Claim Missing Document
Check
Articles

RESIDU PUPUK BIOCHAR DAN PHONSKA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERONG UNGU (Solanum melongena L.) Nanga, Agustinus Dama; Adisarwanto, Titis; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terung (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayur-sayuran. Peningkatan produksi serta permintaan konsumen bertolak belakang dengan budidaya terung dikalangan petani yang mengalami penurunan. Berdasarkan produksi dan prospek pemasaran, maka perlu ditingkatkan produksi tanaman terong salah satunya melalui pemberian pupuk. Usaha pemberian pupuk yang bertujuan menambah persediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menigkatkan produksi dan mutu hasil tanaman. Salah satu upaya perbaikan kualitas tanah yang menurun dan untuk mempertahankan unsur hara tersedia dalam jangka waktu yang lama dalam tanah dapat ditempuh dengan melakukan pemupukan berimbang serta penggunaan bahan-bahan pembenah tanah seperti biochar. Tujuan untuk mempelajari residu biocar dan residu ponska terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Bawang, Kelurahan Tunggul wulung, Kota Malang, Propinsi Jawa Timur, terhitung selama dua bulan, sejak bulan Juni sampai Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan media tanaman pada musim ke II, dalam hal ini penggunaan media tanaman yang telah digunakan pada musim tanam I pada bulan Maret hingga Mei. Pelaksanaan penelitian ini dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor : Faktor yang I adalah Residu Biochar (B), terdiri dari 3 level yaitu : B0 = 0 (tanpa biochar ), B1 = 10 ton/ha, dan B2 = 20 ton/ha. Faktor II adalah Residu pupuk Phonska, terdiri dari 4 level yaitu : P0 = 50 kg/ha, P1 = 100 kg/ha, P2 = 150 kg/ha dan P3 = 200 kg/ha. Variabel yang diamati meliputi : Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Cabang, Jumlah Bunga, Panjang Buah (cm), Berat Buah (g/tanaman), Diameter Buah (cm2), Berat Basa Batang dan Akar (g/tanaman), Berat Kering Batang dan Akar (g/tanaman), dan Luas daun (cm2). Analisis data akan diuji menggunakan Analisis of varians (Anova), apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) taraf 5 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Terdapat hasil interaksi antara perlakuan jenis residu biochar dan residu ponska terhadap parameter pengamatan yaitu bobot basa akar sebesar 196,93 g dan bobot kering akar sebesar 32,90 g. Hasil pengaruh perlakuan residu biochar mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil terong terhadap variabel panjang buah yaitu 15,21 cm, berat buah 171,46 g, diameter buah 13,67 cm2 dan bobot kering akar 7,37 g dan Hasil pengaruh residu ponska mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil, jumlah bunga senyak 1,95 bunga, berat buah 152,67 g, dan diameter buah 8,28 g.
APLIKASI AIR CUCIAN BERAS PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI BESAR (Capsicum annumm L.) Janur, Maria Yasinta; Adisarwanto, Titis; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air cucian beras merupakan salah satu limbah organik memiliki nilai guna karena banyak nutrisi yang terlarut didalamnya. Penelitian bertujuan untuk menentukan kombinasi takaran air cucian beras dan frekuensi pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar (Capsicum annuum L.).Penelitian dilakukan di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dengan ketinggian tempat ± 635 meter dari permukaan laut. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan Mei 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 4 x 3 dengan tiga ulangan yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu : A0(Tanpa Air Cucian Beras/Kontrol) A1 (Takaran Air Cucian Beras 100ml/polybag), A2(Takaran Air Cucian Beras 200 ml/polybag) A3 (Takaran Air Cucian Beras 300 ml/polybag). Faktor kedua adalah Frekuensi Pemberian Air Cucian Beras terdiri atas 3 taraf, yaitu :F1: 3 kali pemberian,F2: 5 kali pemberianF3: 6 kali pemberian. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah buah, berat buah, dan panjang buah. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara takaran dan frekuensi air cucian beras terhadap semua parameter yang diamati. Aplikasi air cucian beras sampai dengan 300 ml dan frekuensi pemberian tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar.
RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PERIODE TANAM KEDUA Marian, piter; Widowati, Widowati; Sumiati, Astri
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plant Mustard (Brassica juncea l.) is a type of vegetable that is favored by all classes of society.The purpose of this research was to study the influence of organic fertilizer residue against pertumbuan and the results of the second planting period of mustard greens.This research was carried out in Dusung Onions, Tunggulwulung, Malang, East Java province.at 450 m above sea level (a.s.l.) with an average temperature of 280C.Time this research began in May-July 2017. organic fertilizer residue Treatment design of Random groups (RACK).consists of: P0 = control, P1 = urea fertilizer (1.25 g/polybag), P2 = kascing fertilizers (125 g/polybag), P3 = cow manure (125 g/polybag), P4 = bokasi fertilizers (125 g/polybag), P5 = organic fertilizer granule (125 g/polybag) and P6 = compost (125 g/polybag).The results showed that the residues of organic fertilizer effect very real against the length of the plant to 5 MST, number of leaves at 5 PM MST, wet weight of plant, wet weight to dry weight, root crops and the dry weights of roots.Organic fertilizer Residue treatment Granule obtain the longest leaves of (38.20 cm/plant) and the number of leaves at 5 PM MST, most (15 Pieces).Treatment of the organic fertilizer residues kascing which produces a fresh crop of weights (240.95 g) and dry weight of the plants best (13.09 g/plant), not unlike the bokasi residues and cow manure production results with average 207.90 g/plant. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) merupakan jenis sayuran yang digemari oleh semua golongan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh residu pupuk organik terhadap pertumbuan dan hasil sawi periode tanam kedua. Penelitian ini dilaksanakan di Dusung Bawang, Kecamatan Tunggulwulung, Malang, Provinsi Jawa Timur. pada 450 m di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 280C. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Mei-Juli 2017. Perlakuan residu pupuk organik Rancangan Acak Kelompok (RAK). terdiri dari : P0 = Kontrol, P1 = pupuk urea (1,25 g/polybag), P2 = pupuk kascing (125 g/polybag), P3 = pupuk kandang sapi (125 g/polybag), P4 = pupuk bokasi (125 g/polybag), P5 = pupuk organik granul (125 g/polybag) dan P6 = pupuk kompos (125 g/polybag). Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tanaman sampai umur 5 MST, jumlah daun pada umur 5 MST, bobot basah tanaman, bobot basah akar, bobot kering tanaman serta bobot kering akar. Perlakuan Residu pupuk organik Granul memperoleh daun terpanjang sebesar (38,20 cm/tanaman) dan jumlah daun pada umur 5 MST, terbanyak (15 Helai). Perlakuan residu pupuk organik kascing yang menghasilkan bobot segar tanaman (240,95 g) dan bobot kering tanaman terbaik (13,09 g/tanaman), tidak berbeda dengan residu bokasi dan pupuk kandang sapi dengan hasil produksi rata-rata 207,90 g/tanaman
PEMANFAATAN BIOCHAR DAN PUPUK KALIUM PADA TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) DI INCEPTISOL Ilastika, Friska; Widowati, Widowati; Karamina, Hidayati
Fakultas Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the combination of biochar dosage and potassium fertilizer on growth and yield of purple eggplant on inceptisol. The study used Randomized Block Design (RAK) with 12 combinations of re-treated treatment 3 times arranged factorials using two factors : biochar dose: B0 = 0 ton/ha-1 (control), B1 = 15 ton/ha-1(250 g.tan-1), B2 = 30 ton/ha-1 (500 g.tan-1) and potassium dose: K0 = 0 kg/ha-1 (control), K1 = 50 kg /ha-1 (0.8 g.tan-1), K2 = 100 kg/ha-1 (1.6 g.tan-1), K3 = 150 kg/ha-1 (2.4 g.tan-1). The results showed a very significant interaction of plant height, number of leaves, number of branches, wet weight of stalks and on the amount of purple eggplant fruit. The use of biochar can increase the amount of fruit, whether given or without potassium. Biochar 15 to/ha (250 g.tan-1 ) and potassium 50 kg/ha (0.8 g.tan-1) is the best dose in increasing the best amount of fruit. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kombinasi dosis biochar dan pupuk Kalium terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu pada inceptisol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 kombinasi perlakuan di ulang sebanyak 3 kali disusun secara faktorial dengan menggunakan dua faktor yaitu dosis biochar : B0= 0 ton/ha-1(kontrol), B1= 15 ton/ha-1 (250 g.tan-1 ), B2= 30 ton/ha-1 (500 g.tan-1) dan dosis kalium : K0= 0 kg/ha-1 (kontrol), K1= 50 kg/ha-1 (0,8 g.tan-1), K2= 100 kg/ha-1 (1,6 g.tan-1), K3= 150 kg/ha-1 (2,4 g.tan-1 ). Hasil penelitian menunjukan Terdapat intereaksi yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, bobot basah brangkasan serta pada jumlah buah terung ungu. Penggunaan biochar dapat meningkatkan jumlah buah, baik diberi maupun tanpa diberi kalium. Biochar 15 ton/ha ( 250 g.tan-1 ) dan kalium 50 kg/ha (0,8 g.tan-1 ) merupakan dosis terbaik dalam meningkatkan jumlah buah terbaik.
