Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Masculinization of Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) using 17α-Methyltestosterone-enriched Artemia sp. Muhammad Safir; Desiana Trisnawati Tobigo; Seftina F Mangitung; Madinawati Madinawati; Zainab Zainab
Journal Omni-Akuatika Vol 16, No 2 (2020): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2020.16.2.809

Abstract

Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) is one of the endemic fish from the waters of the Banggai Islands, Central Sulawesi Province. One factor challenging the production of P. kauderni larvae is the male fish will nurture the eggs and larvae for 30 days, hindering next spawning cycle. One effort to overcome this problem an increase of male fish number should be performed, for example through sex reversal. This study aimed to determine the effectiveness of the hormone 17α-methyltestosterone (17α-MT) through Artemia sp. to increase male sex percentage P. kauderni. This study used a completely randomized design by testing four treatments namely feeding Artemia sp. which has been soaked with 2.0 mg of the 17α-MT hormone for two- hours given to P. kauderni larvae for 10 days (A); 20 days (B); 30 days (C), and without hormone treatment 17α-MT (control). Each treatment included control was performed in triplicates. The percentage of male sex was 93.33 % at 30 days treatment and was higher (P<0.05) compared to controls (53.3 %). Additionally, the results showed that daily growth rate, biomass gain and survival rate of all treatments were not significantly different (P>0.05) with those of control. In conclusion, Artemia sp. contained 17α-methyltestosterone enhanced male percentage of P. kaurderni. Keywords: growth, male percentage, Artemia sp., survival rate, Pterapogon kauderni
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK PENGEMBANGAN RUMAH PANGAN DAN BUDIDAYA IKAN DALAM KOLAM TERPAL Idham Idham; Madinawati Madinawati; Burhanuddin Haji Nasir; Asgar Taiyeb
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.125 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i6.2846

Abstract

Abstrak:  Program PKM bertujuan untuk membantu masyarakat sasaran dalam mengembangkan rumah pangan dan budidaya ikan dalam kolam terpal di lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat khususnya bagi yang terkena dampak gempa bumi dan likuifaksi. Melalui program ini warga masyarakat sasaran ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal khususnya dalam  mengelola lahan pekarangan secara intensif.. Metode yang digunakan adalah pendidikan masyarakat dengan pendekatan participatory rural appraisal (PRA) dengan kegiatan berupa pelatihan  (training), sekolah lapang, demonstrasi dan demplot percontohan. Pada kegiatan pelatihan dan demonstrasi demplot  peserta dilatih untuk menata dan memilih tanaman yang sesuai untuk ditanam di halaman rumah serta dilatih untuk memelihara ikan dengan membuat kolan terpal, sedangkan pada kegiatan sekolah lapang, peserta didampingi dalam pengembangan teknologi rumah pangan, kebun bibit desa dan budidaya ikan dalam kolam terpal. Hasil pelaksanaan PKM menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat. Demplot RPL dan budidaya ikan lele dalam kolam terpal  dapat membantu masyarakat mendapatkan sumber pangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat memperoleh sumber penghasilan untuk menopan kebutuhan keluarga. Abstract: Yard is a potential resource for the development of food houses. The community partnership program aims to assist the community in developing food houses and fish farming in tarpaulin pools. The method used is community education with a participatory rural appraisal (PRA) approach with activities in the form of training, field schools, and demonstration plots. In training activities and demonstration plots, participants are trained to arrange and select suitable plants to be planted in the yard of the house and are trained to raise fish by making tarpaulin tubs, while in field school activities, participants are assisted in developing food house technology, village nurseries and fish farming in a tarp pool. The results of the activities indicated that the training increased community knowledge and skills. Demonstration plots of food houses and catfish farming in tarpaulin ponds can help people get food sources needed in their daily life and get a source of income to support family members’ needs
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR MELALUI OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT Usman Made; Madinawati Madinawati
Jurnal Abditani Vol. 3 No. 1 (2020): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.146 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v2i0.38

