Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN PENURUNAN MUKA TANAH MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL INTERFEROMATRY SYNTHETIC APERTURE RADAR (DInSAR) DAN UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) (STUDI KASUS: WILAYAH PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG-DEMAK STA 17-22) Marissa Isabella Panggabean; Fauzi Janu Amarrohman; Yudo Prasetyo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKecamatan Karangtengah merupakan salah satu kecamatan yang rentan terhadap peristiwa Penurunan Muka Tanah (PMT) akibat dari endapan aluvial muda yang mendominasi di Desa Batu, Kedunguter, Dukun, Karangsari,Grogol dan Pulosari. Terkait peristiwa penurunan muka tanah, di lokasi ini juga sedang dilakukan pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang berada pada STA 17-22. Penelitian ini menggunakan metode DInSAR (Differential Interferrometry Synthetic Aperture Radar) dalam mendapatkan nilai penurunan muka tanah dan penggunaan UAV untuk mendapatkan informasi perubahan volumetrik dengan menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) yang terjadi selama rentang waktu penelitian pada wilayah pembangunan jalan tol. Hasil dari pengolahan DInSAR pada bulan Agustus hingga Oktober menunjukkan bahwa penurunan muka tanah tertinggi terjadi pada STA 20 sebesar 7,1±2,4 cm/tahun memiliki luas daerah penurunan 11,09 ha yang berada di Desa Karangsari serta penurunan terendah sebesar 2,7±2,0 cm/tahun pada STA 18 dengan luas area penurunan 7,41 ha yang berada di Desa Dukun. Luas area yang mengalami penurunan muka tanah adalah 42,55 ha (74,3%) dari luasan total area pembangunan jalan tol STA 17-22. Perubahan volume yang terjadi pada tanggal 30 Agustus hingga 11 Oktober tahun 2020 di sepanjang wilayah pembangunan jalan tol mengalami kenaikan volume sebesar 92.824,42 m3 akibat penimbunan selama rentang waktu akuisisi foto. Secara visual, perubahan volumetrik yang cukup signifikan terjadi pada STA 20 yang mengalami pengurangan volume (cut) dimana perubahan elevasi DEM di STA 20 mencapai 1,43±0,14m pada area akses jalan.
ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN PETA DASAR TERHADAP PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT SECARA KARTOMETRIS (STUDI KASUS : KABUPATEN SUMENEP, JAWA TIMUR) Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri; Moehammad Awaluddin; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1045.894 KB)

Abstract

ABSTRAK Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kabupaten/kota memiliki kewenangan penuh untuk mengelola wilayahnya. Hal ini menjadikan batas wilayah sebagai sesuatu yang penting. Ketentuan penetapan dan penegasan batas wilayah baik darat maupun laut telah diatur dalam Permendagri No. 76 Tahun 2012, termasuk mengatur mengenai peta dasar yang digunakan untuk menentukan batas pengelolaan wilayah laut. Pada wilayah kabupaten, peta dasar yang digunakan adalah Peta LPI. Namun belum semua wilayah di Indonesia mempunyai Peta LPI, sehingga perlu dikaji agar diketahui peta dasar yang dapat digunakan untuk penentuan batas pengelolaan wilayah laut sebagai alternatif dari Peta LPI.Peta dasar yang akan diolah dan dianalisis dalam penelitian ini adalah peta RBI, citra satelit Landsat 8, dan peta LPI. Pengolahan dengan metode kartometrik dengan penarikan batas antara Kabupaten Sumenep dan Pamekasan menggunakan garis ekuidistan. Adapun garis dasar yang digunakan adalah garis dasar normal, garis dasar lurus, dan garis penutup teluk. Pengolahan menggunakan software  arcGIS, autocad, dan ENVI.Dari hasil pengolahan, diperoleh koordinat titik batas dan luas pengelolaan wilayah laut. Wilayah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga area untuk untuk mempermudah dalam perhitungan luas. Namun pada peta LPI hanya terdapat dua area karena pada area ketiga (Kepulauan Masalembu) belum terpetakan. Pada citra satelit secara keseluruhan 666.125,240 Ha dengan rincian luas area I sebesar 332.218,013 Ha; luas area II sebesar  253.719,973 Ha; dan luas area III sebesar 80.187,254 Ha. Pada peta RBI secara keseluruhan 759.487,316 Ha dengan rincian luas area I sebesar 333.848,076 Ha; luas area II sebesar 345.730,540 Ha; dan luas area III sebesar 79.908,700 Ha. Sedangkanpada peta LPI secara keseluruhan 608.340,895 Ha dengan rincian luas area I sebesar 333.958,828 Ha dan luas area II sebesar 274.382,067 Ha.            Kata Kunci : Garis Ekuidistan, Kartometrik, Landsat 8, LPI, RBI ABSTRACT According to Law number 23 year 2014 about Regional Government, districts/regency have full authority to manage its territory. This Law makes boundary become an important thing. Rule about determination and affirmation of district boundaries both land and sea have been regulated in Permendagri number 76 year 2012, including regulate the base map that used to determine the maritime boundary. Determination boundary within district/regency coverage, base map used is the LPI Map. However, not all regions in Indonesia have LPI Map, so it’s important to do research in order to know the base map that can be used for the determination of maritime boundary as an alternative of LPI Map.The base maps to be processed and analyzed in this study are RBI map, Landsat 8 satellite images, and LPI map. Processing use cartometric method, and drawing boundary between Sumenep and Pamekasan regency using equidistant line. The base line used is the normal base line, straight base line, and bay closing line. Processing use arcGIS software, autocad, and ENVI. From the results of processing, obtained coordinates of boundary point and dimension of maritime boundary. The area in this study is divided into three areas to simplify the calculation of area. However on the LPI map there are only two areas because in the third area (Masalembu Islands) has not been mapped. Dimension of maritime boundary of satellite image overall 666.125,240 Ha with details of area I 332.218,013 Ha; area II 253.719,973 Ha; and area III  80.187,254 Ha. On the map of RBI as a whole 759.487,316 Ha with details of area I 333.848,076 Ha; area II 345.730,540 Ha; and area III  79.908,700 Ha. While on the LPI map in overall 608.340,895 Ha with details of area I 333.958,828 Ha and area II of 274.382,067 Ha.Keywords: Equidistant Line, Cartometric, Landsat 8, LPI, RBI
ANALISIS PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DAN PERMUKIMAN TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU DAN SUHU PERMUKAAN TANAHn (STUDI KASUS : KECAMATAN KALIWUNGU DAN KECAMATAN BOJA, KABUPATEN KENDAL) Dwi Yulinanda Pratiwi; Bambang Sudarsono; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.973 KB)