PENGGUNAAN BIOCHAR DAN PUPUK SUSULAN N, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Jimi, Nobertus; Lestari, Sri Umi; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study aims to evaluate the effectof the use of biochar to increase productivity of maize, and efficiency of supplementary nitrogen fertilizer needs and potassium. The research was conducted in the village of Bawang village Tunggulwulung, Malang was implemented for 5 months from January to May 2015. The research method using a randomized block design (RAK) factorial design, consisting of two factors: Factor 1 Is a type of biochar BS : biochar rice husk 30 tons / ha, equivalent to 300 g / plant, BT : biochar young coconut shell 30 tons / ha, equivalent to 300 g / plant, wood biochar BK 15 ton / ha, equivalent to 150 g / plant. Factor 2 is the addition of supplementary fertilizer N and K, supplementary fertilizer given after 4 weeks old plants after planting (MST) that NK : Urea 100 kg / ha (2 g / plant) + KCl 67 kg / ha (1.3 g / plant ), N: Urea 300 kg / ha (4 g / plant), K: KCL 200 kg / ha (2,7g / plant). All treatments were given basic fertilizer urea and potassium as much as 100 kg urea / ha and 33 kg KCl / ha (1/3 dose of fertilizer recommendation for maize) for a total of fertilization as follows: NK: Urea 200 kg / ha and 100 kg KCl / ha, N: Urea 400 kg / ha and KCL 33 kg / ha, K: Urea 100 kg / ha and 233 kg KCl / ha. Of the two factors obtained 9 combined treatment, and each treatment was repeated 3 times to obtain 27 units of treatment and each treatment unit there are 8 samples of plants. The results showed that biochar affeced on plant height (32,78 cm) began 4 week after transplanting, and did not affected on component of corn yields. The maximum of corn yields were found in the treatment of N-fertilizer suplemen on dry seed weight of corn, amount 237,08 g / plant. Use of biochar rice husks, coconut shells and wood, decreases for potassium fertilizer but increases the need for nitrogen fertilizer. Penelitian betujuan untuk mengevaluasi penggunaan biochar terhadap peningkatan produktivitas tanaman jagung, serta efesiensi kebutuhan pupuk susulan nitrogen dan kalium.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bawang Kelurahan Tunggulwulung, Kabupaten Malang selama 5 bulan terhitung dari Januari - Mei 2015.Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor yaitu : Faktor 1 Adalah Jenis biochar, BS : biochar sekam padi 30 ton/ha setara dengan 300 g/tanaman, BT : biochar tempurung kelapa muda 30 ton/ha setara dengan 300 g/tanaman, BK biochar kayu 15 ton/ha setara dengan 150 g/tanaman. Faktor 2 adalah penambahan pupuk susulan N dan K, pupuk susulan diberikan setelah tanaman berumur 4 minggu setelah tanam (MST) yaitu NK :Urea 100 kg/ha (2 g/tanaman) + KCl 67 kg/ha (1,3 g/tanaman), N : Urea 300 kg/ha (4 g/tanaman), K : KCL 200 kg/ha (2,7g/tanaman). Semua perlakuan diberi pupuk dasar Urea dan Kalium sebanyak 100 kg Urea/ha dan 33 kg KCL/ha (1/3 dosis rekomendasi pemupukan pada tanaman jagung) dengan total keseluruhan pemupukan sebagai berikut : NK : Urea 200 kg/ha dan KCL 100 kg/ha, N : Urea 400 kg/ha dan KCL 33 kg/ha, K : Urea 100 kg/ha dan KCL 233 kg/ha.Dari kedua faktor diperoleh 9 kombinasi perlakuan, dan tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 unit perlakuan dan tiap unit perlakuan terdapat 8 sampel tanaman. Hasil penelitian menunjukan biochar berpengaruh pada minggu ke 4 terlihat pada pertumbuhan tanaman jagung dengan tinggi tanaman 32,78 cm dan penggunaan jenis biochar tidak berpengaruh terhadap komponen hasil tanaman jagung. Hasil jagung terbaik terdapat pada perlakuan yang hanya menggunakan pupuk susulanN dengan berat kering pipilan jagung yaitu 237,08 g/tanaman.Peggunaan biochar sekam padi, tempurung kelapa dan kayu, menurunkan kebutuhan penggunaan pupuk kalium tetapi meningkatkan kebutuhan pupuk nitrogen.