Abstract

Wilayah Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala merupakan satu-satunya dari 16 kecamatan di Kabupaten Donggala yang tidak memiliki lahan sawah, karena daerah tersebut merupakan wilayah pesisir Teluk Palu dan Laut Sulawesi. Sebagai daerah pesisir, masyarakat umumnya berkerja sebagai nelayan tangkap. Kehidupan nelayan tersebut sangat bergantung pada cuaca dan iklim. Bila cuaca dianggap baik, nelayan tersebut turun ke laut untuk menangkap ikan, sebaliknya bila cuaca dianggap kurang baik maka nelayan tidak melaut dan hal ini juga terjadi di hampir semua daerah pesisir di Sulawesi Tengah. Akibatnya kondisi kehidupan masyarakat di wilayah pesisir tersebut masih sangat memprihatinkan, karena hasil tangkapan ikan sangat tergantung pada alam. Untuk meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat nelayan dapat dilakukan dengan mengolah lahan pekarangan menjadi produktif. Hampir semua rumah tangga nelayan memiliki lahan pekarangan tetapi belum diusahakan karena tidak memiliki ketrampilan. Dengan melakukan budidaya sayuran organik di lahan pekarangan akan membantu masyarakat dalam menyediakan pangan yang sehat dan bergizi serta mendukung ketahanan pangan masyarakat. Program KKN-PPM ini bertujuan untuk membantu masyarakat sasaran dalam mengembangkan lahan pekarangan untuk budidaya sayuran organik untuk pemenuhan pangan dan gizi serta pendapatan nelayan. Program KKN-PPM melatih dan mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal khususnya dalam mengelola lahan pekarangan secara intensif. Untuk dapat mencapai tujuan dari program KKN-PPM tersebut, dilakukan pemberdayaan masyarakat bagi kelompok sasaran dengan kegiatan meliputi: (a) sosialisasi program KKN-PPM kepada pemerintah daerah dan masyarakat kelompok sasaran, (b) penyuluhan tentang pentingnya memanfaatkan lahan pekarangan secara intensif untuk budidaya sayuran organik (c), pelatihan teknik budidaya sayuran secara organik serta (d) pendampingan pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan melibatkan sumber daya keluarga bersama kelompok masyarakat sasaran secara partisipatif. Hasil pelaksanaan program KKN- PPM di Kecamatan Banawa telah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa pembuatan pupuk organik dan pengembangan RPL yang menjadi program kerja utama mahasiswa. Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program kerja mahasiswa dapat dikatakan tergolong cukup karena pada setiap acara kegiatan selalu dihadiri oleh masyarakat di kedua desa yang menjadi lokasi KKN-PPM
The Effect of Basil Leaf Extract (Ocimum basilicium L.) on Reducing Fungal Infections and Improving Hatching Rates of Catfish (Clarias gariepinus) Eggs: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap Daya Tetas Telur Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) yang Terserang Jamur Madinawati; Akbar Marzuki Tahya; Nasmia; Desiana Trisnawati Tobigo; Sitti Ramlah Yusuf; Anisa Rizky Putri
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 23 No. 1 (2022): April
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.558 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v23i1.2022.11-19

Abstract

Adanya serangan infeksi jamur seringkali menyebabkan daya tetas telur menjadi rendah. Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai anti jamur adalah kemangi (Ocimum basilicium L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dalam menurunkan tingkat serangan jamur (prevalensi), sehingga meningkatkan daya tetas telur ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 5 kali ulangan. Perlakuan dilakukan dengan cara merendam telur ikan lele mutiara dalam media perendaman ekstrak daun kemangi dosis berbeda yaitu: A=0 mg/l (kontrol), B=55 mg/l, C=60 mg/l, D=65 mg/l. Data prevalensi dan daya tetas telur dianalisis menggunakan Analisis Ragam (ANOVA), kelangsungan hidup larva dan kualitas air dianilisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dosis paling efektif dari ekstrak daun kemangi yaitu perlakuan B (55 mg/l), dimana memiliki tingkat prevalensi terendah (23%) dan menghasilkan daya tetas telur tertinggi (76,8%).
ECONOMIC ANALYSIS AND WATERS QUALITY SEAWEED FARMING (Eucheuma cottonii) IN THE DISTRICT OF BANGKEP Saharia Kassa; Bakri Hasanuddin; Madinawati Madinawati
AGROLAND: The Agricultural Sciences Journal Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.844 KB)

Abstract

Seaweed farming development received support from local government with “Gema Biru Sulawesi Tengah” which makes seaweed commodities became the competitive commodity across sectors in the region. Nowadays, the demand of the dried seaweeds as well as semi-finished products (semi-finished carrageenan) tends to be increased rapidly because they are classified as healthy food. On the other hand, the farmer in the district of Bangkep relatively still being traditional by planting in the territorial which estimated suitable for seaweed. The Study aims to identify the water potential of seaweed farming and to analyze the economic variables that affecting the production of seaweed based on its deployment area. This research is conducted in Bangkep in 4sub-districts area i.e. Bulagisub-district (Peling Peasa, Bulagi and Kambal village), South Bulagi District (Bulagi, Palabatu, and Lolantang village), South Tingkung district (Tinangkung, Bobu and Gangsal village) and Liang district (Apal, binatuli and Liang village). The determination of locations is done purposively with 56 respondents. The data Analysis used are suitability analysis with water measurement and testing of water sample as well as regression analysis. The research shows that the locations of the farms have water quality which suitable with the seaweed, which shown by the result of the physical-chemical measurement parameters that meet with the growing requirements in the range of achievement 74.00-82.67%. Economic aspects show the average income of the   seaweed farmers are Rp. 1.614.434. Further variables simultaneously independent (age, education, number of dependents, experience, the amount of expanses, and prices) that affect the production of seaweed, while partially only age, experience, amount of expanses, and prices significantly affect the production on the t value of each are 2.57; 3.69; 2.49; and 2.33.
Different Preliminary Feed on The Response of Growth and Sustainability of Betta Fish Larvae (Betta splendens): Pemberian Pakan Awal Berbeda terhadap Respon Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Cupang Betta splendens Yohana Yohana; Fadly Y Tantu; Madinawati Madinawati
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 21 No. 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.58 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v21i1.2020.17-22