Abstract

ABSTRAKBerkembangnya kawasan industri di daerah Kendal membuat perpindahan penduduk dari luar wilayah Kendal ke dalam wilayahnKendal yang memiliki tujuan untuknmenetap dannmendapatkannpekerjaan. Oleh karena itu, fasilitas diperlukan dalam menunjangnkebutuhan pekerjanseperti kesehatan,npermukiman,npendidikan,nrekreasi, energi air dannsebagainya. Perubahannlahan keringnatau persawahannmenjadi lahannterbangun ini disebabkan karena adanya mobilisasi penduduk  ke dalam wilayah Kendal. Hal tersebut disinyalirnmenyebabkan luasnRTH menjadi berkurangndan suhunpermukaan mengaalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu dilkukan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan luasnlahannindustri dannpermukiman di KecamataannKaliwungu dannBoja akan berpengaruh terhadap luasnRuang TerbukanHijaun (RTH) dan suhu permukaan. CitranQuickbird tahunn2010 dan citranSPOT 6 tahunn2019, serta citranLandsat 7 tahunn2010 dan citranLandsat 8 tahunn2019 adalah datanyang digunakan dalam penelitian ini. Untuknmengetahui luasnlahan industrindan permukimanntahun 2010ndan 2019 dilakukan dengan digitasi onnscreen menggunakannperangkat lunaknArcGIS. Sedangkan perubahan suhu permukaan dihitung menggunakan algoritma Land Surface Temperature (LST) dengan perangkat lunak ENVI. Hasilndari penelitian ininmenunjukan adanyanpenambahan luasnlahan industrindan permukimanndi KecamatannKaliwungu dan KecamatannBoja sehingganberakibat padanpenurunaan luasnRuang TerbukanHijau (RTH). Penambahannluas lahan industri dannpermukiman juganmenyebabkan suhunpermukaan mengalaminpeningkatan. Suhunpermukaan di KecamatannKaliwungu mengalaminpeningkatan dari 22,926 ˚C padantahun 2010 menjadi 27,678 ˚C padantahun 2019, sedangkanndi KecamatannBoja suhunpermukaan mengalaminpeningkatan dari 21,525 ˚C padantahun 2010 menjadi 26,967 ˚C padantahun 2019.yangKata Kunci : DigitasinOn screen,nIndustri, Land SurfacenTemperature (LST), RuangnTerbuka Hijau, nPermukiman. ABSTRACTThe developmentnofnindustrial estates in thenKendal area made the migrationnof peoplenfrom outside the Kendalnarea into the Kendal region who intend to stay and get a job.  In this case, planning is needed to build the facility that can support the needs of the workersnsuch as health, housing,  education, nrecreation, water energynand etc. The change of dry land or rice fields to developed land was due to the mobilization of residents into the Kendal region. This matter allegedly causes the area of green open space to decrease and surface temperature to increase. The purposenof this research is to findnout whether there are changes in the area of industrial land and settlements in Kaliwungu and Boja Sub-Districts which will affect the areanof GreennOpen Spacen (RTH) and surfacentemperature. Quickbird images inn2010 and SPOTn6 images in 2019, as well as Landsatn7 images inn2010 and Landsatn8 images in 2019 are the data used in this study. To find out the area of industrial land and settlement inn2010 and 2019, it was carried out by digitizing on screen using ArcGIS software. While the change in surface temperature is calculated using the Land Surface Temperature (LST) algorithm with ENVI software. The results of this study indicate that there is an increase in the area of industrial land and settlements in Kaliwungu District and Boja District so that it results in a reduction in thenarea of vGreen OpennSpace (RTH). The addition of industrial land and settlement area also causes the surface temperature to increase. Surface temperature in Kaliwungu District increased fromn22,926n˚C inn2010 ton27,678 ˚C inn2019, while innBoja Subdistrict the surfacentemperature increased fromn21,525n˚C inn2010 to 26,967n˚C inn2019.xKeywords : Area ofnGreennSpace, DigitizednOn screen, nIndustry, nLand SurfacenTemperature (LST), nSettlement
ANALISIS ARAH PERTUMBUHAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIG (Studi Kasus : Kabupaten Bekasi) Charisma Parasandi Alfarizi; Sawitri Subiyanto; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1508.742 KB)

