Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PENGEMBANGAN KURIKULUM BERDIFERENSIASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA UNTUK SISWA CERDAS ISTIMEWA DAN BERBAKAT ISTIMEWA DI KELAS AKSELERASI Murtianto, Yanuar Hery
Jurnal Pembelajaran Matematika Vol 1, No 1 (2013): Pembelajaran Matematika
Publisher : Jurnal Pembelajaran Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.779 KB)

Abstract

Abstract: The research was aimed at: (1) formulating the needs of mathematics curriculum for gifted and talented students in acceleration class; (2) developing model prototype of differentiated mathematics curriculum of senior high school in acceleration class; (3) finding out the appropriateness of the differentiated mathematics curriculum that was developed.Research and development method was used to produce the model of mathematics curriculum. This method consisted of some steps, namely: (1) the preliminary step including field observation and literary research; (2) the development step including mathematics curriculum analysis and prototype design to be model differentiated mathematics curriculum; and (3) evaluation step to examine the final design of differentiated mathematics curriculum.Findings of the results were: 1) the need of the mathematics is concerned with: (a) the repetition of material minimum, (b) the effectiveness of the compacting of time (c) encourage gifted and talented students to think at a high level, (d) in accordance with the national curriculum tailored to the guidelines for the implementation of accelerated learning program (e) relative ready to use on the condition that a minimum school, 2) to develop a prototype model of differentiated curriculum in high school math class acceleration is done by: (a) analytical standards of competence and competence elementary school and high school mathematics, (b) identify standards and basic competencies based on the revised Blooms taxonomy, (c) mapping standards and basic competencies essential, (d) the escalation of basic competence, (e) develop an indicator based on the escalation of basic competence, ( f) determine the allocation of time on each indicator, (g) organize competency standards, basic competency and escalated of indicators into structure of the semester (h) determine the allocation of time in each half, and 3) the results of the evaluation showed: (a) from in terms of the feasibility of the content of the prospective users of the respondent, the result that differentiated curriculum is good since was responded very good and good as big as 95%, (b) in terms of linguistic, with the result that differentiated curriculum is good since was responded good as big as 100%, (c) the presentation of the curriculum in terms the result that differentiated curriculum was developed is good since was responded very good and good as big as 95%, and (d) in terms of the potential users of the product from graphic, the result that differentiated curriculum is good since was responded very good and good as big as 100%. Besides the evaluation of the design is also made evaluation of differentiated mathematics curriculum content that includes seven components: (a) an accelerated rate of learning by repetition at least 75% of respondents gave very appropriate responses, 25% responded accordingly, (b) control the national curriculum (KTSP) in a shorter time 100% of respondents responded very appropriate, (c) material that is abstract, complex and deep 100% of respondents responded accordingly, (d) the use of skills learned in applying problem-solving strategies 75% of respondents said the suit, 25% of respondents said quite appropriate, (e) oriented learners 100% of respondents said that accordingly, (f) to apply research skills appropriate 75% of respondents said that, 25% said quite appropriate, and (g) motivate students to learn independent is responsed appropriate by the respondent of 100%.Key words: Differentiated Mathematics Curriculum, Gifted, Acceleration.
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF DITINJAU DARI REGULASI DIRI SISWA Murtianto, Yanuar Hery; Harun, Lukman
AKSIOMA Vol 5, No 2/september (2014): aksioma
