Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT ANTARA KABUPATEN LOMBOK UTARA, LOMBOK BARAT, LOMBOK TENGAH, DAN LOMBOK TIMUR Juwita Widya Qur’ani; Moehammad Awaluddin; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.052 KB)

Abstract

ABSTRAKSesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.76 Tahun 2012, penegasan batas daerah bertujuan untuk menciptakan tertib administrasi pemerintah, memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas wilayah suatu daerah tersebut. Disamping itu, daerah kabupaten/ kota mempunyai wewenang yang lebih luas dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan, hal ini sesuai dengan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kabupaten/ kota memiliki kewenangan yang penuh untuk mengelola wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan batas pengelolaan wilayah laut Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur menggunakan metode kartometrik. Peta dasar yang digunakan berupa peta RBI skala 1:25.000, Citra Satelit Landsat 8 tahun 2018, dan Peta LPI skala 1:50.000. Sebelum dilakukan penarikan batas kabupaten di Pulau Lombok terlebih dahulu dilakukan penentuan batas Provinsi antara Pulau Bali dan Pulau Lombok dan penentuan batas Kabupaten antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Kemudian dilakukan penentuan batas pengelolaan wilayah laut Kabupaten di barat Pulau Lombok, selanjutnya  penentuan batas pengelolaan wilayah laut Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur menggunakan prinsip ekuidistan. Adapun garis dasar yang digunakan adalah garis dasar normal, garis dasar lurus, garis dasar penutup teluk, dan garis dasar kepulauan. Pengolahan data di atas menggunakan software ArcGIS, ENVI, dan AutoCAD. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut menggunakan ketiga peta dasar ini menghasilkan titik batas dan luas pengelolaan wilayah laut. Titik-titik batas tersebut digabungkan membentuk garis batas, dan garis batas antar kabupaten yang bersebelahan ini akan membentuk area yang akan dihitung luasnya. Rata-rata luas pengelolaan wilayah laut setiap kabupaten pada peta dasar RBI terhadap peta dasar LPI sebagai acuan sebesar 98%. Sedangkan, rata-rata luas pengelolaan wilayah laut setiap kabupaten pada peta dasar citra satelit Landsat-8 terhadap peta dasar LPI sebagai acuan sebesar 93%.
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Aisyah Arifin; Moehammad Awaluddin; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.534 KB)