APLIKASI BIOCHAR DAN PUPUK NPK PHONSKA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERONG UNGU Manupadaka, Sairo; Adisarwanto, Titis; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to assess the combined effect of biochar and NPK fertilizers on crop yields Phonska eggplant purple. This study was conducted from March to June 2016, for the preparation of planting to plant dipanen.Penelitian median was held in Dusun Bawang, Village Tunggulwulung, district lokowaru, poor town. Experiments on collated in a randomized block design (RAK) with two factorial consisting of two factors: Factor 1 biochar which consists of three levels, without biochar (control), 10 ton /ha and 20ton/ha and the second factor of NPK Phonska consisting of 4 levels, 50 kg /ha, 100kg/ha, 150kg /ha, 20 kg /ha. The results showed the application of biochar and fertilizer NPK Phonska no interaction on plant growth eggplant purple, eggplant results Namum interactions occur on the number of flowers and fruit diameter. Biochar application of 10 ton/ha a positive effect on the growth and yield of eggplant purple. Applications biochar 10 ton /ha and NPK fertilizer Phonska 50 kg /ha more effective in increasing the growth and yield of eggplant purple. Results eggplant purple rose 99% from 115, 04 g / plant (without biochar) to 229, 12 g / plant (with biochar). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kombinasi biochar dan Pupuk NPK phonska terhadap hasil tanaman terong ungu. Penelitian ini dilakukan dari bulan maret sampai juni 2016, karena persiapan median tanam sampai tanaman dipanen.penelitian ini dilaksanakan di Dusun Bawang, Kelurahan tunggulwulung, kecamatan lokowaru, kota malang. Percobaan di susun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu : Faktor 1 biochar yang terdiri atas 3 level, tanpa biochar (kontrol), 10 ton/ha, dan 20 ton/ha dan faktor kedua pupuk NPK phonska yang terdiri atas 4 level, 50 kg/ha, 100kg/ha, 150kg/ha, 20 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi biochar dan Pupuk NPK phonska tidak ada interaksi terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu, Namum hasil terong terjadi interaksi pada jumlah bunga dan diameter buah. Aplikasi biochar 10 ton/ha berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu. Aplikasi biochar 10 ton/ha dan pupuk NPK phonska 50 kg/ha lebih efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu. Hasil terong ungu meningkat 99% dari 115, 04 g/tanaman (tanpa biochar) menjadi 229, 12 g/tanaman ( dengan biochar).
KOMPOSISI MEDIA TANAM DENGAN APLIKASI BIOCHAR PADA PEMBIBITAN TEMBAKAU VIRGINIA SISTEM NAMPAN (TRAY) Anggarbeni, Susilo Ribut; Tirtosastro, Samsuri; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tembakau virginia adalah salah satu jenis tembakau yang banyak digunakan sebagai bahan baku kretek dan jenis-jenis rokok yang lain. Salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan tanaman tembakau yang baik adalah tersedianya bibit yang baik. Media pembibitan yang sesuai adalah salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai hasil bibit yang baik. Biochar adalah produk pirolisis dari limbah petanian yang bersifat porous dan sesuai untuk tempat tinggal mikrobia tanah. Namun demikian berbeda dengan pupuk kandang, biochar tidak menyediakan sumber makanan untuk mikrobia tanah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari optimasi penggunaan pupuk organik biochar pada pembibitan tembakau sistem nampan. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2013, di Laboratorium Rumah Kaca Universitas Tribhuwana Malang. Rancangan percobaan adalah acak lengkap faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah media tanah dan tanah dicampur pasir. Faktor kedua adalah dosis biochar masing-masing 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, panjang daun, lebat daun dan bobot kering bibit. Pengamatan dilakukan pada umur bibit 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60 dan 65 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara komposisi media tanah terhadap beberapa dosis biochar. Pengaruh nyata terjadi pada komposisi biochar, masing-masing terhadap diameter batang dan tinggi bibit. Komposisi 10-15% biochar didalam media tanah menghasilkan bibit tertinggi pada umur 55-60 hari. Sedangkan penambahan biochar 5-20% akan menghasilkan diameter bibit paling tinggi pada umur 60-65 hari. Berdasar hasil penelitian ini dapat disimpulakn bahwa penambahan biochar 10% pada media dapat meningkatkan tinggi dan diameter bibit pada umur bibit 60 hari.