Abstract

ABSTRAKWilayah adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu dan berbeda dengan wilayah yang lain. Istilah lain dari wilayah yang umum digunakan adalah region. Pesatnya pembangunan menyebabkan tingginya perubahan pola penggunaan lahan. Lahan yang dulunya merupakan lahan kosong atau lahan tidak terbangun, banyak mengalami perubahan fungsi menjadi lahan terbangun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bekasi. Analisis perubahan penggunaan lahan ini dilakukan dengan penggambaran peta penggunaan lahan Kabupaten Bekasi tahun 2000, 2005, dan 2010 menggunakan Citra Landsat 7 serta tahun 2015 dengan menggunakan Citra Landsat 8 kemudian untuk mendapatkan analisis perubahan lahan digunakan metode SIG.Berdasarkan analisis pada Citra Landsat 7 tahun 2000, 2005, dan 2010 serta Landsat 8 tahun 2015 di dapatkan luas Kabupaten Bekasi sebesar 130675,8769 Ha. Kecamatan yang paling pesat perkembangannya yaitu Kecamatan Cibitung, karena pada tahun 2000 lahan permukimannya hanya seluas 1183,232 Ha dari 4387,370 Ha atau sekitar 27%, sedangkan pada tahun 2015 lahan pemukimannya bertambah menjadi seluas 2454,887 Ha atau sekitar 56%. Dalam kurun waktu kurang lebih 15 tahun lahan pemukimannya bertambah sebesar 29%.Dengan menggunakan analisis tetangga terdekat (Nearests Neighbour Analysis) untuk mengetahui pola dari pertumbuhan wilayah Kabupaten Bekasi didapatkan pola dari tiap kecamatan dalam tiap tahunnya. Sedangkan, untuk menentukan arah pertumbuhan wilayah dilakukan pembobotan nilai, yang terdiri dari 3 unsur pembobotan. Yaitu, penilaian terhadap pola pertumbuhan kecamatan, perkembangan luas pemukiman, perkembangan kawasan industri. Kemudian setelah diberi pembobotan nilai, maka nilai dari pembobotan kecamatan yang tertinggi berarti merupakan arah dari pertumbuhan wilayah Kabupaten Bekasi. Dari hasil pembobotan tersebut, didapat hasil nilai pembobotan paling banyak yaitu pada Kecamatan Cibitung dengan nilai 6, sehingga arah pertumbuhan Kabupaten Bekasi mengarah pada Kecamatan Cibitung.Kata Kunci : Analisis Tetangga Terdekat, Perubahan Penggunaan Lahan, Pola Pertumbuhan Wilayah, SIG, Wilayah. ABSTRACTTerritories are parts of the earth surface that has a certain characteristic and each of them is different from one another. Another term of territory, which is commonly used, is called region. The rapid growing development is causing significant changes of field cultivation pattern. The fields that used to be empty or unused now are experiencing the function transformation into the developed ones. The purpose of this research is to find out the changes of field cultivation in Bekasi Regency. This analysis of the changes of field cultivation is done by drawing map of field cultivation in Bekasi Regency in the year of 2000, 2005 and 2010 by using Landsat 7 Imagery and also in 2015 by using Landsat 8 Imagery. Beside that, in order to obtain the field cultivation analysis, the author used SIG method.Based on the analysis of Citra Landsat 7 year 2000, 2005, 2010 and Landsat 8 year 2015, it is known that there were 130675,8769 Ha of subdistrict which had the most rapid development and the one was Cibitung Subdistrict. Cibitung Subdistrict used to have only 1183,232 Ha of settlement field from the total of 4387,370 Ha, approximately 27% in 2000. While in 2015, the settlement field is growing at the total of 2454,887 Ha, approximately 56%. In less than 15 years, the settlement field has grown at 29%.                By using the nearest neighbor analysis ( Nearests Neighbour analysis) to determine the pattern of growth in Bekasi Regency pattern obtained from each district in each year. Whereas , for determining the direction of growth in the region should be weighted value , which consists of three elements of the weighting . Namely , assessment of the growth pattern of the sub-district , a residential area development , the development of industrial estates . Then, after being given a weighting value then the value of the weighting of the highest districts means that a direction of growth of Bekasi District . The weighting of the results , the result is the weighting value most , namely in the District Cibitung with a score of 6 , so that the direction of growth leads to the District of Bekasi Regency Cibitung. Keywords : Field Cultivation Transformation, GIS, Region, The Growth Pattern Region and The Nearest Neighbour Analysis.*) Penulis, PenanggungJawab
IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN UNTUK MENGETAHUI ARAH PERKEMBANGAN FISIK WILAYAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS:KABUPATEN DEMAK) Astriana Dewi; Sawitri Subiyanto; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.124 KB)

