Articles
ANALISIS KEBERADAAN KEPULAUAN SERIBU TERHADAP BATAS PENGELOLAAN LAUT PROVINSI DKI JAKARTA
Fauzi Janu Amarrohman;
Moehammad Awaluddin;
Bambang Darmo Yuwono;
Aisyah Arifin
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 01 (2020): Volume 03 Issue 01 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (297.16 KB)
|
DOI: 10.14710/elipsoida.2020.7754
Province of Special Capital Region (DKI) Jakarta is one of the provinces in Indonesia which has a sea area larger than its land area. Based on this, according to Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2014 concerning Regional Government, the Province of DKI Jakarta can be called a province with an archipelago characteristic. The province of the archipelago has the authority to manage natural resources at sea and is assigned to carry out the authority of the central government in the marine sector based on the principle of co-administration. Determination of the management of the sea area in an island region characterized by the provisions of UNCLOS 1982. In this case the affirmation of an island territory using three reference references, namely with the coastline as a normal base line, with a straight base line, and with reference to the group of islands as baselines of the islands. The data used in this study uses the Peta Rupa Bumi Indonesia and Landsat 8 Image data acquisition in 2019. From the two data, the boundaries of the management area of the sea area are carried out digitally. In order to obtain the area of marine management of the DKI Jakarta region which is characterized by islands with the Thousand Islands and the area of sea management if the Province of DKI Jakarta is a province that is not characterized by islands. The total area of sea management in the Province of DKI Jakarta is not characterized by an archipelago is 587,453,346 Ha, whereas if the determination of the sea area management area of DKI Jakarta Province is characterized by an archipelago, the area is 587,457,404 Ha.
ANALISIS SETTING OUT ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GPS REAL TIME KINEMATIC
Moehammad Awaluddin;
Fauzi Janu Amarrohman;
Bambang Darmo Yuwono
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 1, No 01 (2018): Volume 01 Issue 01 Year 2018
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (278.895 KB)
|
DOI: 10.14710/elipsoida.2018.2808
Penentuan arah kiblat terdiri dari dua macam kegiatan, yaitu bagaimana cara menghitung arah kiblat dari suatu titik/lokasi dan bagaimana membawa arah kiblat (setting out) yang sudah didapat tersebut ke lapangan. Penelitan ini menganalisis akurasi setting out arah kiblat dengan menggunakan metode GPS Real Time Kinematic. Akurasi metode ini akan dibandingkan dengan arah kiblat hasil rashdul kiblat serta pengukuran GPS Statik. Arah kiblat yang dihasilkan dari metode GPS RTK memiliki perbedaan dengan arah kiblat hasil hitungan metode vincenty sebesar 17’43.6516” pada titik yang berjarak 25 meter dari titik pengamatan kiblat. Sedangkan pada titik yang berjarak 40 meter memiliki perbedaan sebesar 6’28.2974”. Arah kiblat yang dihasilkan dari metode GPS RTK memiliki perbedaan dengan arah kiblat metode rashdul kiblat sebesar 2’18” pada titik yang berjarak 25 meter dari titik pengamatan kiblat. Sedangkan pada titik yang berjarak 40 meter memiliki perbedaan sebesar 6’34”.
KAJIAN PENENTUAN POSISI MENGGUNAKAN DGPS DAN RTK NTRIP
Bambang Darmo Yuwono;
Arief Laila Nugraha;
Fauzi Janu Amarrohman;
Moehammad Awaluddin
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (264.655 KB)
|
DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5014
Seiring perkembangan teknologi pengukuran dalam penentuan posisi, kegiatan pendaftaran tanah dilakukan tidak hanya menggunakan teknologi tersetrial, namun juga sekarang sudah memanfaatkan teknologi ekstraterestrial. Kegiatan pendaftaran tanah ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan terhadap pemegang hak atas bidang tanah yang dikuasainya. Oleh karena itu faktor posisi dalam data fisik hak atas tanah haruslah teliti dan akurat. Pada penelitian ini menggunakan data pengukuran bidang tanah dengan memanfaatkan teknologi penentuan posisi secara ekstraterestrial atau memanfaatkan teknologi satelit dengan metode real time kinematic NTRIP dengan menggunakan receiver GPS geodetik dan metode DGPS Post Processing dengan menggunakan receiver GPS Mapping. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data pengukuran bidang tanah yang dilakukan dengan alat ukur Total Station GTS 235, receiver GPS tipe geodetic Topcon Hiper II Dual Frekuensi dan receiver GPS tipe mapping Trimble GeoXT 3000 series. Hasil dari pengukuran luas bidang tanah dengan data yang dianggap benar adalah data hasil pengukuran menggunakan total station dibandingkan dengan metode GPS RKT-NTRIP dan dengan metode DGPS. Dari perbandingan yang dilakukan diperoleh selisih rata-rata luas bidang tanah antara pengukuran total station dan receiver GPS geodetic yaitu 0,01909 m2 dengan standar deviasi 0,113659. Sedangkan selisih rata-rata luas bidang tanah hasil pengukuran total station dan receiver GPS mapping yaitu 0,7152 m2 dengan standar deviasi 1,226289.