RESIDU JENIS BIOCHAR DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK NITROGEN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L) MUSIM TANAM KEDUA Aceng, Kasianus; Widowati, Widowati; Astutik, Astutik
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In general, degraded land means land degradation under his ability is characteristic of soil is experiencing degraded. The study aims to evaluate the impact of biochar and time of N fertilization on growth and yield of maize in the second cropping season. The research was conducted in the village of Jatikerto, Kromengan subdistrict, Malang. The research was carried in January-May 2016. The study was done in the field using a factorial randomized block design (RAK) Factor 1: rice hull biochar residue (B1), biochar young coconut waste (B2), biochar timber (B3). Factor 2 Award urea at 3,4,5 weeks after planting. There are 9 combinations of each treatment was repeated 3 times. The results showed that no interaction between biochar residue with a time of nitrogen fertilization on all observed variables. Biochar residue effect on leaf area, root dry weight, leaf dry weight, dry weight of cob, weight of 100 grains. Time nitrogen fertilization effect on plant height, leaf area, stem dry weight, leaf dry weight, total dry weight of the plant. Biochar residue type and time of nitrogen fertilization did not affect the results of corn. Secara umum tanah terdegradasi berarti penurunan kualitas tanah dibawah kemampuannya merupakan ciri tanah yang sedang mengalami terdegradasi. Penelitian bertujuan mengevaluasi dampak biochar dan waktu pemupukan N terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada musim tanam kedua. Penelitian dilaksanakan di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Januari ? Mei 2016. Penelitian dilakuan di lapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial (RAK) Faktor 1: residu biochar sekam padi (B1), biochar limbah kelapa muda(B2), biochar kayu (B3). Faktor 2 pemberian pupuk urea pada minggu 3,4,5 setelah tanam. Ada 9 kombinasi perlakuan masing-masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara residu biochar dengan waktu pemupukan nitrogen terhadap semua variabel yang diamati. Residu biochar berpengaruh pada luas daun, berat kering akar, berat kering daun, berat kering tongkol, berat 100 butir. Waktu pemupukan nitrogen berpengaruh pada tinggi tanaman, luas daun, berat kering batang, berat kering daun, berat kering total tanaman. Residu jenis Biochar dan waktu pemupukan Nitrogen tidak berpengaruh terhadap hasil jagung pipilan.
EVALUASI RESIDU JENIS BIOCHAR DAN WAKTU PEMUPUKAN NITROGEN DAN KALIUM PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) MUSIM TANAM KEDUA Sombo, Yusvina; Astutik, Astutik; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung merupakan Komoditas utama yang banyak dibudidayakan petani Indonesia. Masalah tanah degradasi, salah satunya dapat diatasi dengan pemberian biochar. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efek residu biochar dan waktu pemupukan (NK) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan bulan Maret - Juni 2016, di Desa Bawang, KecamatanTunggulwulung, Kota Malang, Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, faktor 1: Jenis Biochar yaitu: Tanpa (B0), Sekam (BS), Tempurung (BT ), Kayu (BK). Faktor 2 : Waktu Pemupukan NK yaitu: Minggu ke-3 (NK3), Minggu ke-4 (NK4), dan Minggu ke-5 (NK5). Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, berat kering (batang, akar, daun dan berat total tanaman), panjang tongkol, diameter tongkol, berat jagung tanpa klobot, berat tongkol dan berat 100 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis biochar dan waktu pemupukan NK terhadap luas daun. Jenis biochar berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada umur 5 minggu, berat kering tongkol, 100 biji, dan Jagung pipilan. Sedangkan waktu pemupukan NK berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada umur 3, 5, dan 7 minggu. Residu Jenis biochar dapat meningkatkan hasil tanaman jagung sebesar 94 % dari 102 g/tanaman menjadi 198 g/tanaman. Pemupukan NK pada waktu 3-5 minggu tidak berpengaruh terhadap hasil tanaman jagung.