Abstract

Penggunaan lahan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi struktur perkembangan wilayah. Hal ini dapat dilihat pada ketersediaan lahan yang terbatas karena adanya perubahan penggunaan lahan pada wilayah tertentu. Perkembangan fisik Kabupaten Demak dipengaruhi oleh perkembangan jumlah penduduk yang meningkat karena Kabupaten Demak merupakan wilayah pinggiran dekat dengan Kota Semarang. Hal ini mengakibatkan terjadinya perkembangan fisik wilayah pada penggunaan lahan permukiman, industri serta perdagangan dan jasa. Data yang digunakan pada penelitian ini antara lain Batas Administrasi tahun 2017, Citra Landsat 7 tahun 2007, 2012 dan Citra Landsat 8 tahun 2018 dengan path/row 120/65, Citra Quickbird Kabupaten Demak tahun 2015 dan Data Kependudukan Kabupaten Demak tahun 2017. Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Demak pada tahun 2007 dan 2012 sebesar 3.139,119 hektar dan perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Demak pada tahun 2012 dan 2018 sebesar 1.395,284 hektar. Pola perkembangan permukiman yang berkembang Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Karanganyar. Arah perkembangan fisik wilayah pada tahun 2007 dan 2012 mengarah ke sebelah barat Kabupaten Demak yaitu Kecamatan Sayung, Karangtengah dan Mranggen. Sedangkan arah perkembangan fisik wilayah pada tahun 2012 dan 2018 mengarah ke sebelah barat Kabupaten Demak yaitu Kecamatan Sayung dan Kecamatan Karangtengah. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik wilayah di Kabupaten Demak adalah jumlah penduduk, faktor aksesbilitas dan lapangan pekerjaan seperti industri.
ANALISIS KERUSAKAN TUTUPAN LAHAN AKIBAT BENCANA TSUNAMI SELAT SUNDA DI KAWASAN PESISIR PANTAI KECAMATAN CARITA DAN KECAMATAN LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG Muhammad Alimsuardi; Andri Suprayogi; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.648 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada titik temu empat lempeng utama bumi, keempat lempeng tersebut merupakan lempeng pasifik, lempeng eurasia, lempeng samudra hindia-australia, dan lempeng philipina. Bencana alam yang terjadi di Indonesia khususnya bencana alam kebumian, sangat dipengaruhi oleh posisi tektonik Indonesia tersebut. Bencana alam tsunami dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran karena tsunami merupakan hasil langsung dari terjangan gelombang dan arus tsunami, sementara korban jiwa muncul karena tenggelam dalam gelombang tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tutupan lahan akibat bencana tsunami selat sunda di kawasan pesisir pantai Kabupaten Pandeglang tepatnya pada Kecamatan Carita dan Kecamatan Labuan dengan menggunakan metode digitasi on screen, serta dalam penelitian ini diketahui luasan wilayah yang terkena tsunami Selat Sunda dengan menggunakan pemodelan genangan tsunami dengan menggunakan persamaan Berryman dan Luas wilayah yang terdampak tsunami Selat Sunda dihitung menggunakan hasil dari pemodelan tsunami dan menggunakan fungsi cost distance pada ArcGIS. Hasil dari penelitian ini tutupan lahan yang terkena dampak tsunami paling besar pada Kecamatan Carita yaitu, kebun/perkebunan (24,11 Ha), Tutupan lahan yang terkena dampak tsunami pada Kecamatan Labuan yaitu,  kebun/perkebunan (57,68 Ha). Jumlah desa yang terkena dampak tsunami pada Kecamatan Carita sebanyak enam desa, desa yang terkena dampak tsunami paling besar adalah Desa Sukarame (13,59 Ha). Jumlah desa yang terkena dampak tsunami pada Kecamatan Labuan sebanyak lima desa, desa yang terkena dampak tsunami yang terbesar adalah yaitu Desa Sukamaju (33,51 Ha). Kata Kunci : Cost Distance, Digitasi on screen, Pemodelan Tsunami, Persamaan Berryman, Tsunami ABSTRACTIndonesia is one of the country which located at the meeting point of the four main plates of the earth which are the Pacific plate, the Eurasian plate, the Indian-Australian oceanic plate, and the Philippine plate. Natural disasters that occur in Indonesia, especially natural disasters  are strongly influenced by Indonesia's tectonic position. Tsunami  can cause damage and destruction because tsunami is a direct result from the lunge of tsunami waves and currents, while fatalities arise due to being submerged in tsunami strikes. This study aims to find out how land cover due to selat sunda tsunami in the coastal area of Pandeglang Regency precisely in Carita and Labuan Districts use on-screen digitization method, moreover  this study aims to find the extent of the area affected by selat sunda tsunami by using tsunami inundation modeling which is Berryman equation and the area affected by  selat sunda tsunami is calculated by using the results of tsunami modeling and  the cost distance function in ArcGIS. The results of this study show that the lands cover which are affected by tsunami in carita subdistrict are gardens / plantations (24.11 Ha), rice fields (2.70 Ha), buildings (4.91 Ha). Lands cover which are affected by  tsunami in Labuan subdistrict are gardens / plantations (57.68 Ha), waters (0.78 Ha), rice fields (4.67 Ha), and buildings (9.72 Ha). The number of villages which are affected by tsunami in Carita Subdistrict are six villages with total area (33.24 Ha) namely Sukarame Village (13.59 Ha), Carita Village (2.11 Ha), Pejamben Village (3.23 Ha), Sukajadi Village (5.14 Ha), Banjarmasin Village (2.85 Ha), and Sukanegara Village (6.31 Ha). The number of villages which are affected by  tsunami in Labuan Subdistrict are five villages with total area (75,68 Ha) namely, Sukamaju Village (33.51 Ha), Labuan Village (0.27 Ha), Teluk Village, (10.22 Ha), Caringin Village (14.35 Ha).Keywords       : Berryman Equation , Cost Distance, On screen digitizing, Tsunami, Tsunami Inundation Modeling
ANALISIS PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP CAKUPAN AIR TANAH DI KOTA SEMARANG Ahmad Firdous Syifa; Sawitri Subiyanto; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.588 KB)

