Nur Wulandari Nur Wulandari Nuri Andarwulan Oke Anandika Lestari Palupi, Nurheni Sri Prahasti, Gita Eka Purwiyatno Hariyadi Puspo Edi Giriwono Putra Aviva Ivada Raden Hilman Wirayudha Reski Praja Putra Riantana, Handy Ridwan Thahir Rifda Naufalin Rijanti Rahaju Maulani Rijanti Rahaju Maulani Rijanti Rahaju Maulani Risma Risma, Risma Safrida Safrida Said Naufal Hibaturrahman Santi Noviasari Sari, Ulfiana Anika Siti Nurjanah Slamet Budijanto Sri Rebecca Sitorus Sri Widowati Steisianasari Mileiva Sugiyono . Sugiyono . Sugoi Marsaputra Karsodimejo Suryani Suryani TATI NURHAYATI Titi Candra Sunarti Tjahja Muhandri Tyas Hermala Anindita Ulfiana Anika Sari Veybe G. Kereh Welli Yuliatmoko Wicaksono, Alexander Tommy WIDYA EKA PRAYITNO Widya Puspantari Winiati P. Rahayu Winiati Pudji Rahayu Yane Regiana Yane Regina Yane Regiyana Yane Regiyana Yelin Adalina Yuli Maulidiyah Yulizar Verda Febrianto Yustikawati Zamaluddien, Anis