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan UU No.23 Tahun 2014, penentuan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut merupakan hal yang penting untuk dilakukan suatu daerah, karena berkaitan dengan kewenangan dalam mengelola sumber daya dan ruang laut yang berada di wilayahnya. Ketentuan tentang penegasan batas pengelolaan wilayah laut daerah telah diatur dalam Permendagri No.141 Tahun 2017. Berdasarkan peraturan ini, garis pantai memegang peranan penting dalam melakukan penetapan dan penegasan batas di laut, tetapi garis pantai suatu wilayah dapat mengalami perubahan karena berbagai faktor, misalnya abrasi, sedimentasi, penambangan pasir, dan reklamasi. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut suatu daerah perlu dilakukan. Penelitian tugas akhir ini mengkaji tentang pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut Provinsi DKI Jakarta. Data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu data pengamatan pasang surut air laut untuk menentukan citra satelit yang akan digunakan, data citra satelit Landsat untuk mengamati perubahan garis pantai, dan peta RBI sebagai peta dasar. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan secara kartometrik. Penarikan garis batas dilakukan dengan menerapkan prinsip samajarak untuk wilayah laut Jakarta utara yang berdampingan dengan Provinsi Banten dan Jawa Barat dan prinsip garis tengah untuk wilayah laut Kepulauan Seribu yang berhadapan dengan Provinsi Banten dan Jawa Barat. Hasil pengamatan citra satelit Landsat antara tahun 2009 dan 2019 menunjukkan bahwa terjadi perubahan garis pantai di wilayah pantai Provinsi DKI Jakarta yang diakibatkan oleh proses akresi dan abrasi. Perubahan garis pantai ini menyebabkan pergeseran pada garis batas pengelolaan wilayah laut, sehingga luas pengelolaan wilayah lautnya pun mengalami perubahan. Dalam kurun waktu 10 tahun, luas batas pengelolaan wilayah laut Provinsi DKI Jakarta megalami penambahan sebesar 3.119,017 hektar atau 0,531%. Kata Kunci : batas laut, citra satelit, garis pantai, Landsat, kartometrik, metode garis tengah, metode samajarak ABSTRACTBased on Law of the Republic Indonesia number 23 of 2014, delimitation and demarcation of the marine managed area boundary is an important thing to be done by every region in Indonesia, because it is related to the authority in managing the resources and the space in its marine territory. The guidelines about demarcation of the marine managed area boundary have been regulated in Regulation of Ministry of Home Affairs number 141 of 2017. Based on this regulation, the coastline has an important role in realizing delimitation and demarcation of the marine managed area boundary, but it may change due to various factors, such as abrasion, sedimentation, sand mining, and reclamation. Therefore, the study about the impact of coastline changes on the marine managed area boundary is needed. This study examines the impact of coastline changes on the marine managed area boundary of DKI Jakarta Province. This study used tidal observation data to determine the satellite images that will be used in the study, Landsat images data to observe the coastline changes, and RBI map as base map. The delimitation of the marine managed area boundary was carried out by using cartometrics technique. Equidistance principle was applied for the sea area of North Jakarta which adjacent to Banten and West Java Provinces and median line principle was applied for the sea area of the southern part of Seribu Island which have overlapping marine managed area boundary with Banten and West Java Provinces. The result of Landsat images observation in 2009 and 2019 show that the coastline changes occur in the coastal area of DKI Jakarta Province due to accretion and abration. It causes a shift on the boundary line of the sea, so that the total area of the marine managed area boundary has changed. Within 10 years, the total area of the marine managed area boundary of DKI Jakarta Province has increased by 3.119,017 hectares or 0,531%. Keywords: coastline, cartometrics, equidistance method, Landsat, marine boundary, median line method, satellite imagery