Publisher : IKIP PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dengan judul “Pengembangan strategi pembelajaran matematika SMP berbasis pendekatan metakognitif ditinjau dari regulasi diri siswa” bertujuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif dan mengetahui pengaruh regulasi diri siswa terhadap hasil belajarnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mix methods) karena disamping menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan profil metakognitf siswa penelitian ini juga menggunakan metode kuantitatif yaitu: eksperimen semu (quasi experimental research) dengan menggunakan desain factorial 2x3Penelitian ini dilakukan di SMP Muhamadiyah 3 Semarang. Subyek penelitian adalah 22 siswa kelas VII D (sebagai kelas kontrol) dan 30 siswa kelas VII E (sebagai kelas eksperimen).Tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi: Pengembangan strategi pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif, mengembangkan angket regulasi diri siswa, melakukan pengujian angket, melakukan tes kemampuan awal siswa dan melakuan tes setelah diterapkanya strategi pembelajaran matematika metakognitif yaitu pada materi bilangan pecahan. Hasil pengembangan strategi pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif memiliki 3 fase utama yaitu: (1) mengembangkan rencana tindakan, (2) memantau rencana tindakan, (3) mengevaluasi rencana tindakan dan dibagi dalam 6 tahapan yang meliputi: (1) Mengidentifikasi "apa yang diketahui" dan "apa yang tidak diketahui siswa dalam belajar matematika (apa yang siswa ketahui tentang bilangan pecahan apa pula yang tidak diketahui oleh mereka), (2) Menceritakan tentang pemikiran (menceritakan apakah siswa sebelumnya pernah mengenali, melihat atau bahkan memahami arti dari bilangan pecahan, (3) membuat catatan apa yang dipikirkannya, (4) merencanakan dan melakukan pengaturan diri berupa daftar pertanyaan terhadap diri siswa sendiri terkait dengan konsep-konsep bilangan pecahan, (5) mengontrol proses berpikir mereka sendiri yaitu dengan mencata setiap tahapan berpikir mereka dalam setiap pengerjaan soal-soal bilangan pecahan, (6) Evaluasi diri yaitu mencermati dan menilai hasil catatan-catatan dan proses belajarnya sendiri dalam rubrik evaluasi diri siswa. Hasil analisis angket menggambarkan bahwa pada kelas eksperimen terdapat 2 siswa dengan regulasi rendah, 16 siswa regulasi sedang dan 4 siswa dengan regulasi tinggi, sedangkan pada kelas kontrol dari 30 siswa terdapat 8 siswa dengan regulasi rendah, 15 regulasi sedang dan 7 siswa dengan regulasi tinggi. Hasil analisis ujicoba pada test of normality diperoleh nilai sig. 0.118 pada kelas kontrol dan 0.200 pada kelas eksperimen dimana kedua-duanya lebih besar dari 0.05 dan disimpulkan data berasal dari distribusi normal. Pada tes Anova dengan variable terikat: nilai akhir kelas eksperimen dan prediktornya adalah regulasi diri siswa diperoleh nilai sig. 0.219 dan F_hit = 1.583menunjukkan bahwa regulasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tes hasil belajar siswa setelah mereka mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang ditinjau dari regulasi diri siswa.Kata kunci: strategi pembelajaran matematika, metakognitif, regulasi diri,
ANALISIS PROFIL MULTIPEL REPRESENTASI MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS RIIL BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR DAVID AUSUBEL Happy, Nurina; Murtianto, Yanuar Hery
AKSIOMA Vol 6, No 1/Maret (2015): AKSIOMA
Publisher : IKIP PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil multipel representasi mahasiswa berdasarkan prinsip-prinsip teori belajar David Ausubel. Jenis penelitian ini adalah kualitatif-eksploratif karena prosedur penelitiannya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek penelitian yang diamati, dan mengungkapkan profil representasi multipel mahasiswa dalam memecahkan masalah pada analisis riil. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa catatan hasil pekerjaan mahasiswa dalam memecahkan masalah analisis riil berdasarkan prinsip-prinsip belajar bermakna secara tertulis dan transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek penelitian setelah subjek penelitian mengerjakan masalah analisis riil. Subyek dalamm penelitian ini ada 3 mahasiswa dengan self efficacy (tingkat kemandirian) berbeda. Tempat penelitian dilakukan di program studi pendidikan matematika Universitas PGRI Semarang. Hasil Analisis profil multipel representasi mahasiswa matematika yang mengikuti kuliah analisis riil dengan tingkat kemandirian sedang dan rendah yaitu M3 (kemandirian sedang) dan M4 (kemandirian rendah) sama sekali belum terlihat, namun pada mahasiswa dengan tingkat kemandirian tinggi (M2) multipel representasi sudah terlihat walaupun masih sebagian(representasi verbal dan gambar). Sedangkan dimensi proses berpikir yang berorientasi pada pembelajaran bermakna David Ausubel yang meliputi: dimensi proses berpikir yang berorientasi prosedur, berorientasi proses, berorientasi obyek, berorientasi konsep dan versalite (kecakapan) juga belum diperlihatkan oleh mahasiswa dengan tingkat kemandirian sedang maupun rendah, namun mhasiswa dengan kemandirian tinggi sudah memperlihatkan dimensi berpikir yang berorientasi proses, konsep dan obyek. Tahapan kecakapan berpikir (versalite) belum diperlihatkan oleh mahasiswa dengan kemandirian tinggi, sedang maupun rendah namun pada tahapan berpikir secara konseptual sudah diperlihatkan oleh ketiganya. Jadi profil multipel representasi mahasiswa yang dilihat dari konsep belajar bermakna D. Ausubel dengan tingkat kemandirian yang berbeda baru terlihat pada mahasiswa dengan kemandirian tinggi. Kata Kunci: Multipel Representasi, Analisis Riil,  Teori Belajar D. Ausubel