Abstract

ABSTRAKRuang Terbuka Hijau (RTH) menurut Peraturan Daerah Kota Semarang  Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang atau jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun sengaja ditanam. Cakupan air tanah atau keseluruhan Muka Air Tanah (MAT) terkait erat oleh kependudukan di suatu wilayah. Tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tinggi tentunya dapat berimplikasi terhadap akses untuk memperoleh air bersih. Ruang terbuka hijau adalah salah satu faktor yang menjadi konsentrasi atas perubahan kedalaman air tanah dikarenakan RTH mempunyai manfaat salah satunya adalah sebagai daerah resapan air. Penelitian ini menggunakan metode  klasifikasi supervised classification untuk melihat perubahan RTH dan non-RTH yaitu daerah terbangun, badan air, jalan dan lahan kosong. Hasil perubahan RTH dan non-RTH dikorelasikan dengan perubahan MAT dengan menggunakan metode pemodelan Inverse Distance Weighted (IDW)  yang menghasilkan model perubahan MAT. Korelasi spasial perubahan MAT dan luasan RTH Pada tahun 2016 ke 2019 menunjukkan korelasi sebesar 0,09% untuk tingkat korelasi rendah, 0,18% untuk tingkat korelasi sedang, 0,23% untuk tingkat korelasi tinggi dan 0,29% untuk tingkat korelasi sangat tinggi. Tingkat korelasi perubahan kedalaman MAT dengan luasan RTH memiliki angka persentase total terlalu sedikit yaitu dibawah 5% dari jumlah total luas Kota Semarang, sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan kedalaman MAT dengan luasan RTH berkorelasi rendah. Kata Kunci : Cakupan Air Tanah, Inverse Distance Weighted (IDW), Korelasi Spasial, Ruang Terbuka Hijau, Supervised ClassificationABSTRACTGreen Open Space (RTH) according to Semarang City Regional Regulation No. 7 of 2010 concerning the Arrangement of Green Open Space is an elongated area or path and or grouped, the use of which is more open, place to grow plants, both those that grow naturally and intentionally planted. Groundwater coverage or the whole ground water level (MAT) is closely related to population in an area. High growth rates and population densities can certainly have implications for access to clean water. Green open space is one of the factors that is the concentration of changes in groundwater depth because green space has the benefit of one of which is as a water catchment area. This study uses the supervised classification method to see changes in green open space and non-green open space built area, water bodies, roads and vacant land. The results of changes in green space and non-green space are correlated with changes in MAT using the Inverse Distance Weighted (IDW) modeling method that results in a model of MAT changes. Spatial correlation method of overlapping changes in MAT and RTH area In 2016 to 2019 showed a correlations of 0.09% for low correlation, 0.18% for medium correlation, 0.23% for high correlation and 0.29% for very high correlation. The level of correlation of changes in MAT depth with the area of green space has a total percentage of numbers that is too little ie under 5% of the total area of the City of Semarang, so it can be concluded that the change in the depth of MAT with the area of green space correlation level is low.
ANALISIS NILAI EKONOMI KAWASAN MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHOD (TCM) DAN CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM) UNTUK PEMBUATAN PETA ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN DENGAN SIG (Studi Kasus : Taman Wisata Kopeng, Kabupaten Semarang) GETMA LAVEMIA; Sawitri Subiyanto; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.815 KB)