ANALISIS FREE SPAN PADA JALUR PIPA BAWAH LAUT MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER DAN SIDE SCAN SONAR Studi Kasus: Pipa Gas Transmisi SSWJ (South Sumatera West Java) Jalur Pipa Gas Labuhan Maringgai-Muara Bekasi PT. Perusahaan Gas Negara Persero (Tbk) Sindi Rahma Erwanti; Bandi Sasmito; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.703 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan salah satu negara dengan kondisi yang rawan terjadi bencana alam, kondisi tersebut dikenal sebagai hazard. Pemicu dari hazard ini berupa aktivitas manusia. Salah satu aktivitas manusia yang menjadi pemicu hazard yaitu pembangunan jembatan pipa bawah laut. Pada area penelitian memiliki kondisi ketidakrataan topografi dan adanya jembatan pipa bawah laut. Dampak yang ditimbulkan dari kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya free span.Analisis free span dilakukan setelah proses inspeksi pasca instalasi. Pendeteksian free span pada jalur pipa bawah laut tersebut menggunakan metode multibeam echosounder dan side scan sonar. Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain raw data multibeam echosounder, data side scan sonar setelah real-time processing, data sound velocity profile dan data pasang surut. Multibeam echosounder (MBES) dimanfaatkan untuk survei batimetri, yaitu survei yang dimaksudkan untuk mendapatkan data kedalaman dan topografi dasar laut. Sedangkan, Side Scan Sonar (SSS) dimanfaatkan untuk interpretasi obyek secara kualitatif maupun kuantitatif.Penelitian ini menghasilkan kondisi dasar laut yang memiliki kondisi topografi yang relatif curam. Area penelitian yang memiliki topografi yang relatif curam terdapat pada KP 111.62 – KP 111.83. Kondisi free span teridentifikasi pada 4 lokasi di area penelitian. Lokasi FS_1 memiliki panjang span sebesar 94,4 meter dan tinggi span sebesar 3,31 meter.  Lokasi FS_2 memiliki panjang span sebesar 93,94 meter dan tinggi span sebesar 10,66 meter.  Lokasi FS_3 memiliki panjang span sebesar 58,12 meter dan tinggi span sebesar 1,87 meter.  Lokasi FS_4 memiliki panjang span sebesar 98,4 meter dan tinggi span sebesar 4,93 meter. Indikasi free span dari hasil pengolahan data multibeam echosounder dan side scan sonar tidak dapat mengidentifikasi hazard yang membahayakan pada lokasi penelitian.Kata Kunci          : Pipa, Free Span, Multibeam Echosounder, Side Scan Sonar, Hazard ABSTRACTIndonesia is a country with the condition which is prone to trigger a natural disasters and it is called a hazard. The trigger of hazard could be a human activity. The human activity which triggers hazards is the construction of pipe bridge under the sea. This research area has an unevenness topography and pipe bridge under the sea. The impact of these conditions can lead to a free span.Free span analysis carried out after post-installation inspection process. The detection of free span on the underwater pipeline uses Multibeam Echosounder and Side Scan Sonar. The data which is used for this research are raw data Multibeam Echosounder, Side Scan Sonar data after real-time processing, sound velocity profile data and tide data. Multibeam Echosounder (MBES) is used for the the bathymetric survey to obtain the depth data and the seafloor topography. Meanwhile, Side Scan Sonar (SSS) is used for the interpretation of topography qualitative and quantitative objects.This research resulted in the condition of the sea floor that is a relative steep. Areas of the research that has a relative steep topography contained in KP 111.62- KP 111.83. Conditions of the free span  identified in four locations in the study area. Location FS_1 has a span length of 94.4 meters and a span height of 3.31 meters. Location FS_2 has a span length of 93.94 meters and a span height of 10.66 meters. Location FS_3 has a span length of 58.12 meters and a span height of 1.87 meters. Location FS_4 has a span length of 98.4 meters and a span height of 4.93 meters. The free span indication which is resulted of multibeam echosounder and side scan sonar data processing can not identify the hazard on the study area.Key words             : Pipe, Free Span, Multibeam echosounder, Side Scan Sonar, Hazard*) Penulis, Penanggungjawab
PEMANTAUAN DEFORMASI BENDUNGAN JATIBARANG MENGGUNAKAN SCIENTIFIC SOFTWARE GAMIT 10.6 DENGAN TITIK IKAT IGS DAN CORS CSEM TAHUN 2016 Fajar Rudi Purwoko; Bambang Sudarsono; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.077 KB)