PENGEMBANGAN KURIKULUM BERDIFERENSIASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA UNTUK SISWA CERDAS ISTIMEWA DAN BERBAKAT ISTIMEWA DI KELAS AKSELERASI Murtianto, Yanuar Hery
Jurnal Pembelajaran Matematika Vol 1, No 1 (2013): Pembelajaran Matematika
Publisher : Jurnal Pembelajaran Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The research was aimed at: (1) formulating the needs of mathematics curriculum for gifted and talented students in acceleration class; (2) developing model prototype of differentiated mathematics curriculum of senior high school in acceleration class; (3) finding out the appropriateness of the differentiated mathematics curriculum that was developed.Research and development method was used to produce the model of mathematics curriculum. This method consisted of some steps, namely: (1) the preliminary step including field observation and literary research; (2) the development step including mathematics curriculum analysis and prototype design to be model differentiated mathematics curriculum; and (3) evaluation step to examine the final design of differentiated mathematics curriculum.Findings of the results were: 1) the need of the mathematics is concerned with: (a) the repetition of material minimum, (b) the effectiveness of the compacting of time (c) encourage gifted and talented students to think at a high level, (d) in accordance with the national curriculum tailored to the guidelines for the implementation of accelerated learning program (e) relative ready to use on the condition that a minimum school, 2) to develop a prototype model of differentiated curriculum in high school math class acceleration is done by: (a) analytical standards of competence and competence elementary school and high school mathematics, (b) identify standards and basic competencies based on the revised Bloom's taxonomy, (c) mapping standards and basic competencies essential, (d) the escalation of basic competence, (e) develop an indicator based on the escalation of basic competence, ( f) determine the allocation of time on each indicator, (g) organize competency standards, basic competency and escalated of indicators into structure of the semester (h) determine the allocation of time in each half, and 3) the results of the evaluation showed: (a) from in terms of the feasibility of the content of the prospective users of the respondent, the result that differentiated curriculum is good since was responded very good and good as big as 95%, (b) in terms of linguistic, with the result that differentiated curriculum is good since was responded good as big as 100%, (c) the presentation of the curriculum in terms the result that differentiated curriculum was developed is good since was responded very good and good as big as 95%, and (d) in terms of the potential users of the product from graphic, the result that differentiated curriculum is good since was responded very good and good as big as 100%. Besides the evaluation of the design is also made evaluation of differentiated mathematics curriculum content that includes seven components: (a) an accelerated rate of learning by repetition at least 75% of respondents gave very appropriate responses, 25% responded accordingly, (b) control the national curriculum (KTSP) in a shorter time 100% of respondents responded very appropriate, (c) material that is abstract, complex and deep 100% of respondents responded accordingly, (d) the use of skills learned in applying problem-solving strategies 75% of respondents said the suit, 25% of respondents said quite appropriate, (e) oriented learners 100% of respondents said that accordingly, (f) to apply research skills appropriate 75% of respondents said that, 25% said quite appropriate, and (g) motivate students to learn independent is responsed appropriate by the respondent of 100%.Key words: Differentiated Mathematics Curriculum, Gifted, Acceleration.
Efektivitas Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Prihatiningtyas, Dian; Ariyanto, Lilik; Murtianto, Yanuar Hery
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 2 (2020): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v2i2.5771