Abstract

Beberapa masalah dalam kegiatan budidaya Betta splendens adalah pertumbuhan yang lambat dan tingkat kematian masih tinggi pada tahap larva. Umumnya, larva Betta splendens memerlukan jenis pakan berdasarkan mulut larva. Beberapa jenis pakan yang dapat diberikan untuk larva adalah Infusoria dan suspensi kuning telur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup Betta splendens yang diberi pakan awal berbeda. Penelitian dilakukan pada Januari-Februari 2019 di Laboratorium Kualitas Air dan Biota Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako. Penelitian ini menggunakan RAL yang terdiri dari 3 perlakuan: A (infusoria); B (kuning telur); C (infusoria dan kuning telur). Data dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan awal yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Betta splendens. Bobot tertinggi pada perlakuan pakan Infusoria dan persentase kelangsungan hidup tertinggi dalam perlakuan pakan kuning telur.
The Effect of Additional Probiotic EM-4 (Effective Microorganism-4) on Feed on Growth, Feed Conversion Ratio, and Fish Seed Survival Cyprinus carpio L.: Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Effective Microorganism-4) pada Pakan terhadap Pertumbuhan, Rasio Konversi Pakan dan Sintasan Benih Ikan Mas Cyprinus carpio L. Abdillah Abdillah; Madinawati Madinawati
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 21 No. 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.736 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v21i1.2020.39-46

Abstract

Kendala budidaya ikan mas yaitu pemberian pakan buatan pada benih yang belum optimal terhadap terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan. Hal ini disebabkan karena sistem pencernaan pada benih belum berdiferensiasi secara morfologis maupun fisiologis, sehingga kemampuan benih untuk mencerna pakan masih memerlukan penambahan suplemen seperti probiotik. Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh penambahan EM-4 dalam pakan terhadap SGR, FCR dan sintasan benih ikan mas. Penelitian dilaksanakan April - Mei 2019 di Laboratorium Kualitas Air dan Biota Akuatik, Universitas Tadulako. Penelitian menggunakan RAL terdiri 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu variasi dosis penambahan EM-4 yang dicampur pada pakan komersil: A (0 ml/kg pakan); B (2 ml/kg pakan); C (6 ml/kg pakan); D (10 ml/kg pakan); E (14 ml/kg pakan). Analisis data menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan probiotik EM-4 pada pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap SGR, FCR dan sintasan ikan mas. Perlakuan D (10 ml/kg pakan) merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan SGR 0,014%, pertumbuhan bobot mutlak sebesar 7,775 g, FCR sebesar 0,350 dan sintasan 95%.
Feeding Maggot Meal (Hermetia Illucens) with Different Feeding Rate on the Growth and Survival of Tilapia (Oreochromis niloticus): Pemberian Pakan Berbahan Baku Tepung Maggot (Hermetia illucens) dengan Feeding Rate Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Adji Suganda; Desiana Trisnawati Tobigo; Septina F. Mangitung; Madinawati
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 23 No. 3 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jiagrisains.v23i3.2022.123-130

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pakan berbahan baku tepung maggot (Hermetia illucens) dengan feeding rate berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Organisme uji yang digunakan adalah benih ikan nila (O. nilaticus) dengan bobot 1,53 - 2,03 g sebanyak 200 ekor. Benih ikan nila diperoleh dari Pembudidaya di Desa Potoya, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Penelitian ini didesain menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini yakni pemberian pakan dengan feeding rate berbeda yaitu: A (4% dari biomassa ikan); B (5% dari biomassa ikan); C (6% dari biomassa ikan); dan D (7% dari biomassa ikan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan berbahan baku tepung maggot dengan feeding rate berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak ikan nila. Pertumbuhan bobot dan kelangsungan hidup ikan nila tertinggi (p<0,05) diperoleh pada perlakuan feeding rate 7%.
Spawning potential ratio of comercially important spiny lobster in Donggala Waters Central Sulawesi Muh Saleh Nurdin; Salim Salim; Nur Hasanah; Aswad Eka Putra; Teuku Fadlon Haser; Akbar Marzuki Tahya; Novalina Serdiati; Kasim Mansyur; Madinawati Madinawati
Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan Vol 5 No 1: Mei 2023
Publisher : Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/jipsbp.v5i1.1765