Abstract

ABSTRAKBendungan atau dam merupakan konstruksi multifungsi yang dibangun untuk menahan laju air yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu bangunan jika mendapatkan tekanan maka akan mengalami perubahan dimensi ataupun bentuk. Hal ini juga berpengaruh terhadap bendungan. Jika tubuh bendungan mendapatkan tekanan dari efek loading air danau serta tekanan dari tubuh bendungan tersebut, maka tubuh bendungan memiliki potensi mengalami deformasi. Sehingga perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan dengan melakukan pemantauan deformasi secara berkala.Metode pengukuran deformasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengukuran relatif dengan alat ukur GPS dual frequency pada 10 titik pengamatan yang terletak di tubuh utama bendungan. Titik ikat yang digunakan yaitu IGS dengan empat stasiun (BAKO, COCO, PIMO, TOW2) dan titik ikat CORS Semarang (CSEM). Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan data GPS adalah perangkat lunak GAMIT 10.6. Penelitian dilakukan selama tiga periode : Agustus, September dan Oktober 2016 dengan titik pada periode Maret 2015 sebagai titik nol deformasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai deformasi serta arah pergerakan titik pengamatan yang terdapat pada tubuh utama bendungan. Selanjutnya melakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pergerakan dari setiap titik pengamatan.Hasil pengolahan titik ikat IGS menghasilkan nilai perubahan koordinat terbesar pada sumbu n = 0,04870 m, sumbu e = 0,04381 m, sumbu u = 0,17681 m. Nilai perubahan koordinat terkecil pada sumbu n = 0,00158 m, sumbu e = 0,00073 m, sumbu u = 0,00761 m dengan rata-rata nilai simpangan baku pada sumbu n = 0,00364 m, sumbu e = 0,00466 m, sumbu u = 0,0032 m. Pada pengolahan titik ikat CSEM menghasilkan rata-rata nilai simpangan baku pada sumbu X = 0,00991 m, sumbu Y = 0,02673 m, sumbu Z = 0,00667 m. Dari hasil penelitian dengan titik ikat IGS yang telah dilakukan uji statistik untuk mengetahui perubahan posisi titik pengamatan dengan tingkat kepercayaan 95% terdapat beberapa titik mengalami deformasi yang cukup signifikan baik pergeseran dan/atau penurunan pada periode Maret 2015 hingga Oktober 2016.Kata Kunci : Bendungan, Deformasi, GPS, GAMITABSTRACTDam is a multifunctional construction is built to withstand the rate of water which has an important role in human life. If a building is under pressure, it will change the dimension or the shape. As well as the dam. If the construction of it gets pressure from the effects of lake water loading and pressure of the dam body, then the body of the dam has the potential of being deformed. So we need to do the maintenance and care by conducting periodic of deformation monitoring.The deformation measurement methods used in this research is a relative measurement with dual frequency GPS measuring devices at 10 observation points located in the main body of the dam. This research uses IGS with four stations (BAKO, COCO, PIMO, TOW2) and CORS Semarang (CSEM) as the connective point. The software used for data processing is GAMIT 10.6. The study was conducted during three periods: August, September and October 2016 with zero point of deformation in the period March 2015. This study aimed to quantify the value of deformation as well as the direction of movement of the observation point located on the main body of the dam. Subsequently perform a statistical test to determine the significance of the movement for each observation point.The results of the processing using connective point IGS produces the biggest change of the coordinate value on the n axis = 0. 04870 m, e axis = 0. 04381 m, u axis = 0. 17681 m. The smallest change of the coordinate value on the n axis = 0. 00158 m, e axis = 0. 00073 m, u axis = 0. 00761 m and the average standard deviation values on the n axis = 0.00364 m, e axis = 0.00466 m, u axis = 0.0032 m. At connective point CSEM produces an average standard deviation values on the X axis = 0.00991 m, Y axis = 0.02673 m, Z axis = 0.00667 m. Based on the results of the research with connective point IGS has done a statistical test to determine the change of the position of the observation point with a 95% confidence level, there are several points deforms significantly better shifting and/or decreasing in the period from March 2015 until October 2016.Keywords: Dam, Deformation, GPS, GAMIT
IDENTIFIKASI FREE SPAN PADA JALUR PIPA LEPAS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER DAN SIDE SCAN SONAR Ahmad Faishal Matazah Putra; Bandi Sasmito; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.572 KB)

Abstract

ABSTRAKPelaksanaan  kegiatan  pengeboran  dan  pengolahan pada industri minyak dan  gas  perlu dilakukanpemeriksaan terhadap setiap komponen yang menunjang untuk menjalankan seluruh kegiatan dari hulu hingga hilir. Salah satu komponen yang penting untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan adalah pipa. Pipa berfungsi sebagai sarana pengaliran atau media transportasi minyak atau gas bumi. Dalam pemasangan pipa bawah laut terdapat tahapan-tahapan yang umumnya dilakukan saat pemasangan pipa. Pada pemeriksaan pipa bawah laut, hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah meninjau aspek lingkungan dan struktur pada pipa agar tidak terjadi gangguan pada pipa. Permasalahan yang dapat terjadi pada pipa adalah free span. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data multibeam echosounder (MBES) dan side scan sonar (SSS). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data multibeam echosounder, sound velocity profiler, pasang surut, dan side scan sonar. Identifikasi free span dilakukan secara visual berdasarkan interpretasi pada bayangan yang terbentuk pada jalur pipa tersebut. Pada area penelitian memiliki kondisi topografi yang beragam. Hal ini dapat menyebabkan free span pada jalur pipa. Hasilnya terdapat 24,15% dari total panjang keseluruhan pipa diidentifikasi sejumlah 60 titik free span sepanjang 1376,7 m dari total panjang pipa sebesar 5,7 km. Panjang maksimal di lokasi penelitian sebesar 59,0 meter dengan tinggi pada titik free span tersebut sebesar 0,5 meter. Tinggi maksimal free span pada lokasi penelitian sebesar 1,6 meter dengan panjang pada titik free span tersebut sebesar 25,8 meter. Indikasi free span dari hasil pengolahan data MBES dan SSS dapat membantu identifikasi hazard yaitu berupa tinggi, panjang dan koordinat free span pada pipa di lokasi penelitian.
ANALISIS ASPEK MORFOLOGI JALAN (LAYOUT OF STREETS) KOTA SEMARANG TERHADAP PERTUMBUHAN TATA RUANG DAN WILAYAH MENGGUNAKAN METODE DIGITASI CITRA RESOLUSI TINGGI DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Imanuel Sitepu; Yudo Prasetyo; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.722 KB)