KAJIAN DAYA TARIK LOKASI WISATA BERDASARKAN NILAI EKONOMI KAWASAN DI KOTA SEMARANG
Fauzi Janu Amarrohman;
Moehammad Awaluddin;
Sawitri Subiyanto
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 02 (2019): Volume 02 Issue 02 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (266.726 KB)
|
DOI: 10.14710/elipsoida.2019.6439
Pariwisata merupakan kegiatan wisata ke tempat objek yang dijadikan tujuan untuk melakukan rekreasi. Objek wisata haruslah memiliki daya tarik tersendiri yang memikat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut. Daya tarik objek wisata sangatlah berpengaruh terhadap jumlah wisatawan dan juga berpengaruh terhadap kebersediaan masyarakat sekitar objek lokasi untuk mempertahankan objek wisata tersebut. Penialian terhadap kawasan dapat dilakukan dengan melakukan penilaian nilai ekonomi kawasan dengan metode travel cost methode dan contingen valuation methode. Berdasarkan penilaian tersebut akan diperoleh nilai ekonomi kawasan berdasarkan penilaian pengunjung terhadap objek wisata yang dikunjungi serta penilaian masyarakat sekitar yang memanfaatkan objek wisata tersebut mengenai kebersediaan untuk mempertahankan objek wisata. Objek wisata yang dijadikan lokasi penelitian ini adalah Kawasan Kota Lama Semarang dan Goa Kreo Semarang yang letaknya berbeda. Karakteristik wisatawan yang berkunjung di Kota Lama adalah variabel pendidikan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan paling mempengaruhi fungsi kawasan sebagai penyedia jasa. Sedangkan karakteristik wisatawan Goa Kreo menunjukkan parameter umur, tingkat pendidikan , pendapatan per tahun, lama kunjungan, dan alternatif lokasi yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke objek wisata ini. Selain itu daya tarik wisatawan juga memperhatikan parameter lain yaitu akses lokasi menuju tempat objek wisata. Kemudahan aksesbilitas dan fasilitas umum yang memadai menjadi daya tarik wisatawan mengunjungi objek wisata.
ANALISIS DEFORMASI WILAYAH JAWA TENGAH DENGAN DATA GNSS CORS
Fauzi Janu Amarrohman;
Arief Laila Nugraha;
Moehammad Awaluddin
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 1, No 01 (2018): Volume 01 Issue 01 Year 2018
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (461.958 KB)
|
DOI: 10.14710/elipsoida.2018.2814
CORS (Continuously Operating Reference Station) adalah suatu teknologi berbasis GNSS yang dilengkapi dengan receiver yang mampu menangkap sinyal dari satelit-satelit GNSS. CORS beroperasi secara penuh dan kontinu selama 24 jam. Penelitian ini dilakukan dengan data sepuluh CORS BIG di wilayah Jawa Tengah. Data GNSS diolah dengan GAMIT Ver. 10.6 dan menghasilkan kecepatan pergeseran setiap stasiun kemudian dilakukan perhitungan regangan.Vektor kecepatan pergeseran CORS GNSS wilayah Jawa tengah dominan mengarah ke tenggara dengan kecepatan berkisar 0,0233 m/tahun hingga 0,0325 m/tahun. Regangan di wilayah Jawa Tengah didominasi oleh kompresi berkisar -7,77076 x 10-9 strain/tahun hingga -3,14682 x 10-7 strain/tahun.