Abstract

Currently, spiny lobster fishery in Indonesia ranks third as an export commodity from the crustacean subphylum after shrimp and blue swimming crab – mud crab. Most of the spiny lobster export needs still rely on wild population resulting in fishing pressure. To ensure the sustainability of spiny lobster stocks, information of the Spawning Potential Ratio (SPR) is needed. This study aims to analyze SPR of spiny lobsters of Panulirus femoristriga and P. versicolor species. The research was conducted in May − November 2022 in Donggala Regency waters. SPR analysis uses the Length-Based SPR method. The results showed that the stock status of P. femoristriga and P. versicolor had experienced growth overfishing and recruitment overfishing with estimated SPRs of 17 and 11%, respectively. Fishing regulations are needed to maintain a sustainable spiny lobster fishery through increased participation of stakeholders in the implementation, monitoring and evaluation of the regulations set by the government. In addition, it is necessary to reduce of efforts 27 − 33% from the current exploitation rate to E50 0.28.
Penggunaan madu sebagai bahan seks reversal alami untuk ikan cupang Betta splendens (Teleostei: Osphronemidae) melalui perendaman embrio Muh. Herjayanto; Madinawati; Irawati Mei Widiastuti
Intek Akuakultur Vol. 7 No. 1 (2023): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Individu jantan Betta splendens memiliki warna dan bentuk yang digemari di pasar ikan hias dibandingkan betina. Karena itu budidaya cupang dapat dilakukan melalui produksi jantan menggunakan teknologi seks reversal dalam mengarahkan perkembangan kelamin ikan menjadi jantan (maskulinisasi). Bahan alami yang telah digunakan untuk maskulinisasi ikan adalah madu. Karena itu tujuan penelitian adalah mengkaji penggunaan madu melalui perendaman embrio untuk maskulinisasi ikan cupang. Keberhasilan maskulinisasi dianalisis melalui karakteristik madu, persentase ikan jantan, tingkat penetasan telur, mortalitas tiap 15 hari, dan sintasan pada akhir pemeliharaan. Embrio yang digunakan berumur 20 jam setelah pembuahan. Perlakuan penelitian adalah perendaman embrio cupang di dalam larutan madu (mL L-1) 5, 10, 15, 20, dan 25. Perendaman dilakukan selama 7 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu yang digunakan memiliki kalium 0,31% dan pH 4. Pada penelitian ini pemberian madu tidak berpengaruh terhadap jumlah cupang jantan. Pemberian madu 25 mL L-1 air menghasilkan 56,98±4,58% jantan, tingkat penetasan telur 99,17±1,67%, dan sintasan umur 90 hari setelah menetas 79,89±4,50%. Mortalitas terjadi pada awal pemeliharaan larva. Setelah umur 60 hari setelah menetas tidak terjadi kematian pada cupang. Nilai tingkat penetasan telur dan sintasan yang tinggi menunjukkan bahwa madu adalah bahan alami yang aman digunakan untuk maskulinisasi ikan dalam budidaya monoseks.Individu jantan Betta splendens memiliki warna dan bentuk yang digemari di pasar ikan hias dibandingkan betina. Karena itu budidaya cupang dapat dilakukan melalui produksi jantan menggunakan teknologi seks reversal dalam mengarahkan perkembangan kelamin ikan menjadi jantan (maskulinisasi). Bahan alami yang telah digunakan untuk maskulinisasi ikan adalah madu. Karena itu tujuan penelitian adalah mengkaji penggunaan madu melalui perendaman embrio untuk maskulinisasi ikan cupang. Keberhasilan maskulinisasi dianalisis melalui karakteristik madu, persentase ikan jantan, tingkat penetasan telur, mortalitas tiap 15 hari, dan sintasan pada akhir pemeliharaan. Embrio yang digunakan berumur 20 jam setelah pembuahan. Perlakuan penelitian adalah perendaman embrio cupang di dalam larutan madu (mL L-1) 5, 10, 15, 20, dan 25. Perendaman dilakukan selama 7 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu yang digunakan memiliki kalium 0,31% dan pH 4. Pada penelitian ini pemberian madu tidak berpengaruh terhadap jumlah cupang jantan. Pemberian madu 25 mL L-1 air menghasilkan 56,98±4,58% jantan, tingkat penetasan telur 99,17±1,67%, dan sintasan umur 90 hari setelah menetas 79,89±4,50%. Mortalitas terjadi pada awal pemeliharaan larva. Setelah umur 60 hari setelah menetas tidak terjadi kematian pada cupang. Nilai tingkat penetasan telur dan sintasan yang tinggi menunjukkan bahwa madu adalah bahan alami yang aman digunakan untuk maskulinisasi ikan dalam budidaya monoseks.