Abstract

ABSTRAK Suatu wilayah tentu akan mengalami dinamika dan pertumbuhan dari waktu ke waktu yang menyebabkan terjadinya perkembangan fisik. Perkembangan fisik inilah yang mempengaruhi morfologi dari sebuah kota dimana indikator terbesar yang mempengaruhi morfologi dari sebuah kota yaitu morfologi jalan. Jadi dengan memantau morfologi jalan akan ditemukan pengaruhnya terhadap perkembangan fisik dari suatu kota. Area penelitian dilakukan di Kecamatan Mijen yang merupakan bagian dari Kota Semarang.Analisis morfologi jalan ini dilakukan dengan metode digitasi citra satelit resolusi tinggi dan melakukan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Digitasi dilakukan di atas citra satelit Quickbird dengan resolusi 0,6 meter dengan multitemporal tahun 2005 dan tahun 2015. Jalan yang didigitasi adalah kelas jalan arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder dan jalan lokal. Hasil digitasi ini selanjutnya akan dilakukan perhitungan jumlah keseluruhan panjang jalan di tahun 2005 dan tahun 2015 sehingga diketahui besar pertumbuhan panjang jalan dari tahun 2005 hingga 2015. Selanjutnya akan dilakukan analisis spasial untuk mengidentifikasi morfologi jalan, korelasi pertumbuhan jalan dengan pertumbuhan tata ruang serta melalui analisis statistik spasial dengan cara Standard Deviational Ellipse diperoleh arah pertumbuhan jalan dari Kecamatan Mijen.Dari hasil digitasi jalan yang dilakukan diperoleh nilai pertumbuhan jalan Kecamatan Mijen dari tahun 2005 hingga 2015 sebesar 33.709,507 meter atau sebesar 33,709 kilometer dimana nilai ini merupakan total dari panjang jalan untuk semua kelas yang didigitasi. Morfologi jalan yang terdapat di Kecamatan Mijen adalah morfologi jalan tidak beraturan dan morfologi jalan grid. Pertumbuhan jalan di Kecamatan Mijen mengarah ke arah utara dimana dibagian utara terdapat kawasan perumahan Bukit Semarang Baru yang banyak melakukan pembangunan jalan.Kata Kunci: Analisis Spasial, Digitasi, Morfologi Jalan, Standard Deviational Ellipse. ABSTRACT A region will certainly has the dynamics and growth over time which affect the growth physically. This physical growth affected the city morphology where the biggest indicator which affect the morphology of a city is the layout of streets. So, by monitoring the layout of streets will be founded effects in physical development of a city. Research area conducted in the District Mijen which is part of Semarang city.The layout of the streets monitored by digitize high-resolution satellite imagery and perform spatial analysis based on Geographic Information System (GIS). Digitization had done over the Quickbird satellite imagery with a resolution of 0.6 meters with multitemporal 2005 and 2015. The road which in digitized is a class of secondary arterial roads, primary collector, secondary collectors and local roads. The result of this digitization will be calculating the amount of the entire length of the road in 2005 and 2015 so that the growth of the road from 2005 to 2015 will be found. Furthermore, spatial analysis will be conducted to identify the layout of the streets. The growth of the road correlation with the growth of spatial and through the statistical analysis, by using Standard Deviational Ellipse we will find the direction of the growth of the District Mijen.From the digitation, we find the growth rate from 2005 to 2015 amounted to 33.709.507 meter or a total of 33,709 kilometers where this value is the total ength for all classes in digitization. The layout of streets that founded in District Mijen are irregular morphology and grid morphology. The growth of the roads in District Mijen leading towards the north where in northern area there is a residential area of Bukit Baru Semarang which doing a lot of road construction.Keywords: Digitizing, Layout of Streets, Spatial Analysis, Standard Deviational Ellipse.
ANALISIS PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) BERDASARKAN SEBARAN BIDANG TANAH UNTUK KEGIATAN NORMALISASI SUNGAI MENGGUNAKAN SIG TAHUN 2016 (Studi Kasus : Kali Beringin Kel. Mangkang Wetan) Muhammad Nida Hakim El Wafa; Sawitri Subiyanto; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (991.868 KB)

