Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Analisis Penentuan Pusat-pusat Pertumbuhan dan Komoditi Basis Pertanian di Kabupaten Pasaman Barat Ananda Syahputra; Yonariza yonariza; Hasnah Hasnah
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 2, No 2 (2020): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v2i2.231

Abstract

Analisis penentuan pusat pertumbuhan wilayah dan komoditi basis merupakan upaya untuk mengoptimalkan pembangunan wilayah Kabupaten Pasaman. Penelitian ini dapat dijadikan referensi kebijakan pembanguan bagi pemerintah Kabupaten Pasaman. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kecamatan yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan mengidentifikasi komoditi pertanian basis masing-masing kecamatan Kabupaten Pasaman serta mengidentifikasi interaksi antara pusat pertumbuhan (growth pole) dengan daerah sekitarnya (hinterland). Penelitian ini menggunakan tiga metode analisis data, yaitu analisis Skalogram, Indeks Sentralitas, Location Quotient serta analisis Gravitasi. Berdasarkan hasil analisis skalogram dan indeks sentralitas didapatkan bahwa dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman, teridentifikasi sebanyak 4 kecamatan sebagai pusat pertumbuhan. Empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Lubuk Sikaping dengan komoditi basis ikan sawah dan budidaya perairan umum, Kecamatan Rao Selatan memiliki komiditi basis utama kangkung dan nenas, Kecamatan Panti memiliki komoditi basis utama kelinci dan sapi potong, dan Kecamatan Tigo Nagari memiliki komoditi basis utama ikan sawah dan ikan sungai. Pemerintah Kabupaten Pasaman disarankan menetapkan kebijakan spesialisasi komoditi basis pada masing-masing kecamatan dan memperkuat keterkaitan antar wilayah, sehingga dapat mendorong pergerakan perekonomian secara merata.
Kontribusi Usahatani Jeruk Siam (Citrus Nobilis L. Var. Microcarpa Hassk) terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Meriyanti Meriyanti; Hasnah Hasnah; Rusda Khairati
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v2i1.216

Abstract

Jeruk merupakan tanaman buah yang banyak terdapat di Sumatera Barat terutama di Kabupaten Agam, yang sekaligus sebagai daerah penghasil jeruk terbesar yaitu sebanyak 52.561 ,00 ton pada tahun 2016. Kamang Magek merupakan salah satu Kecamatan penghasil jeruk terbesar di Kabupaten Agam. Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan profil usahatani Jeruk Siam (2) menganalisa kontribusi usahatani Jeruk Siam terhadap pendapatan rumah tangga. Metode yang digunakan adalah survey. Teknik pengambilan responden yaitu dengan purposive (sengaja). Data dianalisa secara deskriptif kualitatif untuk tujuan pertama, secara deskriptif kuantitatif untuk tujuan kedua. Hasil penelitian tentang kontribusi usahatani jeruk siam terhadap pendapatan rumah tangga petani menunjukkan bahwa sumber pendapatan rumah tangga petani berasal dari penanaman jeruk siam, selain itu juga berasal dari pertanian lainnya dan non pertanian. Besar rata-rata kontribusi jeruk siam yang diberikan selama satu tahun yaitu 53.2% atau Rp27,277,678. Disimpulkan bahwa usahatani jeruk siam memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan rumah tangga petani. Jadi Usahatani jeruk siam ini sangat bagus untuk dikembangkan ke depannya. Pemanfaatan lahan yang optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan liungkungan akan dapat memberikan hasil yang optimal.
TECHNICAL EFFICIENCY OF COFFEE FARMING IN LIMA PULUH KOTA REGENCY, WEST SUMATRA PROVINCE Andini Puspa Yoga; Rahmat Syahni; Hasnah Hasnah
Jurnal Ekonomi Vol. 12 No. 3 (2023): Jurnal Ekonomi, 2023, September
Publisher : SEAN Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technical efficiency is the ability to avoid waste by producing as much output as possible with existing inputs and technology or by using fewer inputs with the same technology that will produce the same output. Fifty Cities District is one of the areas that has potential in developing Robusta coffee plants. The available production factors cannot guarantee high productivity. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the productivity of Robusta coffee, analyze the level of technical efficiency of Robusta coffee farming and analyze the factors that affect the technical efficiency of Robusta coffee farming in the District of Fifty Cities. The method used in this study was a survey method on 60 samples through simple random sampling. Data analysis uses the Cobb-Douglas production function. The results showed that the factors that significantly influence coffee productivity in Fifty Kota District are the age of the plants and the number of trees. Factors of plant age and number of trees have a positive impact on coffee productivity. The technical efficiency level of coffee farming in Lima Puluh Kota Regency ranges from 0.54 to 0.99 with an average technical efficiency level of 0.83. This means that farmers are technically efficient but can still increase coffee productivity.
Efektivitas pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan dana desa di Kabupaten Pasaman Barat (studi kasus di nagari maju dan nagari berkembang) Wulan Bedi Pratama; Ira Wahyuni Syarfi; Hasnah Hasnah
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i2.59446