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)mengetahui apakah model pembelajaran creative problem solvingefektif digunakan untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa; (2) model pembelajaran project based learning efektif digunakan untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa; (3) manakah yang lebih baik antara model creative problem solving dan model project based learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian modelQuasi Experimental Designyang dilakukan di SMP Negeri 1 Kendal.  Teknik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling dari populasi siswa kelas VIII diperoleh kelas VIII E sebagai kelas eksperimen I dan VIII D sebagai kelas eksperimen II. Teknik pengumpulan data dilakukan observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan : (1) model pembelajaran creative problem solving efektif digunakan untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator mengidentifikasi fakta yang ada; (2) model pembelajaran project based learning efektif digunakan untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator mengidentifikasi fakta yang ada; (3) model pembelajaran project based learninglebih baik dibandingkan model pembelajaran creative problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Jadi kelas yang mendapat model pembelajaran creative problem solving dan model pembelajaran project based learning mencapai ketuntasan secara klasikal dan individual
Profil Berpikir Kreatif Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Spasial dan Kemampuan Logis Matematis Yuliati, Fari Ani; Murtianto, Yanuar Hery; Nursyahidah, Farida
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 5 (2021): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v3i5.7828

Abstract

Berpikir kreatif matematis menjadi sangat penting karena kecerdasaan siswa mempengaruhi kreativitas mereka baik kreativitas dari segi menciptakan banyak gagasan maupun proses dalam memecahkan masalah matematika baik yang berkaitan dengan permasalahan kemampuan visual spasial maupun kemampuan logis-matematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berpikir kreatif siswa SMP yang ditinjau dari kemampuan spasial dan kemampuan logis matematis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan pada siswa SNP Negeri 2 Sumowono kelas IX A pada tahun ajaran 2020/2021. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes kemampuan spasial, tes kemampuan logis matematis, tes kemampuan berpikir kreatif, wawancara serta dokumentasi untuk mengabadikan semua hal-hal penting yang dilakukan saat penelitian. Teknik analisi data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Validasi data menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian dianalisis mengacu pada indikator berpikir kreatif yaitu 1) Fluency (berpikir lancar); 2) Flexibility (Berpikir luwes); 3) Originality (Kebaruan). Hasil siswa berpikir kreatif ditinjau dari kemampuan spasial dan kemampuan logis matematis memenuhi indikator 1) Fluency (berpikir lancar); 2) Flexibility (Berpikir luwes); 3) Originality (Kebaruan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Subjek kemampuan spasial mampu memenuhi semua indikator; (2) Subjek kemampuan logis matematis mampu memenuhi semua indikator.
Kesulitan Belajar Siswa pada Penguasaan Konsep Himpunan Berdasarkan Klasifikasi Kecerdasan Emosional Aulia, Nadia Tsara; Ariyanto, Lilik; Murtianto, Yanuar Hery
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 5 (2022): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v4i5.11430

Abstract

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mampu mengendalikan emosi, yang muncul dari diri sendiri maupun berdasarkan stimulus dari orang lain. Sedangkan kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa sulit menerima materi pelajaran yang diajarkan sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa pada penguasaan konsep himpunan berdasarkan klasifikasi kecerdasan emosional. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari 23 siswa kelas VIII A selanjutnya dipilih 3 siswa berdasarkan klasifikasi kecerdasan emosional tinggi, sedang, dan rendah. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu penyebaran angket kecerdasan emosional, tes tertulis kesulitan belajar, dan wawancara. Teknis analisis data dilakukan dengan 4 tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik yaitu membandingkan hasil tes kesulitan belajar siswa dalam penguasaan konsep himpunan dengan hasil wawancara. Berdasarkan hasil analisis, diketahui subjek dengan kecerdasan emosional tinggi di dalam tiga kategori hanya mengalami kesulitan pada pemahamn konsep yang terdapat pada soal yang berbentuk visualisasi diagram, subjek dengan kecerdasan sedang sedikit mengalami kesulitan yaitu kesulitan dalam pemahaman konsep pada soal yang berbentuk visualisasi diagram dan kesulitan pemahaman konsep, pemahaman prinsip serta pemahaman verbal pada soal yang berbentuk cerita, dan subjek dengan kecerdasan emosional rendah di dalam tiga kategori mengalami banyak kesulitan dan hanya pada kategori pemahaman konsep soal yang berbentuk visualisasi diagram yang tidak mengalami kesulitan.
Pengembangan Media Pembelajaran Android Berbantuan Adobe Flash Berbasis Discovery Learning untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dewi, Nisrina Nofia; Kusumaningsih, Widya; Murtianto, Yanuar Hery
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 5, No 1 (2023): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v5i1.13082