RESIDU PUPUK N,P,K DAN BIOCHAR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MUSIM TANAM KEDUA Nababan, Candro Borsak; Adisarwanto, Titis; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is a continuation of research of maize plant in the first planting season. This study determined the residual effects of biochar on growth and yield of corn crops of the second growing season. Research using Factorial Random Block Design (RAK Factorial) which consists of two factors, namely factor 1: biochar consisting of rice husks, coconut shell, and wood (sono). Factor 2: the biochar dose consisted of four levels: 0 t ha-1, 15 t ha-1, 30 t ha-1, 45 t ha-1. There are 8 combinations of treatments, each repeated 3 times so that there are 24 plots. While in the second planting season there are 12 treatment combinations, each repeated 3 times so that there are 36 plots. The results showed that, biochar residue of 15 tons ha-1 showed better results than control and residues of rice husk biochar, coconut shell, wood, did not affect the growth and yield of corn crops. The result of this research can be concluded that biochar residue 15 ton ha-1 showed better result than control and residue of biochar husk rice, coconut shell, wood, no effect to growth and yield of corn crop. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian tanaman jagung pada musim tanam pertama. Penelitian ini menentukan efek residu biochar pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung musim tanam kedua. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK Faktorial) yang terdiri dari dua faktor yaitu, faktor 1: biochar yang terdiri dari sekam padi, tempurung kelapa muda, dan kayu(sono). Faktor 2 : dosis biochar terdiri atas empat level yaitu, 0 t ha-1, 15 t ha-1, 30 t ha-1, 45 t ha-1. Terdapat 8 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 petak. Sedangkan pada musim tanam kedua terdapat 12 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 petak. hasil penelitian menunjukan bahwa, residu biochar 15 ton ha-1 menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan control dan residu jenis biochar sekam padi, tempurung kelapa, kayu, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, residu biochar 15 ton ha-1 menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan control dan residu jenis biochar sekam padi, tempurung kelapa, kayu, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
Co-Authors A Astutik Aceng, Kasianus Agabus Ary Koreh Agnes Quartina Pudjiastuti Aldon Sinaga Alicia Nursia Aljun, Yohanes Amrul, Rusli Ana Arifatus Sa'diyah Ana Arifatus Sa'diyah Ana Arifatus Sa’diyah Anci, Ledisa Angeline Oktavia Ariffianti, Indah Arson, Prudensius Asnah Asnah Asnah Asnah Asnah Asnah Astri Sumiati Astutik Astutik Astutik Astutik Bambang Siswanto Bambang Siswanto Bili Piduwatu, Bili Cahya, Utik Tri Wulan David Kaluge Dian Noorvy Dianawati Dianawati Dion, Didi Elisabeth Nogo Elvina Setiawati Fatah, Hibatullah Amtsalul Frengky Umbu Kolambani Frengky Umbu Kolambani Gerardus Jova Gonsales, Pedro Hariadi Darmawan, Hariadi Hengki Samudra Hesti Triana Soelistiari Hidayati Karamina Himawan Himawan I Made Indra Agastya Ilastika, Friska Jamhari Jamhari Janur, Maria Yasinta Jimi, Nobertus Julianto, Reza Prakoso Dwi Junaitri, Marius Kevin Ishak Tri Setiawan Kornelis, Veri Laba, Jefri Wada M Marwoto Manukoto, Delivio Manupadaka, Sairo Maria Getrudis Yati Marian, piter Nababan, Candro Borsak Nanga, Agustinus Dama Ndua Nusa, Karolus Pemilu Nikmatul Khoiriyah Nikmatul Khoiriyah Oswaldus Oswaldus Ottovince, Herlina Ina Presti Ameliawati, Presti Puspitasari, Kristanti Ambar Rafael Leo Saputra Retno Ayu Dewi Novitawati Retno Wilujeng Reza Prokoso Dwi Julianto Ricky Indri Hapsari Sadiyah, Ana Arifatus Samsuri Tirtosastro Samsuri Tirtosastro Samsuriadi, Samsuriadi Sholehuddin, Nurul Sobang, Adrianus Janga Sombo, Yusvina Sumiati, Astri Susanto Susanto Susilo Ribut Anggarbeni, Susilo Ribut Sutoyo Sutoyo Sutoyo Sutoyo Syaputra, Roni Tandu, Antonius Theresia Sumei, Theresia Titis Adisarwanto, Titis Tri Mudjoko W H Utomo Wahyu Fikrinda Wahyu Fikrinda Wahyu Fikrinda Wakhid Yandaru, Angger Pedhut Yohanes Manggas