Abstract

Kebermanfaatan dana desa bagi masyarakat dapat dilihat dari efektifitas penggunaan dana desa terutama untuk pemberdayaan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap proses pemberdayaan masyarakat serta menganalisis pemberdayaan masyarakat melalui dana desa. Metode yang digunakan adalah multi-kasus. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, dan analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat efektivitas pemberdayaan masyarakat. Hasil menunjukkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan dana desa pada kedua nagari belum menunjukkan proses yang baik, dan efektivitas pemberdayaan masyarakat yang dilakukan masih belum efektif. Terdapat perbedaan tingkat efektivitas pemberdayaan masyarakat di antara kedua nagari yang diteliti yaitu nagari maju termasuk dalam kategori kurang efektif (37,4) dan nagari berkembang termasuk dalam kategori tidak efektif (31,6). Oleh karena itu, seluruh proses pemberdayaan harus melibatkan masyarakat serta peran pendamping desa juga harus ditingkatkan untuk memberi masyarakat nagari pemahaman yang lebih baik tentang tujuan dan pentingnya kegiatan pemberdayaan tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Nanas Kaleng Indonesia Ke Amerika Dina Noviandini; Hasnah Hasnah; Rika Hariance
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v5i1.455

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan ekspor nanas kaleng Indonesia dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi volume ekspor nanas kaleng Indonesia ke Amerika Serikat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor nanas kaleng Indonesia ke Amerika Serikat. Data yang dianalisis berupa data sekunder (time series) dari tahun 2001 hingga tahun 2020. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan ekspor nanas kaleng Indonesia ke Amerika Serikat selama periode 2001-2020 menunjukan kondisi yang meningkat, dengan rata-rata peningkatan ekspor sebesar 7.64% setiap tahunnya. Dengan konstribusi nanas kaleng yang diekspor ke Amerika Serikat 28.45% dari total ekspor nanas kaleng Indonesia setiap tahunnya. Sedangkan faktor yangberpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor nanas kaleng Indonesia ke Amerika Serikat adalah produksi nanas kaleng, konsumsi domestik dan konsumsi Amerika Serikat.
Analisis Kinerja Rantai Pasok Sayuran di Transmart Padang Sri Khairunnisa; Hasnah Hasnah; Syahyana Raesi
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v5i1.452

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan karakteristik konsumen Kedai Kopi Nan Yo, (2) Mendeskripsikanfaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi di Kedai Kopi Nan Yo Kota Padang.Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode survei, dengan responden yang digunakan adalah konsumen Kedai Kopi Nan Yo, dan konusmen yang tidak memilih Kedai Kopi Nan Yo. Analisis data menggunakan metode regresi logistik dengan dibantu dengan program statistik SPSS 21.0. 1. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik umum dari konsumen Kedai Kopi Nan Yo didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-laki, dengan usia 44-50 tahun. Pendidikan terakhir dari responden mayoritas adalah strata 1, dengan pendapatan perbulan sebesar Rp 3.000.000.- Rp 4.000.000. Mayoritas konsumen Kedai Kopi Nan Yo sudah berkeluarga dan memiliki 4-5 orang anggota keluarga.Sedangkan karakteristik khusus dari konsumen Kedai Kopi Nan Yo adalah menghabiskan waktu lebih dari 1 jam di Kedai Kopi Nan Yo, mayoritas konsumen datang sekali dalam sebulan, dengan sekali pengeluaran dalam membeliadalah dibawah Rp.20.000. Menurut konsumen, harga yang di tawarkan di Kedai Kopi Nan Yo adalah pas/sesuai. Mayoritas responden sudah datang ke Kedai Kopi Nan Yo lebih dari 10 tahun, dan mau untuk merekomendasikan Kedai Kopi Nan Yo ke teman atau keluarganya. Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan memilih atau tidak Kedai Kopi Nan Yo adalah faktor Psikologi, dan faktor produk, Nilai signifikasi dari faktor psikologi adalah 0,000, dannilai signifikasi dari faktor produk adalah 0,002. Sedangkan faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pemilihan Kedai Kopi Nan Yo.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang putih di Indonesia Laisa Hafizhul Meylani; Hasnah Hasnah; Rusda Khairati
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 4, No 3 (2022): December
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v4i3.448