Abstract

Kabupaten Semarang mempunyaikeberagaman jenis wisata yang disuguhkan dalam kelestarian alam dan lingkungan. Di sana terdapat beberapa Obyek Wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Taman Wisata Kopeng sebagai tempat berpetualang yang di kelilingi oleh wahana-wahana menarik lainnya.Sektor pariwisata di Kabupaten Semarang memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan daerah. Potensinya dalam peningkatan pendapatan daerah dan pemberdayaan masyarakat sangatlah besar. Berdasarkanhal tersebut maka diperlukan  suatu peta Zona Nilai EkonomiKawasan (ZNEK) pada lokasi ini untuk mengetahui nilai ekonomi dan Willingness To Pay atau keinginan pengunjung untuk membayar dimana akan mempengaruhi nilai kemanfaatan lokasi wisata tersebut bagi  masyarakat dari adanya kawasan tersebut.Metode penarikan responden yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah non probabilitysampling dengan teknik sampling insidental, yaitu responden yang ditemui secara kebetulan datang berkunjung di Taman Wisata Kopeng. Metode pengolahan data yang digunakan adalah regresi linear berganda kemudian perhitungan dengan perangkat lunak Maple 17 dengan menggunakan data TCM sebanyak 100 sampeluntuk menentukan nilai penggunaan langsung dan data CVMsebanyak 100 sampel untuk menentukan nilai keberadaan sehingga dapat digunakan untuk pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan. Selanjutnya dilakukan survei toponimi untuk pembuatan Peta Utilitas. Dalam penelitian tugas akhir ini, uji asumsi klasik menunjukkan semua data berdistribusi normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, terbebas dari autokorelasi dan tidak memiliki multikolineritas. Uji validitas dan reliabilitas menunjukan hasil valid dan reliabel pada model yang digunakan. Hasil perhitungan nilai total ekonomi didapatkan nilai DUV sebesar Rp. 379.774.061.600,-Nilai EV sebesar Rp. 41.370.407.830,- sehingga diperoleh nilai total ekonomi Taman Wisata Kopeng sebesar Rp421.144.469.400,-.
PEMBUATAN BASIS DATA SPASIAL TEMPAT INDEKOS BERBASIS WEB DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET Joko Wibowo; Moehammad Awaluddin; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.438 KB)