ANALISIS PENILAIAN ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN UNTUK KAWASAN PARIWISATA (STUDI KASUS : MASJID AGUNG DEMAK DAN MAKAM KADILANGU DEMAK)
FAUZI JANU AMARROHMAN;
Arief Laila Nugraha
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 1, No 02 (2018): Volume 01 Issue 02 Year 2018
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (303.502 KB)
|
DOI: 10.14710/elipsoida.2018.3701
Penilaian kawasan berdasarkan zona nilai ekonomi kawasan sangatlah diperlukan untuk mengetahui karakteristik suatu kawasan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Perkembangan suatu kawasan sangat berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk berkunjung di suatu lokasi yang menjadi tujuan destinasi wisata. Semakin tinggi dan bertambah jumlah wisatawan maka semakin tinggi pula potensi ekonomi yang diperoleh oleh masyarakat sekitar dalam upaya mempertahankan tempat wisata tersebut. Oleh karena itu diperlukan analisis mengenai zona nilai ekonomi kawasan untuk mengetahui manfaat dari suatu kawasan yang diteliti. Terdapat dua tempat wisata yang sangat terkenal di Kabupaten Demak yang dikategorikan sebagai tempat wisata religi, yaitu Masjid Agung Demak dan Makam Kadilangu. Hampir setiap tahun terjadi kenaikan jumlah wisatawan pada kedua objek wisata tersebut. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah menganalisis hasil nilai zona nilai ekonomi kawasan dari metode pengolahan data dengan metode Travel Cost Method (TCM) dan metode Contingent Valuation Method (CVM). Metode TCM digunakan untuk memperoleh nilai kegunaan langsung sedangkan metode CVM digunakan untuk mendapatkan nilai bukan kegunaan. Sehingga dapat diketahui bagaimana nilai ekonomi kawasan dari kedua tempat tersebut dari segi ekonomi dan kebermanfaatanya. Hasil dari perhitungan nilai total ekonomi didapatkan nilai total kegunaan dan nilai total bukan kegunaan. Untuk kawasan Masjid Agung Demak, nilai total kegunaan yang didapatkan sebesar Rp 1.032.106.843.000,-, nilai total bukan kegunaan yang didapatkan sebesar Rp 52.746.711.060,-, dan nilai total ekonomi yang didapatkan adalah sebesar Rp 1.084.853.554.060,-. Sedangkan untuk kawasan Makam Kadilangu, nilai total kegunaan yang didapatkan sebesar Rp 1.347.433.284.000,-, nilai total bukan kegunaan yang didapatkan sebesar Rp 53.937.046.060,-, dan nilai total ekonomi yang didapatkan adalah sebesar Rp 1.401.370.330.060,-. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa nilai ekonomi kawasan Masjid Agung Demak dan Makam Kadilangu memiliki potensi nilai ekonomi yang sangat besar dan memiliki nilai kebermanfaatan untuk masyarakat sekitar.
MONITORING PENURUNAN MUKA TANAH AKIBAT GALIAN DAN TIMBUNAN PADA JALUR KONTRUKSI JALAN TOL SEMARANG-DEMAK SEGMEN STA 17-22 BERBASIS TEKNOLOGI UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE)
Yudo Prasetyo;
Fauzi Janu Amarrohman;
Marissa Isabella Panggabean
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 4, No 01 (2021): Volume 04 Issue 01 Year 2021
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.14710/elipsoida.2021.11498
Kecamatan Karangtengah merupakan salah satu kecamatan yang berada di area Kabupaten Demak yang rentan terhadap peristiwa Penurunan Muka Tanah (PMT) akibat dari endapan aluvial muda yang mendominasi di Desa Batu, Kedunguter, Dukun, Karangsari,Grogol dan Pulosari. Terkait peristiwa penurunan muka tanah ini, di lokasi ini juga sedang dilakukan pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang berada pada STA 17-22. Penelitian ini menggunakan metode penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk mendapatkan informasi perubahan volumetrik dengan menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) yang terjadi selama rentang waktu penelitian pada wilayah pembangunan jalan tol. Metode perhitungan perubahan volumetrik tanah ini digunakan untuk melakukan kajian awal terhadap fenomena penurunan muka tanah (PMT). Hasil dari pengolahan UAV pada bulan 30 Agustus hingga 11 Oktober tahun 2020 menunjukkan bahwa penurunan muka tanah yang terjadi pada wilayah pembangunan jalan tol dengan penurunan tertinggi terjadi pada STA 20 sebesar 7,1 cm memiliki luas daerah penurunan 11,09 ha berada di Desa Karangsari serta penurunan terendah sebesar 2,7 cm pada STA 18 dengan luas area penurunan 7,41 cm berada di Desa Dukun. Luasan penurunan muka tanah yang terjadi adalah 42,55 ha (74,3%) dari luasan total area pembangunan jalan tol STA 17-22. Perubahan volume di sepanjang jalan tol pada penelitian ini menunjukkan terjadinya kenaikan volume sebesar 92.824,42 m3 dikarenakan selama bulan Agustus hingga Oktober 2020 area jalan tol masih terus melakukan penimbunan, volume ini dihitung mulai dari akuisisi foto udara UAV pertama pada tanggal 30 Agustus hingga 11 Oktober 2020.