Abstract

ABSTRAKDalam rangka pengadaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan kepentingan umum, pemerintah Kota Semarang mengadakan beberapa kebijakan yang salah satunya adalah pelaksanaan normalisasi Kali Beringin. Dari kebijakan normalisasi Kali Beringin ini maka dibutuhkan kegiatan inventarisasi dan pemetaan persebaran data Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T) di daerah bantaran Kali Beringin, sesuai dengan Laporan Kegiatan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2013 Urusan Wajib Pertanahan Kota Semarang.Penelitian ini menggunakan data citra satelit Quickbird tahun 2011, peta administrasi Kelurahan Mangkang Wetan, dan peta pengadaan tanah untuk normalisasi Kali Beringin tahun 2013. Metode yang digunakan adalah dengan menggabungkan ketiga data tersebut kemudian dilakukan digitasi on screen untuk membuat peta bidang tanah dan rencana sungai normalisasi. Selanjutnya dilakukan identifikasi pada bidang tanah berupa data atribut penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan bidang tanah yang terkena kegiatan normalisasi Kali Beringin di Kelurahan Mangkang Wetan.Dalam penelitian tugas akhir ini diperoleh hasil berupa peta sebaran bidang tanah beserta Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T) yang terkena rencana kegiatan normalisasi Kali Beringin. Total luas bidang tanah yang terkena kegiatan normalisasi sungai adalah sebesar 79.428 m2 dari total 143 bidang tanah dengan 19 pola hubungan. Dimana dihasilkan luasan terbesar penguasaan tanah dikuasai langsung oleh pemiliknya seluas 62.875 m2, pemilikan tanah dengan Hak Milik sebesar 62.576 m², penggunaan tanah dengan perairan darat sebesar 33.894 m² dan pemanfaatan tanah yang  didominasi oleh produksi pertanian sebesar 69.205 m². Kata Kunci : Bidang Tanah, Normalisasi Sungai, Pemanfatan, Pemilikan, Penggunaan, Penguasaan. ABSTRACTIn order to procure land for implementation of development public interest, the government of Semarang hold multiple policies, one of which is the implementation of the Beringin normalization. Beringin of policy normalization is then required the inventory and mapping of the data Tenure, Ownership, Use and Utilization of Land (P4T) in the area Beringin riverbanks, in accordance with the Accountability Activity Report (LKPJ) Compulsory Land Affairs 2013 Semarang.This study uses data in 2011 Quickbird satellite imagery, maps Mangkang Wetan village administration, and maps of land acquisition for the normalization Beringin 2013. The method used is with combines third digitized data is then performed on screen to create a map plot and plan normalization river , Furthermore, the identification of parcels of land in the form of attribute data control, ownership, use, and use of parcels of land affected normalization activities in Sub Mangkang Beringin Wetan.In this essay results obtained in the form of a map of the distribution of plots of land along Tenure, Ownership, Use and Utilization of Land (P4T) is affected by the action plan river normalization. The total area of plots of land affected river normalization amounted to 79.428 m2 of total 143 plots of land with 19 patterns of relationships. The resulting area where tenure of land is directly controlled by measuring their owners 62.875 m2, ownership of land with right of ownership 62.576 m², the use of land by inland waters of 33.894 m² and utilization of land dominated by agricultural production amounted to 69.205 m². Keywords : Land use, Land, River Normalization, Ownership, Tenure, Utilization.
The Emplementation of Health Protocol Facilities through Handwashing and Social Distancing Education in The Tourism Area of Pecel Kampong, Ngerangan Village Klaten Regency Novia Sari Ristianti; Nurhadi Bashit; Desyta Ulfiana; Grandy Loranessa Wungo; Fauzi Janu Amarrohman; Hardi Wibowo
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1409.064 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i2.1295