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media pembelajaran android berbantuan adobe flash berbasis Discovery Learning dan mengetahui kelayakan pengembangan media pembelajaran matematika dengan menggunakan program aplikasi Adobe Flash, untuk mengetahui kemenarikan respon siswa terhadap pengembangan media pembelajaran matematika dengan menggunakan adobe flash pada materi  bentuk aljabar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan ADDIE yang meliputi 5 langkah-langkah, yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Berdasarkan hasil validasi terhadap pengembangan media pembelajaran matematika dengan menggunakan program aplikasi adobe flash  validasi ahli media dengan presentase kelayakan 83,33% dan validasi ahli materi dengan presentase kelayakan 88,6% media tersebut dinyatakan layak. Media yang dikembangkan di uji cobakan kepada 30 peserta didik. Hasil penelitian ini yaitu media pembelajaran android menggunakan aplikasi adobe flash layak digunakan sebagai media pembelajaran. Keefektifan media terhadap hasil belajar diperoleh rata-rata nilai posttest hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dengan rata-rata nilai sebesar 79,45% lebih baik daripada rata-rata nilai posttest hasil belajar kelas control dengan rata-rata nilai sebesar 70,29%.  Jika dilihat dari peningkatannya, hasil perhitungan ???? − ???????????????? pada kelas eksperimen diperoleh ???? − ???????????????? = 0,711, sehingga terdapat peningkatan yang termasuk dalam kategori sedang. Disimpulkan bahwa media pembelajaran android berbantuan Adobe Flash CS6 efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 24 Semarang pada materi bentuk aljabar.
Profil Kecerdasan Emosional Siswa saat Belajar Matematika pada Masa Pandemi Covid-19 Damayanti, Eva Kurnia; Prasetyowati, Dina; Murtianto, Yanuar Hery
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 5, No 5 (2023): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v5i5.16594

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan potret kecerdasan emosional siswa saat belajar matematika dengan pembelajaran daring. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 22 siswa kelas VIII.5 selanjutnya dipilih 4 siswa berdasarkan klasifikasi perangkat belajar yang digunakan yaitu menggunakan perangkat belajar handphone, handphone dan laptop, handphone dan komputer, dan menggunakan perangkat belajar ketiganya. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu penyebaran angket perangkat belajar, angket kecerdasan emosional, dan wawancara. Teknik analasis data dilakukan dengan 3 tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik yaitu membandingkan hasil angket kecerdasan emosional dengan hasil wawancara. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa 1) siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi yaitu siswa yang menggunakan perangkat belajar handphone & laptop dan menggunakan perangkat belajar ketiganya, karena siswa mampu mengenali emosi dirinya, mampu mengelola emosi diri, dapat memotivasi diri, dapat mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan baik dengan orang lain. 2) siswa yang kecerdasan emosionalnya sedang yaitu siswa yang menggunakan perangkat belajar handphone saja, karena saat mengikuti pembelajaran daring siswa kurang mampu mengelola emosinya dengan baik. 3) siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah yaitu siswa yang menggunakan perangkat belajar handphone & komputer, karena saat mengikuti pembelajaran siswa tidak mampu mengelola emosinya dengan baik dan rendahnya motivasi siswa dalam belajar.
Analisis Profil Kemampuan Representasi Matematika Siswa SMA pada Pemecahan Masalah Ditinjau dari Tahapan Polya Ratnasari, Dede Febriani; Nizaruddin, Nizaruddin; Murtianto, Yanuar Hery
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 5 (2020): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v2i5.6671

Abstract

Siswa cenderung masih kesulitan merepresentasikan mata pelajaran matematika kedalam bentuk grafik, gambar, ataupun diagram. Salah satu kemampuan berpikir yang mendukung siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran matematika adalah kemampuan representasi. Representasi diperlukan pada pemecahan masalah untuk mengkomunikasikan ide pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana profil kemampuan representasi matematika siswa berdasarkan pemecahan masalah ditinjau dari tahapan polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah 8 siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Gebog, terbagi atas siswa dengan kemampuan memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana serta memeriksa kembali dengan kategori tinggi dan rendah. Teknik pengumpulan data berupa tes tertulis, observasi, dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi metode.Hasil penelitian ini adalah a) Siswayang mampu memahami masalahdengan kategori tinggi memiliki kemampuan representasi: model matematika dan teks tertulis. Sedangkansiswadengan kategori rendah hanya memiliki kemampuan representasi model matematika. b) Siswa yang mampu menyusun rencanadengan kategori tinggi memiliki kemampuan representasi matematika: gambar, model matematika dan teks tertulis. Sedangkansiswa dengankategori rendah tidak memiliki satupun kemampuan representasi matematika. c) Siswa yang mampumelaksanakan rencana dengan kategori tinggi memilikikemampuan representasi matematika: gambar, model matematika dan teks tertulis. Sedangkansiswadengan kategori rendah tidak memiliki satupun kemampuan representasi matematika. d) Siswa yang mampumemeriksa kembalidengan kategori tinggi memilikikemampuan representasi matematika: gambar, model matematika dan teks tertulis. Sedangkansiswadengan kategori rendah tidak memiliki kemampuan representasi matematika.