Abstract

ABSTRAK Kota Surakarta merupakan salah satu destinasi wisata kuliner setelah Kota Yogyakarta. Selain terkenal dengan kulinernya, Kota Surakarta juga menjadi salah satu tempat tujuan pendidikan, yaitu bangku perkuliahan. Di Kota ini terdapat beberapa Universitas yang tidak dapat diragukan lagi kualitas pendidikannya, seperti Universitas Negeri Sebelas Maret. Universitas Negeri Sebelas Maret merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ada di Kota Surakarta. Bangku perkuliahan membutuhkan sarana yang harus mencukupi kebutuhan keseharian para mahasiswa. Salah satunya yang terpenting adalah indekos. Tempat indekos selama ini dicari oleh mahasiswa dengan cara bertanya kepada beberapa orang di sekitar lokasi perkuliahan. Bahkan tidak jarang pula ada informasi yang disajikan diinternet. Namun, informasi tentang indekos ini biasanya hanya menyajikan data-data nonspasial seperti alamat, fasilitas serta harga dari indekos itu sendiri. Maka dari itu hal utama yang melatarbelakangi pembuatan web ini adalah perlunya informasi spasial yang bertujuan untuk memudahkan mahasiswa baru dalam melakukan pencarian indekos. Metodologi pada penelitian ini merujuk pada Sistem Informasi Geografis (SIG) pembuatan basis data spasial tempat indekos berbasis web. Penyusunan basis data dimulai dengan penggunaan XAMPP sebagai server lokal dan basis data MySQL dengan mengakses fitur phpMyAdmin. Data hasil penelitian berjumlah 150 indekos yang terdiri dari indekos putra, putri, dan campur. Untuk tipe pembayaran dibagi dua, yaitu tipe pembayaran bulanan dan tahunan. Pengujian sistem aplikasi pada web ini menunjukkan bahwa web dapat dibuka dari semua web browser, namun fitur geolocation hanya berfungsi pada browser mozilla firefox. Sedangkan untuk pengujian usability pada web ini memperoleh keberhasilan yang cukup baik dengan nilai 3,870 dari rentang penilaian satu sampai lima.
PENGOLAHAN DATA GPS MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT 10.6 DAN TOPCON TOOLS V.8 PADA PENGUKURAN DEFORMASI BENDUNGAN JATIBARANG TAHUN 2015 Yogi Wahyu Aji; Bambang Sudarsono; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.158 KB)