Abstract

The COVID-19 pandemic has plagued the entire world, including Indonesia. The step to breaking the spread chain of COVID-19 is to apply health protocols such as handwashing and social distancing. The Covid-19 case in Klaten Regency Central Java for ten weeks until early February 2021 with the status of the Red Zone and death rate is 14.1 percent. Ngerangan Tourism Village has a thematic kampong with culinary and nature attractions, such as Pecel Kampong. The number of visitors reaches 600 tourists per day. This causes tourist sites to be clusters most prone to the spread of COVID-19 and must be equipped with adequate health protocols. Therefore, this service aims to implement health protocols during the Covid 19 pandemic through hand washing and social distancing. The service method has three stages, namely information, guidance, and habitual independence. The output of this service is in the form of technology that is socialized and donated in handwashing behavior in the form of 3 portable footstep sinks, four jerry cans of handwashing soap, one hand washing educational banner, and one banner for implementing health protocols. Meanwhile, the technology that was socialized and granted in the implementation of Social Distancing was in the form of 1 banner for implementing social distancing and 20 stickers indicating the implementation of social distancing.
PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT KABUPATEN SUMENEP DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT Fauzi Janu Amarrohman; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha; Sawitri Subiyanto
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.19 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5018

Abstract

Ketentuan penetapan dan penegasan batas wilayah baik darat maupun laut telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 76 Tahun 2012. Peraturan tersebut juga mengatur mengenai jenis peta dasar yang bisa digunakan untuk menentukan batas pengelolaan wilayah laut. Sesuai Permendagri tersebut, peta dasar yang bisa digunakan untuk menentukan batas wilayah pengelolaan laut wilayah kabupaten adalah Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI). Pada faktanya belum semua wilayah di Indonesia mempunyai Peta LPI, sehingga perlu dikaji agar diketahui peta dasar lain yang dapat digunakan untuk penentuan batas pengelolaan wilayah laut sebagai alternatif dari Peta LPI. Peta dasar yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah citra satelit Landsat 8. Pengolahan dan penetuan garis batas wilayah pengelolaan wilayah laut menggunakan metode kartometrik dengan penarikan batas antara Kabupaten Sumenep dan Pamekasan menggunakan garis ekuidistan. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan software ENVI, AutoCAD, dan ArcGIS. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut menggunakan citra satelit Landsat 8  ini menghasilkan luas pengelolaan wilayah laut. Luas pengelolaan wilayah laut Kabupaten Sumenep pada peta dasar citra satelit Landsat 8 diperoleh  luas 666.125,240 Ha. Luas tersebut memiliki perbedaan luas pengelolaan wilayah laut antara peta dasar citra satelit Landsat-8 terhadap peta dasar LPI sebagai acuan sebesar 9,49%.
ANALISIS KUALITAS HASIL PREDIKSI KLASIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN CA MARKOV MODEL BERDASARKAN PETA RENCANA TATA RUANG Fauzi Janu Amarrohman; Tristika Putri; Bambang Sudarsono; Moehammad Awaluddin; Sawitri Subiyanto
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 02 (2020): Volume 03 Issue 02 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2020.9200