Abstract

Produksi bawang putih di Indonesia selalu diupayakan meningkat, akan tetapi pada kenyataanya impor bawang putih tetap dilakukan dan masih tergolong tinggi dalam memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri. Produksi bawang putih domestik masih belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bawang putih di Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan program swasembada yang dicanangkan oleh pemerintah belum berhasil tercapai. Tujuan penelitian ini,yaitu: (1) mendeskripsikan ekonomi bawang putih di Indonesia, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang putih di Indonesia, dan (3) memproyeksikan produksi bawang putih di Indonesia tahun 2021 – 2025. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dan model peramalan double exponential smoothing dari Brown. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode tahun 2000 – 2020, perkembangan produksi bawang putih di Indonesia mengalami fluktuasi dan cenderung memiliki tren meningkat denganrata-rata peningkatan sebesar 6,97% / tahun. Konsumsi bawang putih di Indonesia dipenuhi oleh bawang putih impor sebesar 93,4% dan sisanya 6,6% dipenuhi oleh bawang putih domestik. Bawang putih domestik kurang diminati oleh masyarakat di Indonesia karena harganya lebih mahal dan berukuran lebih kecil dibandingkan bawang putih impor. Variabel/faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi bawang putih di Indonesia adalah luas lahan bawangputih. Selain itu, hasil peramalan menunjukkan bahwa produksi bawang putih di Indonesia tahun 2021 – 2025 cenderung meningkat.
ANALISIS RISIKO PASCA PANEN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT DI KABUPATEN DHARMASRAYA . Yulistriani; Cindy Paloma; . Hasnah
Agrifo : Jurnal Agribisnis Universitas Malikussaleh Vol 3, No 1 (2018): April 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ag.v3i1.676

Abstract

One of the risks often faced by palm oil agribusiness is the post harvest risk of losing fresh fruit bunches (FFB) from each post-harvest chain (loss post-harvest). Palm oil which is a mainstay of plantation crops Dharmasraya region, its production from year to year is always the largest compared with other commodities. However, in 2015 palm oil production was decrease compared to the previous year. This study aims to analyze farmers' management capability in palm oil management, analyze the large loss of FFB yields in each chain from farmer (harvest) to final processing plant, analyze the probability and impact of post-harvest loss FFB and post-harvest post-harvest status in each post-harvest chain (stage). The large percentage of production losses to the total production of FFB produced is 3.85% for the land, 0.05% for the process of crude FFB checking (TPH), and 5.5% in the factory sorting (PKS). The impact of losses resulting from post-harvest loss of FFB in total per hectare of land is Rp 2,848,528,41 at factory sorting, and is the biggest loss compared to other chains.
Correlation of Knowledge, Attitudes, and Actions of Coffee Farmers in Implementing Good Agriculture Practice (GAP) in Solok District Afrianingsih Putri; Syahni Rahmat; Hasnah Hasnah; Alfan Miko
JSEP (Journal of Social and Agricultural Economics) Vol 16 No 3 (2023): JURNAL SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (J-SEP)
Publisher : University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jsep.v16i3.42990

Abstract

Implementation of Good Agriculture Practice (GAP) in coffee farming as an effort to increase productivity. However, many farmers do not apply good cultivation techniques in their farming activities. research aims to analyze the relationship between knowledge, attitudes, and actions of farmers in implementing GAP. The method used was a survey and sampling technique using non-probability sampling (saturated sampling) of 120 Arabica coffee farmers in Lembah Gumanti and Pantai Cermin Districts, Solok Regency. Data were analyzed quantitatively using descriptive statistics from the results of frequency distribution tables and correlation analysis using Spearman Rank correlation test calculations. The analysis results show that farmers' knowledge of implementing GAP is high, and farmers' attitudes are quite good, while farmers' actions in implementing GAP are in the inappropriate category. Correlation analysis shows a significant relationship (significance 0.05) between knowledge, attitudes, and attitudes towards farmer actions (p= 0.00). There is no significant relationship between knowledge and action (p=0.974). In implementing GAP, farmers need to be given continuous counseling so that their attitudes and knowledge improve and farmers have high motivation to implement GAP.
KELEMBAGAAN PEMASARAN KARET SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI PETANI KARET DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Meli Sasmi; Asdi Agustar; Ira Wahyuni Syarfi; Hasnah Hasnah
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 8, No 1: Juni 2024
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v8i1.1346

Abstract

Karet merupakan komoditi sektor petanian pada sub sektor perkebunan berkontribusi dalam peningkatan ekonomi petani. Namun kondisi harga karet terus melemah menyebabkan ekonomi petani karet juga melemah. Berbagai masalah yang dihadapi petani karet antara lain: Luas lahan kecil, kondisi alam yang rentan terhadap produksi, harga karet dunia yang semakin menurun, daya tawar petani lemah, rantai pemasaran yang panjang. Kondisi ini perlu dicari suatu Solusi,  suatu kelembagaan yang mampu menfasilitasi tataniaga karet yang lebih menguntungkan kepada petani. Kelembagaan pemasaran merupakan salah satu strategi yang berkaitan dengan tataniaga dalam menjamin ketersedian komoditi dan ketersediaan pasar yang lebih efisien. Lelang komoditi merupakan system pemasaran yang mampu meningkatkan harga dan daya tawar petani. Namun tidak mampu mengatasi permasalahan harga karet secara global karena harga karet ditentukan oleh pasar internasional. Kelembagaan dapat mengatasi ketergantungan menjual SIR kepada konsumen luar negeri serta mengurangi ketergantungan produk jadi yang berbahan baku karet.  Kelembagaan petani perlu membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP) disetiap sentra produksi karet untuk  melakukan kegiatan hilirisasi karet. Pengolahan hasil berbahan baku karet akan menciptakan nilai tambah, mengurangi ketergantungan produk, mengurangketergantungan menjual SIR pada konsumen luar negeri, memiliki daya tawar.