Abstract

ABSTRAK                 Bendungan adalah suatu tembok penahan air yang dibentuk dari berbagai batuan dan tanah. Bendungan juga merupakan salah satu sarana multifungsi yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu bangunan jika mendapat tekanan akan mengalami perubahan dimensi atau bentuk. Akibat gaya tekanan ini maka tubuh bendungan kemungkinan akan dapat mengalami deformasi. Maka diperlukan suatu bentuk pemeliharaan dan perawatan yang memadai guna menghindari kerusakan pada bendungan tersebut. Bentuk pemeliharaan dan perawatan tersebut salah satunya adalah dengan melakukan pemantauan deformasi pada tubuh bendungan. Pemantauan deformasi pada tubuh bendungan harus dilakukan secara berkala dan terus menerus.Penelitian ini adalah tentang pengolahan data GPS menggunakan software GAMIT 10.6 dan Topcon Tools V.8 pada pengukuran deformasi bendungan Jatibarang tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan GPS dual frequency pada enam titik pengamatan bendung utama Bendungan Jatibarang. Pengolahan data pengamatan GPS menggunakan perangkat lunak GAMIT 10.6 dan Topcon Tools V.8. Pengamatan dilakukan selama tiga periode yaitu : Maret, April dan Mei 2015. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengolahan data menggunakan perangkat lunak GAMIT 10.6 dan Topcon Tools V.8, serta untuk mengetahui ada tidaknya pergeseran yang signifikan pada tubuh Bendungan Jatibarang.Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan scientific software GAMIT 10.6 didapatkan nilai perubahan koordinat dengan rata-rata nilai perubahan koordinat toposentrik 3 dimensi pada sumbu X = 1,369 ± 9,729 mm, sumbu Y = 5,642 ± 5,926 mm, dan sumbu Z= 6,417 ± 4,418 mm. Sedangkan pada Topcon Tools V.8 didapatkan nilai perubahan koordinat dengan rata-rata nilai perubahan koordinat toposentrik 3 dimensi pada sumbu X = 0,168 ± 0,467 m, sumbu Y = 0,253 ± 1,547 m, dan sumbu Z = 0,261 ± 1,108 m. Dalam penelitian ini hasil pengolahan data menggunakan scientific software GAMIT 10.6 yang dianggap benar sehingga disimpulkan bahwa tiap titik pengamatan mengalami deformasi secara numeris. Namun setelah dilakukan uji statistik dengan selang kepercayaan 95% dinyatakan bahwa keenam titik monitoring bendungan tidak memiliki pergeseran yang signifikan. Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa tiap titik pengamatan tidak mengalami deformasi. Kata Kunci : deformasi, GPS, GAMIT, Topcon Tools ABSTRACT                 Dam is a water-retaining wall formed from a variety of rock and soil. Dams also amultifunctional tool which has an important role in human life. A building if get the pressure will change the dimension or shape. As a result of this pressure, the body of dam may be deformed. It would require some form of maintenance and adequate care to avoid damage to the dam. Forms of maintenance and care of one of them is by monitoring the deformation in the dam body. Dam deformation monitoring should be done regularly and continuously.This research is about GPS data processing using GAMIT 10.6 and Topcon Tools V.8 software for Jatibarang dam deformation measurement on 2015. the research method is using GPS dual-frequency at six points of monitoring which located on main dam. Data processing of GPS observation using GAMIT 10.6 and Topcon Tools V.8. observation takes three period : March, April, and May 2015. The purpose of this research was to determine the result of data processing using GAMIT 10.6 and Topcon Tools V.8 and also  to determine whether there is a significant shift in the main dam of Jatibarang Dam.After data processing using GAMIT 10.6, earned value change of coordinates with the average value of three-dimensional toposentric coordinate changes on the X axis = 1.369 ± 9.729 mm, Y axis = 5.642 ±5.926 mm and Z axis = 6,417 ± 4,418 mm. While on Topcon Tools V.8, earned value change of coordinates with the average value of three-dimensional toposentric coordinate changes on the X axis = 0,168 ± 0,467 m, Y axis = 0,253 ± 1,547 m, and Z axis = 0,261 ± 1,108 m. In this research, the results of data processing using scientific software 10.6 is considered correct one. Thus concluded that each point of observation deformed numerically. However, after a statistical test with confidence interval 95% stated that the six monitoring stations, dams do not have a significant shift. Based on the results of statistical tests, it can be concluded that each point of observation is not deformed. Keyword : deformation, GPS, GAMIT, Topcon Tools *) Penulis Penanggung Jawab
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Ahmad Faishal Matazah Putra Ahmad Firdous Syifa Aisyah Arifin Aisyah Arifin Ajeng Dyah Setyowati Sri Utomo Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri Aji, Sentanu Akbar, Rizki Maulidi Akhmad Tsalist Nailuz Tsabiq Albertus Indra Bagus Cahyadi Alfian Putra Setiadarma Alfred Boni Son Simbolon Amalia Tyo, Almaas Zain Andri Suprayogi Annisa Octaviana Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arwan Putra Wijaya Ashari, Taufiq Ichsan Astriana Dewi Aulia Imania Sukma Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bela Karbea Charisma Parasandi Alfarizi Desyta Ulfiana Dwi Rini Septiani Dwi Yulinanda Pratiwi Extiana, Kiky Fajar Rudi Purwoko Farid Burhanudin Yusup Farrah - Istiqomah, Farrah - Fatihulhaq, Muhammad Aidil Fryda Arlina Mahardika GETMA LAVEMIA Grandy Loranessa Wungo Gunawan, Andreas Hana Sugiastu Firdaus Hardi Wibowo Haryo Daruwedho Hilman Djalu Sadewo Hutagalung, Christovel Mangaratua Ika Nurdianasari Imanuel Sitepu Irfan Baharudin Istighfary Abirama Cininta Iva Kusniawati Jaka Gumelar Jauhari Pangaribuan Jetri Livia Rindika Joko Wibowo Juwita Widya Qur’ani Kanti Ismawati Khofifatul Azizah Kusmaryudi, Alan Kusuma, Hafiizh Mega Laisa Usrini Laode M Sabri LAURENTIUS IMMANUEL YUDIT PRABOWO Maharditya Yoga Pramudyono Marissa Isabella Panggabean Marissa Isabella Panggabean Mavita Nabata Dzakiya Mia Aulina Moehammad Awaluddin Mohamad Jorgie Prasetyo Mohamad Rizki Ramadhan Mufid Damar Pidekso Muhammad Adnan Yusuf, Muhammad Adnan Muhammad Alimsuardi Muhammad Chairul Ikbal, Muhammad Chairul Muhammad Maulana mahardika Amfa Muhammad Nida Hakim El Wafa Muhammad Sandhi Lazuardi Nastiti Asrining Hartri Naufal Dwiakram Novia Sari Ristianti Novialis, Elly Indah Novian Nur Aziz Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Fajar Nafiah Nur Rizal Adhi Nugroho Nurhadi Bashit Oki Samuel Damanik Putri, Ananda Sandriana Putri, Zulfara Disnatya Anggita Rahmah, Azizah Nur Rama Aditya Wiwaha Reisnu Iman Arjiansah Rifai, Lutfi Faizal Rika Enjelina Pidu Riza Ashar Rizki Widya Rasyid Rizky Saputra Safira Devi Kirana Saraswati, Galuh Febriana Sawitri Subiyanto Setyo Ardy Gunawan Shofiyatul Qoyimah, Shofiyatul Simamora, Enggar Stefan Sindi Rahma Erwanti Tatag Abiyoso Utomo Tito Wisnu Pramono Aji Tristika Putri Tristika Putri Wahyu Gangga Wahyuddin, Yasser Widi Hapsari Wijaya, Sujiwo Pandu Wili Setiadi Wiwik Levitasari Yogi Wahyu Aji Yosevel Lyhardo Sidabutar Yudo Prasetyo