Abstract

Land use changes due to community activities and mobility occur because of the increasingly complex need for land. Spatial analysis is needed to identify land use changes which are subsequently reviewed by the Regional Spatial Plan in accordance with Government Regulation Number 8 of 2013 concerning the accuracy of the RTRW map. In this study, the study area taken was Pati Regency around the South Ring Road which includes four districts. From the acquisition of high resolution satellite imagery data in 2009, 2015 and 2019, predictions were made for the years 2023 and 2030 to determine the development of the area around the South Ring Road. The results of the prediction of land use using CA Markov in 2023 will be compared with the prediction in 2030 to determine the quality of the prediction results of the classification of land use in the prediction year with the same input data interval and exceeding the input data interval by conducting a suitability analysis with the RTRW. In 2023, the category of conformity is 95.41341%,  and in 2030 amounting to 95.41340%. This shows that the prediction results of land use change with CA Markov for the same year with the time interval of the input data have insignificant differences with the predicted results with longer intervals when compared to the current RTRW.
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Ahmad Faishal Matazah Putra Ahmad Firdous Syifa Aisyah Arifin Aisyah Arifin Ajeng Dyah Setyowati Sri Utomo Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri Aji, Sentanu Akbar, Rizki Maulidi Akhmad Tsalist Nailuz Tsabiq Albertus Indra Bagus Cahyadi Alfian Putra Setiadarma Alfred Boni Son Simbolon Amalia Tyo, Almaas Zain Andri Suprayogi Annisa Octaviana Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arwan Putra Wijaya Ashari, Taufiq Ichsan Astriana Dewi Aulia Imania Sukma Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bela Karbea Charisma Parasandi Alfarizi Desyta Ulfiana Dwi Rini Septiani Dwi Yulinanda Pratiwi Extiana, Kiky Fajar Rudi Purwoko Farid Burhanudin Yusup Farrah - Istiqomah, Farrah - Fatihulhaq, Muhammad Aidil Fryda Arlina Mahardika GETMA LAVEMIA Grandy Loranessa Wungo Gunawan, Andreas Hana Sugiastu Firdaus Hardi Wibowo Haryo Daruwedho Hilman Djalu Sadewo Hutagalung, Christovel Mangaratua Ika Nurdianasari Imanuel Sitepu Irfan Baharudin Istighfary Abirama Cininta Iva Kusniawati Jaka Gumelar Jauhari Pangaribuan Jetri Livia Rindika Joko Wibowo Juwita Widya Qur’ani Kanti Ismawati Khofifatul Azizah Kusmaryudi, Alan Kusuma, Hafiizh Mega Laisa Usrini Laode M Sabri LAURENTIUS IMMANUEL YUDIT PRABOWO Maharditya Yoga Pramudyono Marissa Isabella Panggabean Marissa Isabella Panggabean Mavita Nabata Dzakiya Mia Aulina Moehammad Awaluddin Mohamad Jorgie Prasetyo Mohamad Rizki Ramadhan Mufid Damar Pidekso Muhammad Adnan Yusuf, Muhammad Adnan Muhammad Alimsuardi Muhammad Chairul Ikbal, Muhammad Chairul Muhammad Maulana mahardika Amfa Muhammad Nida Hakim El Wafa Muhammad Sandhi Lazuardi Nastiti Asrining Hartri Naufal Dwiakram Novia Sari Ristianti Novialis, Elly Indah Novian Nur Aziz Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Fajar Nafiah Nur Rizal Adhi Nugroho Nurhadi Bashit Oki Samuel Damanik Putri, Ananda Sandriana Putri, Zulfara Disnatya Anggita Rahmah, Azizah Nur Rama Aditya Wiwaha Reisnu Iman Arjiansah Rifai, Lutfi Faizal Rika Enjelina Pidu Riza Ashar Rizki Widya Rasyid Rizky Saputra Safira Devi Kirana Saraswati, Galuh Febriana Sawitri Subiyanto Setyo Ardy Gunawan Shofiyatul Qoyimah, Shofiyatul Simamora, Enggar Stefan Sindi Rahma Erwanti Tatag Abiyoso Utomo Tito Wisnu Pramono Aji Tristika Putri Tristika Putri Wahyu Gangga Wahyuddin, Yasser Widi Hapsari Wijaya, Sujiwo Pandu Wili Setiadi Wiwik Levitasari Yogi Wahyu Aji Yosevel Lyhardo Sidabutar Yudo Prasetyo