Pemetaan Dan Pengukuran Untuk Konstruksi Teknik Sipil
Fauzi Janu Amarrohman;
Bambang Darmo Yuwono;
Moehammad Awaluddin;
Yudo Prasetyo;
Hana Sugiastu Firdaus;
Nurhadi Bashit
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Perkembangan penentuan posisi pada dekade terakhir ini telah mengarah kepada pemetaan digital. Perkembangan penentuan posisi tersebut tidak hanya pada bidang infrastruktur saja melainkan sudah merambah ke bidang lain seperti telekomunikasi, transportasi, industri perdagangan , pemukiman , perencanaan kota dan masih banyak lagi. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya. Seiring kebutuhan penentuan posisi tersebut maka perlu pemahaman mengenai pengenalan pemetaan digital, instrumentasi, pengolahan, dan pemanfaatan teknologi pemetaan digital. Departemen Teknik Geodesi yang salah satunya mempelajari pemetaan dan pengembangan aplikasi bidang pengukuran dan penetaan bermaksud mengadakan program pengabdian kepada mayarakat untuk pemanfatan pemetaan dan pengukuran untuk konstriksi teknik sipil dan pekerjaan tanah. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk keaktifan dan pengabdian bagi Departemen Teknik Geodesi untuk memperkenalkan keilmuan kepada masyarakat. Hal ini yang mendasari Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro untuk mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan. Pemetaan dan Pengukuran untuk Konstriksi Teknik Sipil dan Pekerjaan Tanah Untuk Siswa SMK Negeri 7 Semarang.
PEMBUATAN PETA POTENSI KELURAHAN SECARA FOTOGRAMETRIS UNTUK PENUNJANG PEMBANGUNAN BAGI PEMERINTAH KELURAHAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG
Fauzi Janu Amarrohman;
Bela Karbea
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Desa/Kelurahan diwajibkan memiliki Peta Desa/Kelurahan secara fotogrametris yang dapat digunakan sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan. Spesifikasi teknis Peta Desa/Kelurahan secara fotogrametris telah dikeluarkan oleh Badan Informasi Gespasial melaui Perka No 3 Tahun 2016 tentang spesifikasi teknis penyajian Peta Desa/Kelurahan secara fotogrametri. Namun dalam pelaksanaannya dengan jumlah SDM Informasi Spasial di Tingkat Daerah yang masih terbatas belum tentu semua pemerintah derah telah menyusun Peta Desa/Kelurahan secara fotogrametris. Pemerintah Kelurahan Banyumanik sebagai Pelaksana Permerintahan Kelurahan sangat berkomitmen terhadap pembangunan kelurahan melihat pentingnya Peta Kelurahan secara fotogrametris. Peta Kelurahan secara fotogrametris ini harapannya tidak hanya memuat informasi batas tetapi juga potensi kelurahan. Peta Kelurahan secara fotogrametri ini akan dikembangkan ketingkat RW dengan skala peta yang lebih besar dan lebih rinci. Dengan jumlah tenaga Informasi Spasial yang cukup terbatas di Pemerintah Daerah oleh karena itu Departemen Teknik Geodesi dan Pemerintah Kelurahan Banyumanik bekerjasama mengadakan kerjasama pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu program peningkatan pembangunan Kelurahan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebuah peta potensi desa yang memberikan informasi secara lengkap mengenai obyek-obyek potensi yang dimiliki oleh Kelurahan Banyumanik.
Penetapan Batas Desa Secara Kartometrik Menggunakan Citra QuickBird
Nurhadi Bashit;
Yudo Prasetyo;
Hana Sugiastu Firdaus;
Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Batas wilayah merupakan suatu hal yang sangat penting guna untuk mengoptimalkan kewenangan suatu daerah. Batas wilayah mengalami permasalahan hingga batas antar desa yang saling tumpang tindih antara satu desa dengan desa yang lain. Batas wilayah desa yang sudah ditetapkan dengan baik akan memudahkan pemerintah desa dalam menjalankan kewenangan desa dalam melakukan penataan desa. Desa harus memiliki batas wilayah dan kewenangan desa sehingga adanya kewenangan tanpa batas wilayah akan menyebabkan banyak permasalahan. Penegasan batas wilayah desa menjadi sangat penting dalam menerapkan pembangunan desa berbasis asset desa sebagai modal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Penegasan batas wilayah dapat dilakukan berdasarkan Undang-Undang Pembentukan Daerah yang diperjelas dalam peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 76 Tahun 2012. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa penegasan batas wiyalah dapat ditentukan menggunakan metode kartometrik. Metode kartometrik menghasilkan perundingan antara kedua wilayah yang saling berbatasan yang dituangkan menjadi titik-titik diatas peta kerja yang akan menjadikan batas definitif. Metode kartometrik dilaksanakan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No 76 Tahun 2012 yang menyatakan cara penegasan batas wilayah. Penegasan batas menggunakan metode kartometrik memiliki keunggulan seperti tanpa melakukan survei langsung dilapangan karena penentuan batas wilayah hanya hasil perundingan diatas peta kerja. Penegasan batas wilayah menggunakan metode kartometrik dengan memanfaatkan citra satelit resolusi tinggi diharapkan mampu memberikan hasil penentuan batas yang tidak kalah baik dengan survei secara terestris.